Buku Saku Akreditasi SNARS Edisi 1.1 PDF

Title Buku Saku Akreditasi SNARS Edisi 1.1
Author Annisa Fitriani
Pages 40
File Size 1.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 20
Total Views 219

Summary

KATA PENGANTAR Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.. Segala Puji Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Buku Saku Akreditasi dari RSU Ananda Purworejo ini dapat disusun. Tak lama lagi kita akan menyongsong akreditasi menggunakan standar nasional akreditasi...


Description

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.. Segala Puji Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Buku Saku Akreditasi dari RSU Ananda Purworejo ini dapat disusun. Tak lama lagi kita akan menyongsong akreditasi menggunakan standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS) edisi 1.1. Berbeda dari acuan akreditasi yang sebelumnya banyak berfokus hanya pada dokumen saja, kini penilaian dokumen hanya diberikan porsi sebesar 20%. Sisa penilaian lainnya difokuskan pada telusur lapangan (berupa wawancara, observasi, hingga simulasi). Sehingga disini para surveyor KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) akan ‘merasakan’ bagaimana sesungguhnya ketika menjadi pasien di rumah sakit kita, mulai dari apa saja proses yang dijalani sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Jalan menuju akreditasi ke depan akan sangat menyibukkan dan tentu saja menghabiskan segala waktu, pikiran, dan energi. Bismillah.. dibawa santai tetapi tetap serius. Hal yang paling penting adalah bukan menjadikan akreditasi ini sebagai beban. Bukan juga menjadikan akreditasi hanya sebagai tujuan akhir. Sebaliknya, akreditasi ini adalah salah satu alat untuk meningkatkan mutu rumah sakit, demi perbaikan kita bersama.  Besar harapan kami agar Buku Saku Akreditasi ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kebermanfaatan yang besar bahkan hingga proses akreditasi telah selesai kelak. GO Akreditasi RSU Ananda Purworejo: Bersatu Kita Bisa, Bersama Kita Paripurna! Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Purworejo, Februari 2020 Direktur

dr. Annisa Fitriani NIK 19930303 2017 11 056

RS.ANANDA

2

No 1

Pertanyaan

Jawaban

Apakah visi, misi, motto, nilai dan janji layanan RSU ANANDA Purworejo?

VISI Menjadi rumah sakit pilihan masyarakat dengan keunggulan dalam pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu tinggi. MISI   

Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat serta mengutamakan kepuasan pasien. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga mampu melaksanakan pelayanan yang profesional. MOTTO Peduli, Berbagi, Bersinergi NILAI-NILAI SIGAP S antun I khlas G esit A manah P rofesional

JANJI LAYANAN Melayani sepenuh hati, berlandaskan standar profesi tertinggi. 2.

Apa arti logo RSU ANANDA Purworejo?

1.

2.

Gambar detak jantung yang ada di tengah melambangkan tanda kehidupan. Mengandung makna bahwa pelayanan di RSU Ananda Purworejo selalu mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien di atas kepentingan apapun. Gambar lambang pelayanan kesehatan (+) dibentuk kembali menjadi dua gambar yaitu gambar berwarna biru mengandung makna “pengelola rumah sakit” dan gambar yang berwarna hijau melambangkan “masyarakat pengguna pelayanan”. Pembentukan dua gambar tersebut untuk menunjukkan sisi kolaborasi antara pihak rumah sakit dengan masyarakat sekitar dan selaras dengan Visi RSU Ananda Purworejo yaitu “Menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat dengan keunggulan dalam pelayanan yang komprehensif dan bermutu tinggi”.

RS.ANANDA

3

3.

Gambar Daun melambangkan simbol komponen yang hidup dan tumbuh. Bermakna mendorong untuk tetap tumbuh, hidup dan berkembang dengan semangat dan energi yang tetap segar.

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) 1.

2.

Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?

Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien?

Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit : (Acuan : Peraturan Menkes RI No.1691/Menkes/Per/VIII/2011)      

Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan Pengurangan risiko pasien jatuh.



Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien. Ada 2 cara identifikasi yaitu menggunakan NAMA PASIEN dan Tanggal Lahir. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien

 

3.

Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?

   

4.

Gelang identifikasi apa saja yang digunakan di rumah sakit?



 

Saat pemberian obat. Saat pemberian transfusi darah. Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Saat dilakukan tindakan medis.

Gelang Identitas - Pasien laki-laki: BIRU - Pasien perempuan: MERAH MUDA Gelang pasien risiko jatuh : KUNING Gelang alergi : MERAH

RS.ANANDA

4



5.

Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi?

6.

Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di ruang perawatan?

Gelang berisi identitas : NAMA PASIEN ,TANGGAL LAHIR, NOMOR REKAM MEDIS dan ALAMAT PASIEN.

SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien

a.

Teknik SBAR, berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan pelaporan/serah terima pasien kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan atau saat pergantian petugas :  Situation: Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.  Background: Informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.  Assessment: Hasil pengkajian kondisi pasien terkini  Recommendation: Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.

b. Teknik TBaK (Komunikasi Verbal) berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan dan menerima perintah verbal atau melaui telepon : 

7.

Apa saja yang termasuk obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) di rumah sakit?

TulisBaca kembali Konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas. Obat- obatan yang termasuk dalam golongan yang perlu diwaspadai antara lain :  Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 3%  Obat-obatan narkotika, sitotoksik( Lihat Lampiran)  NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA(Look Alike Sound Alike) Pengelolaan :  KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 3% tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif (ICU), Unit High Care dan IGD. Ruangan- ruangan tersebut harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Di instalasi Farmasi golongan obat tersebut diletakkan di tempat tersendiri. 

Obat diberi penandaan/ label yang jelas:  stiker berwarna MERAH bertuliskan “High Alert” ,  stiker berwarna KUNING bertuliskan LASA  Stiker berwarna UNGU dan berlogo khusus, untuk golongan sitotoksik.

RS.ANANDA

5



8.

Tahukah Anda bagaimana prosedur check list keselamatan operasi?

Pemberian dan penyimpanan harus dilaksanakan sesuai panduan. Daftar nama obat yang perlu diwaspadai lihat lampiran Langkah: 1.

2.

3.

4.

5.

9.

Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit?

Check in yaitu saat pasien sampai di area penerimaan pasien dilakukan konfirmasi pemeriksaan identitas pasien, jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi serta Surat Ijin Operasi (SIO), Surat Ijin Anestesi (SIA) dan Informed consent yang sudah diisi lengkap. Dilakukan oleh perawat yang bertugas di area penerimaan pasien. Sign in dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum induksi anestesi meliputi jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi, jenis anestesi Time out dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum insisi adalah meliputi konfirmasi identitas pasien, penandaan area operasi, penayangan pemeriksaan penunjang, pemberian antibiotika profilaksis bila diperlukan, jenis operasi yang akan dilakukan. Sign out dilakukan setelah operasi selesai dan sebelum menutup luka, berupa konfirmasi secara verbal tindakan yang sudah dilakukan, kelengkapan kasa, instrumen, alat tajam serta kelengkapan spesimen. Check Out, serah terima pasien dari perawat anestesi kepada perawat ruangan di ruangan pemulihan

Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler (Circulating Nurse) dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat anestesi. Semua petugas di RSU Ananda Purworejo, melakukan 6 LANGKAH kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yakni:  Sebelum kontak dengan pasien  Sesudah kontak dengan pasien  Sebelum tindakan asepsis  Sesudah terkena cairan tubuh pasien  Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien Ada 2 cara cuci tangan : handrub (20-30 detik) dan handwash (40-60 detik). 1) Handrub : cuci tangan menggunakan antiseptic berbasis alcohol selama 20-30 detik. 6 LANGKAH HANDRUB : 1.

RS.ANANDA

6

2.

3.

4.

5.

6.

Sumber : WHO on Hand Hygiene in Healthcare, tahun 2009.

RS.ANANDA

7

2) Handwash ( 40-60 detik ) RSU ANANDA PURWOREJO RSU ANANDA PURWOREJO

Gambar detak jantung yang ada di tengah melambangkan tanda kehidupan. Mengandung makna bahwa pelayanan di RSU Ananda Purworejo selalu mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien di atas kepentingan apapun.

Sumber : WHO 2009

Gambar lambang pelayanan kesehatan (+) dibentuk kembali menjadi dua gambar yaitu gambar berwarna biru mengandung makna “pengelola rumah sakit” dan gambar yang berwarna hijau melambangkan “mas yarakat pengguna pelayanan”.

Keterangan : dua Untuk cuci tangan menggunakan sabun, setelah tanganPembentukan dibilas dikeringkan gambar tersebut menggunakan kertas tissue/ handuk sekali pakai.

10. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ?



untuk menunjukkan sisiawal kolaborasi antara Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian pasien dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh pihak yang telah ditetapkan rumah sakit oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak dengan masyarakat menggunakan skala HUMPTY DUMPTY, pada pasien dewasa sekitar dan selaras menggunakan skala MORSE. Pengkajian tersebut dengandilakukan Visi RSU oleh Ananda Purworejo yaitu “Menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakatRS.ANANDA dengan keunggulan dalam

8

perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. 

Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.



Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan

Lihat SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh HUMPTY DUMPTY , penilaian kejadian risiko jatuh pada anak.

RS.ANANDA

9

PROTOKOL PENCEGAHAN PASIEN JATUH PADA PASIEN ANAK : Standar Risiko Rendah (Skor 7-11): 1. 2. 3.

Orientasi ruangan Posisi tempat tidur rendah dan ada remnya Ada pengaman / pagar samping tempat tidur. Mempunyai luas tempat tidur yang cukup untuk mencegah tangan dan kaki atau bagian tubuh lain terjepit 4. Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat berjalan 5. Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi & bantu bila dibutuhkan 6. Akses untuk menghubungi petugas kesehatan mudah dijangkau. Terangkan kepada pasien mengenai fungsi alat tersebut 7. Lingkungan harus bebas dari peralatan yang mengandung risiko 8. Penerangan lampu harus cukup 9. Penjelasan pada pasien dan keluarga harus tersedia 10. Dokumen pencegahan pasien jatuh ini harus berada pada tempatnya.

Standar Risiko Tinggi (skor >12): 1. 2. 3.

Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning Terdapat tanda peringatan pasien risiko jatuh Penjelasan pada pasien atau orang tuanya tentang protocol pencegahan pasien jatuh 4. Cek pasien minimal setiap satu jam 5. Temani pasien saat mobilisasi 6. Tempat tidur pasien harus disesuaikan dengan perkembangan tubuh pasien 7. Pertimbangkan penempatan pasien yang perlu perhatian diletakkan dekat nurse station 8. Perbandingan pasien dengan perawat 1:3, libatkan keluarga pasien sementara perbandingan belum memadai 9. Evaluasi terapi yang sesuai. Pindahkan semua peralatan yang tidak dibutuhkan ke luar ruangan 10. Pencegahan pengamanan yang cukup, batasi di tempat tidur

RS.ANANDA

10

11. Biarkan pintu terbuka setiap saat kecuali pada pasien yang membutuhkan ruang isolasi 12. Tempatkan pasien pada posisi tempat tidur yang rendah kecuali pada pasien yang ditunggu keluarga 13. Semua kegiatan yang dilakukan pada pasien harus didokumentasikan.

SKALA MORSE ,penilaian kejadian resiko jatuh pada pasien dewasa.

CARA MELAKUKAN PENILAIAN : 1. Riwayat jatuh :  Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan gaya berjalan menjelang dirawat  Skor 0 bila tidak pernah jatuh  Catatan: bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung 2

RS.ANANDA

11

2. Diagnosis sekunder :  Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien  Skor 0 jika tidak 3. Bantuan berjalan :  Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu, menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali  Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker  Skor 30 jika pasien berjalan mencengkeram furniture untuk topangan 4. Menggunakan infus :  Skor 20 jika pasien diinfus  Skor 0 jika tidak 5. Gaya berjalan/transfer :  Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan cirri berjalan dengan kepala tegak, lengan terayun bebas di samping tubuh, dan melangkah tanpa ragu-ragu  Skor 10 jika berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek-pendek dan mungkin diseret  Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan melambung. Kepala tertunduk, melihat kebawah. Karena keseimbangan pasien buruk, beliau menggenggam furniture, orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan 6. Status mental :  Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalan normal. Tanyakan pada pasien, “Apakah Bapak dapat pergi ke kamar mandi sendiri atau perlu bantuan?” Jika jawaban pasien menilai dirinya konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal. Intervensi Jatuh Standar : 1. 2.

3. 4. 5. 6.

Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi Keselamatan lingkungan: hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel dan telepon, biarkan pintu terbuka, gunakan lampu malam hari serta pagar tempat tidur. Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimal tiap 2 jam): tawarkan ke belakang (kamar kecil) secara teratur. Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer. Gunakan alat bantu jalan (walker, handrail). Anjurkan pasien menggunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak licin.

RS.ANANDA

12

Intervensi Jatuh Risiko Tinggi : 1. 2. 3.

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning. Intervensi jatuh standar. Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detil seperti analisa cara berjalan sehingga dapat ditentukan intervensi spesifik seperti menggunakan terapi fisik atau alat bantu jalan jenis terbaru untuk membantu mobilisasi. Pasien ditempatkan dekat nurse station. Handrail mudah dijangkau pasien dan kokoh. Siapkan di jalan keluar dari tempat tidur: alat bantu jalan, komod. Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip, serta anjuran menggunakan tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi. Dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar, samping tempat tidur atau toilet.

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) NO

PERTANYAAN

JAWABAN

1.

Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?

RSU Ananda Purwoejo bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu : 1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. 2. Pasien berhak mendapat informasi tentang hak dan kewajiban pasien. 3. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi. 4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. 5. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. 6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan. 7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. 8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.

RS.ANANDA

13

9. 10.

11.

12. 13.

14. 15. 16. 17.

18.

2.

Bagaimana prosedur pemberian informed consent kepada pasien & keluarga? Siapa yang memberikan informed consent? Apa saja yang diinformasikan saat informed consent?

Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengabn standar baik secara perdata maupun pidana. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran dari Konsil Kedokteran Indonesia) Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) dalam bahasa yang dipahami pasien. Lihat SPO Pemberian Informed Consent 



Informed consent diperoleh sebelum operasi, tindakan anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang

RS.ANANDA

14



3.

Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayan...


Similar Free PDFs