Title | FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI DI INDONESIA |
---|---|
Author | I. Indramanik |
Pages | 22 |
File Size | 297 KB |
File Type | |
Total Downloads | 210 |
Total Views | 548 |
Jurusan Teknik Gradien Vol. 9, No.1, April 2017 FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI DI INDONESIA Indramanik, Ida Bagus Gede Abstrak Segala aktivitas dalam industri konstruksi haruslah didasari oleh perjanjian yang telah disepakati yang dalam hal ini berbentuk suatu kontrak konstruksi. Seluruh pihak-pihak y...
Jurusan Teknik Gradien Vol. 9, No.1, April 2017
FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI DI INDONESIA Indramanik, Ida Bagus Gede Abstrak Segala aktivitas dalam industri konstruksi haruslah didasari oleh perjanjian yang telah disepakati yang dalam hal ini berbentuk suatu kontrak konstruksi. Seluruh pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik, perencana/arsitek, kontraktor, pemasok, dalam seluruh rangkaian proyek harus bertindak secara profesional dan penuh tanggung jawab. Kontrak dalam industri konstruksi tidak hanya mengatur para pihak yang terlibat, tetapi juga melindunginya dari resiko-resiko yang mungkin muncul. Dalam manajemen kontrak, terdapat aktivitas-aktivitas kunci yang harus dilaksanakan, yaitu persiapan dan pembuatan kontrak, kontrak sebagai panduan kerja (Term of Refference), kontrak sebagai alat control, dan administrasi kontrak. Paper ini akan menganalisa bagaimana FIDIC sebagai acuan kontrak internasional telah diadopsi oleh kontrak-kontrak nasional dalam rangka menjaga seluruh aktifitas dalam siklus industri konstruksi berjalan dengan baik. Kata kunci : Aspek hukum, manajemen kontrak, siklus konstruksi, kontrak, industri konstruksi
1)
Aspek Hukum dalam Industri Konstruksi
Banyaknya pihak yang terlibat dalam suatu proyek menjadikan industry konstruksi menjadi salah satu industry yang sangat kompleks. Tahapan yang panjang harus dilalui mulai dari munculnya ide dari pemilik, studi kelayakan sampai dengan munculnya desain rancang-bangun. Semuanya itu memperhatikan berbagai hal termasuk bahan/material dan transportasi untuk selanjutnya dibangun dengan terlebih dahulu mempersiapkan bahan/material konstruksi. Proses konstruksi yang dibatasi oleh berbagai persyaratan seperti halnya waktu penyelesaian, biaya dan mutu yang telah ditetapkan, perlu diatur secara hukum hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat agar pelaksanaan konstruksi dapat berjalan dengan baik. Untuk proyek-proyek yang sangat kompleks, diperlukan suatu manajemen konstruksi professional untuk menciptakan hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi, baik hubungan kontraktual, hubungan fungsional maupun struktural secara sinergi. Pemberi kerja dapat berupa perorangan/perusahaan/konsorsium. Mereka memberikan pekerjaan jasa konstruksi yang disebut sebagai pihak pertama, yang secara hukum memiliki hak penuh terhadap hasil pekerjaan konstruksi. Selain itu, pihak pertama memiliki kewajiban membayar sejumlah uang sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak. Realisasinya dapat dilakukan pembayaran secara bertahap sesuai jadwal kontrak. Pemberi kerja dalam hal ini secara struktural dapat diwakilkan secara resmi oleh pihak yang ditunjuk dan dipercaya yang disebut 'manajemen konstruksi (construction
management professional)', yang bekerja secara profesional secara
perorangan maupun kelompok/perusahaan. Pihak kedua dalam proyek konstruksi adalah arsitek (designer) berupa perorangan maupun perusahaan yang diakui secara professional. Pihak kedua dalam UUJK No. 18 tahun 1999 secara Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
123
FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI …………………………………..INDRAMANIK
fungsional dapat diakui secara spesialis. Jadi perancang sebagai pihak kedua dimungkinkan terdiri dari beberapa konsultan spesialis/ bidang yang sangat expert di bidangnya, yang secara operasional dikoordinir oleh koordinator perancang. Secara kontraktual, pihak kedua bertanggung jawab kepada pemberi kerja/wakil pemberi kerja untuk melakukan kegiatan perancangan/disain sesuai kontrak yang diperjanjikan. Pihak ketiga sebagai pihak pelaksana kontruksi adalah kontraktor, yang secara fungsional dapat terdiri dari beberapa kontraktor spesialis yang secara sinergis berhubungan langsung dengan para pemasok/supplier. Keseluruhan sistem ini diatur dalam manajemen konstruksi, yang ditampilkan dalam gambar di bawah ini:
PEMBERI KERJA
WAKIL PEMBERI KERJA
KONTRAKTOR
PERANCANG
KONSULTAN BIDANG
PEMASOK/SUPPLIER
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Contract Management Risk Management Hubungan Kontraktual
Operation Time Management Cost Management
Hubungan Fungsional
Qualityt Management Information Management
Hubungan Struktural
Human Aspect Management
Gambar 1, Hubungan Organisasi Proyek Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
124
Jurusan Teknik Gradien Vol. 9, No.1, April 2017
Hubungan dalam proyek konstruksi di atas , bertujuan menyelesaikan pekerjaan konstruksi dalam proses industri konstruksi (life cycle construction), seperti dalam gambar di bawah ini:
Survey untuk studi
Need
Survey untukpradesain
Penjelasan (Briefing)
Studi Kelayakan
Survey untuk desain
Pra-desain (PreliminaryDesi gn)
Desain (Design development &detail design)
Peninjauan lapangan Pemeliharaan (maintenance start up & up)
Finish
Pelaksanaan (Construction)
Pelelangan (Procurement)
Survey untuk pelaksanaan
Gambar 2, Tahapan Proyek Konstruksi Secara Umum
2)
Manajemen Kontrak
Manajemen kontrak adalah kegiatan untuk mengelola suatu kontrak agar kontrak tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dan sebagai alat pengendalian pelaksanaan pekerjaan. Karena itu perlu dilakukan pengelolaan penyusunan dan pengadministrasian kontrak. Sehingga dapat dikatakan, manajemen kontrak meliputi:
a) Kegiatan penyusunan kontrak b) Kegiatan penggunaan kontrak sebagai pedoman pelaksanaan c) Kegiatan menggunakan kontrak sebagai alat pengendalian d) Kegiatan melakukan administrasi terhadap pembuatan, penggunaan sebagai pedoman pelaksanaan, dan penggunaan sebagai alat pengendali dari kontrak tersebut. Gambaran kegiatan manajemen kontrak ini dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini:
Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
125
FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI …………………………………..INDRAMANIK
MANAJEMEN KONTRAK
PENYUSUNAN KONTRAK
PENGGUNAAN KONTRAK Sebagai PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGGUNAAN KONTRAK Sebagai KENDALI PELAKSANAAN
MELAKUKAN ADMINISTRASI KONTRAK
Gambar 3, Manajemen Kontrak
3)
Proses Terjadinya Kontrak Konstruksi
Sebelum kontrak konstruksi ditandatangani oleh pihak yang mengikatkan diri, ada suatu proses yang harus dilalui, yaitu proses pengadaan/pelelangan . Prosedur pelelangan pada umumnya adalah sebagai berikut : a) Pengumuman dari Pemberi Tugas pada rekanan untuk ikut prakualifikasi. Pengumuman tersebut berisi antara lain : nama, lokasi dan jenis proyek, Pemberi Tugas, jadwal prakualifikasi, dan lain-lain. b) Permohonan untuk mendapatkan dokumen prakualifikasi oleh rekanan yang berisi antara lain: struktur organisasi rekanan, pengalaman, sarana yang dimiliki, keadaan keuangan dan lain-lain. c) Bila dokumen prakualifikasi sudah diisi oleh rekanan dan dikembalikan pada pemberi tugas, dianalisa oleh pemberi tugas dan ditentukan rekanan yang lulus prakualifikasi dan dilanjutkan dengan pengumuman pada rekanan yang lulus prakualifikasi. d) Pada rekanan prakualifikasi, diundang ikut pelelangan dengan mengambil dokumen lelang yang antara lain terdiri dari: surat undangan lelang, syarat-syarat mengikuti pelelangan, syaratsyarat umum kontrak, spesifikasi, jadwal, informasi tambahan, gambar-gambar rencana, daftar volume pekerjaan, daftar isian tender, dan lain-lain. Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
126
Jurusan Teknik Gradien Vol. 9, No.1, April 2017
e) Penjelasan pekerjaan berupa rapat penjelasan dan peninjauan lapangan f) Pemasukan penawaran diikuti pelelangan pada hari dan jam yang telah ditetapkan. g) Evaluasi atas penawaran yang dimasukkan oleh para penawar dan keputusan atas penawar yang paling “meyakinkan”. Keputusan tersebut diumumkan keseluruh penawar yang turut serta dalam pelelangan.
4)
Berbagai Bentuk Kontrak Konstruksi
Pada prinsipnya suatu kontrak/perjanjian mengatur hak dan kewajiban para pihak yang mengikat diri di dalam kontrak/ perjanjian. Untuk membuat suatu perjanjian/kontrak terlebih dahulu para pihak harus sepakat, bentuk kontrak apa yang harus dipakai,karena setiap bentuk kontrak mengandung beberapa konsekuensi langsung terhadap segi-segi teknis pelaksanaan, keuangan, hukum dan lain-lain. Berbagai bentuk kontrak dalam industri konstruksi adalah sebagai berikut: a) Jenis Kontrak Berdasarkan Organisasi Perjanjian Terdapat 5 ( lima)
jenis prosedur kontrak dalam industri konstruksi. Sebenarnya
banyak terdapat modifikasi dari kelima jenis metode kontrak ini, tetapi hanya kelima jenis metode kontrak ini yang akan dibahas lebih lanjut. (i)
Metode Kontrak Umum (General Contracting Method) Metode kontrak umum adalah metode dimana kontrak dibuat antara pemilik proyek dan kontraktor umum (general contractor). Pemilik proyek biasanya diwakili oleh konsultan yang bertugas untuk mendesain dokumen kontrak. Aturan kontrak pada proyek swasta biasanya lebih luwes daripada pada proyek pemerintah. Pengumuman lelang dapat saja dilakukan secara tertutup, atau pemilik proyek dapat saja menunjuk kontraktor sebagai pelaksana proyek walaupun penawaran kontraktor tersebut bukan yang terendah, atau pemilik proyek dapat menawar harga penawaran yang diajukan oleh kontraktor. Pada proyek pemerintah maupun swasta perjanjian kontrak yang dibuat adalah sama. Kontraktor
umum biasanya memiliki spesialisasi keahlian komponen utama
dari struktur/bangunan (beton, baja dll). Tapi biasanya ada komponen-komponen sekunder struktur seperti pekerjaan elektrikal, mekanikal, interior dll. yang tidak dapat dikerjakan sendiri oleh kontraktor umum. Jika ini terjadi maka akan ditunjuk sub-kontraktor yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut.
Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
127
FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI …………………………………..INDRAMANIK
Pemilik Proyek
Konsultan
Kontraktor Utama Sub Kontraktor A
Pekerja Sendiri
Sub Kontraktor B
Supplier
Supplier A
Pekerja
Gambar 4, Metoda Kontrak Umum (Cara Tradisional )
(ii)
Metode Kontrak Terpisah ( Separate Contracts Method) Metode ini adalah metode pemberian kontrak berbagai jenis pekerjaan secara terpisah oleh pemilik proyek kepada kontraktor-kontraktor yang memiliki spesialisasi berbeda-beda. Pada dasarnya metode ini lama dengan metode kontrak umum tetapi tanpa ada kontraktor umum. Pada metode ini pemilik proyek mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pengendalian manajemen proyek, baik dengan usahanya sendiri ataupun dengan menggunakan jasa pihak lain. Metode ini dapat diterapkan apabila pemilik proyek memiliki kemampuan manajemen proyek yang memadai. Keuntungan metode ini adalah pemilik proyek tidak perlu menganggarkan keuntungan bagi kontraktor umum seperti pada metode kontrak umum. Modifi kasi met ode i ni dapat dilakukan apabil a pemi l ik proyek t idak kemampuan manajemen proyek. Pemilik proyek dapat membuat
sebuah
kontrak
terpisah
kepada
suatu
perusahaan
untuk
melakukan manajemen proyek. Aturan kontrak antara kontraktor-kontraktor ini harus jelas, kemudian koordinasi antara kontraktor-kontraktor ini dilakukan oleh perusahaan yang ditunjuk untuk melakukan manajemen proyek.
Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
128
Jurusan Teknik Gradien Vol. 9, No.1, April 2017
Pemilik Proyek
Konsultan
Kontraktor A
Supplier
Kontraktor B
Supplier
Pekerja Sendiri
Supplier
Pekerja Sendiri
Gambar 5, Metoda Kontrak Terpisah (iii)
force account Metode Force Account (Swakelola) Metode force account ini adalah metode dimana pemilik tidak mengadakan kontrak pada proyek yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini pemilik proyek mengadakan dan menggunakan sendiri sumber daya bagi pelaksana konstruksi, termasuk bahan, peralatan, pekerja, perlengkapan dan tenaga supervisi. Pemilik proyek juga mengatur sendiri manajemen proyeknya. Pada metode ini pemilik proyek perlu memiliki organisasi dan SDM yang handal. Karena tidak ada kontrak pemilik tidak perlu menyediakan biaya pelelangan, sehingga waktu pekerjaan pun dapat dihemat. Selain itu metode ini juga mampu menghemat dan menghapus anggaran yang perlu disediakan untuk keuntungan kontraktor umum maupun sub-kontraktor. Metode Force Account dianj urkan untuk digunakan apabila proyek yang akan dilaksanakan memili ki skala yang kecil, yang biasanya berupa proyek -proyek pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan ringan.
Pemilik Proyek
Pekerja Sendiri
Konsultan
Pekerja Sendiri
Supplier
Gambar 6, Metoda Swakelola Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
129
FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI …………………………………..INDRAMANIK
(iv)
Metode Rancang-Bangun (Design-Build) Pada metode ini pemilik proyek membuat kontrak tunggal untuk pekerjaan perencanaan d an pel a ks anaa n pr o ye k d en gan sat u ko nt r a kt or yan g me mi l i ki ke ma mp ua n perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Pada dasarnya metode ini hampir lama dengan metode Kontrak Umum, kecuali bahwa kontraktor j uga melaksanakan pekerjaan perencanaan. Metode ini banyak digunakan pada proyek-proyek industri seperti pabrik petrokimia. Karena pada metode ini perencanaan dan pelaksanaan dilakukan oleh satu perusahaan, maka pelaksanaan sebagian pekerjaan dapat mulai dilaksanakan walaupun desain belum sepenuhnya selesai. Ovelap antara perencanaan dan pelaksanaan ini menyebabkan durasi proyek menjadi lebih singkat daripada jika perencanaan harus selesai lebih dahulu baru kemudian pelaksanaan.
Pemilik Proyek
Kontraktor Utama /
Sub Kontraktor A
Konsultan
Pekerja Sendiri
Sub Kontraktor B
Supplier A
Gambar 7, Metoda Rancang Bangun
(v)
Metode Manajemen Konstruksi Profesional Pada metode ini pemilik proyek meminta suatu perusahaan manajemen konstruksi untuk memberikan layanan profesional dalam bentuk layanan manajemen konstruksi. Umumnya perusahaan manajemen konstruksi ini disewa oleh pemilik proyek sebelum desai n dibuat . Per usahaan MK i ni kemudi an
akan
memi l ih
sebuah
perusahaan
perancang
untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan. Setelah perencanaan ini selesai Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
130
Jurusan Teknik Gradien Vol. 9, No.1, April 2017
p er us aha an MK mel aku ka n e val uasi u nt u k me n gopt i ma l ka n bi aya d an wa kt u pelaksanaan proyek. Perusahaan MK mempunyai tugas dan kewajiban
untuk
menjamin
bahwa
pemilik
proyek
mendapatkan
perencanaan dan pelaksanaan proyek yang ekonomis sesuai dengan kebutuhan pemilik proyek. Apabila perencanaan suatu pekerjaan proyek, misalnya perencanaan pekerjaan tanahtelah selesai , maka perusahaan MK dapat segera mengadakan pelelangan untuk pekerjaan tanah tersebut, sementara kegiatan
perancangan
struktur
bangunan
lainnya
masih
dilakukan.
Kemungkinan lain yang dilakukan adalah setelah seluruh kegiatan perencanaan dan perancangan selesai, perusahaan MK kemudian memilih kontraktor umum untuk melaksanakan proyek tersebut atau membagi -bagi pekerjaan menjadi b e b e r a p a p a k e t p e k e r j a a n d a n m e m i l i h m a s i n g m a s i n g k o n t r a k t o r u n t u k melaksanakannya. Jadi dalam hal ini terjadi kontrak bentuk terpisah (separated contract m et ho d ) . A pap un , met o da p e mi l i ha n kont r a kt or yan g di gu na kann ya , a dal a h merupakan tugas perusahan MK untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi. Metode Manajemen Konstruksi Profesional ini banyak digunakan pada proyek-proyek
yang
kompleks
dan
berskala
besar
seperti
proyek
pembangunan rumah sakit, pabrik petrokimia dan sebagainya.
b) Jenis Kontrak Berdasarkan Pengaturan Penggantian Biaya Dokumen kontrak proyek konstruksi haruslah mengidentifikasi kontraktor, pemilik proyek dan perencana. Lingkup kerja proyek tersebut juga harus didefinisikan. Kontrak dapat menyebutkan jangka waktu proyek tersebut diselesaikan dan kewajiban yang harus dipenuhi kontraktor jika terjadi keterlambatan. Kontrak harus menyebutkan sistem pemb ayaran yang akan dilakukan kepada kontraktor. Sistem pembayaran akan membedakan jenis dokumen kontrak proyek konstruksi. Tiga jenis dokumen kontrak konstruksi adalah kontrak harga satuan, biaya plus dan lump sum.
Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
131
FIDIC DAN KONTRAK KONSTRUKSI …………………………………..INDRAMANIK
Konsultan
Manajemen Konstruksi
Pemilik Proyek Kontraktor Utama Sub Kontraktor A
Pekerja Sendiri
Sub Kontraktor B
Supplier
Supplier A
Pekerja
Gambar 8, Metoda Manajemen Konstruksi Profesional
i)
Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract) Hal yang utama mengenai kontrak harga satuan adalah penilaian harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi dimulai. Pemilik telah menghitung jumlah unit yang akan terdapat dalam setiap elemen pekerjaan. Kontraktor hanya perlu menentukan harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item dalam kontrak. Kontraktor harus berhati -hati agar semua biaya
yang
mungkin
dikeluarkan telah dimasukkan dalam item
penawaran, seperti biaya overhead dan keuntungan. Jenis kontrak ini dipakai jika proyek dapat didefinisikan secara jelas tetapi kuantitas aktual masing-masing pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat sebelum proyek dimulai. Metoda tidak seimbang (unbalancing) adalah metoda yang digunakan kontraktor dalam pe nawaran harga satuan tanpa mengubah harga keseluruhan. Kontraktor menggunakan metoda ini untuk mendapatkan keuntungan dari beberapa aspek proyek. Misalnya dengan menaikkan harga satuan pada pekerjaan -pekerjaan awal Jurusan Teknik Sipil -Fakultas Teknik –Universitas Ngurah Rai
132
Jurusan Teknik Gradien Vol. 9, No.1, April 2017
sebagai biaya mobilisasi alat atau materi al yang diperlukan. Metoda ini juga dipakai jika kontraktor ingin mendistribusikan biaya sehingga uang pemilik yang digunakan untuk membiayai proyek. Kontrak harga satuan umumnya menyatakan bahwa harga satuan untuk tiap item dapat dinegosiasi ulang jika kuantitas aktual lebih besar dari pada kuantitas yang diestimasi, yang umumnya berbeda 20-25 persen. Metoda lain yang dapat digunakan pemilik a d a l a h d e n ga n me n gi d e n t i f i ka si p e ke r j a an t a mb a h ku r a n g s e h i n g ga d a p a t menghilangkan item penawaran tidak seimbang. Untuk menentukan kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya, kontraktor akan mengukur
kuantitas
terpasang
dan
meminta
pembayaran
sesuai
hasil
pengukurannya. Pemilik perlu meyakinkan hasil pengukuran kontraktor dengan melakukan pengukuran sendiri. Keru...