" ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN " PDF

Title " ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN "
Author Dwi Istiqomah
Pages 23
File Size 508.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 208
Total Views 782

Summary

MAKALAH “ ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN ” Mata Kuliah AKUNTANSI KEPERILAKUAN Dosen Pengampu : Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si. Disusun oleh : Dwi Istiqomah C1C018063 KELAS R-10 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2020 KATA PENGANTAR Puji syu...


Description

MAKALAH

“ ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN ” Mata Kuliah AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu : Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si.

Disusun oleh :

Dwi Istiqomah C1C018063

KELAS R-10 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2020

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi Keperilakuan ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Aspek Keperilakuan pada Perencanaan Laba dan Penganggaran. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini. Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada kami. Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang. Terima kasih.

Jambi, 24 Oktober 2020

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 2 1.5 Metode Penulisan..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hubungan Anggaran dengan Akuntansi .................................................................. 3 2.2 Pengertian Anggaran ............................................................................................... 3 2.3 Tujuan Penyusunan Anggaran ................................................................................. 5 2.4 Prosedur Penyusunan Anggaran .............................................................................. 5 2.5 Fungsi Perencanaan Laba dan Anggaran ................................................................. 6 2.6 Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran ................................. 8 2.7 Konsekuensi Disfungsional Proses Penyusunan Anggaran .................................... 10 2.8 Konsep Keperilakuan yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran .......... 13 2.9 Tahap Implementasi................................................................................................ 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................19 3.2 Saran .......................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................20

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang namanya analisis laporan keuangan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benarbenar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang benar-benar menguasai bidangnya haruslah memiliki keperilakuan atau behavior yang memang sesuai dan tidak bertentangan dengan hal tersebut. Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain. 1.2 Rumusan Masalah 

Apa hubungan antara anggaran dengan akuntansi?



Apa pengertian dari anggaran?



Apa saja tujuan penyusunan anggaran?



Bagaimana prosedur penyusunan anggaran?



Apa saja fungsi perencanaan laba dan anggaran?



Bagaimana pandangan perilaku terhadap proses penyusunan anggaran?



Apa konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan anggaran?



Apa saja konsep keperilakuan yang relevan dalam proses penyusunan anggaran?



Bagaimana tahapan implementasi hal tersebut?

1

1.3 Tujuan Penulisan 

Untuk mengetahui bagaimana aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran.



Untuk mengetahui apa saja kaitannya dengan sub bidang ilmu lainnya.

1.4 Manfaat Penulisan 

Dapat memberikan pemahaman lebih mengenai Akuntansi Keperilakuan.



Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Akuntansi Keperilakuan, khususnya materi Aspek Keperilakuan pada Perencanaan Laba dan Penganggaran.

1.5 Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).

2

BAB II ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN 2.1 Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi Anggaran dan akuntansi memiliki kaitan yang erat di mana akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu yang akan datang. Dengan demikian, akuntansi sangat bermanfaat di dalam penyusunan anggaran. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan demikian, akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran ini yang nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri, untuk mengadakan penilaian (evaluasi) kerja perusahaan. Dengan kata lain, membandingkan antara data akuntansi dengan data anggaran dapat diadakan penilaian apakah perushaan telah bekerja dengan sukses atau tidak. Data akuntansi yang menunjukkan hasil yang lebih bagus daripada apa yang dianggarkan memberikan kesimpulan bahwa perusahaan telah bekerja dengan sukses. Dengan demikian, akuntansi sangat bermanfaat untuk menunjang fungsi pengawasan kerja anggaran. 2.2 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa anggaran merupakan hasil kerja (output) terutama berupa taksiran yang akan dilaksanakan masa mendatang. Menurut Kariuki (2010), penganggaran adalah proses pencatatan operasi keuangan suatu usaha. Penganggaran sebagai alat manajemen untuk membantu mengatur dan merumuskan perencanaan kegiatan manajemen. Penganggaran sebagai alat keuangan 3

bermanfaat bagi evaluasi dan pengendalian organisasi untuk merencanakan kegiatan di masa depan. Sedangkan menurut Nafarin (2007), anggaran (budget) adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan besar atau kecil sebaiknya membuat anggaran, karena penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Sedangkan pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai hasil kerja dan membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil perbandingan ini melahirkan varians. Varians harus dianalisis dan dicari sebabnya kemudian digunakan untuk memperbaiki perencanaan, anggaran dan pelaksanaan (pengendalian). Hubungan Perencanaan dan Pengendalian

Dengan demikian, anggaran mempunyai dua peran penting di dalam perusahaan. Di satu sisi anggaran berperan sebagai alat untuk perencanaan (planning) dan di satu sisi anggaran berperan sebagai alat untuk pengendalian (control) jangka pendek bagi organisasi. Sebagai rencana tindakan, anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan

4

organisasi atau unit organisasi dengan cara membandingkan antara hasil sesungguhnya yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil sesungguhnya berbeda secara signifikan dari rencana, tindakan tertentu harus diambil untuk melakukan revisi yang perlu terhadap rencana. 2.3 Tujuan Penyusunan Anggaran Tujuan penyusunan anggaran adalah sebagai berikut : 1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. 2. Untuk mengomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dapat dimengerti, didukung dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terperinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Untuk

mengoordinasikan

cara/metode

yang

akan

ditempuh

dalam

rangka

memaksimalkan sumber daya. 5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi. 2.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Untuk penyusunan anggaran, tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada bagian administrasi dan bagian keuangan. 2.4.1 Bagian Administrasi Bagian administrasi merupakan fungsi yang memegang peranan yang sangat penting terhadap tercapainya kelancaran usaha kegiatan, maupun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan/organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan administrasi juga merupakan urat 5

nadi perusahaan dan administrasi juga dapat memperlihatkan fakta dan keterangan yang diperlukan untuk perencanaan secara terperinci dan keterangan/data yang meliputi catatan yang akurat, formulir serta laporan yang meiputi tugas administrasi. Pemahaman yang tepat tentang peranan administrasi dalam kehidupan modern sangat tergantung pada definisi yang digunakan sebagai titik tolak berpikir. Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. 2.4.2 Bagian Keuangan Bagian keuangan mempunyai tugas melakukan pengontrolan terhadap keuangan perusahaan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, bagian keuangan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Mencatat pemasukan dan pengeluaran uang perusahaan. 2. Membuat laporan keuangan untuk dilaporkan ke pemilik dan ke bagian administrasi pajak. 3. Melakukan pembayaran gaji karyawan setiap bulannya. 4. Membuat buku kas dan buku pengeluaran operasional perusahaan. 5. Melakukan pembayaran terhadap biaya operasional kantor. 2.5 Fungsi Perencanaan Laba dan Anggaran Perencanaan laba adalah pengembangan dari rencana operasional untuk mencapai sasaran dan tujuan. Laba sangat penting dalam perencanaan karena rencana yang diharapkan adalah laba yang memuaskan. Perencanaan laba perusahaan terdiri dari anggaran operasi terperinci dan anggaran laporan keuangan. Secara fundamental, tiga pendekatan dapat dipilih dalam menata sasaran laba, yaitu sebagai berikut :

6

1. Dalam metode apriori, sasaran laba mendominasi perencanaan. Pada permulaan, manajemen menentukan spesifikasi suatu tingkat imbal hasil yang diharapkan dan kemudian menuangkan realisasi dari sasaran tersebut melalui perencanaan. 2. Dalam metode posteriori, sasaran laba merupakan subordinasi dari perencanaan dan dinyatakan sebagai suatu hasil dari perencanaan. 3. Dalam metode pragmatik, manajemen menggunakan suatu standar laba yang tidak telah diuji dan disetujui oleh pengalaman. Jika perusahaan menetapkan tujuan untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, meningkatkan laba dan memperbaiki citra perusahaan di antara pelanggan, maka anggaran perusahaan tersebut seharusnya membuat komitmen atas sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Anggaran sebaiknya mencerminkan tambahan iklan dan promosi yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan dan memperbaiki citra perusahaan. Berikut ini beberapa fungsi anggaran, yaitu : 1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil negosiasi antaranggota organisasi yang dominan, anggaran mencerminkan konsensus organisasi mengenai tujuan operasi untuk masa depan. 2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi. Anggaran menunjukkan bagaimana beragam sub-unit organisasi harus bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Anggaran bertindak sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi antara satu dengan yang lainnya dan dengan manajemen puncak. Arus informasi dari departemen ke departemen berfungsi untuk mengoordinasikan dan memfasilitasi aktivitas organisasi secara keseluruhan. Arus

7

informasi dari manajemen puncak ke tingkatan organisasi yang lebih rendah mengandung penjelasan operasional mengenai pencapaian atau deviasi anggaran. 4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan. Hal ini merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja dari manajer pusat biaya dan pusat laba. 5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan manajemen untuk menentukan tindakan korektif yang tepat. 6. Anggaran mencoba untuk memengaruhi dan memotivasi manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi. 2.6 Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran, yaitu : 1. Penetapan tujuan. 2. Implementasi. 3. Pengendalian dan evaluasi kinerja. Untuk menyusun anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang perlu diambil, yaitu sebagai berikut : 1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya. 2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan. 3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus dikomunikasikan kepada penyelia dan karyawana yang kinerjanya dikendalikan. 8

4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik. 2.6.1 Tahap Penetapan Tujuan Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan aktivitas khusus. Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer lini dan manajer staf organisasi. Controller dan direktur perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan anggaran ini. Sebagai karyawan staf, mereka bertanggungjawab untuk menginisiasi dan melakukan administrasi atas proses penyusunan anggaran dan untuk membantu karyawan lini, jika diperlukan, dalam melaksanakan berbagai tugas perencanaan. 2.6.2 Tahap Implementasi Pada tahap impementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk mengomunikasikan tujuan dan strategi organisasi serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan. Agar rencana tersebut berhasil, maka rencana itu harus dikomunikasikan secara efektif. Kesalahpahaman sebaiknya dideteksi dan diselesaikan dengan segera. Setelah itu, baru rencana formal kemungkinan akan menerima kerja sama penuh dari berbagai kelompok yang ingin dimotivasi. Konsep ilmu keperilakuan utama yang memengaruhi tahap implementasi adalah komunikasi, kerja sama dan koordinasi. 2.6.3 Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinerja aktual dibandingkan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan manajemen berdasarkan pengecualian. Sebenarnya, untuk menjaga efisiensi dalam operasi, baik kinerja di atas standar

9

maupun di bawah standar harus diakui dan diinvestigasi. Kebijakan, sikap dan tindakan manajemen dalam evaluasi kinerja dan tindak lanjut atas varians memiliki berbagai konsekuensi keperilakuan yang jika tidak dipahami dan dikendalikan dapt meniadakan keberhasilan dari seluruh proses perencanaan dan pengendalian. Beberapa konsekuensi keperilakuan yang mungkin muncul meliputi tekanana, motivasi, aspirasi dan kegelisahan. 2.7 Konsekuensi Disfungsional Proses Penyusunan Anggaran Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan tujuan, pengendalian dan mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional, seperti rasa tidak percaya, resistensi, konflik internal dan efek samping lainnya yang tidak diinginkan. 2.7.1 Rasa Tidak Percaya Anggaran terdiri atas seperangkat tujuan tertentu. Walaupun anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian yang tidak diantisipasi, anggaran menampilkan kesan infleksibilitas. Anggaran merupakan sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri, rasa permusuhan dan mengarah pada kinerja yang menurun. Riset telah menemukan sejumlah besar rasa tidak percaya diri terhadap seluruh proses anggaran pada tingkat penyelisa didasarkan pada keyakinan penyelia bahwa : 1. Anggaran cenderung untuk terlalu menyederhanakan atau mendistorsi situasi riil dan gagal untuk memungkinkan dimasukkannya variasi dalam faktor eksternal. 2. Anggaran mencerinkan variabel kualitatif, seperti pengetahuan mengenai tenaga kerja, kualitas bahan baku dan efisiensi mesin secara tidak memadai. 3. Anggaran hanya mengonfirmasikan apa yang telah diketahui oleh penyelia. 4. Angaran sering kali digunakan untuk memanipulasi penyelia sehingga ukuran kinerja yang diindikasikan dicurigai. 5. Laporan anggaran menekankan pada hasil, bukan pada alasan. 6. Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan penyelia. 10

7. Anggaran cenderung untuk menekan pada kegagalan. 2.7.2 Resistensi Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung, anggaran masih ditolak oleh banyak partisipan dalam organisasi. Salah satu alasan utamanya adalah bahwa anggaran menandai dan membawa perubahan, sehingga merupakan ancaman terhadap status quo. Alasan lain dari resistensi anggaran adalah bahwa proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan adanya p...


Similar Free PDFs