ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN TIDUR “INSOMIA” DENGAN INTERVENSI RELAKSASI OTOT DI ERA PANDEMI COVID 19 PDF

Title ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN TIDUR “INSOMIA” DENGAN INTERVENSI RELAKSASI OTOT DI ERA PANDEMI COVID 19
Author Lilik Pranata
Pages 21
File Size 701 KB
File Type PDF
Total Downloads 537
Total Views 714

Summary

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN TIDUR “INSOMIA” DENGAN INTERVENSI RELAKSASI OTOT DI ERA PANDEMI COVID 19 Disusun Oleh : Iis Marini (1935029) UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS PALEMBANG TA 2019/2020 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kep...


Description

Accelerat ing t he world's research.

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN TIDUR “INSOMIA” DENGAN INTERVENSI RELAKSASI OTOT DI ERA PANDEMI COVID 19 Lilik Pranata

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

KEPERAWATAN GERONT IK Konsep Ist irahat dan T idur pada Lansia 1A Nila Prameswari

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI Rizky Adit ya kumpulan cont oh asuhan keperawat an diaz pramudyawan

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA GANGGUAN TIDUR “INSOMIA” DENGAN INTERVENSI RELAKSASI OTOT DI ERA PANDEMI COVID 19

Disusun Oleh : Iis Marini (1935029)

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS PALEMBANG TA 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karuniaNya sehingga kita selalu diberikan nikmat termasuk nikmat bekerja, berdoa dan serta berkarya. Atas rahmatNya juga saya

bisa

menyelesaikan

tidur

laporan

keperawatan

Gerontik

dengan

gangguan

(INSOMNIA) dengan tepat waktu. Dalam membuat laporan ini penulis mendapatkan dukungan saran, dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis penulis ingin mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya khusus nya kepada Bapak NS lilik Pranata M.Kes selaku dosen pengampu untuk stase Keperawatan Gerontik Dalam penulisan ini saya menyadari bahwa banyak kekuangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dan menjadi proses pembelajaran yang lebih baik dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat dan semoga tuhan selalu melipahkan rahmat dan karunia Nya selalu kepada kita semua.

Palembang, juni 2020

Penulis

4

DAFTRA ISI Halaman Sampul Depan Kata pengantar Daftar isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................

1

B. Tujuan Penulisa ................................................................................

4

C. Ruang Lingkup ..................................................................................

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Hipertensi ..........................................................................

9

1. Pengertian ...................................................................................

9

2. Anatomi Fisiologi ......................................................................

9

3. Etiologi .......................................................................................

10

4. Klasifikasi ..................................................................................

10

5. Patofisiologi ...............................................................................

11

6. Pemeriksaan Diagnostik ..............................................................

11

7. Penatalaksanaa ............................................................................

12

B. Konsep Dasar Keperawatan ...........................................................

16

1. Pengkajian .................................................................................

16

2. Diagnosa keperawatan ...............................................................

17

3. Intervensi .................................................................................... 4. Implementasi ............................................................................. 5. Evaluasi…………………………………………………………. 6. Patoflow diagram teori………………………………………….18 C. Kerangka Teori ................................................................................

21

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN A. Pengkajian ........................................................................................

22

B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................

23

C. Rencana Tindakan ............................................................................ D. Implementasi .................................................................................... E. Evaluasi ……………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insomnia adalah gangguan tidur yang sering dikeluhkan lansia yang ditandai dengan kesulitan untuk tidur dan mempertahankan tidur. Menurut National Sleep Foundation (2010) 67% dari 1.508 lansia di Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami gangguan tidur atau insomnia dan 7,3% lansia melaporkan gangguan dalam memulai tidur daN mempertahankan tidur. Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia tergolong tinggi yaitu sekitar 67% (Amir, 2015. P 24). Dampak insomnia pada lansia dapat mengakibatkan perubahan pada kehidupan sosial, psikologi dan fisik. Selain itu juga akan berdampak pada ekonomi dimana hilangnya produktivitas serta biaya pengobatan pada pelayanan kesehatan. Insomnia dapat meningkatkan risiko penyakit generatif seperti hipertensi dan jantung, depresi dan stress juga merupakan (Amir, 2015. P. 27). manifestasi dari insomnia pada lansia (Ghaddafi, 2010). Selain itu insomnia meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Helbig, et al., 2013). Insomnia merupakan gejala yang dapat mengganggu aktivitas dan produktifitas lansia. Oleh karena itu, lansia harus mendapatkan terapi yang sesuai. Terapi pada penderita insomnia dapat berupa farmakologi atau non-farmakologi. Dari penelitian yang dilakukan, terapi non-farmakologi

menjadi pilihan karena biaya lebih murah dan lebih efektif. (Potter & Perry, 2013, p.57). Menurut World Health Organization (2014) lanjut usia adalah seseorang yang memasuki umur 60 tahun atau lebih. Menurut Data WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia

24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.000.000 (11,34%) dari total populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 80.000.000 (Kemenkes RI, 2015). Menurut United Nations (2015) Indonesia memiliki jumlah lansia urutan ke-4 terbesar didunia, setelah negara China, India dan Amerika. Menurut Data Badan Pusat Statistik (2014) menyebutkan bahwa jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05% dari seluruh penduduk Indonesia. Proporsi jumlah lansia di Jawa Tengah terus meningkat, pada tahun 2010 jumlah lansia mencapai 3,35 juta jiwa atau 10,34% dari seluruh penduduk Provinsi Jawa Tengah kemudian naik menjadi 3,45 juta jiwa atau 10,55% pada tahun 2011. Dan berdasarkan hasil Angka Proyeksi Penduduk tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi

Jawa Tengah meningkat menjadi 3,83 juta jiwa atau sebesar 11,43% (Badan Pusat Statistik, 2016)

A. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Diharapkan supaya bisa dan mampu menerapkan dalam mengatasi masalah pada ny “P” dengan gangguan tidur (INSOMNIA). 2. Tujuan khusus Tujuan khusus yang ingin penulis capai di dalam Asuhan Keperawatan Gerontik adalah penulis mampu a. Melakukan

pengkajian

keperawatan

gangguan

tidur

(INSOMNIA). b. Merumuskan diagnosa keperawatan Gangguan tidur (INSOMNIA). c. Membuat rencana keperawatan Gangguan tidur (INSOMNIA). d. Melakukan tindakan keperawatan (INSOMNIA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia (Lansia) 1. Pengertian

dengan Gangguan tidur

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada (Fatmah, 2017). Insomnia adalah kondisi yang menggambarkan dimana seseorang kesulitan untuk tidur. Kondisi ini bisa meliputi kesulitan tidur, masalah tidur, sering terbangun di malam hari, dan bangun terlalu pagi. Kondisi ini mengakibatkan perasaan tidak segar pada siang

hari dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari – hari dan tidak tercukupinya kebutuhan tidur yang baik (Respir, 2014).

Dalam kesehatan kondisi tidur yang baik itu biasanya berlangsung sekitar 6 hingga 9 jam. Jumlah tidur yang seseorang butuhkan adalah yang cukup bagi seseorang untuk membangkitkan perasaan segar dan dapat beraktivitas secara optimal di siang hari. Dan jumlah tidur pada seseorang lebih banyak berubah ketika akan beranjak dewasa (Driver et al., 2012) 3. Etiologi dan Patofisiologi Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam yang bertujuan untuk mengembalikan stamina untuk kembali beraktivitas.Tidur dan terbangun diatur oleh batang otak, thalamus, hypothalamus dan beberapa neurohormon dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil yang diproduksi oleh mekanisme 6 serebral dalam batang otak yaitu serotonin. Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang berperan sangat penting dalam menginduksi rasa kantuk, juga sebagai medula kerja otak(Guyton & Hall, 2008). Dalam tubuh serotonin diubah menjadi melatonin yang merupakan hormone katekolamin yang diproduksi secara alami oleh tubuh.Adanya lesi pada pusat pengatur tidur di hypothalamus juga dapat mengakibatkan keadaan siaga tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormone norepineprin yang akan merangsang otak untuk melakukan peningkatan aktivitas. Stress juga merupakan salah satu factor pemicu, dimana dalam keadaan stress atau cemas, kadar hormone katekolamin akan meningkat dalam darah yang akan merangsang sistem saraf simpatetik sehingga seseorang akan terus terjaga (Perry, dalamIswari & Wahyuni

b. Klasifikasi Insomnia 1) Insomnia Akut Insomnia akut sering dijumpai dan sebagian besar individu sering mengalami insomnia akut ini, dimana insomnia ini ditandai

dengan

keadaan stress terhadap pekerjaan maupun masalah hidup atau gagal ujian, tetapi tidak disertai komplikasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari (Nugroho, 2012, p. 34.) 2) Insomnia Kronik Insomnia kronik yaitu insomnia yang dapat mengganggu kualitas hidup, gangguan mental maupun fisik.Dimana penderita insomnia kronik ini rawan mengalami kecelakaan akibat dari insomnia yang mengganggu aktivitas sehari–hari ( Nugroho, 2012,p,35).

c. Komplikasi insomnia akibat dari insomnia dapat mempengaruhi fungsi otak yang tepat. Otak menggunakan tidur sebagai proses aktif dimana pada saat seseorang tidur otak akan melatih semua sel saraf dengan melewatkan sinyal aktivitas listrik melalui semua sel saraf. Ketika sel saraf otak tidak mendapatkan jumlah tidur yang cukup maka kerja fungsi otak dalam hal menyimpan

atau

mengambil

informasi

dan

kemampuan

untuk

mentoleransi situasi stress dan berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi dapat terganggu dan tidak optimal (Driver et al., 2012).

4. KONSEP COVID-19 e. Penegertian covid 19 Corona virus adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan yaitu pada paru paru pada awalnya penyakit ini dinamakan sebagai novel coronavirus kemudian dalam WHO nama tersebut menjadi coronavirus desease (COVID-19). Covid 19 merupakan penyakit baru yang menjadi pandemi penyakit ini harus di waspadai karena penularan nya cukup cepat melalui saluran pernafan seperti paru-paru ( Inka, 2017,p 21).

f. Manifestasi klinis Pada pasien COVID-19 memiliki spectrum yang luas yang dimulai dari tanda dan gejala (asimtomatik) gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, sepsis, hingga syok sepsis, sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang 13,8% mengalami sakit berat dan sebanyak 6,1% pasien jatuh kedalam keadan kritis,

beberapa factor besar infeksi asimtomatik belum diketahui viremia dan viral bload yang tinggi dari swab nasofaring pada pasien yang asimtomatik (Inka, 2017,p 21)

g. Korelasi lansia dengan penyakit COVID-19 Hubungan lansia dengan coronavirus telah menginfeksi lebih dari 100.000 penduduk dunia dan sekitar 4000 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Kematian paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang telah berusia 18 tahun keatas

dengan

persentasi

mencapai

21,9.

Seiring

dengan

bertambahnya usia tubuh secara normalnya dan fisiologis dan mengalami fungsi penurunan akibat proses penuaan mulai dari penurunannya

produksi pigmen warga, produksi hormin dan kekenyalan kuli, massa otot dan kepadatan tulang, kekuataan gigi dan fungsi organ-organ tubu dan juga sistem imun sebagai pelindung tubuh akan mengalami penurunan. Penurunan fungsi tubuh oleh lansia bisa menyebabkan (lansia) rentan terhadap penyakitnya termasuk penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh Coronavirus-19. Selain itu juga tidak sedikit lansia yang memilih penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, asma, gastritis, dan kanker hal ini bisa menyebabkan dan

meningkatkan resiko atau bahaya infeksi virus korona, sehingga komplikasi yang timbul akibat COVID-19 akan lebih parah ketika lansia sudah ada penyakit penyerta sistem imun yang lemah ditambahkan dengan adanya penyakit kronis adalah salah satunya gangguan tidur “INSOMNIA” oleh karena itu pencegahan CORONA VIRUS lebih baik dilakukan dengan baik dengan cara dirumah aja lebih diperhatikan lagi untuk menjaga kesehatan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau sesudah bepergian, memakai masker, tetap jaga jarak dan mengurangi stress dan selalu menjaga kesehatan apabila sakit segera memeriksakan diri ke puskesmaa terdekat atau ke dokter.

5. Pengkajian Keperawatan Nama pasien, riwayat penyakit dahulu, a. Keluhan utama : tanyakan keluhan utama pada pasien b. Riwayat kesehatan:

-

Riwayat penyakit sekarang: riwayat penyakit keluhan saat ini bagaimana uraian yang telah pasien deritadari mulai timbulnya rasa dan keluhan yang pasien rasakan.

-

Riwayat penyakit dahulu :riwayat kesehatan masa lalu seperti apakah dan apakah ada riwayat penyakit keturunan atauu genetic dari keluarga

-

Pola kebiasaan sehari-hari : pengkajian pada klien adalah aktivitas apa saja yng dilakukan oleh pasien sehubungan dengan adanya gangguan tidur

-

Pemeriksaan fisik meliputi TTV

-

Pola persepsi kesehatan : pola persepsi dan tata laksana hidup sehat pola tidur, pola kesehatan dan konsep diri, pola mekanisme penggulagan stress dan koping pola tata nilai

-

Pengkajian kebutuhan pada klien

-

Aktivitas dan latihan

-

Tidur dan istirahat

-

Kenyamanan dan nyeri

-

Pemeriksaan fisik meliputi TD,N,S, dan Pernafasan

6. Diganosa keperawatan -

Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur

-

Keletihan b.d gangguan tidur

-

Ansietas b.d tingkat kecemasan

No Diagnosa

SLKI

SIKI

Keperawatan 1.

2.

Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan tidur: b.d kurang control intervensi pola tidur 1. Identifikasi tidur menurun dengan indikator pola aktivitas sebagai berikut: dan tidur 1. Keluhan sulit tidur 2. Identifikasi 1-5 factor 2. Keluhan sering pengganggu terjaga 1-5 tidur 3. Keluhan tidak puas 3. Tetapkan tidur 1-5 jadwal rutin 4. Keluhan pola tidur tidur berubah 1-5 4. Anjurkan 5. Keluhan istirahat 1menepati 5 kebiasaan tidur 5. Anjurkan menghindari makanan/minu man yang mengganggu tidur Keletihan b.d Setelah dilakukan Edukasi gangguan tidur intervensi tingkat keletihan aktivitas/istirahat menurun dengan indikator 1. Identifikasi sebagai berikut: kesiapan dan 1. Lesu 1-5 kemampuan 2. Sakit kepala 1=5 menerima 3. Gelisah 1-5 informasi 2. Jelaskan pentingnya aktivitas atau olahraga secara rutin 3. Anjurkan menyusun

3.

Ansietas kebutuhan terpenuhi

b.d Setelah dilakukan tidak intervensi tingkat ansietas menurun dengan indikator sebagai berikut: 1. Perilaku gelisah 1-5 2. Konsentrasi 1-5 3. Pola tidur 1-5 4. Perasaan keberdayaan 1-5

jadwal dan aktivitas/ istirahat Terapi relaksasi 1. Identifikasi tehnik relaksasi yang pernah dilakukan 2. Gunakan pakaian yang longgar 3. Jelaskan, tujuan manfaat dan batasan dan jenis relaksasi yang tersedia 4. Anjurkan untuk mengulangi tehnik relaksasi yang telah dipilih.

5. Evaluasi keperawatan Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan lanjut usia dengan gangguan tidur INSOMNIA dengan intervensi keperawatan relaksasi otot di era pandemi covid 19. -

Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur bisa teratsi dengan baik

-

Keletihan b.d gangguan tidur bisa teratsi dengan baik

-

Ansietas b.d tingkat kecemasan bisa teratsi dengan baik

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN  Sampaikan hasil pengkajian secara singkat sesuai variable pertanyaan  Sampaikan hasil intervensi kelompok secara singkat beserta hambatan dan pendukungnya  Sampaikan kegiatan- kegiatan intervensi yang telah, belum dan akan di laksanakan  Sampaikan hasil evaluasi kegiatan intervensi secara singkat

B. SARAN 

Untuk mahasiswa Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, dan sebagai pengalaman

nyata

yang

sangat

berharga

dalam

menerapkan

pengetahuan yang bersifat teoritis khususnya pada masyarakat di kelurahan talang betutu. 

Untuk institusi Institusi dapat memberikan dan menyediakan sarana dan prasarana dalam bentuk literatur atau buku sumber yang memadai sehingga mempermudah peneliti dalam mencari literatur yang berhubungan dengan materi penelitian dengan terbitan terbaru

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, April, Tutu. (2012) Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika

Dewanto, George. (2009) Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf . Jakarta: EGC Kemenkes, (2018). Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI Tahun 2018 Kementrian Kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2014 Mottaqin, Arif. (2011) Asuhan Keperwatan Klien Dengan Gangguan Sistem Syaraf. Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer, Suzanne C. , Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Wiyono, Wahyu. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kecenderungan Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bakti. 2013. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Dhin, Ayu Fiaka. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kejadia Insomnia Pada Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Flamboyan Du...


Similar Free PDFs