Title | Kelompok Aspek Keprilakuan pada laba dan penganggaran |
---|---|
Course | Accounting |
Institution | Universitas Brawijaya |
Pages | 11 |
File Size | 170.4 KB |
File Type | |
Total Downloads | 679 |
Total Views | 821 |
Aspek Keperilakuan Pada PerencanaanLaba Dan PenganggaranDi Susun Oleh :NurcahyonoLilis Atika ManurungMaria M. ManaoFakultas EkonomiUniversitas Negeri Medan2014iKata PengantarPuji Syukur Pada Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan Nikmat Dan Karunianya, , Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini Yang...
Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba Dan Penganggaran
Di Susun Oleh : Nurcahyono Lilis Atika Manurung Maria M. Manao
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan 2014
i
Kata Pengantar Puji Syukur Pada Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan Nikmat Dan Karunianya, , Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini Yang Berjudul “Aspek Keprilakuan Pada Perencanaan Laba Dan Penganggaran” Dengan Baik Dan Tepat Pada Waktunya.
Terimakasih Kami Ucapkan Kepada Bapak Dr. Arfan Ikhsan.,S.E, M.Si, Sebagai Dosen Mata Kuliah Umum Akuntansi Keperilakuan Yang Telah Membimbing Kami Dalam Menyelesaikan Makalah Ini, Dan Kami Harapkan Dengan Makalah Ini Sebagai Salah Satu Acuan Penilaian Terhadap Kami.
Terimakasih Kami Ucapkan Pada Ayah Dan Ibunda Tercinta Yang Telah Membantu Secara Moril Dan Materil Sehingga Kami Dengan Lancer Menyelesaikan Makalah Ini, Dan Kami Ucapkan Terimakasih Pada Teman-Teman Akuntansi B 2012 Yang Telah Membantu Kami Dalam Menyelesaikan Makah Ini.
Makalah Ini Membahas Mengenai Perencanaan Laba Dan Penganggaran Dalam Perusahaan.
Dalam Penyusunan Makalah Ini Masih Jauh Dari Kesempurnaan Oleh Karena Itu Kami Sangat Mengharapkan Kritik Dan Saran Dari Semua Pihak, Sehingga Kedepannya Makalah Ini Menjadi Rujukan Dalam Memahami Perencanaan Laba Dan Penganggaran Dalam Perusahaan, Dalam Konteks Akuntansi Keperilakuan.
Medan 1 Oktober 2014
Penulis Kelompok 5
ii
Daftar Isi
Cover.....................................................................................................................i Kata Pengantar....................................................................................................ii Daftar Isi...............................................................................................................iii Pengertian Anggaran ............................................................................................1 Prosedur Penyusunan Anggaran .........................................................................1 Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran ..............................2 Konsekwensi Disfungsional Dari Proses Penyusunan Anggaran .........................3 Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan .............4 Konsep Konsep Keperilakuan Yang Relevan Dalam Penyusunan Anggaran ......6 Tahap Implementasi ..............................................................................................7 Tahap Pengendalian Dan Evaluasi Kinerja ..........................................................8 Laporan Laporan Kinerja .....................................................................................8 Daftar Pustaka.......................................................................................................9
iii
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN
1. PENGERTIAN ANGGARAN Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan yang sangat erat dimana akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasiestimasi yang akan dituangkan dalam anggaran yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu mendatang. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Dari pengertaian tersebut menyatakan bahwa anggaran adalah hasil kerja (output), maka anggaran di tuangkan dalam suatu naskah tulisan yang tersusun secara teratur dan sistematis. Sedangkan penganggaran proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kinerja, serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi fungsi anggaran, yaitu fungsi fungsi pedoman kinerja, alat pengkoordinasi kinerja, dan alat pengawasan kinerja.
2. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunann anggaran serta pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan, alasan yang melandasi hal itu adalah karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan bertanggungjawab atas kegiatan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namum siapa atau bagian apa yang ditugaskan untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari setiap perusahaan. Dan biasanya bagian yang akan di delegasikan dalam penyusunan anggaran adalah bagian Administrasi dan panitia Anggaran. Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Beberapa fungsi anggaran yaitu:
1
a. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil
negoisasi
antar
anggota
organisasi
yang
dominan,
anggaran
memcerminkan konsensus organisasional mengenai tujuan operasi untuk masa depan. b. Anggaran
merupakan
cetak
biru
perusahaan
untuk
bertindak,
yang
mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi. c. Anggaran
bertindak
sebagai
suatu
alat
komunikasi
internal
yang
menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan lainnya. d. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan. e. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. f. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
3. PANDANGAN PERILAKU TERHADAP PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran yaitu; a. Penetapan tujuan Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer lini dan manajer staf organisasi. Pengontrol dan direktur perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan anggaran ini. Namun jika sesuai dengan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan, maka manajer tingkat bawah dan para karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan
2
karena mereka akan lebih mungkin menerima tujuan yang turut mereka formulasikan. b. Implementasi Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab mengambil tindakan. Agar rencana tersebut berhasil, rencana itu harus dikomunikasikan secara efektif.
c. Pengendalian dan evaluasi kinerja. Setelah diimplementasikan, anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinera aktual dibandingkan dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk melakukan manajemen berdasarkan pengecualian. Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang harus diambil yaitu: a. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya. b. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan. c. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak. d. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.
4. KONSEKUENSI
DISFUNGSIONAL
ANGGARAN
3
DARI
PROSES
PENYUSUNAN
Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengedalian, dan mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional, seperti : a. Rasa Tidak Percaya. Suatu anggaran terdiri atas seperangkat tujuan-tujuan tertentu. Walaupun anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian-kejadian yang tidak diantisipasi, anggaran menampilkan rasa tidak percaya, rasa pertumbuhan, dan mengarah pada kinerja yang menurun.
b. Resistensi Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
c. Konflik Internal Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan
departemen
lain.
Gejala-gejala
umum
dari
konflik
adalah
ketidakmampuan mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-kelompok selama prosesn penyusunan anggaran.
d. Efek Samping Lain yang Tidak Diinginkan. Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal kecil yang menentang tujuan anggaran. Kelompok-kelompok ini biasanya dibentuk untuk melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh anggaran tersebut. Pengaruh lainnya adalah penekanan yang berlebihan pada kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Dengan memfokuskan perhatian secara eksklusif pada kinerja departemental, ketergantungan dan ekonomi antar-departemen yang penting dapat terabaikan.
4
5. RELEVANSI KONSEP ILMU KEPRILAKUAN DALAM LINGKUNGAN PERENCANAAN a. Dampak dari lingkungan perencanaan. Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, polapola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi. Hal ini meliputi tingkat formalitas dan interaksi manusia, penerimaan manager puncak terhadap ide ide baru, prosedur dan perangkat untuk membuat agar pekerjaan dilakukan, perasaan identifikasi dengan berorganisasi, tingkat kohesi dari tenaga kerja dan seterusnya.
b. Ukuran dan struktur organisasi. Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dan pengendalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan. Ukuran organisasi mungkin di pandang dari jumlah kariawan, nilai dolar dari pabrik fisik, volume penjualan, jumlah kantor cabang, atau jumlah kuantitatif lainnya yang membedakan organisasi. Struktur organisasi mengacu pada hubungan formal dan nonformal Antara para anggota organisasi. Hal tersebut meliputi jumlah lapisan wewenang, jumlah kantor atau posisi di setiap lapisan, tanggugung jawab dari setiap kantor, dan prosedur untuk membuat pekerjaan di lakukan.
c. Gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.
5
Untuk dapat mempraktikan gaya kepemimpinan secara efektif, manager atau atasan harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan bawahanya. Ada empat perkembangan bawahannya : a) Bawahan yang memiliki kecakapan rendah dan komitmen tinggi. b) Bahawan yang memiliki sedikit kecakapan dan komitmen rendah. c) Bawahan yang memiliki kecakapan yang tinggi kan komitmen yang bervariasi. d) Bawahan yang memiliki kecakapan tinggi dan komitmen yang tinggi.
Table: Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat perkembangan bawahan TINGKAT PERKEMBANGAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG
PENGIKUT P1
SESUAI G1
Kecakapan Rendah
MENGARAHKAN
Komitmen Tinggi P2
Struktur, Kontrol, Pengawasan G2
Kecakapan Tinggi
MELATIH
Komitmen Rendah P3
Mengarahkan dan mendukung G3
Kecakapan Tinggi
MENDUKUNG
Komitmen Bervariasi P4
Memuji, mendengarkan dan memudahkan G4
Kecakapan Tinggi
MENDELEGASIKAN
Komitmen Tinggi
Menyerahkan tanggung jawab untuk pembuatan keputusan sehari hari
d. Stabilitas lingkungan organisasi. Faktor
lingkungan
eksternal
juga
mempengaruhi
lingkungan
perencanaan yang meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll.
6. KONSEP –KONSEP KEPRILAKUAN YANG RELEVAN DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN a. Tahap penetapan tujuan.
6
Selama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan khusus dari manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap submit utama. b. Keselarasan Tujuan. Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah
mencapai suatu tingkat
keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi, subunit-subunit, dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.
c. Partisipasi. Adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya.
d. Manfaat Partisipasi. Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka. Pada dasarnya partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen.
e. Batasan dan Permasalahan Partisipasi. Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari anggaran mereka, kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasiitu sendiri.
7. TAHAP IMPLEMENTASI Setelah
tujuan
organisasi
ditetapkan,
maka
direktur
perencanaan
mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak biru untuk tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi, komisaris. Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi kepada karyawan kunci dalam organisasi.
7
a) Pengkomunikasian Anggaran. Kontroler
atau
mengimplementasikan
direktur
perencanaan
anggaran.
Hal
bertanggung ini
dicapai
jawab
untuk
dengan
cara
mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang lebih rendah. Hal ini disebut juga sebagai ”menjual” anggaran kebawah.
b) Kerja Sama dan Koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orangorang dengan beraneka ragam ketrampilan dan bakat. Koordinasi adalah seni menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang keprilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.
8. TAHAP PENNGENDALIAN DAN EVALUASI KINERJA Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan secara kontinyu terhadap pencapaian tuuan mereka. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan bidang-bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar. 9. LAPORAN-LAPORAN KINERJA Untuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan termotivasi ke arah pencapaian sasaran,laporan kinerja sebaiknya disusun dan didistribusikan paling tidak secara bulanan. Pentingnya komunikasi berkala atas hasil kinerja telah berulang kali ditunjukkan dalma studi empiris. Penerbitan laoran kinerja secara berkala dan tepat waktu akan mempengaruhi dan mendorong pada moral karyawan.
8...