CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISA LOKASI DAN KERUANGAN "Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia" PDF

Title CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISA LOKASI DAN KERUANGAN "Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia"
Author Lusiana Resantie
Pages 15
File Size 1 MB
File Type PDF
Total Downloads 271
Total Views 559

Summary

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Critical Review Jurnal: Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia” dapat disusun sebagai pem...


Description

Accelerat ing t he world's research.

CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISA LOKASI DAN KERUANGAN "Factors Determining the Location of Manufacturing Industrie... lusiana resantie

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Analisis Lokasi Fakt or Penent u Indust ri Kecil Brownies Sart ika evalina vialit a, Danut a Aldina, At ika mit zalina

Bahan Analisa Pembuat an Indust ri KAMMI DAERAH SUBANG Analisa Fakt or Penent u Lokasi Indust ri. St udi kasus : Kawasan Indust ri Berbek, Sidoarjo gea feroza

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Critical Review Jurnal: Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia” dapat disusun sebagai pemenuhan tugas I mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan. Penulis menyadari bahwa laporan ini tersusun berkat peran serta dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

Pak Arwi Yudhi Koswara,ST dan Bu Vely Kukinul Siswanto,ST,MT selaku dosen mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan Kelas A, arahan dan bimbingan beliau sangat membantu dalam penyusunan laporan ini.

2.

Kedua orangtua dan keluarga yang telah mendukung selama masa studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

3.

Rekan-rekan di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang memberikan motivasi

4.

Penulis dari jurnal-jurnal terkait yang menjadi pembahasan maupun referensi. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekuragan dalam laporan ini. Untuk

kritik dan saran pembaca sangat diharakan untuk kebermanfaatan karya tulis ini. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, 15 Maret 2016

Penulis,

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii DATA JURNAL ......................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1 1.2 Tujuan............................................................................................................................... 1 1.3 Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 3 2.1 Definisi Industri ................................................................................................................. 3 2.2 Definisi Teori Lokasi ......................................................................................................... 4 2.3 Teori Pengambilan Keputusan ........................................................................................ 5 BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................. 6 3.1 Review Jurnal ................................................................................................................... 6 3.2 Alasan Pemilihan Lokasi .................................................................................................. 7 3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri................................................... 7 3.4 Implikasi Teori .................................................................................................................. 8 3.5 Kelebihan Dan Kekurangan ............................................................................................. 8 BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 9 4.1 Lesson Learned ............................................................................................................... 9 4.2 Kesimpulan....................................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 10

ii

DATA JURNAL

Judul Jurnal

: Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Industri Pembuatan: Kajian kes Kawasan Perindustrian Nilai (Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia )

Penulis

: I. Thara Woharn II. Mohd Yusof Hussain III. Azima Abdul Manaf

Nama Jurnal : GEOGRAFIA OnlineTM Malaysian Journal of Society and Space 6 issue 2 Halaman

: 20-36

Tahun Terbit : 2010 Index

: ISSN 2180-2491

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan industri memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sebagai salah satu sektor penting dalam perekonomian suatu negara, perkembangan dari perindustrian akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam artian taraf hidup yang lebih baik. Di negara berkembang sektor industri merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan dalam pengembangannya. Pemilihan lokasi yang tepat untuk kawasan industri menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dari industri tersebut. Pemilihan lokasi industri harus disesuaikan dengan faktor pendukung lokasi yaitu lokasi pabrik yang dekat dengan bahan baku, mobilitas barang baku, tenaga kerja dan aksesibilitas (Weber, 1909). Berbagai teori terkait penentuan lokasi industri seperti Teori Weber, Teori Losch, dan teori-teori lainnya telah memberikan beberapa paradigma baru untuk melakukan kajian lokasi. Pada dasarnya semua teori dan paradigma tersebut memberikan penekanan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri itu sendiri. Jurnal ini secara deksriptif membahas mengenai faktor-faktor penentu lokasi perindustrian di Kawasan Nilai, Negeri Sembilan Malaysia, dan juga proses pembuat keputusan. Kawasan Nilai merupakan kawasan yang sedang berkembang dari segi pengembangan industri, perumahan dan sebagainya. Nilai juga memiliki jumlah kawasan industri yang paling luas dari total seluruh industri yang ada di dalam Dewan Daerah Seremban. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan lokasi kawasan perindustrian. 2. Mengetahui implikasi teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan dalam lingkup wilayah dan kota. 1.3 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang makalah, tujuan dari penulisan makalah dan sitematika penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1

Bab ini menjelaskan teori-teori yang menunjang dalam pengolahan data dan analisa diantaranya mengenai konsep dasar industri, teori-teori lokasi dan metode membuat keputusan BAB III PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai review jurnal, alasan pemilihan lokasi, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi, implikasi teori serta kelebihan dan kekurangan dari jurnal BAB IV PENUTUP Bab ini menjelaskan mengenai lesson learned dan kesimulan dari penulisan makalah

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Industri menurut Undang-Undang No 03 Tahun 2014 tentang Perindustrian adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Sedangkan pengertian dari kawasan industri dalam UndangUndang merupakan kawasan temat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan industri. Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 257/MPP/Kep/7/1997, industri diklarifikasikan menurut besarnya jumlah investasi, sebagai berikut: a. Industri Kecil dan menengah, merupakan jenis industri yang memiliki investasi sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00. b. Industri Besar, yaitu industri yang investasinya lebih dari Rp. 5.000.000.000,00. Kriteria Lokasi kawasan industri menurut Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan industri, berkembanganya suatu kawasan industri tidak terlepas dari pemilihan lokasi kawasan industri yang akan dikembangkan, karena sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor/variabel di wilayah lokasi kawasan. Menurut Wigjosoebroto (2004:1) klasifikasi jenis-jenis industri berdasarkan aktifitas umum yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Industri penghasil bahan baku (the primary row-material industri) yaitu industri yang aktifitas produksinya mengolah sumberdaya alam untuk menghasilkan bahan baku ataupun tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa, dan

lebih

dikenal dengan

“ekstrative/primary

industry”.

Contohnya

industri

perminyakan, pengolahan bijih besi, dsb. b. Industri manufaktur adalah industri yang memroses bahan baku guna dijadikan produk setengah jadi maupun produk jadi. Contohnya industri permesinan, industri mobil, tekstil, dsb. c. Industri elnyalur (distribution industries) adalah industri yang memiliki fungsi melaksanakan proses distribusi baik untuk row-material maupun finished goods product. Kegiatan yang dilakukan meliuti buying and selling, storing, sorting, packaging, and moving goods (transportasi) d. Industri pelayanan jasa (service industries) adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain

3

maupun langsung memberikan pelayanan/jasa keada konsumen (as cited in Sutanta,2010). 2.2 Definisi Teori Lokasi Penentuan Lokasi Industri sangatlah penting karena dengan adanya teori industri maka akan bisa menentukan lokasi atau letak suatu industri. Dan industri tersebut akan berkembang, karena teori-teori tersebut memberikan gambaran mengenai masa depan. Beberapa tinjauan teori terkait dengan penentuan lokasi perindustrian adalah sebagai berikut: a. Teori Lokasi Industri dari Alfred Weber (1909) Teori Weber didasarkan pada prinsi minimalisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dengan total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum akan identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor utama yang memengaruhi lokasi industri yakni faktor tenaga kerja dan biaya transortasi yang merupakan faktor regional yang bersifat umum serta faktor deglomerasi/aglomerasi yang bersifat lokal dan khusus. Beberapa asumsi yang dikemukakan oleh Weber antara lain adalah sebagai berikut: 1. Unit studi terisolasi, homogen, konsumen terpusat di titik-titik tertentu. Semua unit perusahaan dapat memasuki asar yang tidak terbatas (persaingan sempurna) 2. Sumber daya alam; air, pasir, lempung tersedia dimana-mana (ubiquitous) 3. Bahan lainnya seperti mineral dan bijih besi tersedia terbatas pada sejumlah tempat (sporadis) 4. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, mengelompok ada beberapa lokasi dan mobilitasnya terbatas. Konsep segitiga pembobotan Weber atau locational triangle adalah penentuan titik lokasi industri dengan memperhatikan substitusi biaya transportasi dengan bahan baku. b. Teori Lokasi August Losch Teori lokasi dari August Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar), berbeda dengan Weber yang melihat dari sisi penawaran (produksi). Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar, karena menurutnya lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang daat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual maka konsumen akan semakin enggan membeli karena biaya transportasi yang semakin mahal. 4

c. Tidak ada teori tunggal yang bisa menetapkan dimana lokasi suatu kegiatan produksi (industri) itu sebaiknya dipilih. Untuk menetapkan lokasi suatu industri (skala besar) secara komprehensif diperlukan gabungan dari berbagai disiplin ilmu. Berbagai faktor juga ikut dipertimbangkan dalam menentukan lokasi. 2.3 Teori Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah. Menurut Jane Smith (1996), proses pemecahan masalah terdiri dari tujuah tahappan sistematis yang meliputi pengenalan masalah (recognizing problems), pemilihan tujuan (setting objectives), identifikasi alternatif solusi (identifying alternative solutions), evaluasi alternatif (evaluating options), pemilihan alternatif (selecting option), imlementasi alternatif solusi (implementing option) dan making success.(as cited in Gloria Maria, 2009)

5

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Review Jurnal Permasalahan yang diangkat dalam jurnal yang berjudul “Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia” adalah faktor-faktor yang memengaruhi industri manufaktur di daerah penelitian. (Glasson, 1978) Kemauan perusahaan pindah atau memulai bisnis baru sangat tergantung pada beberapa faktor utama pada lokasi baru yang dipilih, yaitu buruh baik dari segi kualitas atau kuantitas, transportasi dan perhubungan, situs bangunan, bantuan pemerintah dan faktor lingkungan semama membuat keputusan pemilihan lokasi (as cited in Thara Wong Woharn dkk, 2010) Faktor kerajaan menjadi salah satu pemicu perkembangan lokasi industri dalam sebuah negara, seperti yang terjadi di Korea Selatan yang dapat dilihat dalam Pembangunan Kawasan Perindustriannya. Dengan adanya peningkatan PDB dan jumlah ekspor negara, Pemerintah Malaysia telah menetapkan beberapa landasan baru untuk membangun dan memajukan industri manufaktur, misalnya adalah kebijakan fiskal dan berbagai insentif dorongan investasi industri seperti upgrade perintis yang melakukan pengecualian ajak dan tarif antara 5-10 tahun, kelengkapan infrastruktur, tingkat upah buruh yang masih rendah dan lingkungan sosial dan politik yang stabil. Meskipun menurut kacamata pihak investor langkah-langkah tersebut belum mencukupi kebutuhan mereka. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu meningkatkan sumber daya manusia dengan cepat untuk memperkuat daya kompetisi negara pada masa depan. METODOLOGI KAJIAN Kajian menggunakan beberapa kaedah untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan obyek kajian yaitu dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui tiga sumber yakni tinjauan awal, wawancara dan kuisioner lapangan pada 2006-2007. Tinjauan awal berfungsi untuk megidentifikasi tingkat operasi industri, membentuk sampling dan mendapatkan kerjasama ada penyerahan kuisioner. Teknik wawancara dilakukan pada pegawai perencanaan ekonomi di UPENS, dialkukan secara formal untuk mendapatkan informasi terkait pengembangan industri, kebijakan industri, sedangakan yang informal untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai latar belakang berdirinya perusahaan, perekrutan tenaga kerja,dll. Data-data primer yang sudah dikumpulkan melalui set kuisioner kemudian dianalisis dengan metode frekuensi dan deskriptif. Teknik diskriptif dilakukan untuk menganalisis hasil penelitian dan membentuk jadwal untuk menyajikan data-data primer. Metode frekuensi

6

dilakukan untuk mendapatkan kepentingan angkubah secara kuantitatif misalnya dalam mengidentifikasi faktor-faktor utama mempengaruhi pemilihan lokasi industri. Sedangkan untuk data-data sekunder merupakan sumber informasi yang didaatkan dari hasil penulisan yang berhubungan dengan penelitian. Data-data sekunder didapatkan dari studi literatur. 3.2 Alasan Pemilihan Lokasi Setelah melalui metode analisis, lokasi yang ditetapkan untuk pengembangan kawasan perindustrian adalah kawasan Nilai, Negeri Sembilan. Hal ini dikarenakan Kawasan Nilai dianggap strategis karena berdekatan dengan Lembah Kelang yang dapat menerima efek limpahan dari pengembangan industri terutama di Petaling Jaya, Kuala Lumpur dan Shah Alam. Fasilitas dan infrastruktur yang ada di Nilai juga menjadi salah satu alasan dan utamanya menarik investor untuk berinvestasi. Kawasan Nilai sendiri terletak di sebelah barat laut Bandar Seremban yakni 15 kilometer dari Pekan Mantin. Kawasan Nilai ini merupakan pusat permukiman yang sedang berkembang dari segi pengembangan industri, perumahan dan sebagainya. 3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perindustrian di kawasan Nilai adalah sebagai berikut: 1. Faktor buruh atau tenaga kerja, dimana mencari tenaga kerja dengan upah yang minimum untuk mengurangi labour cost. 2. Faktor

pasar, dengan

adanya

liberalisasi ekonomi mengakibatkan

adanya

persaingan yang ketat dalam pasar 3. Faktor kemudahan infrastruktur perhubungan baik udara, darat maupun laut, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan import barang mentah dan eksport barang jadi. 4. Faktor transport, dimana bertujuan mengurangi transport cost terkait input maupun output. 5. Faktor aglomerasi, 6. Faktor modal dan kemudahan komunikasi, 7. Faktor sewa lahan, dimana bertujuan untuk mendapatkan rent cost yang murah dengan lokasi yang strategis. 8. Faktor sumber tenaga dan air, sumber tenaga yang dimaksudkan adalah listrik, air dan gas yang berperan dalam kegiatan perindustrian. 9. Faktor kerajaan, dimana meliputi kebijakan yang dijalankan oleh kerajaan Malaysia, baik penarikan pajak maupun kebijakan terkait lainnya. 7

10. Faktor lainnya, yang meliputi kedekatan dengan perumahan, dengan tempat rekreasi, dan sebagainya. 3.4 Implikasi Teori Jurnal ini tidak mencantumkan teori lokasi yang dipakai atau dijadikan acuan. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa teori lokasi yang digunakan adalah gabungan dari beberapa teori. Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi industri ini sudah sesuai. Berikut adalah penjabarannya. 1. Teori Weber Jurnal ini tidak memuat teori penentuan lokasi industri, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa mengacu kepada teori Weber. Beberapa faktor lokasi yang masuk kedalam teori Weber adalah faktor aglomerasi/deglomerasi, faktor buruh atau tenaga kerja, faktor biaya transportasi, sewa lahan dsb. 2. Teori Losch Asumsi mengenai teori Losch yang daat ditemukan dalam jurnal adalah terkait kemudahan masyarakat dalam mengakses, dalam hal ini kedekatan masyarakat dengan ppenjual, sehingga mempermudah aksesibilitas hasil produksi. Teori-teori yang digunakan dalam penentuan lokasi industri di Kawasan Nilai berimplikasi ada munculnya faktor-faktor penentu lokasi. Faktor-faktor yang menjadi penentu lokasi utama diantaranya adalah faktor buruh mahir atau tenaga kerja ahli, pasar luar negeri, kemudahan

mencapai

pelabuhan

(darat,udara,laut),

kemudahan

dalam

transport,

kemudahan telekomunikasi dan faktor sewa lahan dalam kaitan lokasi yang strategis. 3.5 Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal yang berjudul “Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia” sudah memaparkan secara detail tentang faktor-faktor penentu lokasi perindustrian baru di kawasan Nilai. Landasan teori yang digunakan dalam jurnal kurang mendetail, dimana tidak dijelaskan secara rinci teori-teori lokasi apa saja yang digunakan, kemudian pemaparan mengenai metode pengambilan keputusan dan juga metode-metode yang digunakan dalam analisisnya. Jika pada abstrak mencakup ke...


Similar Free PDFs