Implementasi Green Construction Sebagai Upaya Mencapai Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia PDF

Title Implementasi Green Construction Sebagai Upaya Mencapai Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Author Wulfram I. Ervianto
Pages 8
File Size 284 KB
File Type PDF
Total Downloads 53
Total Views 158

Summary

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2, Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x INPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION SEBAGAI UPAYA MENCAPAI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Wulfram I. Ervianto1 1 Kandidat Doktor Kelompok Keahlian Manajemen Rekayasa Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan L...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Implementasi Green Construction Sebagai Upaya Mencapai Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia Wulfram I. Ervianto Forum Wahana Teknik

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Pengembangan Model Assessment Green Const ruct ion Pada Proses Konst ruksi Unt uk Proye… Wulfram I. Erviant o

Kendala Kont rakt or Dalam Menerapkan Green Const ruct ion Unt uk Proyek Konst ruksi di Indonesia Wulfram I. Erviant o Full Paper-Capaian isu berkelanjut an infrast rukt urdi Indonesia-CEE UGM-Wulfram I.E.-revisi.pdf Wulfram Erviant o

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2, Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

INPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION SEBAGAI UPAYA MENCAPAI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Wulfram I. Ervianto1 1

Kandidat Doktor Kelompok Keahlian Manajemen Rekayasa Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung; dan Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Email: [email protected]

Abstract: The global concern of the environmental condition and the availability of natural resource is followed by the convening of various meetings, one of them is Earth Summit, which is attended by various countries including Indonesia. The result of this meeting is Rio Declaration, Agenda 21, Forest Principles and climate change, and biodiversity. In addition, it produces the concept of sustainable development that contains interrelated three main pillars, namely economic development, social development and environmental preservation. The environmental issue which previously receives less attention in the management of construction project has become an important part of which is expected to contribute to the reducing of CO2 emission in the air by 26% up to 41% at the end of the year 2020. Nevertheless, Indonesia should focus not only on reducing the concentration of fixed CO2 but also on continuing industrial activity including industrial construction in a manner that takes into account the environment in order to provide a space for a decent life for future generation. One of concept that is believed to be able to have a positive impact on the environment is to develop green construction concept in the construction activity.The purpose of this research is to develop green construction model in building construction in Indonesia. The development of this concept is based on the interests of various parties, such as contractor, community, and environment. The specific objective is to develop green construction assessment model in building construction in Indonesia. Keywords : Green Construction Assessment Model; Building Construction; Indonesia

1. LATAR BELAKANG Pada tahun 1992, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi telah dipublikasikan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mencakup tiga pilar utama, yaitu: (a) pembangunan ekonomi; (b) pembangunan sosial, dan (c) pelestarian lingkungan hidup. Ketiga pilar tersebut tidak mungkin dipisahkan karena satu sama lain saling terkait dan saling menunjang. Sebagai respon terhadap gerakan tersebut, dalam konferensi Bali yang diselenggarakan tahun 2007, Indonesia telah menyepakati untuk menurunkan konsentrasi CO2 di udara sebesar 26% - 41% di akhir tahun 2020.

Salah satu agenda yang diusulkan dalam dokumen Konstruksi Indonesia 2030, adalah melakukan promosi sustainable construction untuk penghematan bahan dan pengurangan limbah/bahan sisa serta kemudahan pemeliharaan bangunan pasca konstruksi (LPJKN, 2007). Tujuan sustainable construction adalah menciptakan bangunan berdasarkan disain yang memperhatikan lingkungan, efisien dalam penggunaan sumberdaya alam, dan ramah lingkungan selama operasional bangunan (CIB, 1994). Salah satu bagian dari sustainable construction adalah green construction yang merupakan proses holistik yang bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga Makalah KNFWT ke-2 - ………..

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2, Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

keseimbangan antara lingkungan alami dan buatan (Plessis D., 2002).

berkembang menjadi isu lokal bahkan nasional.

Di sisi lain, nilai konstruksi yang diselesaikan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang menandakan bahwa aktivitas konstruksi di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan. Hal ini membawa dampak positif dalam aspek ekonomi dan sosial, namun belum tentu bagi aspek lingkungan. Pertumbuhan sektor konstruksi dipicu oleh beberapa hal, diantaranya adalah: (a) overpopulasi; (b) overkonsumsi.

Di kalangan akademik, sebagai pusat pengembangan pengetahuan ikut berpartisipasi dalam mengembangkan konsep green agar lebih komprehensif dan dapat dipertanggunggjawabkan. Salah satu penelitian tentang green construction untuk proyek gedung di Indonesia dilakukan oleh Ervianto, W.I. sejak tahun 2010. Definisi green construction yang digunakan adalah sebagai berikut:

2. TUJUAN PENULISAN Berdasarkan latar belakang yang menggambarkan arti penting pertumbuhan sektor ekonomi yang berdampak positif bagi aspek sosial, namun menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, maka perlu dikembangkan sebuah konsep/mekanisme membangun yang ramah lingkungan sekaligus mampu mengakomodasi berbagai isu di tingkat global, nasional, dan lokal. Salah satu pendekatan yang diyakini mampu mengakomodasi hal tersebut adalah dengan menerapkan konsep green construction. Tujuan penulisan dalam paper ini adalah bagaimana memformulasikan, menerapkan dan mengukur capaian green construction dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. 3. KAJIAN LITERATUR Berbagai kajian tentang green construction mulai banyak dilakukan di tingkat nasional yang diawali pada tahun 2007 dalam sebuah proyek milik asing di Jakarta. Dalam proyek tersebut terjadi transfer of knowledge (ToK) melalui mekanisme eksternal kolaborasi antara konsultan milik asing kepada kontraktor nasional Indonesia. Pengetahuan tentang green tersebut merupakan hal baru bagi kontraktor yang selanjutnya diimplementasikan dalam proyek-proyek berikutnya. Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama konsep green mulai berkembang di tingkat praktis dan … - Makalah KNFWT ke-2

Suatu perencanaan dan pelaksanaan proses konstruksi untuk meminimalkan dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang. Green contruction bertujuan untuk mengurangi dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan. Dalam hasil riset yang dilakukan oleh Li, X., dkk. (2009) dinyatakan bahwa proses konstruksi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan tahap operasional bangunan, namun lebih intensif. Dalam Undang Undang No 23 Tahun 1997, daya dukung lingkungan didefinisikan sebagai kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Khanna (1999), menyatakan bahwa daya dukung lingkungan hidup dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity) dimana kedua hal tersebut sejalan dengan konsep sustainable construction yaitu penghematan bahan dan pengurangan limbah. Tindakan untuk penghematan bahan dan pengurangan limbah seperti dalam sustainable construction diatas sesuai dengan prinsip lean construction, yaitu meningkatkan value dan mengurangi waste.

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2, Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

Pengetahuan dalam definisi tersebut menyangkut dua ha, yaitu: (a) terkait dengan aktivitas manusia dalam mencukupi

kebutuhan hidup berupa infrastruktur dan kemampuan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia (gambar 1).

Input Alat

Output

Pekerja

Bagunan

Proses konstruksi

Material

Limbah

Metoda Uang Daya dukung lingkungan

Kapasitas penyediaan (Supportive capacity)

Kapasitas tampung limbah (Assimilative capacity)

sumber: Ervianto, W.I., 2012.

Gambar 1. Proses Konstruksi dan Daya Dukung Lingkungan 4. MODEL ASSESSMENT CONSTRUCTION

GREEN

Model assessment green construction dikembangkan melalui beberapa tahap sebagai berikut: (a) tahap 1, kegiatan utama dalam tahap ini adalah melakukan kajian dan merumuskan aspek, faktor, indikator green construction melalui berbagai sumber yang kompeten dalam topik green; (b) tahap 2, kegiatannya berupa pengumpulan data menggunakan kuisioner yang merupakan keluaran dari tahap 1. Tujuan pengumpulan data dalam tahap ini adalah untuk mendapatkan indikator penting dan operasional dalam green construction; (c) tahap 3, tujuannya untuk memastikan bahwa indikator green construction berdampak positif terhadap penerima dampak. Untuk itu, perlu dilakukan konfirmasi terhadap masyarakat yang sehari-hari berada/beraktifitas di sekitar lokasi proyek konstruksi; (d) tahap 4, berupa pengujian secara statistik terhadap dua kelompok data yang bersumber dari responden kontraktor dan data yang bersumber dari responden masyarakat sekitar proyek. Tujuan uji statistik ini adalah untuk membuktikan bahwa indikator green construction yang telah disusun

memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar proyek; (e) tahap 5, tujuannya adalah untuk menentukan bobot berdasarkan hirarki yang tersusun dalam aspek, faktor, dan indikator; (f) tahap 6, tujuannya adalah melakukan validasi model assessment green construcion agar diperoleh keyakinan bahwa model assessment ini mampu merepresentasikan fakta di lapangan; (g) tahap 7, merupakan tahap uji coba model yang bertujuan untuk mengetahui apakah model assessment green construcion yang dihasilkan dapat digunakan untuk menilai proses konstruksi; (h) tahap 8, merupakan tahap terakhir yang bertujuan untuk mengetahui praktek konstruksi yang telah dilakukan oleh kontraktor di Indonesia serta untuk mengetahui kendala yang mungkin terjadi dalam implementasi indikator green construction di proyek. Melalui tahapan tersebut diatas diperoleh model assessment green construction secara lengkap (gambar 2.). Di tingkat faktor, banyaknya indikator dalam setiap faktor sangat bervariasi yang merupakan hasil olah data (gambar 3). Pengelompokan indikator dalam maksimum value, minimum waste, dan perilaku diperlihatkan dalam gambar 4.

Makalah KNFWT ke-2 - ………..

Bobot

15 Indikator

Manajemen lingkungan proyek

Bobot

4 Indikator

Pelatihan bagi subkontraktor

Bobot

12 Indikator

Manajemen limbah konstruksi

Bobot

10 Indikator

Efisiensi material

Bobot

5 Indikator

Perencanaan dan penjadwalan proyek

Bobot

4 Indikator

Pengelolaan lahan

Bobot

6 Indikator

Pengurangan jejak ekologis tahap konstruksi

Bobot

12 Indikator

Rencana perlindungan lokasi pekerjaan

Bobot

10 Indikator

Efisiensi air

Bobot

20 Indikator

Efisiensi energi

Bobot

Bobot

Aspek

Dokumentasi

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2,

8 Indikator

Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

Bobot

GREEN CONSTRUCTION

Penyimpanan dan perlindungan material

Bobot

5 Indikator

Bobot

Bobot

Bobot

Pemilihan dan operasional peralatan konstruksi

Bobot

5 Indikator

Bobot

Bobot

Bobot

Kualitas udara dalam proyek

Konservasi air

6 Indikator

Sumber dan siklus material

Bobot

Kualitas udara

Kesehatan lingkungan kerja tahap konstruksi

Konservasi energi

17 Indikator

Tepat guna lahan

Bobot

Manajemen lingkungan bangunan

Program kesehatan dan keselamatan kerja

Kesehatan dan kenyamanan dalam proyek

Faktor

Indikator

Gambar 2. Struktur Model Assessment Green Construction

Sumber: Ervianto, W.I., 2013

Gambar 3. Banyaknya Indikator Green Construction Model Assessment Green Construction di Indonesia

… - Makalah KNFWT ke-2

3 Indikator

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2, Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

Sumber: Ervianto, W.I., 2013

Gambar 4. Pengelompokan Indikator Green Construction Dalam Kategori Perilaku, Minimum Waste, Maksimum Value.

5. KESIAPAN REGULASI Empat peraturan yang telah mengakomodasi terkait green construction adalah: (a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung; (b) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan; (c) Peraturan Gubernur (Pergub) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Hijau; (d)

Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Teknis Bangunan Hijau. Kajian terhadap setiap peraturan tentang bangunan hijau yang ada di Indonesia diperoleh pengetahuan sebagai berikut: (a) 42 pasal/ayat yang mengatur tentang perencanaan bangunan hijau; (b) 53 pasal/ayat yang mengatur pada tahap pelaksanaan atau proses konstruksi; (c) 26 pasal/ayat yang mengatur pada tahap operasional bangunan (Gambar 5).

Peraturan Tentang Bangunan Hijau di Indonesia 53 42

26 20

18

15 15

Pelaksanaan

13

9 9 9 0

Perencanaan

0

11

Operasional

2

Rapermen Undang-Undang Peraturan Menteri Pergub DKI Jakarta Republik Indonesia Negara Lingkungan Pekerjaan Umum Nomor 38 Tahun Hidup Nomor 08 Tentang Pedoman Nomor 28 Tahun 2012 Teknis Bangunan Tahun 2010 2002 Hijau

Total

Gambar 5. Rekapitulasi Peraturan Bangunan Hijau di Indonesia Dibedakan Berdasarkan Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, dan Operasional Bangunan.

Makalah KNFWT ke-2 - ………..

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2, Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

6. KELUARAN MODEL GREEN CONSTRUCTION

Peraturan yang baru diberlakukan adalah PerMen PUPR No. 05/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau yang diharapkan diterapkan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Untuk itu, perlu dilakukan pendampingan kepada pemerintahan daerah dan pelaku kepentingan guna mendorong penyusunan peraturan serta menyiapkan kelembagaan dan kapasitas sumberdaya manusia yang memadai.

Model assessment green construction telah diujicobakan dalam beberapa proyek konstruksi di beberapa kota di Indonesia. Namun dalam paper ini hanya ditampilkan satu, yaitu proyek A untuk menggambarkan keluaran model assessment green construction. Nilai yang ditampilkan adalah capaian di tingkat aspek green construction yang dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) Nilai Aspek Green Construction Ideal (NAGCI), (b) Nilai Aspek Green Construction Terbaik (NAGCT), dan (c) Nilai Aspek Green Construction (NAGC) adalah nilai yang dicapai oleh proyek (gambar 6).

Dengan adanya peraturan tersebut diatas akan terjadi perubahan signifikan dalam mengelola bangunan, yaitu tidak hanya mengutamakan aspek teknis, keselamatan, kesehatan, kenyamanan sesuai kriteria teknis yang berlaku, namun juga lebih efisien sumber daya serta selaras, serasi, dan harmonis dengan lingkungannya.

Capaian Nilai Aspek Green Construction Proyek A 10.00

Konservasi energi

7.00 7.80 4.80

Konservasi air

Tepat guna lahan

Sumber dan siklus material

Manajemen lingkungan bangunan

Kualitas udara

Kesehatan dan keselamatan kerja

Nilai Aspek GC Ideal

3.00 3.00 1.3 0.75 1.06 0.38 0.31 0.31 1.43 1.18 1.27 1.06 0.67 0.67 2.94 2.57 2.73

Nilai Aspek GC Terbaik

Nilai Aspek GC

Gambar 6. Capaian Nilai Aspek Green Construction Proyek A … - Makalah KNFWT ke-2

Makalah Konferensi Nasional Forum Wahana Teknik ke-2, Agustus 2015, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

7. KESIMPULAN Berdasarkan paparan tersebut diatas dapat diperoleh beberapa pengetahuan sebagai berikut: a. Formulasi model assessment green construction telah mengakomodasi berbagai hal terkait dengan isu lingkungan (energi, air, limbah) dalam proses pembangunan. Model yang dihasilkan telah mengakomodasi kepentingan dari berbagai pihak, yaitu pihak penghasil dampak dan pihak penerima dampak. Oleh karenanya model ini merupakan hasil kompromi oleh pihak yang terkait langsung. b. Model assessment green construction dimungkinkan untuk diimplementasikan dalam proyek infrastruktur gedung, dengan pertimbangan telah tersedianya regulasi yang telah dipublikasikan oleh pemerintah dalam bentuk undangundang, peraturan menteri, peraturan gubernur. Adanya peraturan-peraturan tersebut berfungsi sebagai faktor pendorong bagi penyedia maupun pengguna jasa untuk mengimplementasikan pembangunan ramah lingkungan. Namun perlu dipertimbangkan mekanisme untuk memberikan insentif bagi penyedia jasa. c. Model assessment green construction mampu digunakan untuk mengukur proses konstruksi yang ramah lingkungan (green construction), dikarenakan model telah disusun secara komprehensif dan telah dinyatakan valid melalui prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan. 7. DAFTAR PUSTAKA Conseil International Du Batiment, 1994.

Ervianto, W. I., (2013), “Identifikasi Indikator Green Construction Pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung di Indonesia, Seminar Nasional Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Khanna, P., P.R. Babu dan M.S. George. (1999), “Carrying Capacity as A Basis For Sustainable Development: A Case Study of National Capitol Region In India”. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional, (2007), Konstruksi Indonesia 2030 Untuk Kenyamanan Lingkungan Terbangun, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional, Jakarta. Li, X., Zhu, Y., dan Zhang,Z., 2010,'An LCA-Based Environmental Impact Assessment Model For Construction Processes' Building and Environment, vol. 45, hh. 766-775. Peraturan Gubernur (Pergub) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Hijau. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan. Plessis D., Chrisna, Edit., 2002: Agenda 21 for Sustainable Construction in Developing Countries’ Pretoria: Capture Press. Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Teknis Bangunan Hijau. Undang Undang No 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

Ervianto W.I., (2012), “Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau”, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Makalah KNFWT ke-2 - ……….....


Similar Free PDFs