Buku tentang teologi dalam islam.pdf PDF

Title Buku tentang teologi dalam islam.pdf
Author Rahma Wanie
Pages 4
File Size 57.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 947
Total Views 1,078

Summary

Buku tentang teologi dalam islam Penulis: Prof. Dr. H. Ilhamuddin, MA., dan Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, M.E.I Diterbitkan oleh: PERDANA PUBLISHING Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana (ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11) Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224 Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756 ...


Description

Buku tentang teologi dalam islam Penulis: Prof. Dr. H. Ilhamuddin, MA., dan Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, M.E.I Diterbitkan oleh: PERDANA PUBLISHING Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana (ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11) Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224 Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756 E-mail: [email protected] Contact person: 08126516306 Cetakan pertama: Maret 2017 TEOLOGI ISLAM Warisan Pemikir Muslim Klasik Teologi Islam merupakan bagian penting di antara begitu banyak warisan intelektual yang ditinggalkan oleh para pemikir muslim klasik. Langsung atau tidak langsung sesungguhnya teologi Islam telah menjadi spirit dari semua denyut nadi pemikiran Islam, baik politik, sosial maupun ekonomi. “agama”, “kepercayaan” dan “pemahaman” adalah tiga kata yang banyak hubungannya dengan Teologi Islam. Term-term ini telah menjadi terminologi umum di kalangan umat beragama. Ketiganya memiliki koherensi dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan masing-masing. Pemahaman berkontribusi penting di dalam pertumbuhan maupun perkembangan kepercayaan. Dalam kontek agama, pemahaman juga berkontribusi di dalam terbentuknya aliranaliran atau mazhab-mazhab.

perkembangan kepercayaan dan agama itu dimulai. Sebagaimana manusia biasa, manusia primitif mengalami perkembangan pemikiran dan perasaan yang kemudian melahirkan kesadaran terhadap berbagai penomena kehidupannya. Dalam kehidupannya manusia primitif sering berhadapan dengan kesulitan. Hal itu menimbulkan kesadaran tentang berbagai kelemahan yang terdapat di dalam diri mereka. Kesadaran tersebut menimbulkan ketergantungan kepada sesuatu yang dipandangnya lebih kuat dan mampu menguasai dirinya serta memberikan kesejahteraan dan keselamatan. Ada perbedaan pendapat tentang penggunaan istilah agama terhadap bentuk-bentuk kepercayaan tersebut. Sebagian orang memandang dinamisme dan animisme belum layak disebut agama. Keduanya hanya layak disebut kepercayaan saja karena sesuatu baru layak disebut agama apabila sudah tersistem dengan baik. Salah satu indikator yang menunjukkan agama itu tersistem dengan baik adalah dengan adanya kitab suci.Berarti ada proses peralihan dan pergeseran dalam perkembangan keyakinan manusia. “kepercayaan” merupakan istilah umum yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Perkembangannya berpluktuasi mengikuti dinamika masyarakat itu sendiri. Kepercayaan manusia terhadap Tuhan muncul dalam dua bentuk, yaitu paham (isme) dan agama (religion). Kedua bentuk kepercayaan ini diawali oleh pengakuan akan keberadaan Tuhan yang pada hakekatnya telah ada jauh sebelum manusia ada. Sebelum manusia diciptakan pengakuan dan ketundukan terhadap Tuhan telah dimiliki semua makhluk. Sejak jenis makhluk pertama, yaitu Malaikat, sampai munculnya manusia sebagai jenis makhluk terakhir yang diciptakan Allah swt, semua mengakui keberadaan Tuhan.

Kepercayaan yang berbentuk pemahaman, aliran-aliran atau mazhab tersebut di atas kemudian dibahas dalam satu cabang keilmuan yang dikenal dengan teologi. Setiap agama mempunyai teologi masing-masing, maka ada teologi Islam, ada teologi Keristen dan lainnya sesuai dengan nama agama itu sendiri. Khusus di dalam Islam, teologi dibahas dalam beberapa macam keilmuan, seperti Ilmu Tauhid, Ilmu Aqidah, Ilmu Ushuluddin, dan Teologi Islam. Dalam kontek Indonesia, hal ini tampak misalnya pada organisasi-organisasi keagamaan seperti NU, Muhamadiyah, alWasliyah dan dalam wadah perwiridan- perwiridan. Implikasinya di masyarakat tampak pada melonggarnya (ukhwah Islamiyah) digantikan oleh panatisme kelompok dan golongan. Dalam kontek ini akhirnya agama tinggal merupakan identitas saja. Seorang muslim bisa jadi merasa jauh lebih terikat dengan sesama anggota seorganisasinya ketimbang saudaranya yang lain meskipun sesama muslim. Jika hal ini terus berlanjut, maka masa depan suatu agama semakin terancam. Teisme memandang Tuhan adalah pencipta alam. Tuhan adalah sesuatu yang tidak terbatas. Tuhan dan ciptaanNya sangat berbeda. Tuhan adalah dekat (imanen) dan juga sekaligus jauh (transenden) dari alam. Tuhan adalah wujud tertinggi, maha sempurna, berada di dalam dan di luar alam. Sebagai pencipta, Tuhan juga pemelihara alam. Pergerakan dan pergeseran serta perkembangan kepercayaan manusia terhadap Tuhan telah mendorong terjadinya dinamika pemikiran teologis. Perkembangan itu berjalan seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Apakah perkembangan itu melahirkan penguatan atau justeru memperlonggar keyakinan sangat

terkait dengan kecenderungan pola berfikir yang dipakai. Pola berfikir materialisme cenderung kepada pengingkaran terhadap Tuhan, sedangkan pola berfikir idealisme cenderung pada penguatan keyakinan terhadap adanya Tuhan. Kehadiran agama-agama besar sangat membantu manusia untuk menuntaskan keyakinan teologisnya. Terutama agama Samawi, berdasarkan wahyu masing- masing mengajarkan konsep ketuhanan yang jelas, yaitu Tuhan Allah Yang Esa. Tetapi lagi-lagi dalam perjalanan dan pengembaraan intelektual manusia adakalanya konsistensi keyakinan terhadap keesaan Tuhan itu kembali terkontaminasi. Dalam kacamata Islam, hanya kaum musliminlah yang masih konsisten memper- tahankan konsep keesaan Tuhan itu. Dalam kaitan itulah di dunia Islam dikembangkan berbagai cabang ilmu ketuhanan yang disebut teologi Islam, meliputi Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Aqidah dan Teologi Islam.

Menurut saya ini yang bisa saya rangkum dari buku tersebut Saya akhiri Assalamualaikum wr.wb...


Similar Free PDFs