Aspek Keperilakuan PADA Perencanaan LABA DAN Penganggaran PDF

Title Aspek Keperilakuan PADA Perencanaan LABA DAN Penganggaran
Author fausia s
Course Accountans
Institution UIN Alauddin Makassar
Pages 29
File Size 361.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 267
Total Views 713

Summary

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DANPENGANGGARANDibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi KeperilakuanDosen Pengampuh Mata KuliahFarid Fajrin, S.,MDisusun Oleh: Fausia S (90400118084)  Yuni Kartika Ahmad (90400118091)  Adrianti (90400118111)PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI ...


Description

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keperilakuan Dosen Pengampuh Mata Kuliah Farid Fajrin, S.Pd.,M.Acc

Disusun Oleh:  Fausia S  Yuni Kartika Ahmad  Adrianti

(90400118084) (90400118091) (90400118111)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2021

KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil’alamin, marilah kita panjatkan puji syukur atas ke hadirat Allah Subahanahu Wata’ala dimana kita masih diberikan nikmat kesehatan, kesempatan serta hidayah dan taufik. Suatu nikmat yg begitu banyak dan besar sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad shallallahu‘alaihi wasallam, sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in,serta orang-orang yang senantiasa istiqomah dijalan Allah Subahana Wa Ta’ala Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen yang berkenan memberikan arahan terkait tugas makalah ini, dan makalah ini juga dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan Terimakasih. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dari segala aspek, olehnya itu, kami sangat membutuhkan masukan dan arahan agar sekiranya kami dapat membenahinya dalam pembuatan makalah selanjutnya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua orang.

Makassar, April 2020

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat pada saat anggaran tersebut disusun dan diimplemetasikan. Anggaran dapat mempengaruhi perilaku manusia. Adanya anggaran mengakibatkan manusia membatasi tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya tekanan. Manajer seringkali menghadapi permasalahan akibat adanya anggaran seperti misalnya timbulya over atau under budget, penyimpangan dari anggaran yang diharapkan, dan sebagainya. Akibatnya anggaran kemudian dianggap sebagai sesuatu yang dapat menghambat atau mengancam karir. Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran itu sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam tanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran mereka sendiri. Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini penting terutama apabila anggaran tersebut akan digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas seorang manajer. Pendekatan penganggaran yang dianggap paling efektif adalah anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada semua tingkatan . Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam penganggaran merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai aspek teknis dari program anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek manusia. Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk memotivasi karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas.Untuk mendorong orang supaya bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran dan terhadap implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

efisien, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan perilaku dalam penganggaran. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan Dilema Bisnis 2. Jelaskan Hubungan Anggaran dengan Akuntansi? 3. Apakah Pengertian Anggaran? 4. Apakah Tujuan Penyusunan Anggaran? 5. Bagaiaman Model Penyusunan Anggaran? 6. Bagaimana Prosedur Penyusunan Anggaran

?

7. Apa Fungsi Perencanaan Laba dan Anggaran? 8. Jelaskan Pandangan Perilaku terhadap Penyusunan Anggaran? 9. Apa Konsekuesi Disfungsional Proses Penyusunan Anggaran? 10. Apa Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan dalam Lingkungan Perencanaan? 11. Bagaiamana Stabilitas Lingkungan Organisasi? 12. Apa Konsep Keperilakuan Relevan dalam Proses Penyusunan Anggaran? 13. Bagaiamana Tahapan Implementasi? 14. Bagaiamana Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja?

C. Tujuan Masalah 1. Menjelaskan dilemma bisnis 2. Menjelaskan hubungan anggaran dengan akuntansi 3. Menjelaskan pengertian anggaran 4. Menjelaskan tujuan penyusunan anggaran 5. Menjelaskan bagaimana model penyusunan anggaran

6. Menjelaskan bagaiamana prosedur penyusunan anggaran 7. Menjelaskan fungsi perencanaan laba dan anggaran 8. Menjelaskan pandangan perilaku terhadap penyusunan anggaran 9. Menjelaskan konsekuensi disfungsional proses penyusunan anggaran 10. Menjelaskan relevansi konsep ilmu keperilakuan dalam lingkup perencanaan 11. Menjelaskan stabilitas lingkungan organisasi 12. Menjelaskan konsep keperilakuan relavan dalam proses penyusunan anggaran 13. Menjelaskan tahap implementasi 14. Menjelaskan tahap pengendalian dan evaluasi kinerja

BAB II PEMBAHASAN A. Dilema Bisnis Perusahaan Tuan Jakpar memproduksi perlengkapan pencatatan elektronik yang dijual diseluruh indonesia.Penjualan perusahaan telah meningkat selama 10 tahun ini.Sementara itu, laba perusahaan telah beralih dari menjanjikan (promising) ke buruk (marginal poor).Pada Maret 2008, manajemen puncak menyewa Bimo sebagai direktur perencanaan laba dan menunjuknya bertanggung jawab

terhadap

penerapan

perencanaan

laba

terpadu

dan

sistem

penganggaran.Bimo mulai bekerja dengan satu tahun anggaran dari tiga tahun perencanaan laba yang kemudian ditambahkan. Bimo melengkapi otonomi perusahaan dengan pendekatan dan teknik penganggaran. Pada tahun 2005, laba sebenarnya sudah mulai menurun.Penurunan berlanjut sampai

tahun

2006.

Untuk

memperbaiki

kecenderungan

yang

tidak

menguntungkan tersebut, Bala menghilangkan struktur sistem penganggaran partisipatif penuh pada tahun 2007. Dia meminta para manajer untuk tunduk pada keputusan departemen penganggaran. Bala lambat laun membuat modifikasi untuk mencapai beberapa tingkatan kemampuan perusahaan secara luas dan menggabungkannya ke dalam perencanaan organisasional secara keseluruhan. Kemudian,modifikasi departemen penganggaran beralih ke manajer departemen.

Sistem penganggaran Bala tidak menyediakan langkah implementasi formal maupun usaha sistematis yang harus dilakukan pada setiap periode. Sistem penganggaran yang dibangun oleh Bala gagal. Laba jatuh lagi pada tahun 2007.

Bala memandang hasil ini sebagai kegagalannya untuk

mengimplementasikan dan memantau anggaran secara efektif. Sepanjang tahun 2008, ia sibuk melakukan pengambilalihan usaha dengan menggunakan dua konglomerat yang agresif. Akibatnya, Bala tidak memiliki waktu untuk menelaah secara hati-hati atau mengevaluasi perencanaan anggaran oleh manajer departemen.Dia tidak memiliki waktu untuk bekerja dengan manajer departemen dalam menentukan dan melakukan perbaikan ke arah efisiensi operasi yang diindikasikan dalam laporan kinerja.Jakpar,sang direktur adalah seorang insinyur mesin yang tidak ingin direpotkan dengan perincian keuangan. Ketika Bimo direkrut, Jakpar berbicara kepadanya bahwa perusahaan karena posisinya sebagai pemimpin teknologi dalam industri berpotensi mencari laba yang tinggi jika pemborosan dan inefisiensi telah di buang. Ia menjelaskan bahwa sebagai direktur, ia sekaligus menjabat sebagai seorang ketua peneliti bagian mesin sehingga sebagian besar waktunya dihabiskan di labolatorium perusahaan,dimana masa depan perusahaan ditentukan. Dia meminta Bimo untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik sebagai seorang direktur anggaran guna meningkatkan laba sampai setidaknya sama dengan laba tahun 2003 dan tidak mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan terperinci.Jakpar mengatakan bahwa ia ingin mendengar anggaran tahun 2008 pada waktu berikutnya ketika Bimo menjelaskan caranya mengambil alih sistem penganggaran perusahaan. Banyak dari waktu Jakpar yang dihabiskan dalam pertemuan dengan para pengacara, para bankir,dan konsultan keuangan.Posisi pasar dan potensi laba dari perusahaan terutama aktraktif terhadap kepentingan perusahaan dibidang industri teknologi tinggi.Sebagian besar waktu pengontrol telah dihabiskan untuk menyupervisi seluruh fungsi akuntansi dan pekerjaan staf. Tugas Bimo diperusahaan tidak hanya memungkinkannya untuk melakukan pengambilalihan masalah secara keseluruhan,melainkan juga untuk mengisi kebutuhan vital di

bidang

perencanaan

laba.Bimo

adalah

seorang

eksekutif

perencanaan

berpengalaman. Dia mulai karier profesionalnya sebagai akuntan publik,tetapi telah terjun ke industri swasta selama 20 tahun lalu untuk menjadi asisten pengontrol dari sebuah perusahaan baja yang besar.Selama 8 tahun sebelumnya, ia telah bekerja secara hampir eksklusif dengan proses pembuatan anggaran.Dia memandang posisi barunya di perusahaan ini sebagai seorang pribadi penting dengan pekerjaan menantang karena ia perlu menerapkan seluruh keahlian profesionalnya khususnya yang berkaitan dengan masalah organisasional yang kompleks.Bimo adalah seorang pendukung dari partisipasi manajemen dalam proses pembuatan anggaran.Dia yakin bahwa jika orang telah terlibat pada proses pembuatan anggaran, mereka akan memiliki ide yang lebih baik atas keterbatasan yang dihadapi perusahaan dan ketergantungan terhadap departemen lain.Respons ini umumnya dihasilkan ketika orang memandang anggaran secara lebih positif karena pengalaman mereka dalam mengalokasi seluruh sumberdaya perusahaan yang terbatas ke bidang-bidang yang paling membutuhkan dalam perusahaan. Apalagi Bimo sangat menyadari pengaruh positif dari partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap motivasi, identifikasi, dan kesatuan.Karena manajer berpartisipasi dalam pembuatan anggaran, mereka memiliki keterkaitan pribadi dalam mencoba untuk mencapai tujuan anggaran. Mereka merasa memiliki tujuan yang sama dengan rekan-rekan mereka dari departemen lainnya. Seluruh proses penyusunan anggaran melalui partisipasi membantu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dari hubungan pribadi yang baik serta efisiensi dalam operasi. Dilema yang dihadapi Bimo terutama berkaitan dengan partisipasi dan peran manajemen puncak dalam membentuk lingkungan kerja. Apakah Bimo akan mengikuti

preferensi

dari

penyusunan

anggaran

tahun

2008

dalam

mengembangkan anggaran dengan meniadakan partisipasi manajerial dalam proses perencanaan? Jika hal ini dilakukan,maka Bimo kelihatannya akan jatuh dalam kesalahan yang sama,yaitu membangun ulang tingkat laba perusahaan dimasa lalu untuk masa mendatang.Karena ini akhir tahun, sementara partisipasi tidak digunakan secara efektif,dihasilkanlah anggaran dimana setiap departemen

bersaing untuk dana sehingga muncullah sikap egois, sikap negatif terhadap anggaran,sikap iri hati,dan hilangnya kendali terhadap seluruh standar kualitas.Pada akhir tahun, proses penyusunan anggaran tidak didasarkan pada panduan yang jelas. Bukannya menghasilkan tingkat efisiensi dan kerja sama, tetapi justru menghasilkan berbagai bentuk permusuhan.Akibatnya, pengaruh positif dari partisipasi tidak terealisasi. Tanpa petunjuk dari manajemen puncak, kecenderungan

dasar

demokrasi

terhadap

partisipasi

manajerial

dalam

pengambilan keputusan mengarah pada kebingungan dan anarki.Beberapa manajer lini memberitahukan kepada Bimo mengenai rasa prustasi dan kepahitan yang mereka alami ketika dihadapkan pada intrik dan permainan kekuasaan yang terjadi disepanjang aktivitas perencanaan akhir tahun. Bimo mendapatkan kesan bahwa untuk maju dengan partisipasi manajerial luas tahun ini mungkin akan menyebabkan pengulangan perilaku tahun lalu. Dalam usaha memperoleh kembali penegendalian, Bimo melangkah ke ekstrem lainnya dan mengadopsi suatu pendekatan pengambilan keputusan otoriter dan memberikan kepada setiap manajer departemen suatu jatah produksi dan belanja yang terbatas.Bagaimanapun, beberapa hasil negatif dapat berkembang.Ketika para manajer tidak berpartisipasi dalam penyusunan tujuan anggaran, mereka mungkin memandang anggaran sebagai suatu gangguan yang tidak diinginkan ke dalam domain pengambilan keputusan manajerial mereka. Mereka mungkin menolak anggaran,berusaha melawan arus, atau melihat anggaran sebagai suatu tekanan. Mereka mungkin mulai mempertimbangkan Bimo sebagai seorang musuh atau seorang pemberi tugas. Singkatnya, permusuhan terhadap proses anggaran mungkin terjadi, baik terhadap Bimo sebagai seorang pribadi maupun sebagai bagian dari manajemen puncak pada umumnya. Jika demikian kerja sama yang diperlukan untuk keberhasilan anggaran dan diperlukan koordinasi untuk efisiensi operasional akan berkurang Lanjutnya, Bambang telah mempertimbangkan apakah akan mencoba beberapa jenis pendekatan pertisipatif dalam penyusunan anggaran dengan menimbang beberapa resiko negatif yang dihasilkan atau akan menggunakan

pendekatan

otoriter

lagi

dengan

resiko

mendapat

hasil

negatif

yang

berbeda.Pertimbangan manajemen puncak ini kelihatannya menjadi kurang penting

dalam

penganggaran

dan

perencanaan

laba.Jika

manajer

lini

memersepsikan anggaran sebagai sesuatu yang menempati urutan prioritas rendah di mata manajemen puncak, nilai penting anggaran bagi manajer lini akan berkurang. Dengan demikian, Bimo menghadapi dilema apakah ia perlu mengganggu Jakpar dan Bala dengan meminta mereka memberikan dukungan yang lebih tinggiterhadapa anggaran,atau apakah ia perlu mencoba untuk mengusahakan penerimaan terhadap anggaran tanpa dukungan kuat dari manajemen puncak. Pada september 2008, Bimo memanggil para manajer departemen untuk suatu pertemuan dengan agenda usulan prosedur perencanaan.Selama 3 minggu berikutnya, setiap manajer akan menerima sebuah salinan dari panduan perencanaan jangka panjangdengan berbagai pendapatan dan anggaran biaya. Hal ini digunakan untuk persiapan anggaran departemen.Panduan tersebut akan berisi perincian prosedur untuk melengkapi format anggaran, meringkas tujuan utama perusahaan, dan pilihan strategi operasional oleh manajemen puncak untuk mereka terima.Setiap manajer akan diberikan tujuan laba dan persentase laba yang diharapkan. Kemudian,setiap manajer diminta untuk menentukan tujuan laba dan persentase labanya sendiri. Kemudian, Bimo melanjutkan bahwa perencanaan-perencanaan individu harus disampaikan kepadanya pada bulan November. Setelah Bimo mempelajari dan mengevaluasi perencanaan manajer, Bimo akan menjadwalkan pertemuan dengan manajer untuk mendiskusikan perencanaan mereka. Jika mereka tidak menerima dalam bentuk asli mereka,manajer akan memiliki waktu 10 hari untuk merevisinya. Bimo akan memberikan waktu yang cukup untuk menggabungkan seluruh perincian perencanaan menjadi satu perencanaan terpadu bsgi direktur,kemudian mengomunikasikan hasilnya kembali kepada para manajer tersebut sebelum akhir tahun. B. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi

Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan pencatatan, penggolongan, peringkasan, analisis, serta interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa keuangan (financial) yang terjadi dalam perusahaan. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa Akuntansi menyajikan data-data historis. Sedangkan budget menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Apabila dihubungkan, maka akan terlihat bahwa antara Budget dan Akuntansi mempunyai kaitan yang erat, yaitu: 1. Akuntansi menyajikan data-data historis yang sangat dibutuhkan untuk melakukan penaksiran-penaksiran yang akurat (forecasting), yang nantinya akan dituangkan dalam Budget. Atau dengan kata lain Akuntansi menyediakan data yang dibutuhkan dalam penyusunan Budget. 2. Akuntansi nantinya akan melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang realisasi pelaksanaan Budget tersebut. Dengan demikian Akuntansi menyajikan data lengkap tentang seluruh realisasi pelaksanaan Budget. Dengan kata lain, dengan membandingkan antara data Akuntansi dengan data Budget, dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses dalam bekerja atau tidak, telah efisien dalam bekarja atau tidak. Oleh karena Akuntansi berperan sebagai pemasok data untuk menyusun Budget, dan sekaligus berperan sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi pelaksanaan Budget, maka pencatatan dan semua sistematika yang dipakai dalam Akuntansi harus sejalan dengan teknik pencatatan dan sistematika dalam Budget. C. Pengertian Anggaran Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka

dan

dinyatakan

dalam

unit

moneter

yang

meliputi

semua

aktivitas perusahaan untuk jangka waktu ( periode) tertentu di masa yang akan dating. Oleh sebab itu rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti

segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga bisa diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan. Sedangkan

Ikhsan

(2009:173),

memberikan

pendapatnya

mengenai

anggaran :“Anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk melakukan suatu tindakan dalam ungkapan-ungkapan keuangan. Anggaran merupakan istilah singkat dari perencanaan laba yang terpadu dan meliputi pilihan-pilihan manajemen dan tujuan-tujuan terhadap organisasi dan penyediaan dana sebagai salah satu acuan dalam menjalankan operasional sehari-hari”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkanbahwa secara umum anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis yang dinyatakan dalam satuan uang, barang atau jasa untuk waktu periode yang akan datang.

D. Tujuan Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan. Tujuan penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat aktivitas operasi dan keuangan perusahaan di masa mendatang. Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2013:19), antara lain adalah sebagaiberikut: a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. d. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum anggaran bertujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan diperusahaan.

E. Model Penyusunan Anggaran Model penyusunan anggaran berdasarkan prediksi situasi ekonomi, sosial, dan politik, tampaknya lebih rasional dibanding model apriori. Dunia bisnis adalah dunia perubahan dan rasional yang berorientasi laba. Oleh karena itu, dalam menyusun anggaran, laba merupakan tujuan pokok organisasi bisnis. Dalam menentukan sasaran laba, manajemen harus mempertimbangkan volume penjualan, kapasitas produksi, laba tas modal yang digunakan. Sasaran laba tersebut berupa laba jangka panjang dan jangka pendek.

F. Prosedur Penyusunan Anggaran 1. Bagian Administrasi Merupakan fungsi yang memegang peranan yang sangat penting terhadap tercapainya kelancaran suatu kegiatan, mupun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan/organisasi.

Administrasi didefenisikan sebagai “keseluruhan

proses kerja sama” antar dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu dalam rangka pencapaian tuju...


Similar Free PDFs