Title | Fungsi Geometri Transformasi.pdf |
---|---|
Author | Naufal Ishartono |
Pages | 24 |
File Size | 2 MB |
File Type | |
Total Downloads | 20 |
Total Views | 283 |
Naufal Ishartono, M.Pd. [email protected] Pengertian Transformasi Definisi: Suatu transformasi pada bidang V merupakan fungsi bijektif dari V ke V. Dengan kata lain T: V → V merupakan suatu transformasi jika T merupakan fungsi bijektif, dengan V = {(x,y) | x,y ϵ R}. Fungsi bijektif adalah fungsi yang ...
Naufal Ishartono, M.Pd. [email protected]
Pengertian Transformasi Definisi: Suatu transformasi pada bidang V merupakan fungsi bijektif dari V ke V. Dengan kata lain T: V → V merupakan suatu transformasi jika T merupakan fungsi bijektif, dengan V = {(x,y) | x,y ϵ R}. Fungsi bijektif adalah fungsi yang injektif dan fungsi surjektif.
Fungsi
Fungsi Injektif
Fungsi Surjektif
Suatu fungsi f dari himpunan A kedalam (into) himpunan B, adalah suatu pengawanan yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Dengan notasi matematika dapat dituliskan f : A ⟶ B merupakan fungsi jika a, b di A, a = b maka f(a) = f(b).
Fungsi f : A ⟶ B disebut fungsi injektif (satu-satu), jika untuk sebarang a, b di A dengan f(a) = f(b) maka a = b.
Fungsi f: A ⟶ B disebut fungsi surjektif (pada/onto), jika untuk setiap b di B terdapat a di A sedemikian sehingga f(a) = b.
Fungsi Bijektif Fungsi f: A ⟶ B disebut fungsi bijektif jika f merupakan fungsi injektif dan surjektif. Seringkali f: A ⟶ B fungsi bijektif maka dikatakan terdapat korespondensi satu-satu antara A dengan B.
Ilustrasi Fungsi Surjektif, Injektif, Bijektif
CONTOH 1. I: V ⟶ V yang didefinisikan sebagai I(x,y) = (x,y) untuk setiap (x,y) di V merupakan transformasi, karena I merupakan fungsi bijektif. Selanjutnya I
disebut transformasi identitas. 2. Bijektif apabila dia harus surjektif dan injektif.
Misalkan
,
=
sehingga diperoleh ′ ,6 .
′
+ ,
=
atau +
dan
′
′ = ′ =
+
→
′,
′
=
. Misalkan pada titik
+ , ,
→
CONTOH Perkawanan T: V → V dengan � , = , + merupakan transformasi, karena: Perkawanan tersebut merupakan fungsi T: V → V. Merupakan fungsi Bijektif (Injektif dan Surjektif).
untuk setiap (x,y) di V
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa T merupakan fungsi dari V ke V.
Jawab: ∃ ,
Misal
∈�∋
Karena
= , akan dibuktikan T(A) = T(B).
= { , } dan
=
Berakibat �
= { , } dengan , , ,
maka x = u dan y = v s.d.h. =
, +
=
Maka tebukti bahwa T(A) = T(B).
, +
=
∈ �.
=�
dan .
+
=
+ .
CONTOH
Akan dibuktikan bahwa T fungsi satu-satu (Fs. Injektif). Bukti: ∃ , ∈ � dengan T(A) = T(B), akan dibuktikan bahwa A = B. Misal A = {x,y} dan B = {u,v}. = , + = , + =� . Maka � Sehingga 2x = 2u dan x + y = u + v. Akibatnya x = u dan y = v. Jadi A = B. Akan dibuktikan bahwa T fungsi pada (Fs. Surjektif). Bukti: ∃ ∈ �, akan dibuktikan bahwa ∃ ∈ � ∋ T(A) = B. Misal B = {x, y}, dan pilih = , − . Sehingga diperoleh � Jadi terdapat
=
, −
=�
,
−
+
=
,
sedemikian hingga T(A) = B.
= .
LATIHAN Diketahui
,
=
+ ,
. Tentukanlah:
a. Apakah f merupakan transformasi? b. Gunakan rumus f (x,y) pada titik P (-3,2). c. Gunakan rumus f (x,y) pada garis 2x – y – 2 = 0. d. Gambarkan ∆
dan ∆
′ ′
′ jika A (3,1), B (0,-2), C (-2,1) dan �∆
=∆
′ ′
′.
ISTILAH DALAM TRANSFORMASI 1. 2. 3. 4. 5.
Unsur Tetap Kolineasi Identitas Isometri Involusi
1. UNSUR TETAP Definisi: Suatu titik A di V disebut titik tetap dari transformasi T jika T(A)=A. Kemudian suatu garis g disebut garis tetap dari transformasi T jika T(g) = g. Contoh: Apakah T(x,y) = (x + 4, y – 3) memiliki titik tetap? Jawab: Misalkan P (x,y) adalah titik tetap. Maka T(P) = (x + 4, y – 3) = P = (x,y) x+4=x→4=0 y – 3 = y → -3 = 0 Jadi T tidak punya titik tetap.
Soal Latihan: Apakah T(x,y) = (2x + y, x – y) memiliki titik tetap?
2. Kolineasi Suatu transformasi T disebut punya sifat kolineasi jika t memetakan garis menjadi garis lagi.
Oleh karena suatu refleksi adalah suatu kolineasi maka setengah putaran juga suatu kolineasi. Ini tidak mengherankan sebab setiap isometri adalah suatu kolineasi.
Suatu transformasi disebut kolineasi jika hasil transformasi sebuah garis (lurus) akan berupa garis lagi.
Jadi, jika g adalah garis maka T adalah kolineasi jika T(g) berupa garis, yaitu himpunan titik P’ = T(P) dengan P terletak pada g.
2. Kolineasi (cont’d)
T : (x,0) →(x,x + 1)
Rumus transformasinya adalah merupakan kolineasi?
′ = ′
+
. Apakah
,
=
, +
)
3. Identitas Definisi: Suatu transformasi T disebut transformasi identitas jika T(A)=A untuk setiap A di V. Selanjutnya transformasi identitas dinotasikan sebagai I.
4. Isometri Definisi: Transformasi T disebut Isometri, jika untuk setiap A,B di V berlaku |AB|=|T(A)T(B)| (jika T(A)=A’ dan T(B)=B’). Dalam istilah lain, seringkali suatu transformasi disebut isometri jika mempertahankan jarak. Def: T Isometri jika |AB|=|T(A)T(B)| = |A’B’| Contoh: Diketahui T(x,y) = (y,4x). Apakah T Isometri? Bukti: Bukan Isometri, karena missal ambil sebarang A , dan B( , ) maka terdapat A’ dan B’ dimana ′ = � dan ′ = � . � , = ,4 ′ , , Maka , sehingga didapatkan: , ′ , = ′ ′ − + − = − + 6 − ≠ ′ ′ Jadi T bukanlah isometri.
4. Isometri (cont’d) Soal: 1. Diketahui T(x,y) = (2x,2y). Apakah T sebuah isometri? 2. Diketahui F(x,y) = (3y, x). Apaah F merupakah isometri?
5. Involusi Definisi: Suatu transformasi V merupakan involusi, jika V tidak sama dengan I dan berlaku V2=I. Ini berarti V=V-1. Suatu transformasi yang inversnya adalah transformasi itu sendiri dinamakan involusi. Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa refleksi garis adalah suatu involusi. Contoh: Diketahui T(x,y) = (-x, kx+y). Tunjukkan T involusi? Bukti: Dengan cara komposisi T(x,y) = (-x, kx+y) Maka T(T(x,y)) = (-(-x), k(-x)+kx+y) = (x,y) Jadi T Involusi
Teorema 1: Misal T suatu transformasi. Jika T isometri maka T kolineasi. Bukti: ∃ ∈ �, ambil dua titik A dan B di dimana , ∈ �. dan ′ = � . Lalu l merupakan garis yang melalui A’ dan B’. Selanjutnya akan dibuktikan Misal ′ = � bahwa T(g) = l atau g = l (pembuktian dilakukan dengan cara menunjukkan bahwa T(g) ⊆ l dan l ⊆ T(g) ). 1. Akan dibuktikan bahwa l ⊆ T(g). Bukti: ∃ pada ∋ − − , dan misalkan ′ = � . Andaikan D’ diluar l, maka A’B’D’ akan membentuk segitiga, atau ∆ ′ ′ ′. Maka dipenuhi A’D’ + D’B’ > A’B’. Tetapi karena T isometri, pastilah A’D’ + D’B’ = AD + DB. Timbul kontradiksi, maka pengandaian bahwa D’ diluar salah. Berarti D’ pada l dan A’ – D’ – B’. Terbukti T(g) ⊆ l. 2. Akan dibuktikan bahwa T(g) ⊆ l. Bukti: Misal ∃ �′ pada l. Karena T bijektif maka terdapat Q dengan T(Q) = Q’. Misalkan Q diluar g, dengan ketidaksamaan segitiga dibuktikan bahwa Q harus pada g, sehingga Q’ = T(Q) harus pada l = T(g). Sehingga T(g) ⊆ l. Maka terbukti bahwa Isometri adalah Kolineasi.
Teorema 2: Isometri mempertahankan besar sudut.
Bukti: Ambil sebarang sudut < ABC di V dengan m(...