kebebasan, tanggung jawab dan hati nurani DOCX

Title kebebasan, tanggung jawab dan hati nurani
Author Can Tika
Pages 8
File Size 27.5 KB
File Type DOCX
Total Downloads 185
Total Views 282

Summary

BAB II PEMBAHASAN A. Kebebasan Manusia adalah puncak ciptaan Tuhan, yang dikirim ke bumi untuk menjadi khalifah atau wakil-Nya. Oleh karena itu setiap perbuatan yang membawa perbaikan manusia, oleh sesama manusia sendiri, mempunyai nilai kebaikan dan keluhuran kosmis, menjangkau batas-batas jagad ra...


Description

BAB II PEMBAHASAN A. Kebebasan Manusia adalah puncak ciptaan Tuhan, yang dikirim ke bumi untuk menjadi khalifah atau wakil-Nya. Oleh karena itu setiap perbuatan yang membawa perbaikan manusia, oleh sesama manusia sendiri, mempunyai nilai kebaikan dan keluhuran kosmis, menjangkau batas-batas jagad raya, menyimpan makna kebenaran dan kebaikan universal, suatu nilai yang berdimensi seluruh alam. Dan karena manusia dalam analisa terakhir terdiri dari individu-individu atau kenyataan-kenyataan perorangan yang tidak terbagi-bagi, maka masing-masing perorangan itu menjadi "instansi" pertanggung jawaban terakhir dan mutlak dalam pengadilan Hadirat Ilahi di akhirat nanti. Masing-masing perorangan itu pulalah yang akhirnya dituntut untuk menampilkan diri sebagai makhluk moral yang bertanggungjawab, yang akan memikul segala amal perbuatannya tanpa kemungkinan mendelegasikannya kepada pribadi yang lain1 . Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat melakukan apa saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma atau peraturan-peraturan yang telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga , masyarakat, dan Negara. Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan norma- norma, aturan-aturan, dan perundang-undanganyang berlaku. Kebebasan sebagiamana dikemukakan Ahmad Charris Zubair adalah terjadi apabila kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh suatu paksaan dari keterikatan kepada orang lain. Seseorang disebut bebas apabila: 1. Dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya dan apa yang akan dilakukannya. 2. Dapat memilih antara kemungkinan-kemungkinan yang tersedia baginya. 1H.A. Ludjito, Susunan Masyarakat Islam, (Jakarta: Pustaka firdaus,1986) hlm.43 2...


Similar Free PDFs