KERUSAKAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR YANG PDF

Title KERUSAKAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR YANG
Author Aldy Alviandy
Pages 8
File Size 285.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 414
Total Views 866

Summary

KERUSAKAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR YANG DISEBABKAN OLEH PEMBANGUNAN REKLAMASI DI KOTA MAKASSAR 1 Haniza Nabila Lasmayadewi A. Latar Belakang Di Indonesia sebenarnya memilki wilayah pesisir yang mempunyai potensi besar untuk menjadikan kota pariwisata, perdagangan, dan indsutri karena letaknya y...


Description

KERUSAKAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR YANG DISEBABKAN OLEH PEMBANGUNAN REKLAMASI DI KOTA MAKASSAR 1 Haniza Nabila Lasmayadewi A.

Latar Belakang Di Indonesia sebenarnya memilki wilayah pesisir yang mempunyai potensi besar

untuk menjadikan kota pariwisata, perdagangan, dan indsutri karena letaknya yang sangat strategis. Akan tetapi, karena terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sehingga mengancam pengembangan potensi di kota pesisir ini. Kerusakan Lingkungan terjadi atas beberapa faktor alam, seperti gempa dan gelombang tsunami yang terjadi. Karena rusaknya ekosistem pesisir sehingga tidak ada penghalang sebagai peredam gelombang tsunami (Arifin, 2005). Adapun fenomenafenomena yang terjadi di darat maupun laut, yaitu fenomena di daratan antara lain abrasi, banjir, dan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, sedangkan fenomena di laut antara lain pasang surut air laut, gelombang badai, dan sebagainya (Hastuti, 2012). Selain itu kegiatan pembangunan di wilayah darat maupun laut masih memberikan dampak negatif pada lingkungan yang mengakibatkan menurunnya kualitas pesisir dan laut maupun kelestarian sumberdaya alam. Upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan ini menjadi kebijakan dan langkah aksi pengelolaan lingkungan pada setiap sektor kegiatan pembangunan. Namun selain itu, terdapat masalah lain seperti sistem manajemen yang belum terpadu. Maksudnya disini, pengelolaan pesisir saat ini masih banyak dilakukan secara sektoral dan tidak ada keterpaduan antara pengelolaan daratan dan laut (Pramudyanto, 2014) Kerusakan lingkungan di wilayah pantai atau pesisir Indonesia sampai saat ini belum bisa diperbaiki secara optimal. Yang ada kerusakan lingkungan ini semakin meluas. Hal ini dapat dikhawatirkan sumber daya pesisir dan laut semakin terdegradasi, dan juga aktivitas masyarakat pesisir akan semakin terancam (Vatria, 2010). Pada kota Makassar masih banyak sumber daya alam yang masih jauh dari kata optimal. Ada beberapa pengembangan kawasan perumahan hanya mementingkan aspek bisnis semata tanpa mempertimbangkan keseimbangan lingkungan alam sekitar. Ada banyak kawasan perumahan mewah namun tidak sesuai prosedur dalam hal pengelolaan 1

Artikel merupakan tugas MKU WSBM kelas Agriibisnis C, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

limbah atau sampah rumah tangga yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan bahkan dampak kebanjiran (Kompasiana, 2015). Kota Makassar merupakan salah satu kota pesisir yang ada di Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 32 km dan mencakup 11 pulau-pulau kecil dengan luas keseluruhan mencapai 122.370 ha atau sekitar 1,1% dari luas wilayah daratmya. Fakta tersebut menjadikan Kota Makasar memiliki berbagai kawasan wisata pesisir (Baharuddin, 2011). Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah yang dapat ditarik antara lain sebagai berikut: (1) kerusakan lingkungan di wilayah pesisir kota makassar; (2) kasus pembangunan reklamasi di Kota Makassar; (3) tujuan dibangunnya reklamasi; (4) manfaat dan dampak dari reklamasi; (5) solusi dari kasus pembangunan reklamasi di Kota Makassar. B.

Tinjauan Pustaka

B.1

Kerusakan Lingkungan Kerusakan Lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung

atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik atau hayati yang mengakibatkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Kerusakan lingkungan hidup akan mengakibatkan suatu perubahan sifat-sifat dan unsur-unsur lingkungan yang berakibat lingkungan hidup bagi kehidupan menjadi terganggu, bahkan tidak berfungsi lagi(Fathoni, 2014) Kerusakan lingkungan di wilayah pesisir adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik atau hayatinya yang melampaui kriteria baku kerusakan laut. Bentuk kerusakan lingkungan di wilayah pesisir antara lain berupa hancurnya terumbu karang akibat pengeboman, rusaknya hutan bakau akibat penebangan liar dan abrasi pantai. Abrasi terjadi karena adanya penimbunan atau reklamasi pantai dan pengambilan pasir laut yang tidak terkontrol (Pramudyanto, 2014). B.2

Faktor-Faktor terjadinya Kerusakan Lingkungan Kerusakan Lingkungan terjadi disebabkan oleh perilaku manusia maupun

kesulitan teknologi. Perilaku Manusia ialah sifat ego dari manusia yang berlebihan, yang selalu berpikiran bahwa sumber daya alam harus dieksploitasi sebanyak mungkin untuk kepentingan pribadi. Namun mereka tak memikirkan kelestarian lingkungan yang

harus dijaga, dan memungkinkan rusak dan hilangnya sumber daya alam yang ada. Sedangkan faktor kesulitan teknologi ialah sulitnya mencari teknologi ramah lingkungan. (Fathoni, 2014). Terkadang pula manusia menggunakan alat-alat penangkapan ikan yang membahayakan, penambangan karang dan pasir, reklamasi, limbah pertanian, dan lainlain aktivitas manusia.Dan juga dari faktor alam seperti gempa, tsunami, badai, banjir, pemanasan global, dll. B.3

Pembangunan Pembangunan adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju

keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Menurut Tikson (2005), pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. B.4

Reklamasi Menurut Perencanaan Kota (2013), Reklamasi adalah usaha pengembangan

daerah yang tidak atau kurang produktif (seperti rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa pasang surut gambut maupun pantai) menjadi daerah produktif (perkebunan, pertanian, permukiman, perluasan pelabuhan) dengan jalan menurunkan muka air genangan dengan membuat kanal – kanal, membuat tanggul atau polder dan memompa air keluar maupun dengan pengurugan. Tipologi Kawasan Reklamasi juga dibedakan berdasarkan luasan dan lingkupnya yakni : Reklamasi Besar Reklamasi Besar adalah kawasan reklamasi dengan luasan > 500 Ha dan mempunyai lingkup pemanfaatan ruang yang sangat banyak dan bervariasi. Contoh : Kawasan reklamasi Jakarta.

Reklamasi Sedang Reklamasi Sedang adalah kawasan reklamasi dengan luasan 100 sampai dengan 500 Ha dan lingkup pemanfaatan ruang yang tidak terlalu banyak (± 3 – 6 jenis). Contoh : Kawasan Reklamasi Manado. Reklamasi Kecil Reklamasi Kecil adalah kawasan reklamasi dengan luasan kecil (di bawah 100 Ha) dan hanya memiliki beberapa variasi pemanfaatan ruang (hanya 1-3 jenis ruang saja). C.

Pembahasan Kerusakan lingkungan di wilayah pesisir kota Makassar seperti yang terjadi di

kawasan Tanjung Bunga dan Pantai Barombong, tingkat abrasinya sangat tinggi. Pantai pada kawasan ini mengalami kemunduran garis pantai dari tahun ketahun, sehingga telah jauh mengarah ke darat. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti, pengaruh gelombang yang terjadi di perairan pantai, pengaruh angin lokal, adanya pasang surut air laut serta adanya arus susur pantai di sekitar Tanjung Bunga karena kurangnya struktur fisik peredam gelombang, seperti minimnya struktur bangunan dan hutan mangrove sebagai pelindung fisik pantai. Pada daerah Tanjung Bunga hingga Pantai Losari juga mengalami sedimentasi yang cukup tinggi. Tingginya sedimentasi tersebut diakibatkan oleh adanya pengendapan sedimen yang terbawa oleh arus sungau pada daerah Muara Sungai Jeneberang serta dengan adanya arus laut pada muara sungai yang dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan sedimen dalam volume yang cukup besar. Di Kota Makassar terdapat Reklamasi dalam proses pembangunan dengan Kawasan luas total 600 hektar, JO Ciputra Yasmin akan mengembangkan Center Point of Indonesia di Makassar yang berkonsep kota baru sebagai kawasan modern terintegrasi yang terdiri dari area permukiman dan are komersial, perguruan tinggi, taman rekreasi, taman lingkungan, dan berbagai macam fasilitas yang akan tersediakan. Proyek besar CPI yang di gagas oleh mantan gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo itu tengah berlangsung, proyek ini adalah proyek kota modern yang di mana bagian dari rancangan Kawasan Bisnis Global Terpadu. Penggelotorkan dana senilai Rp. 2,35 Triliun bagi pengerjaan proyek reklamasi saja dan belum termasuk untuk investasi pengembangan properti di sana.

Secara umum tujuan dibangunnya Reklamasi Menurut Modul Terapan Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai (2007) tujuan reklamasi yakni untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat. Perencanaan Kota (2013) dalam Yusticia Zahrani 2017, menyatakan bahwa tujuan dari reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pengembangan kota. Sedangkan Max Wagiu (2011), menyatakan bahwa tujuan dari program reklamasi ditinjau dari aspek fisik dan lingkungan yaitu: untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut, dan untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng perlindungan garis pantai. Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa tujuan utama reklamasi di Kota Makassar yaitu Center Point of Indonesia seluas 157 hektar adalah untuk mitigasi, terutama untuk mengatasi pendangkalan Pantai Losari akibat sedimentasi lumpur dari Sungai Jeneberang. Syahrul menegaskan reklamasi sekaligus untuk menambah panjangnya garis pantai yang bisa dinikmati masyarakat diantaranya Pantai Pasir Putih diseberang anjungan Pantai Losari, dan juga untuk menjadikan kawasan pantai Losari yang belum termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat untuk berbagai keperluan ekonomi maupun untuk tujuan strategis lain. Kawasan daratan baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, perkotaan, jalur transportasi alternatif, dan juga di CPI akan dibangun Istana Presiden pertama di Indonesia Timur serta untuk menjadi suatu kawasan wisata terpadu. Hal ini menunjukkan bahwa CPI merupakan issue yang menyangkut kepentingan umum dan mengakibatkan banyaknya opini masyarakat yang bermunculan sehingga proyek ini tidak terlepas dari pro kontra mengenai dampaknya terhadap lingkungan, ekonomi dan kehidupan sosial. Dulu di lokasi itu ada hutan bakau atau tanaman mangrove yang ditanam warga. Air lautnya jernih dan tidak dangkal, kapal-kapal besar melintas. Dan itu semua sudah tidak ada. Potret pembangunan dengan gaya reklamasi telah merampas ladang penghidupan masyarakat nelayan dan memaksa mereka beralih profesi.

Manfaat Reklamasi secara umum yakni sebagai berikut: 1.

Bagi negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, reklmasi dapat digunakan untuk mengatasi kendala keterbatasan lahan, yang nantinya dapat dimanfaatkan menjadi lahan pemukiman yang baru.

2.

Menjadikan kawasan berair atau lahan tambang yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut biasanya dapat dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata.

3.

Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi terlindung dari erosi karena konstruksi pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat menahan gempuran ombak laut.

4.

Daerah yang ketingiiannya di bawah permukaan air laut bisa terhindar dari banjir apabila dibuat tembok penahan air laut di sepanjang pantai

5.

Tata lingkungan yang bagus dengan peletakan taman sesuai perencanaan dapat berfungsi sebagai area rekreasi yang sangat memikat pengunjung.

6.

Pesisir pantai yang sebelumnya rusak, menjadi lebih baik, dan bermanfaat. Tokoh masyarakat Sulsel, Andi Ilhamsyah Mattalatta berpendapat bahwa

5 dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya proyek pembangunan CPI (Center Point of Indonesia) 1.

Proyek CPI yang diiringi pembangunan kompleks perumahan dan gedung akan membuat masyarakat kehilangan momentum menyaksikan matahari terbenam alias sunset dari Losari

2.

Munculnya ancaman banjir imbas reklamasi yang dilakukan

3.

Reklamasi akan menjadi ancaman bagi aktivitas berbagai cabang olahraga perairan. Diketahui perairan Pantai Losari kerap dijadikan tempat pelaksanaan event olahraga air bergengsi. Mulai dari kejuaraan ski air, selancar angin, jet ski, layar dan lainnya

4.

Proyek CPI akan mempercepat pendangkalan di kawasan pelabuhan

5.

Reklamasi tersebut juga menjadi ancaman kerusakan terumbu karang akibat sedimentasi yang menyebar ke pulau-pulau dan kawasan terumbu karang.

Reklamasi Pantai Losari lebih berdampak negatif akibat investor yang menyalah gunakan izin pemanfaatan tanah reklamasi, dan mengorbankan ruang publik, sehingga solusi dari permasalahan pembangunan reklamasi CPI di Kota Makassar ini ialah, pemerintah seharusnya melakukan reklamasi sesuai dengan ciri khas Kota Makassar, dan hasil reklamasi seharusnya dipergunakan untuk ruang publik dan kebutuhan masyarakat. D.

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Proyek reklamasi

CPI ini memunculkan beberapa opini masyarakat, sehingga mega proyek ini tidak lepas dari pro kontra dari segi ekonomi dan lingkungan. Dampak-dampak negatif ini diakibatkan oleh investor yang menyalahgunakan izin pemanfaatan tanah reklamasi dan mengorbankan ruang publik.

DAFTAR PUSTAKA Baharuddin, K. 2011. Zonasi Kawasan Pesisir Pantai Makassar Berbasis Mitigasi Bencana ( Studi Kasus Pantai Barombong Celebes Convention Centre). Program studi pengembangan wilayah kota. Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik. Universitas Hasanuddin. Makassar. Fathoni, A. 2014. Kerusakan Lingkungan Hidup: Pengertiam, Faktor, dan Jenis-Jenis. Pinto, Z. 2015. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY). Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 3(3):164. Pramudyanto, B. 2014. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan di Wilayah Pesisir. Jurnal Lingkar Widyaiswara.1(4):22-27. Vatria, B. 2010. Berbagai Kegiatan Manusia yang Dapat Menyebabkan Terjadinya Degradasi Ekosistem Pantai Serta Dampak yang Ditimbulkannya. Jurnal Belian. 9(1):48. Zahrani, Y. 2017. Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Reklamasi Pantai Di Kota Makassar. Skripsi. Departemen Hukum Perdataan. Fakultas Hukum Universita Hasanuddin, Makassar. Wagiu, Max. 2011. Dampak Program Reklamasi Bagi Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Di Kota Manado. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Tropis. Vol 8....


Similar Free PDFs