Artikel Kelompok 9 - Polemik merek rokok gudang garam vs gudang baru PDF

Title Artikel Kelompok 9 - Polemik merek rokok gudang garam vs gudang baru
Author Atieka Ismaniessa
Pages 21
File Size 207.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 5
Total Views 81

Summary

POLEMIK MEREK ROKOK GUDANG GARAM VS GUDANG BARU ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual , Semester Genap, Tahun Akademik 2020-2021. Disusun Oleh Kelompok 9 : 1. SYAHYUNI-191000024 2. AZKA PRATAMA - 191000019 3. ATIEKA ISMANIESSA - 191000031 ...


Description

POLEMIK MEREK ROKOK GUDANG GARAM VS GUDANG BARU ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual , Semester Genap, Tahun Akademik 2020-2021.

Disusun Oleh Kelompok 9 : 1. SYAHYUNI-191000024 2. AZKA PRATAMA - 191000019 3. ATIEKA ISMANIESSA - 191000031 4. PIPIT AJIANSYAH -191000033 Kelas : A

Di bawah bimbingan : TISNI SANTIKA. S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN

ABSTRAK

Hak Kekayaan Intelektual atau yang biasa disebut dengan HAKI adalah hak yang didapatkan dari hasil olah pikir manusia untuk dapat menghasilkan suatu produk, jasa, atau proses yang berguna untuk masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa HAKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam kekayaan intelektual berupa karya yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia. Dasar hukum mengenai Hak Kekayaan Intelektual terdapat dalam UU Nomor 19/2002 diganti oleh UU No. 28/2014 Tentang Hak Cipta. Berisi tentang hak cipta, pencipta, perlindungan hak cipta, dan juga ciptaan yang dilindungi.

Sedangkan merek merupakan tanda berupa gambar dan nama yang terdiri dari kata, huruf dan angka yang ditujukan agar menjadi suatu pembeda dalam kegiatan perdagangan produk atau jasa. Dimana merek merupakan salah satu Hak Kekayaan Intelektual yang dilindungi oleh hukum. Perlindungan atas merek diatur dalam Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Berisi tentang merek, merek dagang, merek jasa, merek kolektif, dan jangka waktu perlindungan terhadap merek.

Sampai saat ini, pelanggaran terhadap hak merek terus terjadi, yang mana Pelanggaran atas hak merek terdaftar seseorang dapat menyebabkan munculnya tuntutan hak dari pemilik merek terdaftar tersebut. Sehingga di Indonesia masih banyak terjadi kasus pembajakan dan pemalsuan merek terdaftar. Salah satu contoh kasus yakni sengketa merek gudang baru terhadap gudang garam. Dimana gudang baru di duga telah melakukan penjiplakan terhadap Gudang Garam dalam polemik perebutan hak merek.

Hal ini dibuktikan gudang baru telah menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan yaitu rokok kretek merek Gudang Garam. Terdakwa sebagai pemilik perusahaan Rokok Jaya Makmur memproduksi dan memperdagangkan rokok kretek merek Gudang Baru yang mempunyai kesamaan pada pokoknya dengan rokok kretek merek Gudang Garam. Gudang baru juga memiliki harga jual di bawah produk rokok perusahaan lain terutama gudang garam.

Dengan adanya sengketa merek ini membuat Gudang Garam mengajukan dua tuntutan terhadap lawannya, baik di ranah perdata, juga di ranah pidana. Bunyi putusan di perdata dan pidana berbeda. Dalam perdata, Mahkamah Agung (MA) memutuskan bahwa pemilihan merek dagang Gudang Baru bukan sebuah penjiplakan. Sedangkan dalam ranah pidana, Gudang Baru dinyatakan telah menjiplak merek dagang Gudang Garam dan Ali Khosin divonis sepuluh tahun penjara. Vonis tersebut kemudian dikuatkan oleh putusan Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya suatu perlindungan hukum yang melindungi hak merek Perusahaan Gudang Garam dan juga bertujuan untuk memahami sejauh mana perlindungan yang diberikan UU Merek terhadap merek – merek terdaftar di Indonesia, serta memperoleh pemahaman yang tepat mengenai akibat hukum yang ditimbulkan dari pelanggaran UU Merek. Karena negara Indonesia merupakan sebuah negara hukum yang membentuk suatu perlindungan hukum terhadap karya cipta maupun merek tersebut. Melalui Undang- Undang No. 15 Tahun 2001 tentang merek, Ali Khosin telah melanggar Pasal 91 dalam UU tersebut. Dengan terbentuknya undang-undang tersebut maka Gudang Garam akan mendapatkan sebuah perlindungan hukum dari Negara.

Kata kunci : Hak Kekayaan Intelektual, Merek, Perlindungan Hukum

ABSTRACT

Intellectual Property Rights or what are commonly referred to as IPR are rights obtained from the results of human thought to be able to produce a product, service, or process that is useful to society. So it can be concluded that IPR is the right to enjoy economically the result of an intellectual creativity. Objects that are regulated in intellectual property are in the form of works produced by human intellectual abilities. The legal basis regarding Intellectual Property Rights is contained in Law No. 19/2002 replaced by Law No. 28/2014 About Copyright. Contains copyright, creators, copyright protection, and also protected works.

Meanwhile, a brand is a sign in the form of an image and a name consisting of words, letters and numbers which are intended to become a differentiator in product or service trading activities. Where the brand is one of the Intellectual Property Rights protected by law. Protection of marks is regulated in Law Number 15 of 2001 concerning Trademarks. Contains brands, trademarks, service marks, collective marks, and the period of protection of the brands.

Until now, violations of trademark rights continue to occur, where violations of a person's registered trademark rights can lead to claims of rights from the owner of the registered mark. So that in Indonesia there are still many cases of piracy and counterfeiting of registered trademarks. One example of a case is the dispute over a new warehouse brand against a salt warehouse. Where the new warehouse is suspected of plagiarizing Gudang Garam in a polemic over brand rights.

This is evidenced by the fact that the new warehouse has used the same brand in essence as the registered trademark of another party for similar goods produced and traded, namely Gudang Garam brand clove cigarettes. The defendant, as the owner of the Jaya Makmur Cigarette Company, produced and traded the Gudang Baru brand of kretek cigarettes, which were basically similar to the Gudang Garam brand clove cigarettes. The new warehouse also has a selling price below the cigarette products of other companies, especially the salt warehouse.

With this trademark dispute, Gudang Garam filed two charges against its opponents, both in the civil and criminal realms. Civil and criminal verdicts differ. In civil terms, the

Supreme Court ruled that the selection of the Gudang Baru trademark was not a plagiarism. Meanwhile, in the criminal realm, Gudang Baru was declared to have plagiarized the Gudang Garam trademark and Ali Khosin was sentenced to ten years in prison. The verdict was then upheld by the decision of the Surabaya High Court (PT).

The purpose of this research is to analyze the existence of a legal protection that protects the trademark rights of Gudang Garam Company and also aims to understand the extent of the protection provided by the Trademark Law to registered brands in Indonesia, as well as to obtain a proper understanding of the legal consequences resulting from violation of the Law. Brand. Because the state of Indonesia is a constitutional state that forms a legal protection for these copyright works and trademarks. Through Law no. 15 of 2001 regarding brands, Ali Khosin has violated Article 91 of the Law. With the formation of this law, Gudang Garam will get a legal protection from the State.

Keywords: Intellectual Property Rights, Brands, Legal Protection

LATAR BELAKANG Di Indonesia pengukuhan suatu karya memiliki peraturan atau hukum yang mengatur tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). HAKI merupakan hak yang melekat pada suatu barang hasil karya yang harus dilindungi hukum. HAKI sendiri timbul dari pola pikir manusia dalam menciptakan suatu ciptaan yang dapat berupa produk atau proses yang memiliki manfaat ekonomi.

Hak atas merek merupakan salah satu cabang HAKI yang masih banyak mengalami masalah, ini dikarenakan suatu merek merupakan daya pembeda dengan merek lain dan turut serta sebagai pemberi jaminan mutu kualitas suatu produk, sehingga banyak pihak lain yang mengambil jalan pintas dengan meniru, menjiplak hingga menggunakan merek yang sudah ada untuk mendompleng popularitas agar dapat menarik perhatian masyarakat.

Salah satu contoh dalam pelanggaran HAKI yang terkenal belakangan ini adalah kasus antara Gudang Garam dengan Gudang Baru, yang dimana Gudang Garam menggugat Gudang Baru atas adanya indikasi itikad tidak baik atas persamaan produknya dengan merek Gudang Garam.

Menurut data yang diperoleh Gudang Garam merupakan merek rokok yang sudah mendaftarkan terlebih dahulu merek dagangnya dibandingkan dengan Gudang Baru. Maka dari itu Gudang Garam melayangkan gugatan terhadap merek Gudang Baru terkait adanya persamaan produk.

Dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang HAKI dan alur proses hukum penyelesaian antara perseteruan Gudang Garam dengan Gudang Baru. Data dan hasil analisis diperoleh melalui penelitian tinjauan pustaka.

IDENTIFIKASI MASALAH •

Tinjauan yuridis terhadap merek terkenal Gudang Garam berkaitan dengan adanya persamaan pada produknya oleh Gudang Baru pada barang sejenis.



Analisis pertimbangan hukum dan putusan hukum dalam penyelesaian kasus merek terkenal Gudang Garam dan merek Gudang Baru.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hemat penulis didalam proses pembuatan artikel ilmiah ini memang memerlukan data-data secara kualitatif dimana penulis meihat dan menalaah penelitian dan anlisa tentang kasus antara gudang merah dan gudang baru kita ketaui dengan terdaftarnya merek Gudang Baru beserta lukisan atas nama Pabrik Rokok Gudang Baru dengan nomor registrasi IDM000032226 tanggal pendaftaran 21 Maret 2005 dan Nomor registrasi IDM000042757 tanggal pendaftaran 14 Juli 2005 untuk jenis barang yang sejenis di kelas 34 yaitu sigaret kretek, telah memiliki persamaan pada pokoknya. Atas dasar itikad tidak baik dari tergugat H. Ali Khosin, SE selaku pemilik merek Gudang Baru maka pihak penggugat PT Gudang Garam Tbk mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal 29 Mei 2013. Gugatan tersebut menyatakan merek Gudang Baru beserta Lukisan atas nama tergugat memiliki 7 persamaan pada pokoknya terkait bentuk dan komposisi huruf, gaya penulisan, ejaan, bunyi ucapan, komposisi warna dan cara peletakan gambar/lukisan Penulis juga melihat sumber permasalahaan diatas melalui Deklarasi HAM

dan

Berbicara tentang HKI tidak dapat dilepaskan dari masalah Hak Asasi Manusia – khususnya bidang ekonomi, sosial dan budaya, yaitu berkaitan dengan pemenuhan hak atas ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan seni - Hal ini mengacu pada Ketentuan Pasal 27 (2) Deklarasi Hak Asasi Manusia se-Dunia bahwa setiap orang memiliki hak untuk mendapat perlindungan (untuk kepentingan moral dan materi), yang diperoleh dari ciptaan ilmiah Kasus dari gudang garam dan Gudang Baru meneurut hemat penulis kalau meliat dari regulasi perdata Pemakaian merek tanpa hak dapat digugat berdasarkan perbuatan yang melanggar pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu “ Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”. Pasal tersebut menyatakan bahwa seorang penggugat atau kuasanya harus bisa membuktikan kepada hakim bahwa dirinya mengalami kerugian yang diakibatkan karena perbuatan tergugat. Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap orang atau badan hukum yang menggunakan merek yang sama, baik pokoknya maupun keseluruhannya

tanpa hak, berupa permohonan ganti rugi dengan penghentian pemakaian merek, hal ini diatur pada pasal 83 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

HAK MEREK DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Hak Kekayaan Intelektual adalah instrumen hukum yang memberikan perlindungan hak pada seorang atas segala hasil kreatifitas dan perwujudan karya intelektual dan memberikan hak kepada pemilik hak untuk menikmati keuntungan ekonomi dari kepemililkan tersebut, hasil karya intelektual tersebut dalam praktik dapat berwujud ciptaan di bidang seni dan sastra, merek, penemuan di bidang teknologi tertentu dan lain-lain . Merek Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, pengertian merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna dalam bentuk dua dimensi (2D) atau tiga dimensi (3D), suara, hologram, atau kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Hak atas Merek Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan merek tersebut. Daluwarsa Menurut pasal 1946 KUH Perdata adalah alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang. Daya Pembeda Adalah kemampuan suatu merek yang dimiliki untuk membedakan barang tersebut dari barang sejenis yang diproduksi oleh pihak lainnya. Dengan kata lain, tanda tersebut telah memperoleh arti yang kedua (secondary meaning). Dissenting Opinion Adalah pendapat dari satu atau lebih hakim dalam membuat pernyataan yang memperlihatkan ketidak setujuan terhadap putusan dari mayoritas hakim dalam majelis hakim yang membuat keputusan di dalam sebuah siding pengadilan, pendapat ini akan dicantumkan dalam amar putusan, akan tetapi perbedaan pendapat ini tidak akan menjadikan sebuah preseden yang mengikat atau menjadi bagian dari keputusan penghakiman.

PERSAMAAN UNSUR POKOK MEREK

Gudang Garam Gudang Garam adalah merek rokok yang diproduksi oleh PT. Gudang garam asal kota Kediri Jawa Timur yang berada di nrgara Indonesia, Perusahaan ini berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal berdirinya, PT. Gudang Garam merupakan industri rumahan yang memproduksi rokok kretek yang bernama SKL (Sigaret Kretek Linting) dan SKT (Sigaret Kretek Tangan). Karena permintaan pasar yang kian meningkat, akhirnya pada tahun 1960 dibukalah cabang di Gurah, yang letaknya 13 km dari kota Kediri yang pada saat itu masih mempekerjakan 200 orang karyawan. Pada tahun 1968, tepatnya bulan September didirikan unit produksi yang bernama Unit I dan Unit II di atas lahan seluas 1000 meter persegi guna mengiringi perkembangan usaha yang kian meningkat. Tak lama dari itu, PT. Gudang Garam yang awalnya merupakan industri rumahan berubah menjadi Firma pada tahun 1969. Dua tahun kemudian, karena kemajuan produksi yang makin lama semakin tinggi, PT. Gudang Garam resmi berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah yang membuat PT. Gudang Garam semakin kokoh. Untuk membantu pengembangan produksinya, PT. Gudang Garam terus memikirkan beberapa terobosan baru dalam pembuatan rokok kreteknya, yakni dengan mengembangkan jenis produk Sigaret Kretek Mesin (SKM). Tidak berhenti sampai di situ, PT. Gudang Garam juga mampu mencatatkan 7 sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1990 yang langsung merubah statusnya dari PT (Perseroan Terbatas) menjadi Perusahaan Terbuka. Produk yang dihasilkan PT. Gudang Garam Tbk juga lebih bervariasi, hal ini dibuktikan dengan produksi rokok kretek Mild pada tahun 2002 yang merupakan hasil dari inovasi terbaru. Hal ini sejalan dengan perluasan wilayah produksi yang tak hanya berpusat di Kabupaten dan Kota Kediri saja, melainkan telah merambah hingga Pasuruan. Hingga saat ini PT. Gudang Garam Tbk tetap menjadi pilihan utama pecinta rokok kretek di tanah air. Tidak hanya mencukupi produksi dalam negeri saja, tetapi PT. Gudang Garam Tbk juga telah melebarkan sayapnya hingga ke Malaysia, Brunei dan Jepang. Dengan total lebih dari 20

jenis produk yang dikeluarkan PT. Gudang Garam Tbk telah cukup membuktikan eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia. Beberapa produk PT. Gudang Garam Tbk yang terkenal yakni Gudang Garam Merah, Djaja, GG Internasional, GG Surya, GG Mild dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan keikutsertaan PT. Gudang Garam Tbk menjadi sponsor Piala Dunia FIFA pada tahun 1958 hingga tahun 1966 dan Piala Dunia tahun 2010, dengan tujuan agar PT. Gudang Garam Tbk nantinya akan mampu menembus pasar internasional. PT. Gudang Garam Tbk memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. PT. Gudang Garam Tbk mengoperasikan fasilitas percetakan kemasan rokok, dan disamping itu juga memiliki empat anak perusahaan yang sudah beroperasi, yaitu: a) PT. Surya Pamenang, produsen kertas karton untuk kemasan rokok b) PT. Surya Madistrindo, distribusi tunggal produk Perseroan c) PT. Surya Air, penyedia layanan jasa penerbangan tidak terjadwal d) d) PT. Graha Surya Media, penyedia jasa hiburan

Berdasarkan keterangan dari pemilik PT. Gudang Garam dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 162 K/Pdt.Sus-HKI/2104 Terdapat empat varian produk Gudang Garam yang menjadi objek sengketa dalam kasus ini. Produk tersebut telah terdaftar dalam daftar umum merek pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, yaitu pada kelas 34 dengan rincian sebagai berikut : 1) Gudang Garam Surya 12, terdaftar sejak tanggal 1 April 1992 dengan nomor sertifikat 273579, kemudian diperpanjang pada tanggal 19 April 2002 dengan nomor sertifikat 506190 dan mendapat perlindungan hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012. 2) Gudang Garam Filter Premium, terdaftar sejak tanggal 1 April 1992 dengan nomor sertifikat 273582, kemudian diperpanjang pada tanggal 19 April 2002 dengan nomor sertifikat 506187 dan mendapat perlindungan hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012. 3) Gudang Garam Surya 16, terdaftar sejak tanggal 14 Agustus 1993 dengan nomor sertifikat 546606, kemudian diperpanjang pada tanggal 13 Agustus 2003 dan mendapat perlindungan hukum sampai dengan tanggal 22 November 2013.

4) Gudang Garam Merah Kretek, terdaftar pada tanggal 22 November 1993 dengan nomor sertifikat 328198, kemudian diperpanjang pada tanggal 13 Agustus 2003 dengan nomor sertifikat 546605 dan mendapatkan perlindungan hukum sampai tanggal 14 Agustus 2013.

Gudang Baru Gudang Baru adalah merek rokok yang diproduksi oleh Perusahaan Rokok Jaya Makmur (PR. Jaya Makmur) sejak tahun Tahun 1976. Berawal dari tujuan mulia seorang putra pribumi bernama saman Hoedi (Almarhum) untuk membantu masyarakat sekitar dalam hal pemenuhan sandang pangan serta lapangan pekerjaan, beliau mendirikan perusahaan rokok Bintang Sayap Insan dengan jenis rokok SKT (Sigaret Kretek) merek rokok INSAN yang mampu mempekerjakan kurang lebih 125 orang yang berasal dari masyarakat sekitar. Sadar dengan kebutuhan pasar yang semakin meningkat pada dekade 1980 an beliau mulai mempersiapkan generasi penerus perusahaan ini ke putra sulungnya yang bernama Ali Kosin, sepuluh tahun kemudian tepatnya pada tahun 1992 perusahaan ini mengalami perkembangan pesat sehingga mampu mendirikan dua anak perusahaan rokok yang bernama PR. Jaya Makmur dengan direktur utamanya adalah H. Ali Kosin, SE dan PR. Putra Jaya dengan direktur utamanya adalah H. Ali Utsman, SE. Pengolahan managemen pun mulai dikelola secara profesional pula dibawah managemen Gudang Baru. Perusahaan ini selalu selalu berusaha menggali kemampuan untuk menciptakan hasil karya seni rokok bercita rasa tinggi dengan harga terjangkau, beberapa merek rokoknya adalah Gudang Baru Internasional dan Gudang Baru Putih. Dengan kemurahan tuhan yang maha Esa, empat tahun kemudian, pada tahun 1995 perusahaan ini mulai memproduksi jenis rokok SKM (Sigaret Kretek Mesin) dan mulai memperluas distribusi rokok ke seluruh wilayah Indonesia dan ekspor ke luar negeri. Seiring dengan berjalannya waktu telah banyak...


Similar Free PDFs