Kelompok 6 CARA Mikroba Masuk KE Dalam Tubuh Manusia PDF

Title Kelompok 6 CARA Mikroba Masuk KE Dalam Tubuh Manusia
Author Laila Dhiya Ulhaq
Course Etika Bisnis Profesi
Institution Universitas Negeri Malang
Pages 18
File Size 364.6 KB
File Type PDF
Total Views 530

Summary

CARA BAKTERI MASUK KE DALAM TUBUH MANUSIAMAKALAHUntuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang Dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Disusun oleh : Offering A 2019/Kelompok 6DEVI MEILIAWATI 190341621683 HANINDYA DWI KARTIKA 190341621626 LAILI NUR HIDAYAH 190341621697 NABILLA ROSHA MAYYO...


Description

CARA BAKTERI MASUK KE DALAM TUBUH MANUSIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang Dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd.

Disusun oleh : Offering A 2019/Kelompok 6

DEVI MEILIAWATI

190341621683

HANINDYA DWI KARTIKA

190341621626

LAILI NUR HIDAYAH

190341621697

NABILLA ROSHA MAYYORI

190341621623

VONY CUCUROSIDA

200341617331

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI APRIL 2021

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme hidup yang berukuran sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun beberapa sel (multiseluler). Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus (Padoli, 2016). Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Mikroorganisme dapat ditemukan di berbagai tempat, baik dalam air, udara, tanah, maupun pada mahluk hidup termasuk pada jaringan tubuh manusia seperti kulit dan selaput lendir. Interaksinya yang terjadi dengan sesama mikroorganisme ataupun organisme lain dapat berlangsung aman, menguntungkan maupun merugikan (Padoli, 2016). Terdapat beberapa bagian tubuh yang merupakan tempat persebaran mikroorganisme misalnya pada mulut, kulit, mata, organ system pencernaan, dan pernapasan (Per Brandtzaeg, 2002). Mikroba yang bukan merupakan flora normal tubuh dapat dapat masuk ke tubuh manusia melalui perantara atau penularan, melalui udara, kontak langsung, maupun melalui vektor seperti nyamuk dsb (Pratami dkk, 2013).. Salah satu contoh masuknya mikroba secara kontak langsung yaitu melalui tangan. Tangan merupakan salah bagian tubuh yang sering kontak langsung dengan dunia luar dan digunakan dalam aktivitas sehari-hari, sehingga hal tersebut sangat memudahkan terjadinya kontak dengan mikroorganisme dan mentransfernya ke dalam tubuh maupun ke objek lain (Pratami dkk, 2013). Selain tangan, udara juga dapat menjadi media perantara bagi mikroorganisme masuk ke dalam tubuh ataupun ke objek lain. Udara yang terkontaminasi oleh mikroba pathogen dapat masuk ke saluran napas penjamu (host) dalam bentuk droplet dan/atau dust yang terhirup bersamaan dengan udara (Fitria et al, 2008). Oleh karena itu, informasi terkait masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh perlu dimiliki oleh seseorang sebagai pengetahuan dasar untuk melakukan kebiasaan hidup sehat, terutama bagi mahasiswa biologi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun makalah yang bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai cara dan proses masuk mikroorganisme ke dalam tubuh

manusia, sehingga manusia dapat memproteksi dirinya dengan melakukan pencegahan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh manusia, terutama terhadap mikroorganisme penyebab penyakit. 1.2 Tujuan 1.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan cara masuk mikroba pada tubuh manusia 1.2.2 Mahasiswa mampu menjelaskan asal mula mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan 1.2.3 Mahasiswa mampu menjelaskan asal mula mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan 1.2.4 Mahasiswa mampu menjelaskan asal mula mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran geniuriner 1.2.5 Mahasiswa mampu menjelaskan asal mula mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit 1.2.6 Mahasiswa mampu menjelaskan cara pencegahan masuknya mikroba ke dalam tubuh. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada makalah ini mencakup cara masuknya mikroba ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan makanan, saluran genitouriner, dan melalui kulit, serta cara pencegahan terhadap masuknya mikroba ke dalam tubuh.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Cara Masuk Mikroba ke dalam Tubuh Manusia Istilah mikroba (disebut juga mikroorganisme, mikrobia, maupun jasad renik) digunakan untuk menyatakan suatu organisme yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop. Umumnya bakteri, protozoa, dan beberapa alga serta fungi mikroskopik merupakan mikroba bersel tunggal. Bahkan mikroba yang multiseluler pun tidak memiliki ukuran sel yang besar (Hafsan, 2011). Mikroba sebagai makhluk hidup akan bertahan hidup dengan cara berkembang biak, bergerak dan berpindah tempat. Habitat mikroba untuk berkembang biak dan bertahan hidup disebut reservoir. Penyebaran mikroba ke tubuh manusia melalui mekanisme tertentu yang disebut mekanisme penularan (mode of transmission) (Darmadi, 2008). Secara garis garis besar, mekanisme transmisi mikroba ke manusia atau pejamu yang rentan (susceptable host) dapat melalui dua cara yaitu transmisi langsung (direct transmission) dan transmisi tidak langsung. Adapun transmisi langsung yaitu penularan langsung oleh mikrobna ke pintu masuk yang sesuai dari manusia (pejamu), misalnya gigitan, ciuman, adanya droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara, dan saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba patogen. Adapun transmisi tidak langsung yaitu penularan mikrobayang memerlukan media perantara, diantaranya 1) vehicle-borne yaitu barang sebagai perantara, 2) vector-borne yaitu vekteor/serangga sebagai media penularan 3) food-borne yaitu makan dan minum sebagai pertantara sehingga saluran pencernaan sebagai pintu masuk mikroba, 4) water-borne yaitu air sebagai media perantara mikroba sehingga melalui saluran cerna ataupun saluran lain sebagai pintu masuk), dan 5) air-borne yaitu udara sebagai perantara sehingga saluran pernapasan sebagai pintu masuk (Darmadi, 2008). 2.1.1 Melalui saluran pernapasan Mikroba dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa cara, salah satunya melalui saluran pernapasan. Sistem pernapasan berkaitan erat dengan

udara, dan merupakan tempat keluar masuknya udara saat proses bernapas (respirasi). (Susanto dkk, 2019). Udara dapat terkontaminasi dengan partikular debu dan tetesan cairan, yang mengandung mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur, bisa masuk ke saluran pernapasan pada saat proses menghirup oksigen (inhalasi) Guan et al, 2015). Mikroorganisme yang berasal dari udara tersebut dikenal dengan istilah bioaerosol. Namun meski demikian, udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, melainkan hanya sebagai perantara atau pembawa bahan partikular debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung mikroorganisme, karena mikroorganisme yang terdapat di udara tersebut dapat jatuh ke permukaan lantai atau tanah secara perlahan akibat gravitasi. Setiap tetesan berisi ribuan mikroorganisme. (Volk dan Wheeler, 1990). Mikroorganisme yang terdapat di udara sebagian besar adalah bakteri saprofit dan bersifat nonpatogenik namun dapat juga berupa bakteri patogenik, yang berpotensi menimbulkan penyakit (Fitria et al, 2008).

Gambar 1. Droplet Nuclei Containing Respiratory System Sumber: (G. Kaplan et al., 2003) Bioaerosol merupakan partikel biologi yang mengandung mikroorganisme yang tersebar di udara. Mikroba dalam udara masuk ke saluran napas penjamu (host) dalam bentuk droplet dan atau dust. Dust (debu) merupakan partikel yang dapat terbang bersama debu lantai atau tanah (Fitria et al, 2008). Salah satu komponen dari bioaerosol yaitu bakteri. Bakteri yang sering ditemukan pada partikel debu yaitu Pseudomonas spp, Klebsiella spp, Pantoea spp. Rahnella spp, dan Alcaligenes spp, umumnya predominan pada partikel debu tanaman. Kemudian ada pula bakteri Corynebacteria, Bacillus spp, dan Streptococcus spp

yang predominan ditemukan pada partikel industry hewan, dan bakteri yang umumnya paling sering ditemukan adalah Actinobacteria (Actinomycetes) yang sporanya berukuran cukup kecil dan berpotensi menembus paru dan penyebab alergi pada pernapasan (Susanto dkk, 2019). Bioaerosol juga dapat berasal dari droplet (tetesan) yang dikeluarkan manusia yang dapat bersifat pathogen. Droplet (tetesan) dikeluarkan oleh penderita (reservoir) saat batuk atau bersin, berbicara atau bernapas melalui mulut atau hidung. Tetesan cairan yang dibentuk saat bersin, batuk, berbicara, dan tertawa akan dibawa oleh aliran udara ruangan kemudian terhirup oleh manusia pada saat proses inhalasi (Eltana, 2016). Jumlah bakteri dalam satu kali bersin diperkirakan berkisar antara 10.000 sampai 100.000 (Volk dan Wheeler, 1990). Beberapa mikroorganisne pathogen yang dapat menyebabkan penyakit pada system pernapasan yaitu Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus sp, Streptococcus sp, serta berbagai bakteri yang berkolonisasi dan menginfeksi rongga mulut dan saluran pernafasan (Wibowo et al, 2009). Proses inhalasi pada manusia, dilengkapi system filtrasi yang baik untuk menyaring mikroorganisme, yaitu sistem filtrasi pada hidung. Sistem filtrasi pada hidung merupakan salah satu mekanisme yang efisien untuk mencegah atau meminimalisir partikel atau mikroorganisme yang terinhalasi, sehingga jika seseorang bernapas melalui mulut maka akan lebih banyak partikel yang terinhalasi masuk ke saluran pernapasan (Susanto, 2019). 2.1.2 Melalui saluran pencernaan Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari – jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme pathogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCl) dan enzim – enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat menimbukan penyakit. Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif untuk menyebarnya mikroba patogen melalui pintu saluran pencernaan (Darmadi, 2008). Menurut Fung (2009), ada dua mayoritas definisi tentang bahaya mikroba dalam makanan: intoksikasi bawaan makanan dan infeksi bawaan makanan.

Intoksikasi bawaan makanan (Food-Borne Intoxication) adalah adanya senyawa toksik pada makanan mungkin berasal dari kontaminasi kimia atau dibentuk oleh mikroorganisme toksigenik. Bila toksin ini dikonsumsi, orang yang mengonsumsi dapat sakit. Infeksi

bawaan

makanan

(Food-Borne

Infection)

terjadi

ketika

mikroorganisme dari makanan tertelan, dan kemudian terus tumbuh di saluran cerna, menyebabkan orang yang rentan menjadi sakit. Agar hal ini terjadi, biasanya jum lah mikroorganisme yang ada dalam makanan perlu sekitar satu juta organisme hidup per gram maka nan, namun ada kasus ketika serendah 100 sel dan bahkan 10 atau lebih sedikit sel per gram makanan dapat menyebabkan infeksi. Secara umum patogenesis bakteri diawali dengan masuknya bakteri ke dalam tubuh inang melalui bermacam-macam cara, antara lain saluran pernafasan, saluran pencernaan, rongga mulut, kuku, dan lain-lain. Setelah itu terjadi proses adhesikolonisasi. Pada proses ini bakteri menempel pada permukaan sel inang, perlekatan bakteri terjadi pada sel epitel. Pada proses ini, perlekatan bakteri ke sel permukaan sel inang memerlukan protein adhesin. Adhesin dibagi menjadi dua, yaitu fimbrial dan afimbrial. Adhesi fimbrial bertindak sebagai ligan dan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada permukaan sel inang (Pratiwi, 2017). Contoh intoksikasi bakteri adalah intoksikasi bakteri Staphylococcus aureus, jika dibiarkan tumbuh dalam makanan, dapat menghasilkan protein berat molekul rendah yang disebut toksin protein stafilokokus. Racun ini, bila tertelan oleh orang yang rentan, akan menyebabkan mual, muntah, kram perut, dan diare sekitar 4 sampai 6 jam setelah konsumsi (Okarini, 2017). Contoh infeksi bakteri yaitu infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut bersamaan dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Setelah sampai di lambung maka mula-mula timbul usaha pertahanan non-spesifik yang bersifat kimiawi yaitu adanya suasana asam oleh asam lambung. Pada pH 2,0 sebagian besar bakteri akan terbunuh dengan cepat. Pada penderita yang mengalami gastrotektomi, hipoklorhidria, atau aklorhidria maka akan mempengaruhi kondisi asam lambung. Pada keadaan tersebut Salmonella typhi lebih mudah melewati pertahanan tubuh. Sebagian bakteri yang tidak mati akan mencapai usus halus yang memiliki mekanisme

pertahanan lokal berupa motilitas dan flora normal usus. Tubuh berusaha menghanyutkan bakteri keluar dengan usaha pertahanan tubuh non spesifik yaitu oleh kekuatan peristaltik usus. Di samping itu adanya bakteri anaerob di usus juga akan merintangi pertumbuhan dengan pembentukan asam lemak rantai pendek yang akan menimbulkan suasana asam. Bila Salmonella typhi berhasil mengatasi mekanisme pertahanan tubuh di lambung, maka bakteri akan melekat pada permukaan usus. Setelah menembus epitel usus, bakteri akan masuk ke dalam kripti lamina propria, berkembang biak dan selanjutnya akan difagositosis oleh monosit dan makrofag. Namun demikian Salmonella typhi dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam fagosit karena adanya perlindungan oleh kapsul bakteri. Setelah berkembang biak di lamina propina kemudian masuk ke dalam kelenjar getah bening mesenterium. Setelah itu memasuki peredaran darah sehingga terjadi bakteremia pertama yang asimomatis, lalu bakteri masuk ke organ-organ terutama hepar dan sumsum tulang yang dilanjutkan dengan pelepasan bakteri dan endotoksin ke peredaran darah sehingga menyebabkan bakteremia kedua. Bakteri yang berada di hepar akan masuk kembali ke dalam usus kecil, sehingga terjadi infeksi seperti semula dan sebagian bakteri dikeluarkan bersama tinja (Cita, 2011). 2.1.3 Melalui saluran genitouriner Sistem urogenital atau genitoiriner merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinaria dan sistem genital, yang mana sistem urinaria dibagi menjadi traktus urinaria atas dan bawah. Traktus urinaria bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis, dan ureter, sedangkan traktus urinaria bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Sistem genital eksterna pada pria dan wanita berbeda, pada pria terdiri dari penis, testis dan skrotum, sedangkan pada wanita terdiri dari vagina, uterus dan ovarium. (Armijn dkk., 2020).

Gambar 2. Anatomi Saluran Genitouriner pada Perempuan (Atas) dan Laki-Laki (Bawah) yang menunjukkan organ-organ penyusun saluran tersebut Sumber: (Atala, 2008) Saluran genitouriner merupakan salah satu saluran pada tubuh yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Saluran ini juga rentan dengan kemungkinan menjadi perantara dalam masuknya mikroba ke dalam tubuh. Masuknya mikroba melalui saluran genitouriner dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi saluran kemih merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba di dalam saluran kemih manusia. Saluran kemih manusia merupakan organ-organ yang bekerja untuk mengumpul dan menyimpan urin serta organ yang mengeluarkan urin dari tubuh, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.Infeksi Saluran Kemih melibatkan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian bawah. ISK pada bagian atas contohnya pielonefritis, sedangkan ISK pada bagian bawah contohnya sistitis, dan prostatitis. (Sari & Muhartono, 2018). Infeksi saluran kemih disebabkan oleh berbagai macam bakteri diantaranya E.coli, Klebsiella sp., Proteus sp.,Providensiac, Citrobacter, P. aeruginosa, Acinetobacter, Enterococu faecali, dan Staphylococcus Saprophyticus. Namun, sekitar 90% ISK secara umum disebabkan oleh bakteriE.coli. (Sari & Muhartono, 2018). Adapun mikroba yang dapat masuk ke tubuh melalui saluran genital yaitu

virus HIV yang salah satu penularannya melalui hubungan seks. Virus ini dapat menyebabkan penyakit AIDS. Menurut Coyle dan Prince (2005) dari berbagai macam penyakit ISK yang disebabkan oleh mikroba diatas, umumnya mikroba dapat masuk ke dalam saluran kemih dengan tiga cara yaitu: 1. Asenden, yaitu jika masuknya mikroba melalui uretra,cara inilah yang paling sering terjadi. 2. Desenden (hematogen), yaitu apabila sebelumnya terjadi infeksi pada ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran darah. 3. Limfatik,

yaitu

masuknya

mikroba

melalui

sistem

limfatik

yang

menghubungkan kandung kemih dengan ginjal, cara ini jarang terjadi. 2.1.4 Melalui kulit Tubuh manusia mempunyai berbagai cara untuk melakukan proteksi. Pertahanan pertama adalah barier mekanik, seperti kulit yang menutupi permukaan tubuh. Kulit merupakan salah satu panca indra manusia dan bagian pertama yang dapat menerima rangsangan dari luar. Kesehatan kulit menjadi hal yang sangat penting sebagai pelindung organ-organ tubuh yang ada didalamnya, sehingga kulit yang tidak terjaga kesehatannya akan menimbulkan berbagai penyakit dan gangguan pada kulit serta mudah untuk dijadikan tempat tumbuh kembang mikroba. (Nuraeni dkk., 2016).Kulit termasuk lapisan epidermis, stratum korneum, keratinosit dan lapisan basal bersifat sebagai barier yang penting, mencegah mikroorganisme dan agen perusak potensial lain masuk ke dalam jaringan yang lebih dalam. Kulit terdiri dari tiga lapisan utama yaitu epidermis (lapisan bagian luar tipis), dermis (lapisan tengah), dan hipodermis (bagian paling dalam). (Garna. 2001).

Gambar 3. Anatomi Kulit Manusia Lapisan kulit yang paling atas yaitu epidermis, diikuti dengan dermis, dan kemudian hipodermis. Digambarkan pula adanya struktur kulit yang terspesialisasi yaitu folikel rambut. Sumber: (Moore et al., 2018) Mikroba yang mengakibatkan kerusakan terhadap tubuh inang disebut patogen. Kemampuan suatu mikroba untuk menimbulkan penyakit disebut patogenisitas. Ketika mikroba memasuki inang kemudian masuk ke jaringan tubuh dan memperbanyak diri, mikroba dapat menimbulkan infeksi. Hal ini nantinya dapat menimbulkan penyakit apabila keadaan inang rentan terhadap infeksi dan fungsi biologinya rusak. Patogen merupakan beberapa jenis mikroba atau organisme lain yang berukuran yang lebih besar yang mampu menyebabkan penyakit (Price & Wilson, 2006). Suatu mikroba patogen harus mencapai jaringan inang terlebih dahulu dan kemudian memperbanyak diri sebelum melakukan kerusakan. Dalam banyak kasus, untuk mencapai jaringan inang, mikroba harus menembus kulit. Kulit merupakan permukaan yang secara normal bertindak sebagai barrier mikroba. Kebersihan dan kesehatan kulit yang tidak terjaga dapat memungkinkan masuknya mikroba ke dalam tubuh. Cara mikroba untuk dapat masuk ke tubuh melalui kulit yaitu dengan menembus kulit kemudian masuk hingga ke lapisan subkutan (hipodermis). Cara ini hampir selalu terjadi melalui luka baik tergores, tercakar, tergigit hewan, teriris pisau, atau apapun yang menyebabkan kulit luka berdarah, dan jarang dilakukan patogen menembus melewati kulit yang utuh. Adapun permukaan mukosa ditutupi oleh selapis tipis mukus, yang tersusun dari beberapa

senyawa karbohidrat. Lapisan ini merupakan barrier pertama yang dilalui oleh patogen ketika memasuki inang. (Rampengan, 2008). Beberapa jenis mikroba yang dapat masuk melalui kulit diantaranya: a. Staphylococcus aureus Bakteri ini terdapat pada folikel rambut. Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab bisul. Bisul atau dapat pula disebut abses merupakan peradangan (infeksi) pada folikel rambut dan jaringan di sekitarnya dan ditandai dengan adanya benjolan berisi nanah. Ketika suatu jaringan terinfeksi, sistem kekebalan tubuh mencoba untuk melawan. Perlawanan melalui mekanisme sel darah putih bergerak melalui dinding pembuluh darah ke daerah infeksi dan masuk dalam jaringan yang rusak. Selama proses ini terbentuk nanah. Nanah adalah penumpukan cairan, sel darah putih yang mati, jaringan mati, dan bakteri atau benda asing lainnya. Penularan bakteri ini melalui kontak langsung dengan kulit maupun melalui pakaian atau handuk penderita. (Price & Wilson, 2006). b. Burkholderia pseudomallei Bakteri ini hidup di tanah pada musim kering, tetapi setelah curah hujan yang deras ditemukan di permukaan air, lumpur, dan dapat juga naik di udara. Bakteri ini menyebabkan penyakit meliodosis. Meliodosis disebabkan karena infeksi akibat kontak dengan tanah dan air yang terkontaminasi bakteri ini. Bakteri ini dapat menyebabkan meliodosis dengan masuk ke dalam tubuh me...


Similar Free PDFs