Kelompok 7 Manajemen Strategik A3 RPS 11 Implementasi Strategi PDF

Title Kelompok 7 Manajemen Strategik A3 RPS 11 Implementasi Strategi
Author 086_ Made Kurniawan Saputra
Course Manajemen Stratejik
Institution Universitas Udayana
Pages 17
File Size 434.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 619
Total Views 702

Summary

Kelompok 7 :PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS UDAYANA2020MANAJEMEN STRATEGIKIMPLEMENTASI STRATEGIDosen : Dosen : Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, S., M.Made Kurniawan Saputra (1907521114) (02) Baskoro Akbar Nugroho (1907521121) (05) I Gusti Bagus Ngurah Divta Ananta (19075...


Description

MANAJEMEN STRATEGIK IMPLEMENTASI STRATEGI Dosen : Dosen : Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, S.E., M.S.

Kelompok 7 : Made Kurniawan Saputra

(1907521114) (02)

Baskoro Akbar Nugroho

(1907521121) (05)

I Gusti Bagus Ngurah Divta Ananta (1907521136) (15)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2020

BAB I PEMBAHASAN

1.1.Definisi Dan Konsep Implementasi Strategi Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang. Implementasi adalah pekerjaan yang dilakukan setelah merumuskan strategi. Dengan keterampilan intuitif dan analitis yang baik, motivasi, dan kepemimpinan khusus serta mampu melakukan banyak koordinasi. Implementasi terkadang lebih sulit karena implementasi membawa sebuah perubahan. banyak faktor-faktor tak terduga yang bisa menjadi hambatan. Serangkaian tindakan strategis yang disebut formulasi strategi dan implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika perusahaan ingin mencapai daya saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Kesuksesan persaingan terjadi ketika perusahaan menggunakan perangkat dan tindakan implementasi secara konsisten dengan strategi-strategi level-bisnis, level perusahaan, akuisisi, internasional, dan kenjasama yang sebelumnya dipilih. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus sesuai dengan tujuan strategis dan misi strategis. Tujuan strategis dan misi strategis disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Perusahaan

mempelajari

lingkungan eksternal

dan

internal

agar

dapat

mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman pasarnya dan menentukan bagaimana

menggunakan

kompetensi-kompetensi

intinya

dalam

usaha

mendapatkan hasil strategisnya yang diinginkan. Dengan pengetahuan ini, perusahaan membentuk tujuan-tujuan strategis, misi strategis mensefisikasi, secara tertulis, produk-produk yang ingin diproduksi oleh perusahaan tersebut dan pasar yang ingin dilayani ketika mendayagunakan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi-kompetensinya.

Implementasi strategi secara langsung mempengaruhi kehidupan dari para manajer, manajer divisi, manajer departemen, manajer penjualan, manajer produk, manajer proyek, manajer personalia, manajer HRD, supervisor, dan semua karyawan. Pada beberapa situasi, tiap orang mungkin tidak terlibat dalam proses strategy formulation (penyusunan strategi) secara keseluruhan serta mungkin tidak mengahargai, mengetahui, atau menerima apa yang dikerjakan dalam penyusunan strategi. Manajer dan karyawan yang tidak memahami perusahaan dan tidak berkomitmen terhadap perusahaan, mungkin akan mencoba menyabotase strategiimplementasi dengan harapan agar organisasi kembali menggunakan cara yang lama. 2.1.1 Implementasi Melalui Struktur Keberhasilan implementasi strategi tergantung pada struktur organisasi perusahaan. Struktur akan membantu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan kunci perusahaan dan cara kegialan-kegiatan ini dikordinasikan untuk mencapai tujuan strategik perusahaan. Dari struktur organisasi akan tampak system atau jaringan kerja

terhadap

tugas-tugas,

sistem

pelaporan,

dan

komunikasi

yang

menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok. Oleh karena itu, sebuah struktur organisasi hendaknya menggambarkan alokasi pekerjaan melalui sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja sehingga sasaran organisasi terlaksana dengan baik. Bentuk dari pengalokasian pekeraan tersebut dapat digambarkan ke dalam suatu struktur organisasi atau bagan organisasi. Semua organisasi atau perusahaan memerlukan suatu bentuk struktur organisasi untuk menerapkan dan mengelola strategi yang dirumuskan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandler pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara strategi dan struktur. Ia menyimpulkan bahwa struktur mengikuti strategi. Ketika perusahaan mengubah strateginya dan tumbuh dalam penjualan dan diversifikasi, sering diperlukan susunan struktur organisasi yang baru.

Fungsi utama dari sebuah struktur adalah membantu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan kunci perusahaan dan cara kegiatan-kegiatan itu dikoordinasi untuk mencapai tujuan strategik perusahaan. Perusahaan akan lebih efektif apabila strategi dilaksanakan dengan tepat dan dengan struktur organisasi yang tepat pula. Jadi, prioritas utama dalam pelaksanaan suatu hasil perumusan strategi adalah merencanakan struktur organisasi. Secara umum terdapat empat struktur utama yang perlu dipertimbangkan oleh penyusunstrategi. Kelima struktur tersebut. Adalah A. Struktur organisasi fungsional, B. Struktur organisasi divisi, C. Struktur organisasi unit usaha (UBS), dan D. Struktur organisasi matriks. Untuk memilih bentuk struktur organisasi mana yang dianggap tepat, maka penyusun

strategi

harus

mempertimbangkan

beberapa

keunggulan

dan

kelemahannya. A.

Struktur Organisasi Fungsional Jenis struktur ini banyak dijumpai pada perusahaan- perusahaan kecil atau

yang mempunyai produk tunggal dan lini produk terbatas. Perusahaan dengan tipe ini memerlukan adanya spesialisasi dan tingkat keterampilan yang jelas untuk dapat membangun keunggulan bersaing dalam menyediakan produk atau jasa. Tugastugas yang ada dibagi berdasarkan pada jenis pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan, yakni menurut spesialisasi fungsional yang memungkinkan orangorang dalam perusahaan memusatkan perhatian hanya pada satu aspek dari tugas yang perlu dilaksarakan. Fungsi-fungsi pokok yang diacu yakni: fungsi pemasaran, produksi dan operasi, akuntansi dan keuangan, personalia, peneitian dan pengembangan, dan lain- lain. Bentuk struktur organisasi fungsional seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Presiden Direktur

Fungsi Pemasaran

Fungsi Produksi

Fungsi Personalia

Fungsi Keuangan

Gambar 1. Struktur Organisasi Fungsional Walaupun struktur ini diyakini dapat memaksimalkan skala ekonomis dan spesialisasi, tetapi koordinasi dan integrasi unil-unit sering menjadi masalah. Keunggulan dan kelemahan dari struktur fungsional dapat dirinci sebagai berikut:

Keunggulan 1) Efisiensi dapat dicapai melalui spesialisasi. 2) Meningkatkan pengembangan keahlian fungsional. 3) Membedakan dan mengendalikan keputusan-keputusan operasional lainnya. 4) Menjaga pemusatan pengendalian keputusan strategik.

Kelemahan 1) Menyebabkan spesialisasi yang sempit dan persaingan atau konfik fungsional. 2) Kesulitan dalam koordinasi fungsional dan pengambilan keputusan antar fungsi. 3) Konflik lini-staf. 4) Adanya batasan pengembangan imternal para manajer umum.

B.

Struktur Organisasi Divisi Struktur organisasi divisi diperlukan apabila perusahaan mengalami

perkembangan secara geografis atau menurut kelompok produknya. Dalam perkembangan seperti itu, manajer fungsional mungkin tidak mampu lagi mengelola produksi atau pemasaran produk atau jasa yang jumlahnya sangat

banyak dan bermacam-macam jenisnya, sehingga struktur fungsional tidak mencukupi lagi. Struktur divisi memungkinkan manajemen puncak mendelegasikan wewenang kepada manajemen unit bisnis strategiknya. Dengan demikian, akan mempercepat proses pengambilan keputusan dalam menanggapi berbagai lingkungan persaingan dan memungkinkan manajemen puncak memutuskan perhatian pada keputusan-keputusan strategik tingkat perusahaan. Gambar dibawah mengilustrasikan suatu struktur organisasi divisi dan merinci kelebihan dan kelemahan strategi dari struktur itu.

Beberapa keunggulan dan kelemahan dari struktur organisasi divisi dapat dirinci sebagai berikut : Keunggulan: 1) Memudahkan koordinasi dan memberikan tanggapan yang cepat karena wewenang telah dilimpahkan kebawah. 2) Menempatkan pengembangan strategi dan implementasinya pada tingkat divisi dengan lingkungan yang khas. 3) Pengambilan keputusan strategik dapat lebih cepat dan tepat.

4) Permintaan tanggung jawab pelaksana lebih jelas. 5) Terpeliharanya spesialisasi fungsional dalam setiap divisi

Kelemahan: 1) Memupuk persaingan tak sehat untuk memperebutkan sumber daya tingkat perusahaan. 2) Menimbulkan masalah mengenai seberapa wewenang yang harus diberikan kepada manajer divisi. 3) Menimbulkan kemungkinan tidak konsistennya kebijakan diantara divisi. 4) Menimbulkan masalah pendistribusian biaya overhead korporat yang dapat diterima oleh manajer yang bertanggung jawab atas laba.

C. Struktur Organisasi Unit Bisnis (UBS) Struktur unit bisnis (SBU = Strategic Business Unit) terdiri dari paling tidak tiga tingkatan, yaitu presiden direktur pada tingkat pertama, kelompok UBS pada tingkat yang kedua, dan akhirnya divisi-divisi yang dikelompokkan oleh keterkaitan dalam masing-masing UBS. Dalam struktur ini, perusahaan mengorganisasi portofolio bisnisnya menjadi bisnis yang saling berhubungan ke dalam satu kelompok UBS dan bisnis yang tak berhubungan ke dalam kelompok UBS yang lain. Jadi, divisi-divisi dalam kelompok itu saling berkaitan, tetapi antar kelompok-kelompok yang ada bisa jadi tidak saling berhubungan satu sama lainnya. Dalam stuktur UBS, divisi-divisi dengan produk atau teknologi serupa dapat diorganisir untuk mencapai sinergi. Struktur seperti itu memberi keuntungan besar bagi presiden direktur dalam perencanaan strategis dan kontrol operasional. Struktur seperti itu memungkinkan masing-masing divisi bereaksi lebih cepat terhadap perubahan lingkungan yang sebelumnya telah meminta perhatian korporat.

Keunggulan dan kelemahan dari struktur organisasi unit usaha bisnis dapat dirangkum sebagai berikut : Keunggulan : 1. Meningkatkan koordinasi antara divisi yang mempunyai masalah strategik serupa dan menghadapi lingkungan produk-pasar yang sama. 2. Memperketat manajemen dan pengendalian strategik dari perusahaan yang bisnisnya beragam. 3. Memudahkan perencanaan bisnis yang mendalam di tingkat korporat dan bisnis. 4. Menyalurkan tanggung jawab ke berbagai unit usaha yang berbeda. Kelemahan : 1. Membentuk lapisan manajemen baru di antara divisi dan manajemen korporat. 2. Dapat menimbulkan persaingan tak sehat memperebutkan sumber daya korporat. 3. Dapat menimbulkan kesulitan dalam mendefinisikan peran wakil presiden group.

D. Struktur Organisasi Matriks Organisasi matriks adalah organisasi yang susunannya ditandai dengan adanya dua klasifikasi. Pertama, berlaku pada lini pertama dan kedua, yang pelimpahan wewenang bersifat fungsional dan divisional. Alur wewenang dan pertanggung jawaban bersifat vertikal. Kedua, berlaku pada lini staf yang berada di bawah. Sifat dan alur wewenang serta tanggung jawab adalah vertikal dan horizontal. Artinya, para staf memiliki dua atasan, sehingga mereka berada dibawah dua wewenang. Jalur komando ganda merupakan tantangan bagi orientasi organisasi yang mendasar. Menegosiasikan tanggung jawab bersama, penggunaan sumber daya, dan prioritas dapat menimbulkan salah paham atau kebingungan di kalangan bawahan.

Seperti halnya struktur organisasi lainnya, struktur organisasi matrik juga memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :

Keunggulan : 1. Memberikan fleksibilitas kepada organisasi dan membantu perkembangan kreativitas serta melipat gandakan sumber-sumber yang beraneka ragam. 2. Menstimulasikan kerja sama antardisiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang bermacam-macam yang berorientasi proyek. 3. Mengembangkan keterampilan-keterampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi manajer-manajer strategik. 4. Memupuk kreativitas dan banyak sumber keragaman. Kelemahan : 1. Pertanggung

jawaban

ganda

dapat

menciptakan

kebingungan

dan

kebijaksanaan yang kontradiktif. 2. Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal. 3. Mendorong pertentangan kekuasaan dan mengarah pada konflik antarbagian. 4. Dapat menimbulkan lalulintas informasi dan pelaporan yang berlebihan.

2.1.2. Pemilihan Struktur Organisasi Yang Efektif Banyak riset telah dilakukan untuk mengetahui mana struktur yang tepat untuk suatu perusahaan. Hasilnya bahwa struktur organisasi dapat bergantung pada strategi perusahaan. Hal ini juga dapat diartikan, bila perusahaan mengubah strateginya maka struktur organisasinya perlu disesuaikan agar strategi dapat dilaksanakan dengan efektif, seperti berikut ini : 1. Bila perusahaan bergerak dari produk tunggal ke produk yang berkaitan, seterusnya ke diversifikasi yang tidak berkaitan, maka perusahaan yang efektif bergerak dari struktur organisasi fungsional menuju struktur organisasi divisional. 2. Organisasi kecil yang beroperasi dalam lingkungan yang stabil, dan mempunyai lingkup produk/pasar tunggal akan lebih efektif dengan struktur organisasi fungsional.

3. Organisasi besar yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis, dan mempunyai usaha yang secara teknologis intensif, di mana skala ekonomis tidak penting, dan mempunyai proyek atau produk jangka pendek, akan efektif dengan struktur organisasi matriks.

1.2.Implementasi Kepemimpinan Kepemimpinan (leadership) berkaitan dengan proses mempengaruhi orang lain sehingga mereka dapat mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Banyak terjadi organisasi bisnis yang tampaknya akan bangkrut, kemudian mendapat kekuatan baru ketika pimpinan puncaknya diganti. Untuk menunjang keberhasilan fungsi dalam organisasi perusahaan tentunya membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas atau fungsi manajemen. Manajemen adalah suatu faktor kemanusiaan, mengikat suatu kelompok bersama dan memberi motivasi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Dua permasalahan utama yang terkait dengan kepemimpinan dalam manajemen strategik adalah : 1) Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh pemimpin strategik dalam hal ini adalah peran CEO (chief exceutive officier) dan 2) Siapa yang pantas menjadi pemimpin atau penunjukkan manaermanajer kunci. 2.2.1 Peran CEO Kepemimpinan strategis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, mempertahankan fleksibilitas, dan memberi kuasa kepada orang-orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang periu. Kepemimpinan

strategis

menuntut

kemampuan

mengakomodasi

dan

mengintegrasikan kondisi-kondisi eksternal maupun internal dan kemampuan untuk mengelola ambiguitas dan terlibat dalam pemrosesan informasi yang kompleks.

Pemimpin-pemimpin strategis yang efektif juga harus mampu mengambil keputusan berani, tetapi pragmatis yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Adapun arti pragmatis disini adalah setiap pemimpin strategis dalam mengambil keputusan harus mengedepankan segi kepraktisan dan kegunaan. Ketika mengambil keputusan berat, pemimpin strategis yang efektif meminta masukan dari rekan-rekan dan karyawannya tentang bobot keputusan mereka melalui komunikasi timbal balik. Sementara itu, tanggung jawab utama implementasi strategi yang efektif terletak pada pemimpin puncak sebuah organisasi, yaitu CEO. Dalam perusahaan-perusahaan yang bersaing di pasar global, banyak pemimpin strategis berusaha memperjuangkan inovasi. Gaya manajemen CEO dapat mempengaruhi tingkat kinerja dari perusahaannya. Selain itu, manajer tingkat menengah harus membangun koalisi efektif di antara rekan-rekan dan bawahan mereka dan dengan manajer tingkat lebih atas untuk mendapatkan dukungan. Untuk mencapai tingkat inovasi yang diharapkan, maka perusahaan harus memiliki tim manajemen puncak yang berpendidikan tinggi dan dengan keahlian fungsional yang lebih beragam. Kemampuan dan pengetahuan kepemimpinan pada masing-masing CEO sangatlah bervariasi. Alasannya, mereka tentu berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda- beda dan pengalaman yang berbeda pula. Sehingga sulit bagi perusahaan untuk menemukan seorang pemimpin yang secara totalitas memenuhi tingkat pengetahuan dan keterampilan yang ada. 2.2.2. Pelaksanaan Kepemimpinan Strategis Tugas penting yang diemban oleh seorang pemimpin tidak hanya menyangkut pengarahan orang-orang yang ada dalam Perusahaan. Akan tetapi, juga menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis. Masing-masing tugas strategis yang dilaksanakan oleh pemimpin strategis meliputi : 1. Menentukan arah strategis

Penentuan arah strategis ini mengacu pada pengembangan pendapatan jangka panjang. Tujuan strategis perusahaan pada umumnya menjangkau pandangan perusahaan 5 sampai 10 tahun ke depan. Pandangan ini mencakup strategi, desain organisasi. dan subsistemnya, yang meliputi perencanaan, dan sistem informasi dan pengendalian.

2. Memanfaatkan dan mempertahankan kompetensi inti Pemimpin-pemimpin strategis (manajemen puncak/CEO) harus dapat mengambil

suatu

keputusan

yang

dimaksudkan.

mengembangkan,

mendongrak, untuk membantu perusahaan dan mempertahankan, memperkuat, memanfaatkan kompetensi inti. Kompetensi inti berkaitan dengan kemampuan funsional perusahaan, seperti manufaktur, keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan ekonomisnya.

3. Mengembangkan modal manusia Dalam pandangan para CEO, karyawan merupakan sumber utama keunggulan bersaing perusahaan. Modal manusia mengacu pada pengetahuan dan kemampuan tenaga kerja perusahaan. Salah satu sarana untuk mengembangkat modal manusia adalah melalui program pelatihan da pengembangan. Program pengembangan manajemen dapat membantu menambah nilai inti dan pandangan sistemats perusahaan.

4. Mempertahankan budaya perusahaan yang efektif Dalam hal ini, pemimpin-pemimpin strategis harus mengembangkan dan mempertahankan budaya perusaha yang tepat yang nantinya dapat menumbuhkan semangat wirausaha, mengembangkan dan membantu visi jangka panjang, dan menciptakan penekanan pada tindakan strategis yang dikaitkan dengan produksi barang dan jasa berkualitas tinggi. Adapun budaya perusahaan adalah seperangkat ideologi kompleks, simbol, dan nilai yang dimiliki bersama dalam perusahaan dan yang mempengaruhi cara perusahaan

itu menjalankan usahanya. Budaya perusahaan membantu mengatur dan mengontrol perilaku karyawan.

5. Menanamkan etika bisnis Tugas CEO atau manajer terkait dalam hal ini adalah merekrut karyawan yang mempunyai nilai-nilai etis yang cocok dengan nilai perusahaan. Dengan melakukan hal ini, mereka lebih mungkin untuk memiliki karyawan yang terlibat dalam praktik etika. Akhirnya, manajer harus dapat menghargai perilaku karyawan yang sesuai dengan etika dalam perusahaan.

6. Mengembangkan pengendalian strategis Penggunaan pengendalian strategis yang efektif oleh CEO sering dipadukan dengan otonom yang tepat di berbagai sub-unit sehingga dapat memperoleh keunggulan bersaing pada masing-masing pasar. Selain itu, otonomi yang diberikan memungkinkan fleksibilitas dan inovasi yang perlu untuk mengambil keuntungan dari peluang- peluang pasar tertentu. Akibatnya, pemimpin strategis mengembangkan penggunaan pengendalian strategis dan otonomi yang serentak.

2.2.3. Penugasan Manajer Kunci Agar terjamin strategi yang telah ditetapkan dapat berasil secara baik, ada dua pertanyaan mendasar bagi seorang manajer, yaitu :

1. Siapa orang–orang atau manajer kunci yang akan menduduki posisi kepemimpinan untuk pelaksanaan strategi?. 2. Apakah orang-orang tersebut memenuhi berbagai persyaratan dan memiliki berbagai ciri kepemimpinan y...


Similar Free PDFs