Title | Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Beragama Siswa SMP Islam Al-Azhar 5 Cirebon |
---|---|
Author | Asep Kurniawan |
Pages | 28 |
File Size | 680.1 KB |
File Type | |
Total Downloads | 18 |
Total Views | 155 |
75 PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERAGAMA SISWA SMP ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON Asep kurniawan [email protected] Abstrak Peranan guru sangatlah besar pengaruhnya dalam perkembangan jiwa keagamaan siswa, termasuk di dalamnya bagaimana guru memberikan perhatian ke...
Accelerat ing t he world's research.
Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Beragama Siswa SMP Islam Al-Azhar 5 Cirebon Asep Kurniawan JIEM (Journal of Islamic Education Management)
Cite this paper
Downloaded from Academia.edu
Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
PERAN KOMPET ENSI LEADERSHIP GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCIPTAKAN NI… ASIS UIKA BOGOR
Senerai Penelit ian Pendidikan, Hukum, dan Ekonomi di Sulawesi Tenggara.pdf Heksa B P Hast ut i, Fahmi Gunawan JURNAL PROFESI PENDIDIK Lazirfa Audrey
75 PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERAGAMA SISWA SMP ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON
Asep kurniawan [email protected] Abstrak Peranan guru sangatlah besar pengaruhnya dalam perkembangan jiwa keagamaan siswa, termasuk di dalamnya bagaimana guru memberikan perhatian kepada anak didik dalam mendidik, mengajar dan mengevaluasi baik dalam menyampaikan materi di kelas ataupun dalam menjalankan aktivitas sehari-hari siswa di sekolah. Apabila guru kurang memberikan perhatian kepada siswa dan salah dalam mendidik dan mengajar anak maka anak pun akan mudah terbawakepada hal-hal yang tidak baik. Pendidikan Agama Islam membentuk aspek jasmani dan rohani seseorang berdasarkan kepada nilai-nilai ajaran agama Islam yang terkandung dalam kitab suci al-Qur’an dan sunah Rasulullah. Kedua aspek tersebut diharapkan tumbuh seimbang, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan rohaniah dan kebutuhan jasmaniah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi beragama siswa. Penelitian ini memakai metode deskriptif analisis dengan menggunakan instrument kuesioner (angket) dan wawancara sebagai sumber datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, maka dilakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian ini. Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa peranan guru PAI dalam bentuk perhatiannya sangat besar sekali sehingga berimplikasi pada sikap keberagamaan siswa yang terlihat baik sekali. Selain itu, sekolah juga memainkan peranannya sebagai lembaga pendidikan dengan memberikan pengajaran dan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan sikap keagamaan siswa. Kata Kunci: Guru, Motivasi, Perilaku, Beragama Kata Kunci: Pendidikan, Pendidikan Islam dan Pengajaran guru dan dosen. Jadi pendidikan tidak
A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mengalami dan
dilakukan
hanya
di
sekolah.
Tetapi
Karena
dimanapun dan kapanpun pendidikan dapat
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
dilaksanakan. Pendidikan bagi kehidupan
kehidupan manusia. Anak-anak menerima
manusia merupakan kebutuhan mutlak
pendidikan dari orang tuanya dan ketika
yang harus dipenuhi sepanjang hayat.
anak-anak
dan
Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
berkeluarga mereka juga akan mendidik
suatu kelompok manusia dapat hidup
anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan
berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-
melaksanakan
ini
pendidikan.
sudah
dewasa
perguruan tinggi, para siswa dididik oleh
76 cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia
ketakwaan
menurut konsep pandangan hidup mereka.
seutuhnya.Dengan
Manusia membutuhkan pendidikan dalam
kehidupannya.
Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
kehidupan
Nasional
Pendidikan
juga
masyarakat.
merupakan
proses
lain,
manusia
manusia:
fisik,
psikis,
Kalau diamati secara seksama,
dikenal
oleh
kata
atau
mental/moral, spiritual dan religius.
tujuan
diakui
terintegrasi
seutuhnya meliputi keseluruhan dimensi
proses pembelajaran dan/ cara lain yang dan
secara
pendidikan
baik
pendidikan
maupun pendidikan
Islam
mempunyai arah yang sama. Adapun
pemupukan pengetahuan, keterampilan dan
tujuan
sikap untuk mewujudkan segenap potensi
pendidikan di Indonesia sebagaimana
yang ada dalam diri seseorang. Karena
tercantum
tujuan utama dan yang paling penting dari
Haluan Negara (GBHN) tahun 1999
pendidikan
adalah sebagai berikut:
adalah
membuat
murid
menemukan dirinya sendiri (dimensi batin) memahami
kapasitasnya
dan
mendisiplinkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indosesia Tahun 1945 pasal 31 ayat (1) menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menyebutkan bahwa
pemerintah
mengusahakan
dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan diatur
kehidupan
dengan
keimanan
dan
bangsa
yang
undang-undang.
Kata
ketakwaan
menegaskan
bahwa agama memiliki kedudukan yang penting dalam pendidikan nasional.Untuk itu,
seluruh
mencerdaskan sekaligus
komponen kehidupan
membangun
bangsa
wajib
bangsa
yang
keimanan
dan
pendidikan
dalam
Nasional
Garis-Garis
atau
Besar
“Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal di sertai dengan hak dukungan sesuai dengan potensinya.” (MPR RI, 1999:33) Sedangkan
tujuan
pendidikan
Islam tidak begitu berbeda dengan tujuan
pendidikan
pada
umumnya,
hanya didasari dengan prinsip-prinsip kehidupan tujuan
beragama
hidup
mengarah
sesuai
muslim.
kepada
dengan
Tujuan
tujuan
ini
akhirdan
tertinggi yang akan dicapai pendidikan Islam, tujuan terakhirnya merupakan kristalisasi nilai-nilai idealitas Islam yang diwujudkan dalam pribadi anak didik. Maka tujuan akhir itu harus
77 meliputi semua aspek pola kepribadian
orang dewasa yang hidup mengindahkan
yang ideal. Tujuan yang dimaksud
ajaran agama, dimana akhlak atau
adalah untuk mendapatkan ridha dan
moralnya, tingkah laku, tutur kata dan
beribadah
serta
sopan santun menggambarkan ajaran
mencapai kebahagiaan hidup di dunia
agama dalam pribadinya. Sikap itulah
dan di akhirat kelak. Tujuan hidup
yang nantinya akan menjauhkan dirinya
manusia
dari berbagai godaan duniawi yang
kepada
itu
Allah
menurut
swt
Allah
ialah
beribadah kepada Allah, ini sesuai
bertentangan
dengan Q.S. ad-Dzariyat: 56:
(Ramayulis, 2001:101).
اﻹ ْﻧ َﺴﺈ ﱠِﻻﻟِﯿَ ْﻌﺒُﺪُو ِن ِ ْ َوَ ﻣَﺎﺧَ ﻠَ ْﻘﺘُﺎﻟْﺠِ ﻨ ﱠﻮ
Unsur
dengan
dominan
ajaran
agama
dalam
tujuan
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
pendidikan Islam adalah pembentukan
Menjadi
menghasilkan manusia-manusia yang
merupakan
‘abid
sikap, akhlak terpuji dan budi pekerti yang luhur yang mampu dan sanggup
perwujudan dari kepribadian muslim,
berkarakter,
sehingga apabila manusia telah bersikap
kemauan, sopan dalam berbicara, dan
menghambakan diri sepenuhnya kepada
berbuat mulia dalam tingkah laku, jujur
Allah berarti ia telah berada di dalam
dan menghindari suatu perbuatan yang
dimensi
yang
tercela dan mengingat Allah dalam
mensejahterakan hidup di dunia dan
setiap aktivitas yang dilakukan. Dengan
membahagiakan di akhirat, inilah tujuan
demikian dapat membentuk kepribadian
pendidikan
Islam
siswa yang Islami.
Beribadah
kepada
kehidupan
yang
tertinggi.
Allah
yang
Akan
bermoral
tetapi,
baik,
sejauh
keras
ini
merupakan repleksi menanamkan taqwa
pelaksanaan pendidikan agama yang
dan akhlak serta menegakkan kebenaran
berlangsung di sekolah umum masih
dalam rangka membentuk manusia yang
mengalami
berpribadi dan berbudi luhur menurut
Kelemahan
ajaran Islam (Arifin, 1994:41). Karena
praktek
tujuan
dalam
memperhatikan aspek kognitif semata
pendidikan agama adalah penumbuhan
dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai
dan pengembangan sikap positif dan
agama, dan mengabaikan pembinaan
cinta
yang
aspek afektif dan konatif-voletif, yakni
nantinya akan membuat anak menjadi
kemauan dan tekad untuk mengamalkan
utama
kepada
dan
pertama
agama,
itulah
banyak ini
kelemahan.
disebabkan
pendidikan
karena hanya
nilai-nilai ajaran agama, seperti shalat
78 berjamaah. Akibat terjadi kesenjangan
Diketahui bahwa agama (Islam)
antara pengetahuan dan pengamalan,
dan pendidikan adalah dua hal yang satu
antara
sama lain saling berhubungan. Melalui
gnosis
dan
praxis
dalam
kehidupan nilai agama atau dalam
agama,
praktek
manusia seutuhnya sesuai dengan nilai-
pendidikan
agama
berubah
manusia
menjadi
menjadi pengajaran agama, sehingga
nilai
tidak
pribadi-pribadi
pengembangannya
intisari
dari
pendidikan. Karena dengan pendidikan
pendidikan agama adalah pendidikan
orang akan menjadi lebih dewasa dan
moral (Muhaimin, 2010:23).
lebih
membentuk
bermoral,
padahal
ajaran
diarahkan
mampu
Islam.
Proses
adalah
melalui
baik
dari
segi
pendidikan
kecerdasannya maupun sikap mentalnya.
agama diberbagai sekolah umum, belum
Pendidikan menjadi kunci utama
seperti yang diharapkan, karena berbagai
dalam pembentukan sikapkeberagamaan
kendala
anak. Pertambahan usia anak memiliki
Dalam
pelaksanaan
dalam
bidang
kemampuan
pelaksanaan metode, sarana fisik dan
konsekuensi
non
suasana
pendidikan yang mereka terima. Oleh
lingkungan pendidikan yang kurang
sebab itu, denganbertambahnya usia
menunjang suksesnya pendidikan mental
anak dan berubahnya perilaku mereka
spiritual dan moral. Padahal fasilitas
maka harus disertai pendidikan yang
dasarnya
tepat sehingga memiliki sikap dan
fisik.
Disamping
telah
pemerintah
disediakan
oleh
Tap-Tap
MPR,
melalui
pengaturan perundangan lainya, serta
padaperubahan
proses
tingkah laku serta budi yang luhur. Dengan sikap keberagamaan yang
berbagai proyek pembangunan sektor
mereka
miliki,
maka
akan
dapat
agama dan pendidikan.
mengontrol dan mendorong seseorang di
untuk bertingkah laku sesuai dengan
sekolah di satu pihak sebagai upaya
norma agama. Karena pendidikan agama
pemenuhan hakekat manusia sebagai
yang bersifat dresser dan menggugah
makhluk religius (homo religiousus).
akal serta perasaan memegang peranan
Sekaligus di lain pihak pemenuhan apa
penting
yang objektif dari para siswa akan
keagamaan (Ramayulis, 2002:96).
Adanya
pelajaran
agama
kebutuhan pelayanan hidup keagamaan.
dalam
Dalam
pembentukan
proses
sikap
pendidikan,
Agama dan hidup beriman merupakan
pendidik memiliki peran kunci dalam
suatu yang objektif menjadi kebutuhan
menentukan
setiap manusia.
Yakni menunjukkan cara mendapatkan
kualitas
pembelajaran.
79 pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai
diteladani dalam pembinaan keagamaan.
(affective),
keterampilan
Kita sering mendengar ada oknum guru
(psychomotor). Dengan kata lain tugas
yang berbuat asusila dengan siswanya
dan peran pendidik yang utama terletak
sendiri
pada aspek pembelajaran. Pembelajaran
penyalahgunakan psikotropika (Justang
merupakan alat untuk mencapai tujuan
Muhammad,
pendidikan. Singkatnya, dapat dikatakan
lain.Walaupun contoh tersebut bersifat
bahwa
sangat
kasuistis, namun cukup membuat miris
dipengaruhi oleh kualitas pendidiknya
dunia pendidikan, terutama pendidikan
(Fatah Yasin, 2008:67). Dan seorang
agama, karena siswa membutuhkan
guru dalam kehidupan sehari-harinya
peran guru sebagai figur yang bisa
selalu dijadikan sebagai figur manusia
diteladani.
dan
kualitas
pendidikan
yang selalu dapat digugu dan ditiru oleh
(Rakyat
Cirebon,
2017)
dan
2016),
lain-
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peranan guru adalahterciptanya
anak didiknya. agama
serangkaian tingkah laku yang saling
Islam tidak hanya disampaikan secara
berkaitan yang dilakukandalam suatu
formal dalam suatu proses pembelajaran,
situasi
namun dapat pula dilakukan di luar
dengan kemajuan perubahan tingkah
proses pembelajaran dalam kehidupan
laku dan perkembangan siswa yang
sehari-hari.
menjadi
Pelaksanaan
pendidikan
Guru
bisa
memberikan
tertentu
serta
tujuannya
berhubungan
(Uzer
Usman,
pendidikan agama ketika menghadapi
2009:4). Peran guru dan pengaruhnya
sikap atau perilaku peserta didik. Dari
terhadap perilaku siswa sudah banyak
hasil
dapat
dibuktikan dalam berbagai riset, seperti
sikap,
Jere Brophy (1986). Demikian pula hasil
pendidikan
membentuk
agama
pengetahuan,
perilaku, dan pengalaman keagamaan
temuanpenelitian
yang baik dan benar. Peserta didik akan
Mehdipour1dan Balaramulu (2013:65)
mempunyai akhlak mulia, perilaku jujur,
menyebutkan:
disiplin, sehingga
dan
semangat
menjadi
keagamaan
dasar
untuk
meningkatkan kualitas dirinya. Idealnya
memang
seperti
itu,
namun kenyataan di lapangan, masih banyak guru yang belum menjalankan perannya sebagai figur yang patut
Yousef
Students (50%) indicated that important qualities of teacher’s Behavior were punctuality, honesty, hardworking, friendly, confident and competency. 69% of the students opined that they participated actively in the classes because they had a sincere relationship with their teachers and also 67% of students didn’t
80 like teachers think badly of them if they didn’t it. Majority of the students informed that they understand some of lessons better because their teacher explained the lesson very well (88%) and use different teaching techniques in class(74%). hence, teacher’s friendly behavior and teacher’s attitude toward the students had impact on activities and selfregulation behavior in students.
pembelajaran, seorang guru tidak hanya berperan sebagai seorang pendidik atau pengajar saja. Tetapi juga sebagai pemberi bimbingan dan penyuluhan. Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap
dan
keterampilan.
Guru
mengetahui bahwa pada akhir setiap satuan pelajaran kadang-kadang hanya
(50% siswa menunjukkan bahwa perilaku guru yang baik adalah ketepatan waktu, kejujuran, pekerja keras, ramah, percaya diri dan kompeten. 69% siswa berpendapat bahwa mereka berpartisipasi aktif di kelas karena mereka memiliki hubungan yang tulus dengan guru mereka dan juga 67% siswa tidak menyukai guru yang berpikir buruk tentang mereka jika mereka tidak melakukannya. Mayoritas siswa memberi tahu bahwa mereka memahami beberapa pelajaran lebih baik karena guru mereka menjelaskan pelajaran dengan sangat baik (88%) dan menggunakan teknik pengajaran yang berbeda di kelas (74%). Oleh karena itu, perilaku ramah guru dan sikap guru terhadap siswa berdampak pada aktivitas dan perilaku pengaturan diri pada siswa. Pengaruh guru terhadap siswa yang besar seperti tersebut di atas, hendaknya dapat dipergunakan dalam menanamkan perilaku baik siswa dalam norma keagamaan. Untuk itu guru memainkan
banyak
perannya
di
lingkungan sekolah. Di dalam proses
terjadi perubahan...