ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI “MENOPAUSE” DENGAN INTERVENSI SENAM BUGAR LANSIA DI ERA PANDEMI COVID 19 PDF

Title ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI “MENOPAUSE” DENGAN INTERVENSI SENAM BUGAR LANSIA DI ERA PANDEMI COVID 19
Author Lilik Pranata
Pages 21
File Size 985.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 34
Total Views 312

Summary

i ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI “MENOPAUSE” DENGAN INTERVENSI SENAM BUGAR LANSIA DI ERA PANDEMI COVID 19 Disusun oleh: LITA ROGATA MEIANA HARIANJA 1935043 Dosen Pembimbing : Ns. Lilik Pranata, S.Kep., M.Kes. PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI “MENOPAUSE” DENGAN INTERVENSI SENAM BUGAR LANSIA DI ER... Lilik Pranata

Related papers BAB Rangkum Revisi Fix Nhovit t a Divera

MODUL SIST EM ENDOKRIN finished.doc Nixson Manurung Gangguan Haid.docx Andini Delly

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

i

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI “MENOPAUSE” DENGAN INTERVENSI SENAM BUGAR LANSIA DI ERA PANDEMI COVID 19

Disusun oleh: LITA ROGATA MEIANA HARIANJA 1935043 Dosen Pembimbing : Ns. Lilik Pranata, S.Kep., M.Kes.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG 2020

2 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporam “Asuhan Keperawatan Lansia dengan Gangguan Sistem Reproduksi Menopause Intervensi Senam Bugar di era Pendemi Covid 19”. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dalam penelitian berikutnya dapat lebih baik lagi. Besar harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk menjadikan penggunaannya sebagai tenaga keperawatan yang professional dalam melakukan asuan keperawatan keluarga. Dalam penulisan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, dorongan, serta saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua. Amin Palembang, Juni 2020

Penulis

ii

3 DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................... Kata Pengantar .............................................................................................. Daftar Isi .......................................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... C. Manfaat ....................................................................................................... BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Lansia 1. Pengertian Lansia .................................................................................... 2. Batasan Lansia ........................................................................................ 3. Ciri-ciri Lansia ........................................................................................ 4. Teori Proses Menua................................................................................. B. Hubungan Lansia dengan Penyakit Pandemi Covid 19 .............................. C. Konsep Dasar Menopause 1. Pengertian Menopause ............................................................................ 2. Etiologi Menopause ................................................................................ 3. Periode Klimakterium dan Patofisiologi ................................................ 4. Tanda dan Gejala ................................................................................... 5. Dampak Saat Menopause ....................................................................... 6. Penulisan Penunjang ............................................................................... 7. Penatalaksanaan ..................................................................................... D. Konsep Dasar Keperawatan pada Menopause 1. Pengkajian ............................................................................................. 2. Diagnosis ................................................................................................ 3. Intervensi ................................................................................................ 4. Evaluasi ................................................................................................. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………….. B. Saran………………………………………………………………............ DAFTAR PUSTAKA

iii

i ii iii 4 6 7

8 8 8 9 10 11 11 12 13 14 14 14 15 15 16 17 18 18

4 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia merupakan individu yang menjalani proses tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, biologis maupun psikologis. Tahap perkembangan diawali dengan masa bayi, perkembangan kanak-kanak, masa remaja dan masa tua, kadang kala saat masa perkembangan sering kali terjadi hambatan terutama saat masa tua terhadap pemuasan suatu keinginana, kebutuhan dan motif (Proverawati & Sulistyawati, 2010, p. 15) Seseorang yang mengalami usia lanjut akan terjadi kemunduran fisik, sosial, mental, sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik. Penuaan pada manusia dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, otot, tulang, pembuluh darah, jantung, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Kemampuan regenertif yang terbatas tersebut pada lanjut usia lebih rentan terkena berbagai jenis penyakit, sindroma, kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lainnya (Kholifah, 2016, p. 5). Terutama penyakit yang sedang terjadi hampir diseluruh Negara yaitu penyakit Covid 19. Penyakit Covid 19 ini,mudah menginfeksi mereka yang daya tahan tubuhnya rendah seperti para lansia. Pada usia lanjut akan terjadi penurunan fungsi, tanpa terkecuali wanita. Setiap wanita yang berusia lanjut akan mengalami penurunan dan akan memasuki keadaan menopause. Menopause dalam bahasa Yunani “ menos” artinya bulan dan “pause” berarti berhenti, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai berhentinya siklus datang bulan (Rosenthal, 2010, p. 23). Selama masa menopause, perempuan akan mengalami perubahan pada tubuhnya yang dapat membuat merasa tidak nyaman. Beberapa masalah yang muncul pada perempuan saat masa menopause adalah bot flushes, gangguan tidur, kekeringan pada vagina, gangguan psikologis seperti medah tersinggung, mudah marah, perasaan tegang, lebih sensistif, susah berkonsentrasi, sering gelisah, depresi, stres (Aqila, 2010, p. 28). Menurut WHO jumlah perempuan menopause di Asia pada tahun 2025 terjadi lonjakan dari 170 juta jiwa akan menjadi 373 juta jiwa. Perkiraan tahun 2021 penduduk Indonesia akan sampai sekitar 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause mencapai 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata 50 tahun yang mengalami menopause (Depkes, 2010). Menurut Kemenkes RI, tahun 2017 jumlah perempuan menopause di Sumatera Selatan sebesar 69,43 % dan meningkat pada tahun 2018

menjadi 69,65 %. Tahun 2017 di Sumatera Selatan jumlah wanita

menopause sebesar 196.835 pelayanan kesehatan.

orang namun hanya 39,53 % yang telah mendapat

5 Menopause bisa menimbulkan penurunan pada produksi hormon progesterone dan estrogen, serta hormon seks lainnya. Keadaan ini dapat menyebabkan keringat dimalam hari, penurunan daya ingat, kekeringan vagina, timbul rasa cemas berlebih, kurang tidur (Andira, 2010, p. 60). Beberapa masalah yang biasanya dirasakan pada wanita menopause antara lain: rasa panas (hot flush), produktifitas menurun , keringat malam hari, merasa tidak ada daya tarik lagi dimata pasangan, merupakan akhir hasrat seksual normal, tidak bergairah terhadap seks sehingga tidak akan mencapai kepuasaan seksual (Proverawati & Sulistyawati, 2010, p. 32). Pada saat menopause, perempuan dapat menyesuaikan hidupnnya yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi hormon progesterone dan estrogen menjadi kehidupan yang kosong tanpa hormone tersebut. Hilangnya estrogen sering kali menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh disertai suatu perubahan kejiwaan yang di alami perempuan saat memasuki menopause. Pada perempuan yang mendapat informasi baik dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan, perubahan psikologik ini sangat minim dan bahkan tak berarti, hanya saja mengalami periode ketidakstabilan emosional yang singkat (Rijanto, Astalina, & Rizki, 2011). Kualitas hidup perempuan lansia yang mengalami menopause perlu diperhatikan. Kualitas hidup memiliki arti yang berbeda tergantung dari mana konteks yang akan digunakan dan dibicarakan. Didalam bidang kesehatan maupun aktifitas pencegahan penyakit, kualitas hidup merupakan suatu pandangan umum yang terdiri dari beberapa komponen dan dimensi dasar yang berhubungan terhadap kesehatan seperti keadaan dan fungsi fisik, keadaan psikologis, fungsi sosial dan penyakit serta perawatannya (Mulyani, 2007, p. 28). Menurut Study of Women’s Health Across the Nation (2013) di Amerika serikat menunjukan hasil status menopause pada tekanan psikologis dengan hasil penelitian bahwa 28,9% mengalami stres diawal pre menopause kemudian 20,9 % ditahap pre menopause dan di tahap post menopause 22 %. Kebanyakan wanita tidak menyadari keadaan yang berpengaruh terhadap psikologi, mengenyampingkan stres yang timbul mempengaruhi kesehatan lain. Stres merupakan tekanan mental atau beban kehidupan yang kemudian direspon oleh tubuh (Hawari, 2011, p. 30). Sedangkan menurut Prabowa (2014) bahwa stres merupakan sesuatu yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan yang mengakibatkan gangguan tubuh dan pikiran. Salah satu menurunkan stres yang dapat dilakukan wanita lansia adalah senam. Senam lansia adalah bagian dari latihan fisik yang dilaksanakan bertujuan meningkatkan kebugaran jasmani dan kondisi fisik lansia yang mempunyai manfaat dalam peningkatkan pemeliharaan tonus otot, fleksibilitas sendi, kekuatan otot, koordinasi gerak serta keseimbangan, menciptakan perasaan senang, fungsi kognitif dan

6 kesehatan jiwa serta pemberdayaan usia lanjut dan hubungan kesetiakawanan sosial (Kholifah, 2016, p. 24). Penelitian yang dilakukan Strenfeld (2015) yang berjudul tentang Efficacy of exercise for menopausal symptoms: a randomized controlled trial, penelitian ini bertujuan untuk menentukan keefektifan latihan olahraga atau senam untuk gejala menopause seperti gejala insomnia, gangguan suasana hati, depresi atau stres serta gejala-gejala lain selama menopause. Hasil penelitian menunjukan latihan atau senam bisa memberikan efek postif seperti meningkatkan pelepasan neurotransmiter, peningkatan saraf simpatis, kesehatan mental, meningkatkan kebugaran, penurunan berat badan, dan mengurangi gangguan dari gejala stres ataupun menurunkan depresi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Istighosah (2015) yang meneliti tentang Kajian Asuhan pada Menopause: Sebuah strategi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Menopause, hasil penelitian menunjukan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sehingga perempuan dapat melalui masa transisi ini dengan bahagia dan sejahtera serta tetap dapat berkarya dan dapat mempersiapkan masa usia lanjut dengan sehat. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi, kebutuhan yang dibutuhkan oleh menopause, tanda bahaya, makanan yang dibutuhkan, aktivitas dan olaraga atau senam. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis membuat asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan reproduksi menopause karena dibutuhkan peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan maupun edukasi kesehatan kepada lansia yang menghadapi menopause. Pentinganya edukasi untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dan mengurangi depresi yang dialami sehingga dapat menimbulkan penyakit lainnya yang tidak diharapkan.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Melakukan asuhan keperawatan pada Lansia dengan Gangguan Sistem Reproduksi: Menopause 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa memahami Konsep Dasar Lansia b. Mahasiswa memahami Korelasi Lansia dengan Penyakit Covid 19 c. Mahasiswa memahami dan mampu melakukan asuhan keperawatan pada Lansia dengan masalah Menopause

7 C. Manfaat 1. Bagi Perawat Memberikan wawasan dan informasi baru terhadap peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem reproduksi: menopause 2. Bagi Lansia Memberikan motivasi kepada lansia dalam menjaga pola hidup sehat dikehidupan sehari-hari dan mengurangi tingkat kecemasan lansia yang mengalami menopause. 3. Bagi

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

Katolik

Musi

Charitas

Palembang. Menjadi bahan referensi dalam penerapan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami menopause.

8 BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Lansia 1. Pengertian Lansia atau lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, melainkan proses yang berangsurangsur mengakibatkan perubahan kumulatif. Proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Kholifah, 2016, p. 3). Lansia adalah seseorang yang dikatakan berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, sosial maupun rohani (Rahayu, 2017, p. 89) Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang dalam memepertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis, kegagalan yang yang berkaitan dengan penurunan daya kemapuan untuk hidup (Andira, 2010, p. 24) 2. Batasan-batasan Usia Lanjut a. Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi: 1) Middle age atau usia pertengahan antara usia 45 sampai dengan 59 tahun 2) Elderly atau lanjut usia antara usia 60 sampai 74 tahun 3) Old atau lanjut usia tua antara usia 75 sampai dengan 90 tahun 4) Very old atau usia sangat tua diatas usia dari 90 tahun b. Departemen Kesehatan RI (2006) pengelompokkan lansia menjadi : 1) Virilitas (prasenium) merupakan masa saat persiapan usia lanjut yang menunjukan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun) 2) Usia lanjut dini (senescen) adalah suatu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun) 3) Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia >65 tahun) 3. Ciri-ciri Lansia Ciri-ciri lansia menurut Kholifah (2016, p. 4) yaitu: a. Lansia merupakan periode kemunduran. Kemunduran lanjut usia sebagian didapat dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi yang tinggi memiliki peranan penting dalam kemunduran lansia. Lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi. b. Lansia memiliki status kelompok minoritas. Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih

9 senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap social masyarakat menjadi positif. c. Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran yang dialami para lansia mulai mengalami penurunan dalam segala hal. Perubahan peran lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya. d. Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan

yang

buruk

terhadap

lansia

membuat

mereka

cenderung

mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah. 4. Teori Proses Menua Menurut Kholifah (2016, p. 8-10) teori menua antara lain: a. Teori – teori Biologi 1) Teori genetik dan mutasi: adalah suatu teori mutasi dan genetik yang terjadi akibat dari perubahan biokimia, diprogram oleh molekul – molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Contoh khas teori biologi seperti mutasi dari sel – sel kelamin atau terjadi suatu penurunan kemampuan fungsional sel. 2) Pemakaian dan rusak: Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak. Memberikann motivasi dan keluarga. 3) Teori immunology slow virus: merupakan sistem imun yang menjadi efektif dengan bertambahnya umur dan masuknya suatu virus kedalam tubuh bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh atau penyakit tertentu. 4) Teori stres: Umur yang menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan

oleh

tubuh.

Regenerasi

jaringan

tidak

mampu

dalam

mempertahankan kestabilan lingkungan internal sehingga kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. 5) Teori radikal bebas: adalah radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas atau yang disebut dengan kelompok atom diakibatkan oleh osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti protein dan karbohidrat. Radikal bebas bisa membuat sel-sel tidak dapat regenerasi.

10 b. Teori Psikologi 1) Aktivitas (Activity Theory): merupakan seseorang saat dimasa mudanya dulu aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah lanjut usia. Sense of integrity dibangun dimasa-masa mudanya sampai terpelihara di masa tua. Pada lansia yang sukses merupakan mereka yang aktif serta ikut banyak dalam kegiatan sosial. 2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory): Tingkah laku tidak berubah pada lansia. Identitas pada lansia yang sudah mantap mempermudah dalam memelihara

hubungan

dengan

masyaraka,

kelurga

dan

hubungan

interpersonal dan melibatkan diri dengan masalah di masyarakat. 3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory): merupakan teori yang dengan bertambahnya umur seseorang lansia secara perlahan mulai melepaskan diri dari kehidupan sosial, contohnya menarik diri terhadap pergaulan sekitarnya. B. Hubungan Lansia dengan Penyakit Covid 19 Seiring bertambahnya usia seseorang, tubuh akan terjadi berbagai macam penurunan akibat proses menua, seperti produksi pigmen warna rambut terjadi penurunan, penurunan masa otot, kekenyalan kulit, penurunan hormon, kekuatan gigi, kepadatan tulang dan fungsi organ-organ tubuh yang pasti mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi pada Lansia terhadap sistem imun sebagai pelindung tubuh, tidak dapat bekerja sekuat saat masih muda (Rahayu, 2017, p. 33) Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada lansia. Kemunduran kemampuan sistem imun yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri yang menyebkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan sebagai sel asing dan menghancurkannya yang disebut autoimun. Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya terjadi penurunan sehingga mudah terinfeksi penyakit lain (Kholifah, 2016, p. 15). Pada lansia yang daya tahan imunnya rendah, dan mengalami berbagai maaslah penyakit kerena terjadi penurunan fungsi tubuh lebih beresiko tinggi terkena penyakit Covid 19 dengan gejala yang lebih berat. Jenis penyakit yang membuat lansia rentan terkena virus Corona antara lain seperti gangguan pernapasan kronis yaitu asma, PPOK beresiko tinggi mengalami gejala yang parah ketika terinfeksi virus Corona dan dapat menyebakan gagal napas (Satgas Covid 19) Penyakit kardivaskuler seperti penyakit...


Similar Free PDFs