Title | BAB 4 Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No 200 |
---|---|
Author | Ekom Ofronazel |
Course | Masyarakat Sipil |
Institution | Universitas Jambi |
Pages | 6 |
File Size | 252.1 KB |
File Type | |
Total Downloads | 59 |
Total Views | 175 |
48BAB IVPEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.4 Tujuan Tujuan dari praktikum pemeriksaan bahan lolos saringan No. 200 adalah sebagai berikut: Mampu menentukan persentase berat bahan dalam agregat halus yang lolos saringan No. 200 dengan cara pencucian. Mampu menentukan apakah benda uji yang digunakan ...
BAB IV PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200 4.1
Tujuan Tujuan dari praktikum pemeriksaan bahan lolos saringan No. 200 adalah
sebagai berikut: 1.
Mampu menentukan persentase berat bahan dalam agregat halus yang lolos saringan No. 200 dengan cara pencucian.
2.
Mampu menentukan apakah benda uji yang digunakan termasuk agregat halus yang bersih atau kotor.
3.
Mampu menggunakan alat-alat praktikum serta mengolah data dengan baik.
4.2
Landasan Teori Agregat merupakan salah satu dari bahan material beton yang berupa
sekumpulan batu pecah, kerikil, pasir baik berupa hasil alam atau lainnya. Agregat merupakan suatu material yang digunakan dalam adukan beton yang membentuk suatu semen hidrolis. Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan, secara umum agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya. Jenis agregat ada 2 yaitu agregat kasar dan agregat halus. Setiap unsur yang berhubungan dengan tanah pastilah mengandung partikel halus, tidak terkecuali pada agregat halus. Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus olahan adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari batuan atau terak tanur tinggi. Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umumnya berupa pasir dengan partikel butir lebih kecil dari 5 mm atau lolos saringan No. 4 dan tertahan pada saringan No. 200. Agregat halus (pasir) adalah batuan yang mempunyai ukuran butiran antara 0,15 mm-5 mm. Agregat halus dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai atau dari tepi laut. Oleh karena itu, pasir dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu pasir galian, pasir sungai dan pasir laut (Tjokrodimuljo.2007).
48
Laporan Praktikum Beton
Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200
Agregat halus adalah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton yang memiliki ukuran butiran kurang dari 5 mm atau lolos saringan No. 4 dan tertahan pada saringan No. 200. Agregat halus berasal dari hasil disintegrasi alami dari batuan alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat pemecah batu (stone crusher). Pasir umumnya terdapat disungai-sungai yang besar. Sebaiknya pasir yang digunakan untuk bahan-bahan bangunan dipilih yang memenuhi syarat. Spesifikasi dari agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh ASTM. Jika seluruh spesifikasi yang ada telah terpenuhi maka barulah dapat dikatakan agregat tersebut bermutu baik. Spesifikasi tersebut adalah: 1.
Susunan Butiran (gradasi), analisa saringan akan memperlihatkan jenis dari agregat halus tersebut. Melalui analisa saringan maka akan diperoleh angka Fine Modulus. Melalui Fine Modulus ini dapat digolongkan 3 jenis pasir yaitu: 1) Pasir Kasar: 2,9 < FM < 3,2 2) Pasir Sedang: 2,6 < FM < 2,9 3) Pasir Halus: 2,2 < FM < 2,6
2.
Kadar Lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan No. 200), tidak boleh melebihi 5% (terhadap berat kering). Apabila kadar Lumpur melampaui 5% maka agragat harus dicuci.
3.
Kadar liat tidak boleh melebihi 1% (terhadap berat kering).
4.
Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat organik yang akan merugikan beton, atau kadar organik jika diuji di laboratorium tidak menghasilkan warna yang lebih tua dari standart percobaan Abrams –Harder. Menurut SNI 03-4142-1996 metode pengujian jumlah bahan dalam agregat
yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang lolos saringan No. 200 (0,075mm) sesudah agregat dicuci sampai air cucian menjadi jernih. Jumlah bahan lewat saringan No. 200 didapatkan dengan rumus: Jumlah bahan lewat saringan No. 200 =
Ekom Ofronazel – M1C118016
W1−W4 W1
x 100%
49
Laporan Praktikum Beton
Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200
Keterangan: W1 = Berat benda uji semula
(gram)
W3 = Berat bahan tertahan saringan No.200 (gram) 4.3
Peralatan Peralatan yang diperlukan dalam praktikum pemeriksaan bahan lolos
saringan No. 200 adalah sebagai berikut: 4.3.1 Alat 1.
Saringan No. 200 untuk menyaring benda uji.
2.
Wadah pencuci benda uji agregat halus yang cukup besar sehingga ketika digucang, benda uji agregat halus serta air pencuci tidak tumpah.
3.
Kompor serta talam untuk mengeringkan benda uji.
4.
Timbangan digital untuk mengetahui berat benda uji.
5.
Sekop atau sendok semen untuk memindahkan benda uji.
4.3.2 Bahan 1.
Benda uji agregat halus dalam keadaan kering sebanyak 625 gram.
2.
Air
4.4
Prosedur Kerja Pelaksanaan percobaan pemeriksaan bahan lolos saringan No. 200
dilakukan berdasarkan prosedur pada SNI 03-4142-1996 tentang metoda uji kadar bahan lolos No. 200. Urutan prosedur pelaksanaan percobaan akan diuraikan berikut ini: 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Timbang dan catat berat benda uji agregat halus dalam keadaan kering (W1). 3. Masukkan benda uji agregat halus kedalam wadah dan cuci benda uji agregat halus. Lakukan dengan hati-hati agar tidak ada benda uji yang terjatuh. 4. Masukkan benda uji ke dalam wadah yang di dalamnya telah diletakkan saringan No. 16 (diatas) dan No. 200 (dibawah). 5. Angkat saringan dari wadah, kemudian tuangkan kembali pada wadah lain.
Ekom Ofronazel – M1C118016
50
Laporan Praktikum Beton
Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200
6. Kemudian isi kembali air kedalam wadah dan tuangkan kembali kedalam wadah yang telah diletakkan saringan No. 16 dan No. 200. 7. Lakukan pengulangan sampai air pencuci terlihat jernih. 8. Timbang dan catat berat benda uji (W2). 9. Tuangkan semua benda uji yang tertahan pada saringan No. 200 kedalam talam. 10. Keringkan benda uji agregat halus dengan menggunakan oven selama 24 jam kemudian timbang dan catat berat benda uji yang telah kering (W3).
1. Agregat kedalam
halus wadah
dimasukkan
2. Cuci agregat halus, tuangkan
kemudian
kedalam wadah yang telah diletakkan saringan.
ditimbang.
3. Agregat kedalam
halus wadah
dimasukkan
4. Agregat
kemudian
kedalam
ditimbang.
halus wadah
dimasukkan kemudian
ditimbang.
Gambar 4.1 Prosedur Kerja Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200
4.5
Perhitungan Kadar butir lolos saringan No. 200
Ekom Ofronazel – M1C118016
=
W1 −W3 W1
X 100% 51
Laporan Praktikum Beton
Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200
=
625−595,2 625
X 100%
= 4,768% 4.6
Hasil Analisis Data Hasil analisis data yang didapatkan dari pengujian bahan lolos saringan No.
200 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Bahan Lolos Saringan No. 200 Keterangan Berat Satuan Berat benda uji sebelum 625 gram dicuci (W1) Berat benda uji sesudah 1057,3 gram dicuci (W2) Berat benda uji setelah dimasukkan ke dalam 529,2 gram oven (W3) Jumlah bahan lewat saringan No. 200 4,768 % 𝑊1 −𝑊3 ( X 100%) 𝑊1
Data yang diperoleh yaitu nilai butir benda uji agregat yang lolos saringan No. 200 sebesar 4,768%. Berdasarkan standar yang digunakan agregat halus yang bersih yaitu hanya mengandung...