Title | Kelompok 7 Tugas PAGT Kelompok |
---|---|
Course | Asuhan Gizi |
Institution | Universitas Diponegoro |
Pages | 64 |
File Size | 1.3 MB |
File Type | |
Total Downloads | 36 |
Total Views | 1,055 |
STUDI KASUS PAGTMata Kuliah : Proses Asuhan Gizi TerstandarDisusun Oleh :Kelompok 7 – Kelas BAdlina Islamiyah 22030119120029 Anjas Wijiastuti 22030119120031 Sania Nindiaswin 22030119130061 Ignas Fawwaz Tantri 22030119130073UNIVERSITAS DIPONEGOROFAKULTAS KEDOKTERANDEPARTEMEN ILMU GIZI2020STUDI KASUSI...
STUDI KASUS PAGT
Mata Kuliah : Proses Asuhan Gizi Terstandar
Disusun Oleh : Kelompok 7 – Kelas B Adlina Islamiyah
22030119120029
Anjas Wijiastuti
22030119120031
Sania Nindiaswin
22030119130061
Ignas Fawwaz Tantri
22030119130073
UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS KEDOKTERAN DEPARTEMEN ILMU GIZI 2020
STUDI KASUS I.
GAMBARAN KASUS 1 An. B 3 tahun 9 bulan masuk rumah sakit dengan kondisi kedua tangan gemetaran atau kondisi ekstremitas tremor disertai badan lemas sejak ±4 hari sebelum masuk RS (SMRS). An. B demam, muntah 1x, dan susah makan saat ±5 hari SMRS. Tidak ada keluhan BAB dan BAK. An. B memiliki riwayat penyakit kejang dan demam pada saat berusia 16 bulan. An. B telah mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak terdapat riwayat alergi. Diagnosis medis untuk An.B yaitu parathypoid.
II.
SKRINING (DATA UMUM) A. Metode Skrinning Metode skining yang dilakukan untuk An. B yakni menggunakan STRONG kids atau screening tool for risk on nutritional status and growth. Metode STRONG kids digunakan untuk anak berusia 1 bulan sampai dengan 18 tahun, dan dapat digunakan pada bangsal anak dan bedah. Pada kasus ini An. B merupakan anak yang berusia 3 tahun 9 bulan maka dari itu metode STRONG kids cocok digunakan An. B untuk mengetahui apakah berisiko malnutrisi. B. Skrinning Formulir Skrining Resiko Malnutrisi pada Anak (metode STRONG-kids)
Parameter:
Skor:
1. Apakah pasien tampak kurus? a. Tidak b. Ya
1
2. Apakah terdapat penurunan BB selama satu bulan terakhir? (untuk bayi < 1 tahun: BB tidak naik selama 3 bulan terakhir) a. Tidak b. Ya 3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut? ●
Diare ≥ 5 kali/hari dan atau muntah >3 kali/hari dalam 1 minggu terakhir
0
●
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir a. Tidak b. Ya
1
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien beresiko malnutrisi? (lihat tabel dibawah) a.
Tidak
b.
Ya
2
Total Skor: 4 (Resiko Berat Malnutrisi) (Skor 4-5: Resiko Berat Malnutrisi, hubungi ahli gizi)
Daftar penyakit/ keadaan yang berisiko malnutrisi
Diare kronik (lebih dari 2 minggu)
(Tersangka) Penyakit jantung bawaan
(Tersangka) Penyakit HIV
(Tersangka) Kanker
Penyakit hati kronik
Penyakit ginjal kronik
TB paru
Luka bakar luas
Trauma
Kelainan anatomi daerah mulut yang menyebabkan kesulitan makan (misal : bibir sumbing)
Kelainan metabolik bawaan (inborn error metabolism)
Retardasi Mental
Keterlambatan perkembangan
Rencana / paska operasi mayor (laparotomi, torakotomi)
Lain-lain (berdasarkan stoma dokter)
C. Kesimpulan Skrinning An. B berisiko mengalami malnutrisi karena skor yang didapatkan adalah 4. Pertimbangan skor skrining ini didasari dari anak terlihat kurus, menurunnya asupan makan, dan adanya masalah pada pencernaan yakni muntah, juga didukung An. B sedang tidak mau mengonsumsi makanan. An. B terlihat kurus karena berdasarkan berdasarkan perhitungan BB/TB sumber PMK No 2 th 2020 tentang Standar Antropometri Anak hasilnya SD -2 yang artinya anak ini gizi normal tapi mendekati gizi kurang (wasted). Berdasarkan perhitungan BB/U dan tabel yang ada di PMK No 2 th 2020, didapatkan ha sil SD -2,61 yang artinya BB kurang/underweight. Jadi diambil kesimpulan bahwa anak tersebut terlihat kurus. Asupan makan berkurang karena disebutkan bahwa anak susah makan ±5 hari sebelum masuk rumah sakit. III.
ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI A. Pengkajian Antropometri (AD) Domain AD-1.1
Data pasien 11 kg
Interpretasi Data Berdasarkan PMK No. 2 th
Berat
2020
tentang
Badan
Antropometri anak, An.B mengalami
Standar
underweight
menurut BB/U yang berada pada range -3 SD sd < -2 SD. AD-1.1
92 cm
Berdasarkan PMK No. 2 th
Tinggi
2020
tentang
Standar
Badan
Antropometri anak, An.B mengalami stunted menurut TB/U yang berada pada range -3 SD sd < -2 SD.
AD-1.1
BB/TB = mendekati SD
Berdasarkan
perhitungan
IMT
-2
BB/TB sumber PMK No 2
BB/U = SD -2,67
th 2020 tentang Standar Antropometri Anak hasilnya SD -2 yang artinya anak ini gizi normal tapi mendekati gizi
kurang
Berdasarkan
(wasted). perhitungan
BB/U dan tabel yang ada di PMK
No
2
th
2020,
didapatkan hasil SD -2,61 yang
artinya
BB
kurang/underweight
B. Pengkajian Data Biokimia (BD) Domain
Data Pasien
Interpretasi Data
BD.1.2.5
139 mmol/L
Sodium
Sodium
An.B
tergolong
normal. Cut off nilai normal sodium 135-144 mmol/L.
BD.1.2.6
10,6 mmol/L
Klorida
Klorida An.B tergolong sangat kurang. Cut off normal klorida 97-106 mmol/L.
BD.1.2.7
4,6 mmol/L
Kalium
Kalium
An.B
tergolong
normal. Cut off normal kalium 3,6-5,2 mmol/L.
BD.1.10.1
11,9 g/dl
Hemoglobin
Hemoglobin An.B tergolong kurang.
Cut
off
normal
hemoblobin pada laki-laki 1318 g/dl. BD.1.10
Profil Eritrosit 5,73/uL
anemia gizi
Eritrosit
An.B
tergolong
berlebih. Cut off normal nilai
eritrosit untuk laki-laki 4,45,6/uL Trombosit 295/ uL
Trombosit normal.
An.B Cut
tergolong
off
normal
trombosit 170-380/uL. BD.1.11.7
Leukosit
6,93
x Leukosit
3
10 /uL
Antibodi
normal.
An.B Cut
tergolong off
normal
3
leukosit 3,2-10 /uL.
C. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD) Domain PD
Data
Interpretasi Data
ekstremitas tremor
Diakibatkan oleh parathypoid
kejang
Diakibatkan oleh parathypoid
1.1.4
Ekstremitas, otot, dan tulang PD 1.17 Syaraf dan Kognisi
Suhu tubuh An.B tergolong Suhu tubuh : 36,7oC
dalam kategori normal. Suhu tubuh yang normal biasanya berkisar 36,5 oC - 37,2 oC Respiratory rate pada An.B
PD 1.1.9 Tanda Vital
RR : 28 kali/menit
tergolong lebih, dari cut off normal respiratory rate pada anak adalah 20-24 kali/menit Denyut nadi An.B tergolong
Nadi : 71 kali/menit
normal,
dari
denyut
normal 60-100 kali/menit
D. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH) Domain
Data Pasien
Interpretasi Data
nadi
FH 1.1.1 Total 760,9 kkal
Asupan energi masih kurang
asupan energi
karena
hanya
memenuhi
63,5% FH 1.2.2 Tipe
Tipe makanan sumber Jenis
makanan
karbohidrat dikonsumsi
pemilihan
makanan
yang An.B masih kurang bervariasi An.
B
antara lain bubur tahu dan
nasi.
protein
Sumber
nabati
dikonsumsi
yang
An.
B
adalah tahu. Sumber protein hewani yang dikonsumsi
An.
B
antara lain telur, ikan bandeng, ikan pindang, bakso,
dan
siomay.
Sayur yang dikonsumsi An. B adalah sayur sop. Selingan
yang
dikonsumsi
An.
B
antara
lain
susu
dancow,
teh,
coklat,
dan permen FH 1.5.1 Total 29,5 g
Asupan lemak An. B normal
asupan lemak
dengan memenuhi kebutuhan lemak sebanyak 110,9%
FH 1.5.2 Total 30,4 g
Asupan
protein
An.
B
asupan protein
tergolong defisit berat dengan memenuhi kebutuhan protein sebanyak 67,75%
FH 1.5.3 Total 93,4 g
Asupan karbohidrat An. B
asupan
kurang,
karbohidrat
sebanyak 47,9%
FH
hanya
memenuhi
3.1 Infus KA-EN 3B 15 Meditasi obat ini diberikan
Pengunaan
Ketika berada di rumah sakit
tpm
obat-obatan
Injeksi ceftriaxone Oksigen 1/pm
FH
4.1 An. B merupakan anak Diperlukan pengetahuan ibu
Pengetahuan
yang masih bersekolah tentang gizi seimbang agar di PAUD.
FH
kebutuhan An.B terpenuhi
5.4 An. B mengonsumsi An. B susah makan dan
Kebiasaan
makanan yang sangat muntah
makan
minim
FH
7.3 Aktivitas
Aktivitas fisik
fisik
dilakukan
An.
yang Aktivitas fisik An.B adalah B sangat ringan
bermain dan bersekolah di PAUD 2x seminggu
E. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH) Domain
Data pasien
Interpretasi Data
CH.1.1.1 Usia
3 tahun 9 bulan
Pada usia balita merupakan masa yang penting bagi anak karena dapat berisiko terhadap gagalnya yang
tumbuh
baik,
kembang
seperti
dapat
mengalami stunting CH.1.1.7
Anak
An.B merupakan seorang anak
Peranan
di dalam keluarganya yang
keluarga
masih berumur 3 tahun 9 bulan
CH.1.1.10
Tidak terikat tempat An.
Mobilitas
tidur
B
dapat
beraktivitas
sehari-hari seperti bermain dan
bersekolah CH.2.1.7
Parathypoid
Menurut
Hematologi
An.B
diagnosis mengidap
paratypoid hasil
medis, penyakit
karena
menurut
labolatorium
terdapat
bakteri Salmonella paratyphi CO 1/320 CH.2.2.1
Infus KA-EN 3B 15 Terapi medis diberikan Ketika
Terapi medis
tpm
berada di rumah sakit
Injeksi ceftriaxone Oksigen 1/pm CH.3.1.6
Siswa PAUD
Pekerjaan
Sesuai dengan umurnya, An.B ini merupakan siswa PAUD yang bersekolah 2 kali dalam seminggu
F. Standar Pembanding (CS) Domain
Data pasien
Interpretasi Data
CS.1.1.1
1197,4 kkal
Kebutuhan energi An. B masih
Estimasi
kurang
kebutuhan
kebutuhan
energi total
63,5%
CS 1.1.2
Metode
Metode
Benedict
estimasi
hanya
memenuhi
energi
Haris Menggunakan
sebanyak
rumus
haris
benedict dengan AF sangat ringan
kebutuhan CS
2.1.1 26,6 g
Kebutuhan
Estimasi
normal
kebutuhan
kebutuhan
lemak
110,9%
lemak
dengan lemak
An.
B
memenuhi sebanyak
CS
2.2.1 44,9 g
Kebutuhan
protein
An.
B
Estimasi
tergolong defisit berat dengan
kebutuhan
memenuhi kebutuhan protein
protein
sebanyak 67,75%
CS
2.3.1 194,6 g
Kebutuhan karbohidrat An. B
Estimasi
termasuk
kebutuhan
deficit
karbohidrat
memenuhi sebanyak 47,9%
CS
2.4 20 g
dalam
berat
kategori
karena
hanya
Kebutuhan serat An. B masih
Estimasi
kurang
kebutuhan serat
kebutuhan sebanyak 8,5%
CS
Kebutuhan vitamin A An. B
4.1.1 450 RE
hanya
memenuhi
Estimasi
masih kurang hanya memenuhi
kebutuhan
kebutuhan sebanyak 61,62%
Vitamin A CS
4.1.2 45 mg
Kebutuhan Vitamin C An. B
Estimasi
masih kurang hanya memenuhi
kebutuhan
kebutuhan sebanyak 18,67%
Vitamin C CS
4.2.1 1000 mg
Kebutuhan
kalsium An. B
Estimasi
masih kurang hanya memenuhi
kebutuhan
kebutuhan sebanyak 39,6%
kalsium CS
4.2.3 10 mg
Kebutuhan besi An. B masih
Estimasi
kurang
kebutuhan besi
kebutuhan sebanyak 70%
CS
Kebutuhan
4.2.5 2700 mg
hanya
kalium
memenuhi
An.
B
Estimasi
masih kurang hanya memenuhi
kebutuhan
kebutuhan sebanyak 68,11%
kalium CS
4.2.7 900 mg
Kebutuhan
natrium An. B
Estimasi
masih kurang hanya memenuhi
kebutuhan
kebutuhan sebanyak 55,9%
natrium CS
IV.
4.2.8 5 mg
Kebutuhan seng An. B masih
estimasi
kurang
hanya
memenuhi
kebutuhan seng
kebutuhan sebanyak 72%
DIAGNOSIS GIZI Rumusan Diagnosis gizi (Problem-Etiologi-Sign Symptom)5
Domain NI 1.2
Data pasien Asupan
Energi Jumlah asupan energi total pasien 760,9 kkal
Inadekuat
kurang dan hanya memenuhi 63,5%
NI 2.1
Asupan oral inadekuat Riwayat susah makan saat ±5 hari SMRS
NI 5.1
Peningkatan
Perlunya
kebutuhan nutrient
spesifik
Malnutrisi
Asupan inadekuat ditandai dengan skor 4
NI 5.2
peningkatan
kebutuhan
asupan
metode skrining STRONG kids dengan skor 4 : berisiko malnutrisi NI 5.3
Asupan energi-protein Konsumsi energi inadekuat
yang kurang ditandai
dengan asupan yang belum tercukupi dan protein deficit berat (protein hanya terpenuhi 51%)
NI 5.6.1
Asupan inadekuat
lemak Asupan lemak kurang ditandai dengan asupan lemak yang hanya terpenuhi sebanyak 43% (29,5 gram dari 69,1 gram)
NI 5.7.1
Asupan inadekuat
protein Asupan protein kurang ditandai dengan asupan
protein
yang
hanya
terpenuhi
sebanyak 51% (30,4 gram dari 60,1 gram) NC 1.4
Gangguan
fungsi Ganggunan
gastrointestinal NI 5.8.5
Asupan
Asupan
NC 3.1
Asupan
dengan
serat Asupan serat kurang (hanya memenuhi 8,5%), yaitu 1,7 gram dari 20 gram vitamin Asupan vitamin A kurang ditandai dengan
inadekuat NI 5.10.1
ditandai
muntah
inadekuat NI 5.9.1
pencernaan
terpenuhi 61,62% mineral Diketahui asupan
klorida,
Fe,
kalsium,
inadekuat
kalium, seng dan natrium diketahui kurang.
Underweight
Berdasarkan perhitungan BB/U dan tabel yang ada di PMK No 2 th 2020, didapatkan hasil
SD
-2,61
yang
artinya
BB
kurang/underweight.
Matriks PES Kategori
Etiologi
Domain asupan
Berkaitan asupan
Diagnosis dengan Malnutrition (NI 5.1) energi
yang
tidak terpenuhi Domain klinis
Berkaitan
dengan Altered GI function (NC
penyakit parathypoid
1.4)
Kalimat PES 1. Malnutrisi (P) berkaitan dengan asupan energi yang tidak terpenuhi (E) ditandai dengan menurunnya nafsu makan selama 5 hari sebelum masuk rumah sakit (S). 2. Ganggunan fungsi gastrointestinal (P) berkaitan parathypoid (E) ditandai dengan muntah (S).
3. Underweight (P) berkaitan dengan asupan protein yang tidak terpenuhi (E) ditandai dengan hasil SD -2,61 yang artinya berat badan kurang/underweight (S).
Evaluasi PES 1. Apakah dietisien dapat memecahkan diagnosis? Iya, diagnosis dari dietisien berkaitan dengan masalah gizi dapat diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan sign dan symptom yang ada. 2. Apakah etiologi benar-benar akar masalah? Iya, etiologi yang diidentifikasi berkaitan dengan tanda dan gejala sehingga akar masalah dapat diidentifikasi. 3. Apakah dietisien dapat memecahkan masalah berdasarkan etiologi? Dengan
intervensi
yang
tepat
dan
sasaran
yang
jelas,
dietisien
dapat
mempertimbangkan langkah yang tepat untuk dilakukan. 4. Apakah intervensi dapat mengurangi sign dan simptomps? Intervensi dilakukan dengan mengevaluasi kekurangan dan hal apa yang belum terpenuhi dari perhitungan bedasarkan assessment serta analisis tanda dan gejala. Apabila analisis terhadap penyebab, tanda dan gejala dapat diidentifikasi dengan jelas maka kemungkinan keberhasilan intervensi dapat dicapai. 5. Apakah sign dan simptoms dapat menunjukkan perkembangan masalah? Akar masalah akan memunculkan sign dan symptom. Sebagian besar sign dan symptom akan muncul ketika masalah gizi muncul. Namun penggalian dan identifikasi lebih dalam perlu dilakukan untuk melihat bagaimana perkembangan akar masalah gizi. Karena dengan mendapatkan beberapa data dari tanda dan gejala saja tidak akan menggambarkan secara keseluruhan bagaimana akar masalah gizi muncul, sehingga dengan begitu intervensi yang paling tepat dapat dilaksanakan. 6. Apakah sign dan simptoms cukup spesifik? Iya, tanda dan gejala yang menunjukkan dari akar masalah gizi pasien cukup spesifik, hal ini dapat dilihat dari asesmen yang telah dilakukan aik dari data antropometri, data biokimia, data klinis, riwayat makan dan yang lainnya sudah cukup menunjukkan tanda dan gejala dari masalah gizi yang dialami pasien
V.
INTERVENSI GIZI A. Tujuan Intervensi Gizi Tujuan in...