Andai Aku Tidak Menikah Dengannya PDF

Title Andai Aku Tidak Menikah Dengannya
Author Dedi Saputra
Pages 272
File Size 2.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 46
Total Views 194

Summary

ii Andai Aku Tidak Menikah Dengannya Narasumber : Dr. Syafiq Riza Basamalah, MA Penyusun : Dedi Saputra Editor, Penyunting Akhir : Dedi Saputra Sumber : Buku Andai Aku Tidak Menikah Dengannya Rumaysho Almanhaj Muslimah Firanda Muslim.or.id DLL Penerbit : DS BOOK iii KATA PENGANTAR Segala puji bagi ...


Description

ii

Andai Aku Tidak Menikah Dengannya

Narasumber : Dr. Syafiq Riza Basamalah, MA Penyusun : Dedi Saputra Editor, Penyunting Akhir : Dedi Saputra Sumber : Buku Andai Aku Tidak Menikah Dengannya Rumaysho Almanhaj Muslimah Firanda Muslim.or.id DLL

Penerbit : DS BOOK iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, kepadaNya kita memuji, mohon pertolongan, mohon ampunan, dan mohon perlindungan dari bahaya diri kita dan buruknya amal-amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah ta’ala maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk kecuali dengan izin AllahDan bahwasanya saya bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah ta’ala semata, tiada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenarbenarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu iv

menjaga dan mengawasimu. Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu dan barangsiapa menaati Allah dan rasulNya maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kitab Allah (Al qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu’alaihiwasalam, dan seburuk-buruk perkara (dalam urusan agama) adalah yang diada-adakan, dan semua yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat, dan semua kesesatan tempatnya di neraka. Sungguh kita sangat butuh kepada orang yang selalu mengarahkan kepada kebaikan, di zaman yang penuh dekadensi moral dan perilaku merajalela di tengah-tengah masyarakat, dunia menjadi gelap gulita di pandangan orang-orang shalih, tatanan hidup menjadi porak poranda, kaki orang-orang yang teguh pendirian banyak yang tergelincir, sehingga banyak orang yang di pagi hari beriman, pada sore harinya menjadi kafir. Betapa sekarang ini sangat dibutuhkan orang-orang yang bisa mengendalikan tangan-tangan jahil dan sesat untuk diarahkan kepada jalan lurus dengan bentuk nasihat dan pengarahan, baik melalui tulisan, buku, agar umat meraih hidayah dan berada dijalan lurus dan petunjuk utusan Rabb alam semesta. v

Pernikahan adalah suatu perjanjian besar, suatu pertanggung jawaban yang berat bagi seorang laki-laki yang mana dia mengambil seorang wanita dari kedua orangtuanya untuk hidup bersamanya dalam sebuah bahtera yang bernama rumah tangga yang dipimpin lehnya. Namun realitanya berapa banyak perempuan yang harapannya hanya mimpi kebahagiannya menguap seperti embun segar ketika disapa mentari pagi. Hari-harinya bak neraka yang panas dan membakar hati, KDRT sudah menjadi santapannya sepanjang hari. Mawar yang indah itu hidup dibumi yang kering kerontang tanpa air yang menyinari. sudah saatnya seorang suami memahami tabiat seorang istri. Jangan biarkan airmatanya menetes di pipi. Jadikanlah ia hiasan terindah yang dimiliki. Jangan sampai terbeitik dihatinya perkataan, "Andai aku tidak menikah dengannya"

vi

Pendahuluan

Setelah mendengar banyaknya curhatan dari para istri yang suaminya tak seindah harapan, rumah tangganya pun tak sehangat yang dibayangkan, apalagi munculnya suami-suami yang sok alim di depan umum, hafalan ayat dan haditsnya sudah lumayan . Namun tatkala berada di rumah, ia adalah penjahat berbaju koko. Ditambah maraknya buku-buku yang ditujukan kepada kaum Hawa agar mereka menjadi istri yang baik dan shalihah, mengabdi kepada suaminya, sedang suaminya sendiri tak shalih. Belum lagi semaraknya kajian yang diselenggarakan dengan tema untuk ibu-ibu agar mereka lebih ta’at dan patuh kepada suami, dan kurangnya buku-buku yang ditujukan kepada kaum lelaki agar mereka memperbaiki diri, bercermin kepada sang Nabi dan menjadi suami sejati. Karena semua alasan itulah dan atas berkat taufik ilahi dengan segala keterbatasan diri, aku ingin memberikan sumbangsih. “Aku menulis sebagai seorang putra yang memiliki seorang ibu,

vii

Sebagai Seorang ayah yang memiliki putri-putri, Sebagai seorang saudara yang memiliki tiga saudari, Sebagai seorang suami yang memiliki seorang istri.” Aku ingin ayahku memperlakukan ibundaku dengan cara yang baik dan bijak. Aku berharap kelak tatkala putriputriku menikah, suaminya menjadi pemimpin dan nahkoda yang baik nan shalih bagi mereka. Aku ingin agar kakak dan adik-adikku dihormati, disayangi dan dilindungi oleh suami mereka. Dan aku pun berusaha mewujudkan apa yang aku tulis ini ke dalam bahtera rumah tanggaku, walaupun mungkin banyak kekuranganku di sana – sini, kuharap semoga istriku memaafkanku. Akhi! Begitulah panggilan yang akan mengiringi tulisanku, karena buku ini aku peruntukkan kepada para nahkoda dalam bahtera kehidupan ini. Ketahuilah bahwa istrimu menikah denganmu dan menerimamu sebagai suami karena memandang kepada indahnya akhlaqmu dan baiknya hatimu, dengan harapan engkau dapat menggendongnya menuju ke taman-taman yang indah nan memikat. Namun setekah mereka meningalkan segala kesenangannya untuk menjadi: Pelayan di rumahmu, Penjaga di istanamu, Penghibur di vilamu,

viii

Perawat untuk anak-anakmu, Koki dan juru masak di dapurmu, Ternyata impiannya menguap begitu saja, Angan-Angannya malah sirna bak ditelan bumi. Telah banyak buku-buku dan kajian-kajian yang ditujukan kepada para istri, agar mereka menjadi lebih baik. Agar mereka seperti Khadijah dan ‘Aisyah, agar mereka tidak banyak menuntut, agar mereka menerima dan bersyukur (Qana’ah pen). Mungkin kau juga telah membelikan beberapa buku semacam itu untuknya. Tapi mungkin belum banyak bukubuku dan kajian-kajian yang dikhususkan untuk kaum lelaki, agar mereka dapat mencontoh Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya, yang tidak banyak meminta haknya, namun lebih banyak melakukan tugas dan kewajiban serta memberikan hak-hak para istri. Perempuan ibarat gelas-gelas kaca yang sensitif, ia harus diperlakukan dengan cara yang halus dan penuh kehatihatian dalam memegang dan membersihkannya. Bila kau sedikit kasar biasanya gelas itu akan tergores, dan bila kau lebih kasar lagi ia bisa terjatuh dan pecah berkeping-keping. Ketika itu kau baru tersadar bahwa dirimu telah kehilangan sebuah gelas kebahagiaan, yang bila kau berusaha untuk merekatkannya kembali, ia susah untuk kembali kepada asalnya.” ix

ِ‫ار ي ِْر‬ ِ ‫رفقا ب ِ الْ ق َ َو‬ Lembutlah kepada perempuan)1.

kaca-kaca

(maksudnya

para

“… Maka demi melanjutkan pesan Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam di atas, aku membuat tulisan ini yang sebelumnya pernah menjadi bahan kajian umum di sebuah masjid di Jakarta. Semoga dapat menggugah hati yang terlena, membangunkan jiwa yang tidur, melunakkan qalbu yang keras dan menyirami bunga yang layu.”2

1

HR. al-Bukhari V/2294 no 5856, Muslim IV/1811 no 2323, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubro VI/135 no 10326. 2 Muqadimah dari DR Syafiq Riza Basalamah dalam bukunya “Andai Aku Tidak Menikah Dengannya”

x

Daftar Isi KATA PENGANTAR ..................................................... iv

Pendahuluan .................................................................... vii Daftar Isi .......................................................................... xi BAB I ................................................................................ 2 DUNIA TEMPAT UNTUK BERAMAL DAN BERSABAR ..................................................................... 2 HARTA YANG PALING MULIA ...................................... 10 1. Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah menjadikan seorang hamba akan senantiasa diingat oleh Allah. ............................................................... 11 2. Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ................................................................. 14 3.

Istri Yang Sholehah ....................................... 16

Setengah Agamamu Telah di Sempurnakan ............... 21 Demi Hidup Bahagia.................................................... 27 Malam Penguburan Cinta ........................................... 37 “Malam Pernikahan Adalah Malam Penyemian Cinta” ..................................................................................... 41 Bahtera Rumah Tanggaku Hampir Pecah ................... 42 Andai Aku Tidak Menikah Dengannya ........................ 65

xi

Aku Ingin Berbisik........................................................ 66 Suami adalah Nahkoda ............................................... 67 Janji Teguh Nan Sakral ................................................ 75 BAB II............................................................................. 80 Tak Kenal Maka Tak Sayang.......................................... 80 Mengenal Perempuan ................................................ 80 Dari Tulang Rusuk Yang Bengkok ................................ 93 Penampilan ................................................................. 99 ...................................................................................... 108

BAB III ......................................................................... 108 Menyirami Bunga Yang Layu ...................................... 108 Setengah Isi Setengah Kosong .................................. 109 Manjakan Istrimu Dengan Kata-Kata Indah .............. 124 Khususkan Waktu Untuk Berbincang Dengannya .... 128 Hargai Pendapatnya .................................................. 143 Jangan Suka Membandingkan .................................. 147 Berikan Kepadanya Kewenangan Mengatur Rumah 149 Istri Memerlukan Hiburan ......................................... 154 Rekreasi Bersama Keluarga....................................... 155 Membantu Pekerjaan Rumah ................................... 158 Bersolek dan Masuk Rumah dengan Senyuman ...... 160 Romantis di Meja Makan .......................................... 168 xii

Romantis Dikendaraan .............................................. 172 Romantis di Atas Ranjang ......................................... 174 Memberhentikan Pasukan Untuk Sang istri ............. 177 Ungkapkan Cintamu .................................................. 180 Persembahkan Untuknya Hadiah ............................. 182 Ucapkan Terimakasih ................................................ 183 Istri Bukan Pembantu................................................ 198 Menebar Dusta, Meraih Bahagia .............................. 200 Istrimu Bukan Bidadari .............................................. 204 Berapa Kali Engkau Memaafkan Istri? ...................... 219 Bermain Tarik Ulur .................................................... 223 Jangan Mencari-Cari Kesalahan (Tajassus) ............... 229 Kecup Dirinya Sebelum Meninggalkan Rumah ......... 232 Gandeng Tangannya Menuju Pintu Surga ................ 233 Jadilah Insan Terbaik ................................................. 238 ...................................................................................... 245 Bab IV ........................................................................... 245 Menyingkap Tirai ......................................................... 245 Daftar Pustaka : ............................................................. 256

xiii

1

BAB I

DUNIA TEMPAT UNTUK BERAMAL DAN BERSABAR Jika kita keluar rumah, kita akan menyaksikan bahwa kebanyakan manusia –mungkin juga diri kita– memandang dunia sebagai tujuan hidupnya. Belum yang kita saksikan di kota-kota baik di pinggiran jalan, di kendaraan; di bus-bus, kereta maupun lainnya. Kita akan menyaksikan bahwa yang terlintas di benaknya hanyalah “Bagaimana caranya agar bisa hidup enak di dunia ini”, tidak lebih dari itu. Seakan-akan tidak pernah terlintas di hati ini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk beramal. Kita akan melihat manusia bermegah-megahan dalam segala hal sampai tidak sempat lagi beramal. Allah berfirman:

ِ‫ }ِ َح ت َّى ِ ُز ْر ت ُمُِ ِ الْ َم ق َ ا ب ِ َر‬1 { ِ ِ‫{ أ َلْ َه ا ك ُ مُِ ِ ال ت َّكَ ا ث ُ ُر‬2} “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu-sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At Takaatsur: 1-2) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 2

ِ ِ‫اآلخ َر ةِِ ِ إ ِ لَِّ ِ ِم ث ْ ُلِ ِ َمِ ا ِ ي َ ْج ع َ ُلِ ِ أ َح د ُك ُ ْم‬ ِ ِ ‫َم ا ِ ال د ُّن ْ ي َ ا ِ ف ِ ي‬ ‫ِ ف َ لْ ي َ ن ْ ظ ُ ْرِ ِ ب ِ َمِ ِ ي َ ْر ِج ُع ؟‬. ِ ِ‫ص ب ُ ع َ هُِِ ف ِ ي ِ الْ ي َ ِم‬ ْ ُ‫أ‬ “Dunia dibanding akhirat, tidak lain seperti salah seorang di antara kamu menyelupkan jarinya ke dalam lautan (kemudian diangkat), lalu lihatlah yang menempel darinya?”3 Sesungguhnya kehidupan dunia adalah negeri ujian dan penuh dengan cobaan. Tidaklah seorang hamba hidup di dunia kecuali dia akan diuji dan nantinya akan kembali kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman ;

ِ َِ‫يِ ِ الَِّ ِذ ي ن‬ َ ‫يِ ِ ال َّ ِذ ي نَِ ِ أ َسَ ا ءُ وا ِ ب ِ َم ا ِ ع َ ِم ل ُوا ِ َو ي َ ْج ِز‬ َ ‫لِ ي َ ْج ِز‬ ‫ح سْ ن َى‬ ُ ْ ‫أ َ ْح سَ ن ُوا ِ ب ِ ال‬ “Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik“ (QS An-Najm : 31).

ِ ِ‫تِ ِ َو ن َ بْ ل ُ و ك ُ ْمِ ِ ب ِ ال ش َّ ِرِ ِ َو ال ْ َخ ي ِْر‬ ِ ‫ك ُ ُّلِ ِ ن َ فْ سِ ِ ذ َ ا ئ ِ ق َ ةُِ ِ ال ْ َم ْو‬ َِ‫ف ِ ت ْ ن َةِ ِ َو إ ِ ل َ ي ْ ن َا ِ ت ُ ْر َج ع ُ و ن‬ “Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“ (QS Al-Anbiya’ :35).

3

HR. Muslim

3

Ujian dan cobaan dalam hidup di dunia terkadang berupa kelapangan dan kenikmatan, namun terkadang juga berupa kesempitan dan musibah. Bisa berupa sehat maupuan kondisi sakit, bisa berupa kekayaan maupun kemiskinan. Seorang mukmin akan menghadapi ujian dalam dua keadaan : kondisi susah dan kondisi senang. Dalam setiap ujian yang menimpa manusia akan selalu ada kebaikan. Oleh karena itu dalam sebuah hadits dari sahabat Anas radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ِ َِ‫ض ي ِ اّللَُِّ ِ ل َ هُِ ِ شَ يْئ ا ِ إ ِ َّلِ ِ كَ ا ن‬ ِ ْ‫ع َ َج ب ا ِ لِ لْ ُم ْؤ ِم ِنِ ِ !! ِ َلِ ِ ي َ ق‬ ُِ‫َخ ي ْر ا ِ ل َ ه‬ “Sungguh menakjubkan seorang mukmin. Tidaklah Allah menetapkan kepadanya sesuatu kecuali itu merupakan kebaikan baginya“4 Perkataan Nabi (‫ ) شَ يْ ئ ًا‬mencakup segala kondisi, baik itu ujian berupa kesusahan maupun kesenganan. Seorang mukmin dalam setiap kondisi ujian yang dihadapai akan senantiasa dalam kebaikan. Seorang mukmin yang mendapat taufik dari Allah, jika sedang diuji oleh Allah dengan kesusahan dan kesempitan seperti sakit, miskin, dan musibah lainnya akan menghadapinya dengan sabar. Dengan kondisi ujian semacam ini, seorang mukmin akan mendapat kebaikan berupa pahala orang-orang yang 4

HR Ahmad

4

sabar. Jika Allah mengujinya dengan kesenangan dan kemudahan seperti diberi kondisi sehat dan kekayaan harta , maka seorang mukmin akan menjadi orang yang bersyukur kepada Allah sehingga dia mendapat kebaikan berupa pahala orang-orang yang bersyukur. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits dari Suhaib bin Sinan radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ِ‫ْس‬ َ ‫ع َ َج ب ا ِ ِِل َ ْم ِرِ ِ ال ْ ُم ْؤ ِم ِنِ ِ !! ِ إ ِ َّنِ ِ أ َ ْم َر هُِ ِ ك ُ ل َّ هُِ ِ َخ ي ْرِ ِ َو ل َ ي‬ ِ ِ‫ص ا ب َ ت ْ هُِ ِ سَ َّر ا ءُِ ِ ش َ كَ َر‬ َ ‫ذ َا‬ َ َ ‫كِ ِ ِِل َ َح دِ ِ إ ِ َّلِ ِ لِ لْ ُم ْؤ ِم ِنِ ِ ؛ ِ إ ِ ْنِ ِ أ‬ ِ َِ‫ص ب َ َرِ ِ ف َ كَ ا ن‬ َ ِ ُِ‫ص ا ب َ ت ْ ه‬ َ ِ ُِ‫ض َّر ا ء‬ َ َ ‫ ِ َو إ ِ ْنِ ِ أ‬، ِ ُِ‫ف َ كَ ا نَِ ِ َخ ي ْر ا ِ ل َ ه‬ ُِ‫َخ ي ْر ا ِ ل َ ه‬ “Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Segala sesuatu yang terjadi padanya semua merupakan kebaikan. Ini terjadi hanya pada orang mukmin. Jika mendapat sesuatu yang menyenangkan dia bersyukur, maka itu kebaikan baginya. Jika mendapat keburukan dia bersabar, maka itu juga kebaikan baginya“5 Seorang mukin dalam kondisi kesusahan akan mendapat kebaikan berupa pahala orang yang bersabar dan dalam kondisi lapang dan senang akan mendpat kebaikan berupa pahala orang yang bersyukur. Senantiasa berubah-ubah

5

HR Muslim

5

kondisinya antara sabar dan syukur. Allah Ta’ala berfirman dalam empat tempat di dalam Al-Qur’an :

ِ‫ص ب َّارِ ِ ش َ ك ُ ور‬ َ ِ‫إ ِ َّنِ ِ ف ِ ي ِ ذ َ ل‬ َ ِ ِِ‫كِ ِ َآل َ ي َ اتِ ِ ل ِ ك ُ ل‬ “Sesungguhnya dalam yang demikian itu terdapat tandatanda bagi orang yang bersabar dan bersyukur“ Firman Allah ini terdapat dalam surat Ibrahim ayat 5, Luqman ayat 31, Saba’ ayat 19, dan Asy-Syuura ayat 33. Allah Ta’ala menyebutkan dua keadaan yang agung ini yaitu sabar tatakala menghadapi musibah dan bersyukur tatakala memperoleh nikmat. Hendaknya seorang mukimin mengetahui bahwasnya ketika Allah Ta’ala memberikan kelapangan pada seorang hamba berupa nikmat harta, sehat, anak, dan kenikmatan lainnya bukan merupakan bukti bahwa Allah meridhoi dan memberi kemuliaan kepada hamba tersebut. Demikian pula kesempitan yang diperoleh seorang hamba berupa kekurangan harta, musibah sakit, dan musibah lainnya tidak menunjukkan bahwa Allah tidak ridho atau sedang menghinakan hamba tersebut. Ini merupakan persangkaan sebagian manusia yang telah Allah nafikan dalam firman-Nya :

ِ ُِ‫اْل نْ سَ ا ُنِ ِ إ ِ ذ َ ا ِ َم ا ِ ا ب ْ ت َ ََل هُِ ِ َر ب ُّ هُِ ِ ف َ أ َكْ َر َم هُِ ِ َو ن َ ع َّ َم ه‬ ِ ْ ِ ‫ف َ أ َ َّم ا‬ ِ ِ‫ )ِ َو أ َ َّم اِ إ ِ ذ َ ا ِ َم اِ ا ب ْ ت َ ََل هُِِ ف َ ق َ د َ َر‬15 ( ِِ‫ف َ ي َ ق ُو ُلِ ِ َر ب ِ يِ أ َكْ َر َم ِن‬ ِ‫عَ ل َ يْ هِِ ِ ِر ْز ق َ هُِِ ف َ ي َ ق ُو ُلِ ِ َر ب ِ ي ِ أ َهَا ن َ ِن‬ 6

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku“. (QS Al-Fajr : 1516) Allah Ta’ala menafikan persangkaan hamba-Nya tersebut dalam ayat selanjutnya dengan berfirman : { ‫( } ك َ َّلا‬Sekalikali tidak demikian), maksudnya bahwa persangkaan mereka keliru dan tidak benar. Barangsiapa yang Allah lapangkan baginya berupa harta, kesehatan, anak, dan kenikmatan lainnya bukan merupakan bukti keridhoan Allah dan kemuliaan orang tersebut. Demikian pula barangsiapa yang Allah beri kesempitan bukan menunjukkan bahwa Allah menghinakan orang tersebut. Apapun kondisi seorang hamba semuanya adalah ujian dan cobaan. Terkadang Allah memberi ujian kepada hamba berupa harta, kesehatan, keselamatan, dan kenikmatan lainnya dan terkadang Allah memberi ujian kepada hamba berupa kemiskinan, sakit, dan kondisi lainnya. Para ulama berbeda pendapat manakah yang lebih utama di sisi Allah : orang kaya yang bersyukur atau orang miskin yang bersabar? Yang benar bahwasanya yang paling utama di antara keduanya adalah yang paling bertakwa kepada Allah. Jika mereka sama-sama bertakwa maka akan mendapat balasan yang sama. Orang yang pertama, Allah mengujinya dengan kekayaan dan dia bersyukur, 7

adapun orang yang kedua Allah uji dengan kemiskinan dan dia bersabar. Masing-masing dari keduanya telah melakukan bentuk penghambaan kepada Allah seusai dengan tuntutan kondisi ujian yang dialaminya sehingga keduanya mendapat keberuntungan. Ini merupakan keberuntungan dan kemenangan berupa pahala bagi orang yang bersyukur dan orang yang bersabar. Tempat kembalinya seluruh manusia adalah kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu Allah menutup ayat-...


Similar Free PDFs