IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 1 MANADO PDF

Title IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 1 MANADO
Author Koleksi Skripsi
Pages 86
File Size 404.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 603
Total Views 967

Summary

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 1 MANADO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Oleh: ABDUL MUDTHALIB DAUD NIM. 11.2.3.015 FA...


Description

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 1 MANADO

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh: ABDUL MUDTHALIB DAUD NIM. 11.2.3.015

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan yang telah dicapai. Dapat terlihat bahwa pendidikan memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa terkait dengan perannya sebagai wahana membentuk karakter bangsa. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Manusia membutuhkan pendidikan untuk kehidupannya, karena dengan adanya

pendidikan

manusia

dapat

mengembangakan

potensi

diri

dan

mengembangkan kepribadian melalui proses pembelajaran sehinggah dapat dikenal dan diakuai oleh masyarakat. Inti dari kegiatan pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Interaksi ini dapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Perbedaan yang mendasar antara ketiga model interaksi pendidikan tersebut terletak pada adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis yang akan disampaikan pada peserta didik.

1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013),h.2.

Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan podoman dan pegangan tentang jenis lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.2 Dengan demikian, kurikulum memiliki kedudukan yang penting baik dalam pendidikan formal maupun non formal karena memberikan arahan terjadi proses pendidikan. Kurikulum

sebagai

rancangan

segala kegiatan

yang mendukung

tercapainya tujuan pendidikan tetap memiliki peran yang penting, setidaknya dalam mewarnai kepribadian seseorang. Begitu pula dengan pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu bangsa bisa dilihat melalui sejauh mana komitmen masyarakat dalam suatu bangsa menjalankan pendidikan nasional. Pendidikan Nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah. Kurikulum

2013

sendiri

merupakan

sebuah

kurikulum

yang

mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana peserta didik dituntut untuk paham atas materi yang diajarkan oleh pendidik, aktif dalam proses berdikusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi. Sampai

saat

ini

Indonesia

masih

dihadapkan

dengan

sejumlah

permasalahan, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan moral. Sehingga 2

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),h.4.

sering mendengar dan melihat dari pemberitaan baik media elekronik televisi dan radio ataupun internet dan surat kabar, dimana terdapat kejadian yang semestinya akan mengusik para pendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme disemua lapisan jabatan, pembunuhan, penyalahgunaan narkoba, sampai pada perkelahian antar pelajar. Generasi muda sekarang ini, ada indikasi kuat mengenai hilangnya nilainilai luhur yang melekat pada bangsa Indonesia, seperti kejujuran, kesantunan, dan kebersamaan cukup menjadikan keprihatinan bersama. Harus ada usaha untuk menjadikan nilai-nilai itu kembali menjadi karakter yang membanggakan di hadapan bangsa lain.3 Seperti sabda Nabi Muhammad saw yang berbunyi.

: ‫سل ْم قل‬

‫ أ َ ق ْد بلغ أ َ ر س ل ه صل ه علي‬, ‫ح َد ث ي ع ْ ما لك‬ ‫ِمم ح ْ ا ْخَق‬

ْ ‫ب‬

Artinya : Dan hadis dari Malik, sesungguhnya ia menyampaikan bahwa sesungguhnya rasulullah saw. bersabda aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.4 Salah satu upaya kearah itu adalah memperbaiki sistem pendidikan yang harus menitikberatkan pada pendidikan karakter. Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter dikalangan peserta didik harus selalu mendapatkan perhatian yang lebih baik.

3

Ja’far Amir, Tuntunan Akhlak (Yogyakarta: Kota Kembang, 1973),h.6.

4

Yahya bin Yahya bin Katsir Al Laitsy Al Andalusy, Al Muwatta, (Cet; I, Bairud : Dairul Fikri, 1989),h.605.

Dan tentu juga ada deretan panjang persoalan pendidikan lainya dari bangsa ini yang belum mencapai tujuan Pendidikan Nasional, menurut Undangundang nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5 Dalam undang-undang tersebut dapat dimaknai bahwa pendidikan mendorong terwujudnya generasi penerus bangsa yang memiliki karakter yang religius, berakhlak mulia, cakap, mandiri, dan demokratis. Seiring dengan keadaan yang ada, lembaga pendidikan sebagai lembaga akademik dengan tugas utamanya menyelenggarakan pendidikan dan mengembangkan ilmu,pengetahuan, teknologi, dan seni. Dimana dalam hal ini tujuan penyelenggaraan pendidikan, sejatinya tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter. Oleh sebab itu, berbagai program dirancang dan diimplementasikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan karakter. Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik , dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, op. cit,. h5.

Karena itu, “muatan pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral reasoning, moral feeling, and moral behavior”. Secara praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilainilai kebaikan kepada siswa di lingkungan sekolah dengan meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai tersebut, baik dalam berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa (YME), sesama manusia, lingkungan, maupun nusa dan bangsa.6 Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah saw.7

ْ ‫ ع ْ مح َ د ْب ع ْ ر ع ْ ا ْي سل‬، ‫ ث ا يحْ ي ْب س يْد‬، ‫ح َد ث ا احْ د ْب ح ْبل‬ ‫سلَم ا ْك ل ْال ْؤم ي ا ْي ا‬

‫ قال رس ْ ل ه صلَ ه عل ْي‬: ‫ر يْر قال‬ ‫م خلقًا‬

‫ ع اب‬، ْ‫ًاأح‬

Artinya : Berbicara kepada kami Ahmad bin Hambal berbicara Yahya bin Sa’id, dari Muhammad bin Umar, dari Abi Salamah, dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya (budi pekerti) diantara mereka. Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dalam membimbing anak yang beragama Islam, sehingga ajaran benar-benar diketahui, dimiliki, dan diamalkan oleh peserta didik baik tercermin dalam sikap, tingkah laku maupun cara berfikirnya. Melalui pendidikan Islam terjadilah proses pengembangan aspek kepribadian anak, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Sehingga ajaran Islam diharapkan akan menjadi bagian 6

7

Ja’far Amir, op.cit., h.7.

Al Imam Hafidz Abi Daud Suleman bin Al Asy-asy Al Sajastany, Sunan Abu Daud, Jus III (Cet; I, Bairud: Darul Alkutub Al Ilmiah, 1997),h.225.

integral dari pribadi anak yang bersangkutan. Dalam arti segala aktifitas anak akan mencerminkan sikap islamiyah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut mulai dirintis melalui pendidikan karakter. Upaya yang bisa dilakukan untuk pembinaan karakter peserta didik di sekolah di antaranya adalah dengan memaksimalkan fungsi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, sehingga dapat dijadikan basis untuk pembinaan karakter peserta didik tersebut. Pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bersama-sama para pendidik yang lain dapat merancang berbagai aktivitas sehari-hari bagi peserta didik di sekolah yang diwarnai nilai-nilai ajaran beragama. Diharapkan peserta didik terbiasa untuk melakukan aktivitas-aktivitas positif yang pada akhirnya dapat membentuk karakternya. Atas dasar tujuan pendidikan nasional maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendidikan berbasis karakter melalui proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Manado adalah salah satu sekolah yang sudah menerpakan kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama islam, dan dari kurikulum 2013 ini yang di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler mendapatkan hasil yang baik dalam pembentukan karakter peserta didik namun tetap memiliki hambatan-hambatan dalam implementasi tersebut. Berdasarkan

uraian latar belakang diatas, mendorong penulis untuk

mengajukan skripsi dengan judul “Implementasi Kurikulum Pendidikan Berbasis Karakter pada Mata Pelajaran (PAI) di SMA Negeri 1 Manado”.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian akan mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 1 Manado? 2. Apa Kesulitan/hambatan dalam Implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 1 Manado? 3. Bagaimana solusi dalam implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 1 Manado? Agar permasalahan yang dikaji dapat terarah untuk menghindari penyimpangan dari masalah yang diteliti, maka perlu adanya pembatasan masalah. Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, masalah dititik beratkan pada implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMA N 1 Manado khusunya siswa kelas X.

C. Pengertian Judul Untuk menghindari kesalapahaman dalam penafsiran judul yang dimaksud dalam Skripsi ini, maka terlebih dahulu akan diberikan beberapa batasan pengertian atau kata kunci secara operasional, sebagai berikut: 1. Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam satuan tindakan praktis sehinggah memberikan dampak,

baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap.8 2. Kurikulum dalam bahasa arab, sering disebut dengan istilah al-manhaj, berarti

jalan

yang

terang

yang

dilalui

manusia

dalam

bidang

kehidupannya”. Pengertian kurikulum jika dikaitkan dengan pendidikan berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.9 3. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik.”10 Kedewasaan yang dimaksud adalah harus dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.11 4. Pendidikan karakter menurut Lickona yang dikutip dalam buku Heri Gunawan

adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang

melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Karakter erat

8

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007),h.211. 9

Heri Gunawan, Alfabeta,2012),h.105.

Pendidikan

Karakter:

Konsep

dan

Implementasi

(Bandung:

10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet.II; Jakarta: Balai Pustaka,2002),h.263. 11

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000),h.19.

kaitannya dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam tingkah laku.12 Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dipahami bahwa maksud judul skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran pendidikan agama islam dengan lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Manado.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado. b. Untuk mengetahui kesulitan/hambatan dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado. c. Untuk mengetahui solusi dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Manado. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan secara teoritis Pada tataran teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaatmanfaat sebagai berikut:

12

Heri Gunawan, op. cit,. h.23.

1) Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang implementasi dalam kurikulum pendidikan berbasis karakter, baik dalam pelaksanaan, keunggulan, dan problem-problem pelaksanaannya. 2) Mampu memberikan informasi yang berkaitang dengan upaya-upaya yakni faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter terlebih khusus bagi pendidik dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. b. Aspek Praktis Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi: 1) Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pembenahan sehingga terciptannya suasana baru yang lebih kondusif. 2) Pendidik bidang studi Pendidikan Agama Islam, yakni mengetahui usaha-usaha dalam implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter. 3) IAIN Manado, sebagai bahan kajian keilmuan dan pengembangan kajian khususnya bidang kebijakan pendidikan. 4) Penulis dan pembaca, dapat mengetahui implementasi kurikulum pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 Ditinjau dari asal kata, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang mulanya digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata curere, yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai ke finish. Atas dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan.13 Dalam bahasa Arab, kurikulum disebut dengan istilah al-manhaj, berarti jalan yang terang yang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya. 14 Maka dari pengertian tersebut, kurikulum jika dikaitkan dengan pendidikan yaitu jalan terang yang dilalui oleh pendidik dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.15 Pengertian kurikulum tertuang dalam pasal 1 ayat 19 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah “Seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan 13

Subandija, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum ( Cet.II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1996),h.1. 14

Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Alfabeta,2012),h.1. 15

Heri Gunawan, Alfabeta,2012),h.105.

Pendidikan

Karakter:

Konsep

dan Implementasi

(Bandung:

pembelajaran tertentu”.16

Pendapat Rusly Ahmad, kurikulum adalah

seperangkat pengalaman yang mempunyai arti dan terarah, untuk mencapai tujuan tertentu dibawah pengawasan sekolah.17 Kurikulum merupakan pedoman dasar dalam proses belajar dan mengajar didunia pendidikan.18 Senada dengan pendapat ahli di atas, “Kurikulum dianggap identik dengan coure of

study (rencana pelajaran) yang terdiri dari segala kegiatan dan

pengalaman belajar yang direncanakan dan diorganisir sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang diterapakan”.19 Kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, mencangkup semua pengalaman yang dilakukan peserta didik, dirancang, diarahkan, diberikan bimbingan, dan dipertanggungjawabkan oleh pihak sekolah. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas). Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.

16

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013),h.4. 17

Rusly Ahmad, Perencanaan dan desain kurikulum dalam pendidikan Jasmani (Jakarta : Dekdipbud, 1989),h.6. 18

Idi Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik (Yogyakarta: AR-ruzz,

2007),h.1. 19

Departemen Agama RI. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada SD (Jakarta: CV. Multiyasa & Co, 1986),h.8.

Dapat dikatakan bahwa kurikulum bukan sekedar mata pelajaran tetapi semua pengalaman yang dilakukan dan digunakan sebagai landasan atau pijakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, pendidikan membutuhkan kurikulum yang dinamis, flesibel dan sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntunan kebutuhan masyarakat. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013 sampai sekarang. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik dalam kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian, kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Selain itu, pembelajaran lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, ketrampilan dan pengetahuan.20 Sehingga dalam kon...


Similar Free PDFs