Dampak Pergaulan Bebas, Penyakit dan Kelainan pada Sistem Reproduksi, dan Teknologi Reproduksi PDF

Title Dampak Pergaulan Bebas, Penyakit dan Kelainan pada Sistem Reproduksi, dan Teknologi Reproduksi
Author caa.
Course Biologi Umum
Institution Universitas Gadjah Mada
Pages 15
File Size 275.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 159
Total Views 471

Summary

KARYA TULIS ILMIAHDAMPAK PERGAULAN BEBAS, PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEMREPRODUKSI MANUSIA, SERTA TEKNOLOGI SISTEM REPRODUKSIDisusun Oleh :Syadza Aliyah PutriXI IPA PercepatanMAN 2 PekanbaruT.A/KATA PENGANTARAssalamu’alaikum Wr. Wb.Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. Karena atas rah...


Description

KARYA TULIS ILMIAH DAMPAK PERGAULAN BEBAS, PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA, SERTA TEKNOLOGI SISTEM REPRODUKSI

Disusun Oleh : Syadza Aliyah Putri XI IPA Percepatan MAN 2 Pekanbaru T.A.2020/2021

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah penelitian yang berjudul “Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa” dengan baik. Makalah penelitian ini disusun berdasarkan data-data yang penulis dapatkan dari sumbersumber terpercaya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun. Sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan kearah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pergaulan Bebas 1.1.1 Pengertian Pergaulan Bebas Pergaulan bebas adalah perilaku negatif yang melewati batas dari aturan, tuntutan, dan perasaan atau perilaku menyimpang yang melanggar norma agama serta norma kesusilaan. Selain itu, pergaulan bebas juga bisa diartikan sebagai praktik hubungan seks bebas dengan pasangan yang berbeda. Adapun definisi pergaulan bebas menurut Gunarsa (2004:50), pergaulan bebas dapat didefinisikan sebagai pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pada pengelompokan yang kompak antara dua orang saja, tapi antara banyak muda-mudi. 1.1.2 Ciri-ciri Pergaulan Bebas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Seks pranikah. Menggunakan narkoba. Mengonsumsi alkohol. Menonton pornografi. Tawuran antar kelompok. Memakai pakaian terbuka. Menghalalkan segala cara demi suatu hal yang diharapkan.

1.1.3 Faktor Pergaulan Bebas Terdapat beragam faktor yang menjadi penyebab seseorang terjerumus dalam pergaulan bebas, antara lain : 1. Kurangnya pendidikan agama Iman yang kuat dalam diri seseorang bisa dipengaruhi oleh kuatnya pendidikan agamanya. Pendidikan agama itu bisa diperoleh dari kedua orang tua, sekolah, atau tempat-tempat lain yang mengajarkan pentingnya agama sehingga hal itu bisa menjadi benteng diri dari perilaku yang tidak baik. 2. Taraf pendidikan yang rendah Selain pada contoh norma agama, pendidikan juga bisa menjadi salah satu benteng untuk menjauhkan kita dari hal-hal yang tidak baik. Sehingga bisa dikatakan bahwa, tingkat pendidikan yang rendah bisa membuat seseorang mengalami kesulitan membedakan hal baik dan buruk bagi dirinya sendiri, maupun bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Keterbatasan pengetahuan dapat menajadikan seseorang mudah terjerumus dan terpengaruh oleh orang-orang yang mengajaknya untuk berbuat halhal yang negatif, termasuk pergaulan bebas.

3. Keluarga yang tidak harmonis Keluarga yang tidak harmonis (disorganisasi keluarga) dapat menjadi penyebab seseorang terjerumus dalam pergaulan bebas, karena kondisi keluarga yang demikian membuat seorang anak akan mencari kebahagian di luar rumah, sehingga dia merasa akan lebih bahagia dengan kehidupan yang “liar”nya. 4. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi yang rendah dapat menyebabkan seseorang putus sekolah. Ketika dia tidak sekolah, maka dia akan kekurangan ilmu atau pembelajaran, sehingga kondisi ini sangat sulit membedakan hal yang baik dan yang buruk bagi dirinya. 5. Lingkungan yang kurang baik Seseorang yang tinggal di lingkungan yang baik, maka kemungkinan kepribadiannya pun akan menjadi baik, begitu pula sebaliknya. Misalnya seseorang yang tinggal di lingkungan orang-orang yang suka mabuk-mabukkan, maka dia bisa saja terpengaruh melakukan hal yang sama. 6. Penyalahgunaan internet Di zaman yang serba canggih seperti sekarang, dengan adanya smartphone dan jaringan internet memudahkan seseorang untuk mencari segala sesuatu secara online, termasuk hal yang tidak baik, yang bisa membuat seseorang tersebut menirunya. 1.2 Penyakit dan Kelainan pada Sistem Reproduksi Penyakit pada sistem reproduksi dapat terjadi karena banyak hal. Mulai dari virus hingga gangguan hormon. Gangguan hormon juga dapat menyebabkan kelainan pada sistem reproduksi manusia. Selain gangguan hormon, beberapa penyakit pada sistem reproduksi manusia juga bisa terjadi karena adanya kelainan genetik bawaan, infeksi, tumor, atau penyebab lain yang belum diketahui. 1.3 Teknologi Sistem Reproduksi Teknologi reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu tentang perkembangbiakan yang menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk (keturunan). Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan meliputi inseminasi buatan, perlakuan hormonal, donor sel telur dan sel sperma, kultur telur dan embrio, pembekuan sperma dan embrio, GIFT (gamet intrafallopian transfer), ZIFT (zygote intrafallopian transfer), IVF (in vitro fertilization), partenogenesis dan kloning. Dalam tulisan ini teknologi reproduksi yang akan dikaji adalah teknik in vitro fertilisasi dan kloning.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dampak Pergaulan Bebas Dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain adalah sebagai berikut : 1) Terjadinya seks bebas Pergaulan yang tidak memiliki batas tentunya akan berakibat fatal yaitu terjadinya seks bebas yang dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut : 

Tertular infeksi menular seksual Remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas lebih rentan untuk tertular penyakit menular seksual. Apalagi jika kerap bergonta-ganti pasangan. Makin sering seseorang bergonta-ganti pasangan, risikonya untuk terkena infeksi menular seksual, seperti HIV/AIDS dan gonore, akan semakin besar. Selain kebiasan bergonta-ganti pasangan, hubungan sesama jenis, penyalahgunaan obat suntik, hubungan seksual dengan pekerja prostitusi, dan kesalahan pemakaian kondom dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi menular seksual.



Terkena penyakit kanker Wanita yang sering bergonta-ganti pasangan lebih berisiko mengalami kanker serviks. Orang yang sering melakukan seks oral lebih berisiko untuk terkena kanker mulut dan kanker tenggorokan. Sedangkan orang yang sering melakukan seks anal memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker anus.



Kehamilan yang tidak diinginkan Pergaulan bebas juga akan meningkatkan risiko hamil di usia muda. Kehamilan saat remaja membutuhkan perhatian yang khusus, karena ada beragam komplikasi kehamilan yang rentan terjadi.

2) Ketergantungan pada obat-obat terlarang Konsumsi obat-obat terlarang dapat mengakibatkan seseorang ketagihan, meskipun pada awalnya hanya coba-coba, tapi lama-lama menjadi ketagihan atau ketergantungan. Hal itu sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian. 3) Meningkatnya kriminalitas Seseorang yang telah terjerumus dalam pergaulan bebeas akan berusaha untuk mendapatkan segala hal yang sangat diinginkan terlepas bagaimana caranya, misalnya ketika sedang sakaw, tapi karena tidak mendapatkan barang dikarenakan materi yang tidak cukup. Hal ini bisa memicu terjadinya beragam contoh kriminalitas seperti pencurian, perampokan, dan lain-lain. 4) Tingkat kesehatan menurun

Sebelumnya telah disebutkan bahwa seks bebas dapat memicu seseorang terserang berbagai penyakit. Tentunya, kesehatan seseorang tersebut akan semakin memburuk dari hari ke hari. 5) Menurunnya prestasi Ketika seseorang telah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, maka ia akan cenderung malas untuk belajar dan meraih prestasi.

2.2 Penyakit dan Kelainan pada Sistem Reproduksi 2.2.1 Penyakit pada Sistem Reproduksi  Gonorrhea Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui hubungan seksual. Bakteri ini selain menimbulkan radang pada organ reproduksi (vagina, tuba fallopii, epididimis, dan kelenjar prostat) juga dapat menimbulkan radang pada saluran kemih, mata, persendian, dan selaput otak. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan. Penyakit ini dapat menular dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dilahirkannya. Beberapa bayi juga menjadi buta karenanya. Adapun tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit ini sebagai berikut : 

Terdapat nanah di ujung saluran kencing.



Rasa terbakar pada saat buang air kecil.



Pada laki-laki, uretra menjadi sempit sehingga sulit buang air kecil. Pada beberapa kasus, testis menjadi rusak sehingga orang yang bersangkutan menjadi mandul.



Pada wanita, terdapat nanah dari vagina yang mungkin dapat menyebar ke rahim dan indung telur. Hal ini juga menyebabkan kemandulan.

 Sifilis Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Tryponema pallidum dan ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini terdiri atas beberapa stadium. Pada stadium lanjut, sifilis tidak hanya menyerang organ-organ reproduksi, tetapi juga menyerang organ-organ tubuh yang lain, misalnya hati, susunan saraf, dan otak.  Herpes Genital Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simpleks serotype 2 dan ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini selain menyerang organ reproduksi laki-laki dan perempuan, juga menyerang kulit. Sekarang sudah diketahui bahwa ada hubungan antara infeksi virus herpes dan kanker leher rahim.  AIDS AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Sampai

sekarang, obat penyakit ini belum sepenuhnya ditemukan. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak langsung menderita AIDS, tetapi penyakit ini baru akan terlihat setalah enam bulan hingga lima tahun, bergantung pada ketahanan tubuh seseorang. Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. 2.2.2 Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria  Hipogonadisme Gejala dimana terdapat penurunan fungsi testis pada pria dan disebabkan oleh adanya gangguan interaksi hormon yakni androgen dan juga esterogen. Penyakit ini bisa berujung pada kemandulan dan juga berkurangnya karakter maskulin pada pria.  Kriptorkidisme Suatu kegagalan satu ataupun dua testis untuk turun dari abodemen menuju skrotum saat pria masih bayi. Hal ini membuat hormon testosteronnya tidak berkembang dengan baik.  Uretriris Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes. Peradangan pada bagian uretra disertai dengan gejala rasa gatal yang berlebih terutama pada bagian penis. Pria yang terkena pernyakit ini akan sering buang air kecil.  Prostatitis Disebabkan oleh bakteri Esterichia coli. Gejala penyakit ini adalah kelenjar prostat yang meradang.  Epididimitis Penyakit satu ini biasanya disebabkan oleh bakteri E. Coli dan Clamydia. 2.2.3 Kelainan pada Sistem Reproduksi Wanita  Menstruasi Menstruasi adalah pendarahan normal yang terjadi pada wanita setiap bulannya. Kebanyakan periode menstruasi pada wanita terjadi sekitar 4 sampai 6 hari. Masalah umum dari menstruasi biasanya adalah telat nya periode menstruasi dan terjadinya dismenore. Jika wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak normal sudah sepantasnya anda untuk berkonsultasi dengan dokter anda untuk mengetahui bagaimana cara menghilangkan dismenore saat menstruasi tersebut. Penyebab dari telat terjadinya menstruasi adalah hamil, stres, dan konsumsi obat. Namun, jika anda negatif saat tes kehamilan maka bisa jadi anda terkena gangguan hormon tiroid di mana kelenjar tidroid mengalami kekurangan hormon.  Penyakit radang panggul Rongga perut perempuan memiliki jalur langsung dari luar melalui saluran reproduksi wanita. Bakteri dapat masuk melewati vagina dan rahim dan melintasi tabung rahim yang membuka ke dalam rongga perut. Radang panggul sering sekali menyebabkan rasa sakit perut saat sedang bereaksi.  Endometriosis dan Adenomiosis

Endometriosis dan adenomiosis adalah dua penyakit sistem reproduksi wanita yang disebabkan olehpertumbuhan endometrium secara tidak normal. Endometrium adalah jaringan yang melapisi rahim atauuterus. Ketika jaringan ini terbentuk di bagian lain dari sistem reproduksi seperti di luar rahim, indung telur atau tuba falopi. Jika pertumbuhan terjadi ke dalam otot yang mengelilingi rahim, hal itu disebut Adenomiosis. Karena semua jaringan endometrium didorong keluar dari tubuh dengan selesainya siklus menstruasi, pertumbuhan yang tidak normal apat menyebabkan nyeri di perut atau panggul. 2.2.4 Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita  Vulvovaginitis Vulvovaginitis adalah istilah yang diberikan pada infeksi jaringan vulva atau vagina. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti kebersihan yang buruk, penyakit menular seksual, virus, ragi dan bakteri. Terjadinya vagina berbau busuk, iritasi dan peradangan di sekitar vagina, dan kesulitan saat buang air kecildapat menunjukkan adanya vulvovaginitis.  Kanker ovarium Kanker ini dimulai dalam ovarium dan dapat menyebarkan dalam pelvis dan perut. Beberapa tanda-tanda kanker ovarium seperti sembelit, buang air kecil secara teratur, nyeri di daerah panggul, kehilangan berat badan dan perut kembung. Kemungkinan terjadi lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat keluargasindrom Lynch, payudara.  Infertilitas wanita Kesulitan untuk mendapatkan kehamilan, yang disebabkan oleh kurangnya ovulasi. Dan sebab lainnya adalah penyakit sistem reproduksi wanita lainnya. Gangguan ovulasi seperti penyimpangan dalam produksi hormon atau masalah dalam akun ovarium untuk 25% dari kasus infertilitas. Endometriosis, kerusakan pada saluran tuba, tuba uterine atau leher rahim juga dapat menyebabkan infertilitas.  Sindrom ovarium polikistik Sindrom ini terjadi ketika ovarium memproduksi terlalu banyak hormon, yaitu androgen. Peningkatan kadar hormon ini dapat menghambat proses ovulasi dan menyebabkan kista pada ovarium. Hal ini juga dapatmenyebabkan infertilitas dengan mempengaruhi pelepasan telur ovarium pada siklus menstruasi. Beberapa gejala adalah rambut rontok, jerawat, nyeri di daerah panggul, kulit berminyak, dan peningkatan pertumbuhan rambut wajah atau tubuh.  Menopause Monopause adalah situasi di mana wanita tidak bisa lagi hamil secara alami karena tidak ada lagi periode menstruasi. Penyakit ini biasa di alami jika seorang wanita sudah berusia 50 tahun lebih dan tidak ada lagi telur di dalam ovarium nya serta menurun nya jumlah hormon esterogen. Jika seorang wanita sudah memiliki penyakit monopause maka wanita tersebut akan mengalami disfungsi seksual, dan ini terjadi karena sudah berkurangnya jumlah hormon.

2.3 Teknologi Sistem Reproduksi

 Ultrasonografi Pencitraan Ultrasound yang selama ini kita kenal dan sering dilakukan oleh orang-orang yang bermasalah di bagian perutnya atau juga ibu-ibu hamil. Teknik ini akan menunjukkan sebuah gambar yang ada pada tubuh manusia terutama di bagian sekitar perut dengan memanfaatkan gelombang suara yang memiliki frekuensi tinggi. Teknik ini tidak melibatkan rontgen hanya dengan memanfaatkan gelombang suara dari perangkat genggam dan memukul tubuh kita. Suara tersebut dipantulkan dan ditangkap lalu diproses dengan komputer dan menjadilah sebuah gambar visual yang terlihat nyata. Teknik Ultrasound berguna untuk mengamati dan memeriksa gerakan organ tubuh manusia yang vital seperti hati, jantung, limpa, pankreas dan lain sebagainya. Terlebih lagi, USG sering dimanfaatkan untuk melihat keadaan janin pada tubuh seorang wanita yang sedang hamil. Bahkan sebelum janin itu lahir, manusia bisa melihat apakah jenis kelaminnya wanita atau pun pria. Semua itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan USG. Manfaat lainnya dari USG adalah mudah digunakan, tersedia pencitraan yang nyata, gambar yang tersedia pun mampu memvisualisasikan struktur, gerakan dan fungsi hidup manusia di organ tubuh dan pembuluh darahnya. Pada penggunaan USG, hanya ada 1 resiko yang terjadi yaitu pada diagnostik USG standar tidak akan berefek bahaya yang dapat menyebabkan pada manusia.  Amniosentesis Amniosentesis merupakan teknologi sistem reproduksi dimana sebuah prosedur yang dianjurkan dokter pada saat masa kehamilan. Prosedur ini dilakukan untuk memeriksa adanya kelainan janin seperti misalnya sindrom Don, Spina Bifida dan kelainan lainnya. Prosedur ini hanya dikhususkan untuk para wanita yang sedang hamil dan berisiko anak yang dilahirkan berpotensi cacat lahir. Tes ini biasanya dilakukan antara minggu ke 16 atau pun 20. Seseorang wanita yang berisiko melahirkan bayi cacat akan menjalani Amniosentesis biasanya hamil dalam usia 40 tahun atau pun 37 tahun ke atas. Karena umur wanita yang mencapai itu lebih rentan akan melahirkan bayi yang cacat. Karena itulah diperlukan untuk menjalani prosedur ini. Sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur Amniosentesis sebaiknya harus mengetahui beberapa hal, misalnya ters ini akan bisa menyebabkan terjadinya keguguran walaupun persentasenya hanya 1% tetapi anda tetap harus kenali dulu resiko yang terjadi. Selain itu bisa terjadi cedera pada bayi dan ibunya seperti infeksi ataupun kelahiran prematur. Seperti yang diketahui bahwa

kelahiran prematur adalah kelahiran belum cukup bulan yang normalnya adalah 9 bulan. Chorionic Villus Sampling yang merupakan prosedur untuk melibatkan penghapusan potonganpotongan kecil yang berasal dari plasenta yang dilakukan pada 11 sampai dengan 13 minggu. Itu adalah salah satu pencegahan sebelum menjalani amniosentesis. Jika yang bersangkutan tidak mempermasalahkan resiko yang akan terjadi dari prosedur Amniosentesis ini maka tentu sudah bisa melakukan prosedur tersebut. Prosesnya akan dijelaskan oleh dokter tempat anda berkonsultasi. Dokter akan menjelaskan secara rinci apa saja yang harus dilakukan. Setelah proses prosedur Amniosentesis dilakukan, harus menunggu operasi sekitar 20 menit sebelum pulang ke rumah. Tetapi wanita yang melakukan tes ini sering mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak terlalu menyakitkan seperti tidak terjadi apa-apa. Namun walaupun demikian, dokter menyarankan untuk beristirahat sekitar 1 jam atau lebih setelah melakukan operasi. Tetap saja, yang bersangkutan harus mengetahui komplikasi yang bisa saja terjadi saat ataupun setelah melakukan prosedur Amniosentesis. Diantaranya adalah keguguran, bercak atau pendarahan pada vagina, pecah ketuban sebelum waktunya, infeksi pada rahim wanita, kram, bayi mengalami cedera, hasilnya tidak pasti, cairan yang diambil pun terdapat noda darah.  Fertilisasi in vitro Fertilisasi in vitro adalah suatu proses dimana sel telur dibuahi sperma di luar tubuh. IVF adalah pengobatan utama untuk infertilitas ketika metode lain dari teknologi reproduksi buatan telah gagal. Proses ini melibatkan pemantauan dan merangsang proses ovulasi wanita, menghilangkan sel telur (ovum) dari indung telur wanita dan membiarkan sperma membuahinya dalam suatu media cairan di laboratorium. Telur yang sudah dibuahi (zigot) yang dibudidayakan selama 2-6 hari dalam media pertumbuhan kemudian ditransfer ke rahim ibunya dengan maksud untuk menghasilkan kehamilan. Kelahiran pertama yang sukses dari bayi tabung, dialami oleh Louise Brown, terjadi pada tahun 1978. Louise Brown lahir sebagai hasil dari siklus alami IVF dimana tidak ada rangsangan yang dibuat. Robert G. Edwards, ahli fisiologi yang mengembangkan teknik ini, dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2010. Teknik bayi tabung yang lebih dikenal dengan “in vitro fertilization” memerlukan 3 tahap sebagai berikut : 1. Pengambilan ovum yang sudah matang dari seorang wanita. 2. Menyediakan media kultur sebagai tempat pembuahan in vitro. Media ini harus mempunyai kandungan kimia sesuai dengan cairan yang ada di saluran fallopii. 3. Pengambilan sperma dari seorang pria.

Selain itu, sperma diinjeksikan ke dalam ovum dengan harapan akan terjadi pembuahan dan pembentukan embrio. Calon bayi inilah yang akan ditransfer ke dalam rahim si calon ibu. Akan tetapi, jika memungkinkan, embrio akan terus dikembangkan di media kultur hingga hari keenam dan berkembang menjadi blastosis. Setelah itu, akan diimplantasikan ke rahim ibu.  Kontrasepsi Pengendalian kelahiran yang juga dikenal sebagai kontrasepsi dan kontrol kesuburan, adalah metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Perencanaan, penyediaan dan penggunaan kontrol kelahiran disebut keluarga berencana. Metode yang paling efektif dari pengendalian kelahiran adalah sterilisasi dengan cara vasektomi pada pria dan ligasi tuba (tubektomi) pada wanita, intrauterine d...


Similar Free PDFs