PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK ASSALAAM MANADO PDF

Title PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK ASSALAAM MANADO
Author Koleksi Skripsi
Pages 64
File Size 565.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 152
Total Views 403

Summary

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK ASSALAAM MANADO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam ( S.Pd.I ) Jurusan Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Oleh : LENA ...


Description

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK ASSALAAM MANADO

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam ( S.Pd.I ) Jurusan Pendidikan Agama Islam ( PAI )

Oleh : LENA P RADJIKU NIM : 11.2.3.117

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MANADO 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dalam suatu pendidikan yang diterapkan di sekolah maka setiap siswa berkewajiban mengikuti materi yang diberikan oleh seorang guru dalam hal ini adalah mengikuti proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.1 Dalam suatu pendidikan tentunya peserta didik memperoleh pelajaran dari seorang guru. Dari belajar itulah maka peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, dan tentunya peserta didik disarankan agar selalu 1

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet.II;Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997) h 11.

membaca materi-materi pelajaran yang akan diajarkan oleh seorang guru seperti firman Allah Swt dalam Q.S Al-Alaq / 96 : 1-5, yang berbunyi : ُ ‫ق ِب ْقا َر ْق َرو َر ُّ َر ْقْلَر ْقك َر م‬ ‫ْقا َر ْق ِب ا ِبْقن َر ِّب َر اَّل ِب ي َرخلَرق ِب خَر لَر َر‬ ‫ق ْق ِبا َرن اَر ِبه ْق َر لَر ٍق‬ ‫اَّل ِب ي َر لَّل َرن ِب ْقاقَرلَرن ِب َر لَّل َرن ْق ِبا َرن اَر َره اَر ْقن َر ْق لَر ْقن ِب‬ Terjemahnya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, ang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.2 Adanya intervensi pemerintah yang berlebihan dalam pendidikan juga semakin menambah parah kondisi tersebut. Misalnya tuntutan untuk mengajar sesuai target kurikulum yang terlalu kaku. Hal ini akan mengakibatkan minat, bakat kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.3 Fenomena kurangnya pemahaman guru terhadap peran-perannya perlu mendapat perhatian dalam sistem pendidikan Indonesia pada umumnya dan pendidikan Islam khususnya, karena Pendidikan Agama Islam turut berperan dalam sistem Pendidikan nasional. Terlebih guru Agama yang dalam hal ini adalah guru Pendidikan Agama Islam yang masih dipercaya masyarakat mampu memberikan landasan hidup dan nilai-nilai moral agar anak-anaknya tidak mudah

2

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Cet X : Bandung, CV Penerbit di Ponerogo, 2010),) h. 597. 3

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 35.

terseret dalam arus globalisasi dengan memberikan Pendidikan dari segi normatif dan terapan dari Agama islam. Pada sisi lain, materi agama di sekolah-sekolah yang memiliki ciri kekhususan keislamanan sebagai identitasnya seperti halnya Madrasah Aliyah, justru malah kurang begitu mendapat respon dari siswa. Sedangkan materi pelajaran yang sifatnya umum justru mendapat perhatian yang lebih dibandingkan materi pelajaran agama. Sedang prestasi dari siswa terhadap Pendidikan Agama Islam sendiri juga kurang sesuai dengan yang diharapkan.4 Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didiksecara tuntas. Ini merupakan masalah cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berkelainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan berfariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaranpun sukar untuk dicapai. Hal ini kirannya tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan

4

Darmaningyas, Pendidikan Rusak-Rusakan, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 198.

masih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas. Mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas adalah upaya lain yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan yang mengangkat suatu topik “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Assalaam Manado”.

B. Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang pemilihan judul di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam skripsi ini, yaitu Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Assalaam Manado. Untuk menghindari agar permasalahan tidak melebar, maka penulis memberikan batasan masalah dalam penulisan ini menjadi dua sub masalah, yaitu: 1. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Assalaam Manado?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Assalaam Manado?

C. Pengertian Judul Pengertian judul digunakan penulis, agar para pembaca dapat memahami secara jelas makna yang terkandung dalam penelitian skripsi yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Assalaam Manado”. Untuk itu penulis berupaya menjelaskan beberapa istilah pengertian tersebut secara terminologi. 1. Peran guru adalah perangkat tingkah laku atau tindakan yang dimiliki seseorang dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari status yang disandangnya. Dalam kaitannya dengan peran, tidak semuanya mampu untuk menjalankan peran yang melekat dalam dirinya. Guru mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.5 2. Pendidikan Agama Islam, adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memehami, menghayati, 5

UURI, No. 14 Th. 2005, tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 2005), h. 3.

hingga mengimani, bertaqwa, dan berahklak mulia dalam, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-quran dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.6 3. Motivasi Belajar, merupakan suatu dorongan atau kekuatan batin siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar ini tumbuh dalam diri sendiri, sedangkan motivasi belajar dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar. 4. SMK Assalaam Manado adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di kota Manado, tepatnya di Jalan Kuala Buha Lingkungan IV Bailang Kecamatan Bunaken. Sekolah ini juga merupakan sekolah kejuruan pertama di Manado yang berbasis pondok pesantren, tepatnya pondok pesantren Assalaam Manado. Dengan demikian, penulis akan mengarahkan penelitian ini tentang peran guru Pendidikan Agama Islam sebagai tenaga pengajar yang dapat mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, mengevaluasi, dan meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMK Assalaam Manado.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1) Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

6

Dep. Pend. Nas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMA & MA, (Jakarta: Pusat kurikulum Depdiknas 2003), h 7.

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Assalaam Manado. Adapun tujuannya adalah: a.

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran peran guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Assalaam Manado.

b.

Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Assalaam Manado.

2) Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a.

Untuk menambah pengalaman dan wawasan baru sebagai wadah dan wahana untuk mengembangkan pengetahuan dana cakrawala berfikir khususnya dalam bidang pendidikan.

b.

Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu kebijaksanaan dalam rangka menigkatkan kemampuan professional guru-guru yang sekaligus untuk mencapai hasil-hasil yang optimal dalam pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran untuk menghadapi tantangan dunia kerja.

c.

Bagi guru dari sekolah yang bersangkutan dapat dijadikan umpan balik untuk menilai profesional yang dimiliki guru dalam kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan tugas kependidikan. Di samping itu, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menigkatkan professional yang telah dimiliki oleh guru-guru pendidikan sekolah yang bersangkutan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru Istilah guru, sebagaimana yang dijelaskan oleh N.A. Ametembun, bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.7 Sardiman, A.M. mengatakan bahwa guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan yang harus berperan serta secara aktif dan profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.8Ahmad Tafsir dalam bukunya ilmu pendidikan dalam prespektif Islam mengemukakan guru adalah pendidik yang memberikan pelajaran kepada muridnya, biasanya guru adalah pendidik yang memegang mata pelajaran di sekolah.9

7

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h. 32. 8

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1992), h. 123. 9

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h. 75.

Terkait dengan pengertian guru di atas, dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I pasal I ayat I disebutkan: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalan pendidik formal, pendidikan dasar dan menengah.10 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya potensial dibidang pembangunan. Jadi guru agama adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan agama di sekolah dalam mengembangkan potensipotensi yang ada pada peserta didik Menurut Muhaimin yang dimaksud guru Pendidikan Agama Islam yang profesional adalah yang menguasai ilmu pengetahuan (agama Islam) sekaligus melakukan

transfer

ilmu

atau

pengetahuan

(agama

Islam),

amaliyah

(implementasi), mampu menyiapkan peserta didik agar tumbuh dan berkembang kecerdasan dan daya kreasinya untuk kemaslahatan diri dan masyarakat, mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri dan konsultan bagi peserta didik, memiliki kepekaan informasi, intelektual, moral dan spiritual, mampu mengembangkan minat, bakat peserta didik serta mampu menyiapkan peserta

10

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbar, 2006)

didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang diridhoi oleh Allah Swt.11 2. Syarat-Syarat Guru Agama Menurut Zakiyah Darajat, dkk syarat menjadi guru Pendidikan Agama Islam adalah bertakwa kepada Allah swt, karena tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah swt, tetapi dia sendiri tidak bertakwa kepadaNya.12 Menurut Moh. Amin, syarat-syarat guru agama adalah sebagai berikut:13 a. Syarat yuridis Hal ini berkaitan langsung pada guru agama yaitu seorang guru harus memiliki ijasah sekolah keguruan, yaitu ijasah yang menunjukkan seseorang mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupan yang diperlukan untuk suatu jabatan atau pekerjaan. b. Syarat Formal 1) Memiliki jasmani yang sehat, tidak sakit-sakitan karena akan menggangu jalannya pelajaran. 2) Kebersihan badan serta kerapian pakaian 3) Sehat rohani artinya seorang guru agama tidak memiliki kelainan rohani.

11

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 50 . 12

13

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 44.

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoris dan Praktis (Bandung: PT Remaja Karya,1998), h. 172.

c. Syarat Material Guru harus menguasai bidang studi yang telah dipegangnya dengan ilmuilmu penunjang lainnya, sebagai tambahan pengetahuan agar dalam mengajar tidak monoton. d. Syarat Kepribadian Faktor yang penting bagi seorang guru adalah kepribadian yang mantap. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya. Beberapa kepribadian yang sangat penting yaitu: 1) Aspek Mental Guru harus memiliki mental yang sehat dan kuat, artinya guru tidak mempunyai rasa rendah diri, sebab hal ini akan menjadikan guru tidak bebas berfikir secara luas dan bergaul secara wajar. 2) Aspek Emosi Guru harus mempunyai perasaan dan emosi yang stabil, sebab ketidak stabilan seorang guru akan mempengaruhi murid-murid yang telah diajarkannya. 3) Aspek Sosial Hubungan sosial seorang guru harus luas, guru perlu memperhatikan dan memperbaiki hubungan sosial baik dengan murid, sesama guru, karyawan, kepala sekolah dan masyarakat sekitar.

4) Aspek Moral Guru agama menjadi panutan dan teladan oleh murid-muridnya tetapi juga masyarakat sekitar dimana guru itu berada. Oleh karena itu diperlukan adanya kesesuaian antara semua perkataan dan perbuatannya. 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam Dasar Pendidikan Agama Islam di atas, merupakan pijakan pengembangan dan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, maka fungsi Pendidikan Agama Islam mencakup: a. Pengembangan,

yaitu

menumbuh

kembangkan

dan

meningkatkan

keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt. Yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus yang ingin mendalami bidang agama, agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal, sehingga dapat bermanfaat pada dirinya sendiri dan bagi orang lain. c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. d. Pencegahan, yaitu mencegah hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya dan dapat mengarahkannya untuk dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. f. Sumber nilai sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. g. Pengajaran, yaitu kegiatan pendidikan agama berusaha untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan secara fungsional.14 4. Kompetensi Guru Agama Islam Kompetensi atau kemampuan seorang guru dalam pengembangan pemahaman peserta didik harus dimiliki dan diketahui oleh setiap pendidik. Karena dengan kecakapan akan pemahaman bagaimana guru mengajarkan paham ilmu yang diajarkan maka, pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk dapat mengerti betul tentang bagaimana seorang pendidik dalam mengaplikasikan mata pelajarannya. 15 Sesuai dengan peraturan pemerintah tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, maka seorang pendidik mata pelajaran dan jenjang pendidikan apapun harus memiliki standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Dalam hal ini guru Pendidikan Agama Islam pada jenjang SMA/SMK harus mempunyai kualifikasi akademik minimum diploma (D-IV) atau sarjana (S1) program studi sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampuh, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Sedangkan kompetensi guru

h.48.

14

Muhaimin, dkk. Op.cit, h. 11-12.

15

Kunandar, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007),

dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintergrasi dalam kinerja guru.16 Dalam peraturan pemerintah tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru juga disebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran agama Islam adalah : 1. Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.17 Kompetensi seorang guru tidak hanya dimiliki guru yang notabene pengajar pelajaran selain agama Islam, namun guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki kompetensi yang mendasar sebagai bahan acuan dan rujukan bahwa guru Pendidikan Agama Islam dalam interaksi belajarnya mampu memberikan pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan tentang agama Islam. Tentunya kompetensi tersebut haruslah bersumber dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang langsung dipraktekkan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.

16

Djamarah, Saiful...


Similar Free PDFs