Analisis lokasi : Teori Losch dan Crishtaller PDF

Title Analisis lokasi : Teori Losch dan Crishtaller
Author Hasya Aghnia
Pages 16
File Size 1.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 251
Total Views 686

Summary

KATA PENGANTAR Assalamu’ alaikum Wr.Wb. Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat taufiq dan hidayah-Nya sehingga laporan presentasi yang berjudul “Analisa Lokasi dan Keruangan: Teori Losch dan Christaller”dapat terselesaikan. Laporan ini merupakan pemenuhan tugas Analisa Loka...


Description

KATA PENGANTAR Assalamu’ alaikum Wr.Wb. Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat taufiq dan hidayah-Nya sehingga laporan presentasi yang berjudul “Analisa Lokasi dan Keruangan: Teori Losch dan Christaller”dapat terselesaikan. Laporan ini merupakan pemenuhan tugas Analisa Lokasi Keruangan kelas A Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Penulis menyadari, bahwa laporan ini dapat tersusun berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Pak Arwi Yudhi Koswara,S.T dan Bu Vely Kukinul Siswanto,ST,MT selaku dosen mata kuliah Analisa Lokasi Keruangan kelas A Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Atas bimbingan dan arahan beliau sehingga laporan ini daat tersusun dengan baik. 2. Orang tua dan keluarga yang telah mendukung selama masa studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 3. Rekan-rekan satu jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang memberikan dukungan dan motivasi. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan laporan kedepannya, sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Wassalamu’ alaikum Wr.Wb. Surabaya, Mei 2016

Penulis,

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI............................................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4 1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 4 1.2 TUJUAN ....................................................................................................................................... 4 1.3 SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5 2.1 TEORI CENTRAL PLACE ............................................................................................................ 5 2.1.1 Latar Belakang Teori Central Place .................................................................................. 5 2.1.2 Konsep Dasar Teori Central Place .................................................................................... 5 2.1.3 Asumsi Teori Central Place................................................................................................ 5 2.1.4 Pembahasan Teori Central Place ...................................................................................... 8 2.1.5 Kelemahan Teori Central Place......................................................................................... 9 2.2 TEORI LOSCH ........................................................................................................................... 10 2.2.1 Latar Belakang Teori Losch ............................................................................................. 10 2.2.2 Konsep Dasar Teori Losch ............................................................................................... 10 2.2.3 Asumsi Teori Losch .......................................................................................................... 11 2.2.4 Pembahasan Teori Christaller ......................................................................................... 11 2.2.5 Kelemahan Teori Losch ................................................................................................... 12 2.3 STUDI KASUS ........................................................................................................................... 13 2.3.1 Studi Kasus Losch ................................................................................................................. 13 2.3.1 Studi Kasus Christaller .......................................................................................................... 13 BAB III PENUTUP................................................................................................................................ 16 3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................ 16 3.2 LESSON LEARNED.................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan wilayah dan Kota merupakan salah satu elemen yang mendasar dalam melaksanakan pembangunan.Dengan adanya perencanaan yang matang, maka pelaksanaan pembangunan akan lebih tertata, terarah dan tepat guna. Perencanaan pembangunan mencakup seluruh aspek kehidupan dengan mempertimbangkan kebutuhan di masa sekarang maupun di masa depan. Beberapa sektor penting seperti halnya industri, fasilitas, utilitas membutuhkan adanya perencanaan yang matang. Dengan adanya analisa lokasi dan keruangan diharapkan mampu menjadi salah satu upaya pemecahan masalah.Hal ini karena teori lokasi membahas pertanyaan penting tentang Siapa yang memproduksi barang atau jasa tertentu pada Lokasi yang mana, dan Mengapa memilih lokasi tersebut. Dalam konsep analisa lokasi, terdapat faktor-faktor yang menjadi penentu dalam pemilihan lokasi. Beberapa contohnya adalah faktor teknologi, faktor ekonomi, faktor politis dan faktor sosial. Beberapa tokoh di dunia memberikan pandangannya terkait analisa lokasi. Seperti misalnya adalah Teori Klasik Von Thunen, Teori Industri Weber, Teori Losch dan Christaller, Teori Hotelling dan yang lainnya. Laporan ini membahas tentang kedua teori yakni teori Central Place yang dikemukakan oleh Walter Christaller dan juga Teori Losch baik dari latar belakang teori, konsep dasar teori, asumsi hingga kelemahan dari kedua teori. Pembahasan dari kedua teori ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai konsep teori analisa lokasi. 1.2 TUJUAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: -

Mampu memahami teori lokasi keruangan

-

Mampu mengidentifikasikan fenomena lokasi dan keruangan yang terbentuk

-

Mampu menganalisa permasalahan tekait fenomena lokasi dan keruangan

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang penulisan laporan, tujuan penulisan laporan dan sistematika penulisan laporan. BAB II PEMBAHASAN Padabab ini berisi pembahasan teori Christaller, teori Losch dan Studi Kasus BAB III PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dan lesson learned.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 TEORI CENTRAL PLACE 2.1.1 Latar Belakang Teori Central Place Teori Central Place dikemukakan oleh Walter Christaller (1933). Walter Christaller adalah seorang ahli geografi dari Jerman.Christaller lahir pada 21 April 1893 di Berneck Swiss dan meninggal pada 9 Maret 1969 di Seehein-Jugenheim Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu ruang terkadang ditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda luasnya. Teori Central Place dari Christaller diperkuat dengan teori pusat pertumbuhan oleh August Losch (1945) seorang ahli ekonomi dari Jerman. 2.1.2 Konsep Dasar Teori Central Place Konsep dasar dari teori Central Place adalah Thresholddan Range. Thresholdadalah jumlah minimal (penduduk atau pendapatan) yang diperlukan untuk melancarkan dan menyelaraskan unit pelayanan atau pengertian lainnya adalah minimum pasar sehingga produsen dapat menjaga kelangsungan produksinya tanpa mengalami kerugian, sedangkan

Range adalah jarak maksimum yang harus ditempuh penduduk untuk mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan dari tempat pusat. Range selalu lebih besar dibandingkan dengan threshold.

Konsep

dasar

ini

digunakan

untuk

mendeskripsikan

aktifitas

yang

terkonsentrasi/terpusat.

Gambar. Luas Jangkauan Range dan Threshold

2.1.3 Asumsi Teori Central Place Teori Central Place dapat berlaku apabila suatu wilayah memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Wilayahnya datar dan tidak berbukit 2. Tingkat Ekonomi dan daya beli enduduk relatif sama 3. Penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah. Teori Central place membagi wilayah menjadi beberapa orde, dimana semakin besar orde maka semakin luas jangkauannya. Orde yang lebih besar akan memenuhi kebutuhan dari orde dibawahnya.Market area memiliki bentuk heksagonal hal ini karena bentuk heksagonal merupakan bentuk yang kompak tanpa menyisakan suatu ruang maupun tanpa adanya tumpang tindih.

Bentuk lingkaran memiliki ruang kosong, dalam artian ada wilayah yang tidak terpenuhi kebutuhannya. Sedangkan bentuk kotak memiliki maksimum 4 hinterland. Bentuk heksagon dipilih karena mampu mengcover seluruh wilayahnya tanpa ada double service dan memiliki jumlah hinterland maksimum yakni sebanyak 6 hinterland. Adapun asumsi-asumsi menurut Christaller adalah sebagai berikut: 

Permukaan bumi datar, tak terbatas, dan memiliki sumber daya yang homogen dimana tersebar secara merata atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan kondisi geografis;



Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat menyimpangkan perkembangan permukiman



Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar



Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak terdapat pusat permukiman



Banyak pedagangkecil menawarkan produk yang sama dan tidak ada keragaman produk



Semua pembeli memiliki daya beli yang sama



Biaya transportasi sama kesemua arah dan ragamnya sebanding dengan jarak



Pembeli membayar biaya transportasi produk atau layanan



Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan.



Mula-mula terbentuk area pelayanan berupa lingkaran-lingkaran. Setiap lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan threshold. Lingkaran-lingkaran ini tidak tumpang tindih seperti pada (gb. A)



Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari pelayanan tersebut yang lingkarannya tumpang tindih(gb. B)



Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh dataran yang tidak lagi tumpang tindih (gb. C)



Tiap pelayanan berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal sendiri-sendiri. Dengan menggunakan k=3, pelayanan ordeI lebar heksagonalnya adalah3 kali heksagonal pelayanan orde II. Pelayanan orde II lebar heksagonalnya adalah3 kali heksagonal pelayanan orde III, dan seterusnya. Tiap heksagonal memiliki pusat yang besar kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal tersebut. Heksagonal yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi tumpang tindih (gb. D)

Gambar. Asumsi lebih dari satu produsen untuk barang yang sama 

Pusat pertumbuhan berpengaruh besar terhadap wilayah disekitarnya yang dapat dicitrakan dengan titik-titik simpul yang berbentuk geometris heksagonal (segienam). Wilayah segienam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa pusat-pusat perbelanjaan, kota, ataupun pusat-pusat kegiatan lainnya. Oleh tempat-tempat sentral itu, wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan tertarik. Ditinjau dari luas kawasan pengaruhnya, hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan 1. HierarkiK 3 2. HierarkiK 4 3. HierarkiK 7

2.1.4 Pembahasan Teori Central Place K-3 (pasar) Tempat sentral berhierarki tiga adalah pusat pelayanan yang berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi kawasan-kawasan di sekitarnya (kasus pasar yang optimum atau asas pemasaran). (k=3)

diperoleh

dari

penjumlahan

kawasan tempat yang sentral (1) dengan satu pertiga (1/3) bagian kawasan yang ada di sekelilingnya yang jumlahnya ada enam (6). K=6(1/3)+1 K=3 Untuk membangun lokasi pasar ataupun fasilitas umum lainnya, sekuang-kurangnya harus di kawasan yang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap 1/3 penduduk dari keenam kawasan yang ada di sekitarnya. Sebagai penunjangnya, maka dalam embangunan lokasi tersebut perlu memperhatikan: 1) Jalan beserta sarana angkutannya, 2) Tempat parkir, dan 3) Barang yang diperjual belikan

K-4 (transportasi) Tempat sentral berhierarki empat merupakan pusat sentral yang memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien. Situasi

lalu

lintas

yang

diperoleh

dari

penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan setengah (1/2) bagian kawasan yang ada di sekitarnya yang berjumlah enam (6). K=6(1/2)+1 K=4 Penempatan lokasi terminal kendaraan sekurang-kurangnya harus memiliki kawasan pengaruh setengah dari enam kawasan tetangganya. Dengan demikian, terminal harus berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh para pemakai jasa angkutan yang secara sentral memiliki radius relatif sama ke sagala arah. K-7 (administatif) Tempat sentral berhierarki tujuh dinamakan juga situasi administratif yang optimum atau asas administratif, yaitu tempat sentral yang mempengaruhi seluruh bagian wilayah tetangganya. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa kota pusat pemerintahan. (k=7)

diperoleh

dari

penjumlahan

kawasan tempat sentral (1) dengan satu (1) bagian kawasan sekitarnya, yang berjumlah enam (6). K=6(1)+1 K=7 Tempat sentral dari pusat kegiatan administratif emerintahan pada hierarki tujuh (k=7) merupakan kawasan yang luas jangkauannya. Kawasan tersebut harus mamu menjangkau dan dijangkau kawasan yang berada di bawah kekuasaannya. Lokasinya berada di wilayah yang beradius relatif sama dari semua arah, berada pada rute kendaraan umum yang terjangkau semua arah. Dengan begitu diharapkan tidak menimbulkan kecemburuan sosial diantara warganya. 2.1.5 Kelemahan Teori Central Place Teori ini tidak secara utuh relevan pada kondisi sekarang, hal ini dikarenakan adanya pergeseran budaya dan sosial di masyarakatnya. 

Sebagian besar lahan datar yang langka



Intervensi pemerintah dapat mendikte lokasi industri



Persaingan sempurna tidak nyata dengan beberaa perusahaan membuat lebih bnyak uang daripada yang lain.



Orang bervariasi tren belanja mereka, tidak selalu ergi ke pusat terdekat



Orang atau sumber daya yang tidak pernah didistribusi semurna. Christaller mempertimbangkan setiap pusat dengan fungsi tertentu sedangkan mereka memiliki banyak yang berubah dari waktu ke waktu



Selain itu faktor teknologi kurang diperhatikan

2.2 TEORI LOSCH 2.2.1 Latar Belakang Teori Losch Teori Losch dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi berkebangsaan Jerman bernama August Losch.August Losch lahir pada 15 Oktober 1906 di Ohringen Jerman dan meninggal pada 30 Mei 1945 di Ratzeburg Jerman. Dalam bukunya yang berjudul “The Economics of Location” August Losch menjelaskan tentang teori lokasi industri. Jika pada Teori Weber asumsi semua barang yang diproduksi akan laku terjual, Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang diharapkan. Semakin jauh lokasi pasar, konsumen semakin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi pasar semakin mahal. Losch juga menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar. August Losch merupakan seorng ekonom Jerman yang menggagas teori lokasi dengan

demand sebagai variabel sasial utama. Pemikiran yang bertolak belakang dengan Weber, Palander dan Hoover (bahwa pilihan lokasi didasarkan pada least cost approach). Teorinya merupakan kritik terhadap pendahulunya yang selalu berorientasi pada biaya terkecil, padahal yang diutamakan dalam industri adalah bagaimana mampu memaksimalkan keuntungan (profit-revenue-maximation). 2.2.2 Konsep Dasar Teori Losch Pemikiran Lösch adalah untuk mencari lokasi yang memaksimasi keuntungan, dimana total pendapatan melebihi total biaya pada jumlah produksi yang terbesar. Aplikasi konsepnya dicontohkan pada produksi pertanian yang memungkinkan adanya perdagangan jika terdapat surplus produksi komoditas.

Asumsi: lokasi yang homogen dengan distribusi

material dan harga transportasiyang sama.

Konsep dari teori Losch adalah konse hexagonal August Losch. Pemikiran Losch yang berseberangan dengan christaller dimana ditegaskan bahwa tidak semua orde tertinggi dibentuk oleh konstruksi orde yang lebih rendah. 2.2.3 Asumsi Teori Losch Untuk mencapai equilibrium, Lösch mengasumsikan: 

Setiap lokasi industri menjamin keuntungan maksimum, baik bagi produsen maupun konsumen



Terdapat cukup banyak lokasi produksi dengan penyebaran yang merata sehingga seluruh permintaan dapat terlayani



Tidak ada petani yang memperoleh supernormal profit sehingga tidak ada rangsangan adanya petani baru yang masuk



Persaingan sempurna



Area produksi, material, dan market sekecil mungkin



Pada batas market area, terdapat konsumen yang indifferent

2.2.4 Pembahasan Teori Losch Pusat pasar (main market) melayani smallest settlement, small market

town

dan

small

town.

Sehingga main market menyediakan barang

yang

dibanding

lebih

pasar

bervariasi

dengan

skala

satu

petani

dibawahnya.

Stadia 1

Tahap

1,

berproduksi pada lokasi P, dengan kuantitas q dan harga penawaran p. Batas market lingkaran

area

adalah

F

dengan

volume penjualan adalah volume kerucut PQF Stadia 2

Tahap 2, sejumlah petani beroperasi dengan batas

market

area,

namun

keseluruhan market belum terlayani.

Tahap 3, ersaingan antar Stadia 3

petani

timbul

memperluas

dan market

areanya,

sehingga

terdapat tumpang tindih market

area,

sampai

akhirnya

membentuk

jaringan

segienam

hexagonal



Dua industri B1 dan B2



Maksimum harga penawaran pada garis O



Biaya produksi pada titik F1 dan K



Biaya satuan angkutan kedua industri sama



Pada biaya produksi dan angkutan sama,

luas market area kedua perusahaan sama 

B1 menaikkan harga dan market area-nya

menyempit 

Batas market H2 ke H1 menunjukkan bahwa

sebagian kecil pasar dari perusahaan yang berlokasi di B1 pindah ke B2 dengan adanya kenaikan harga oleh industri B1 2.2.5 Kelemahan Teori Losch 

Tidak memperhatikan variasi biaya antar daerah, asumsinya bahwa setiap daerah/lokasi memiliki ciri homogen



Unsur biaya yang masuk dalam analisanya melalu...


Similar Free PDFs