KONTRIBUSI ISLAM DALAM ILMU SOSIAL DASAR ATAU NON EKSAKTA PDF

Title KONTRIBUSI ISLAM DALAM ILMU SOSIAL DASAR ATAU NON EKSAKTA
Author MARYAM DESY SURYANI 2019
Pages 12
File Size 673.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 101
Total Views 275

Summary

KONTRIBUSI ISLAM DALAM ILMU SOSIAL DASAR ATAU NON EKSAKTA Maryam Desy Suryani (11190210000140) [email protected] Abstrak Islam adalah agama yang sangat memprioritaskan tentang petingnya peranan dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari ayat pertama diturunkannya Al-Quran berkaitan...


Description

Accelerat ing t he world's research.

KONTRIBUSI ISLAM DALAM ILMU SOSIAL DASAR ATAU NON EKSAKTA MARYAM DESY SURYANI 2019

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

SEJARAH FILSAFAT (art ikel) Chafid Firman

SUMBANGAN ISLAM T ERHADAP PERKEMBANGAN PERADABAN DUNIA Muhammad Nasir jejen79 Learning Today For A Bet t er Tommorow Lanjut ke kont en Andre Hermansyah

KONTRIBUSI ISLAM DALAM ILMU SOSIAL DASAR ATAU NON EKSAKTA

Maryam Desy Suryani (11190210000140) [email protected]

Abstrak Islam adalah agama yang sangat memprioritaskan tentang petingnya peranan dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari ayat pertama diturunkannya Al-Quran berkaitan tentang pendidikan yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Tugas utama dari ajaran Islam adalah memperbaiki akhlak manusia, yang dimana akhlak manusia dapat diperbaiki salah satunya dengan pendidikan yang benar menurut Al-quran dan hadist. Dengan adanya pendidikan hal itu dapat mengantarkan manusia menjadi manusia yang beradab dan dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Salah satu metode dalam proses ilmu pengetahuan islam adalah integralisasi. Sedangkan integralisme memandang bahwa integralisasi adalah keterpaduan kekayaan pengetahuan manusia dengan wahyu. Terlebih dengan ilmu-ilmu ilmiah atau ilmu sosial yang harus dipahami bagi setiap muslim karena merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab sebagai manusia. Berbagai pendekatan islam dalam bidang-bidang ilmu telah ditaklukan dengan berbagai usaha supaya terjaganya budaya islam dan ilmu yang sudah ada di dalam Al-Quran. Pendekatan-pendekatan inilah yang menjadikan islam kuat akan ketauhidan dan ajarannya.

Kata kunci: Islam, Ilmu Sosial, Pendekatan

PENDAHULUAN Ditinjau dari zaman terdahulu, diketahui bahwa di dalam islam pendidikan sudah diajarkan sejak zaman nabi muhammad SAW,setelah nabi Muhammad wafat maka diganti dengan pemerintahan khulafaur rasyidin yakni Abu Bakar Shidiq, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali ibn Abi Thalib, maka lahirlah kekuasan bani Umayyah. Dalam pengembangan pendidikan di masa bani umayah sudah melakukan reformasi pendidikan dalam bentuk kurikulum dan tata cara pengajarannya. Setelah berakhirnya dinasti umayah, maka berdirilah dinasti abbasyah. Dinasti Abbasiyah merupakan mercusuar ilmu pengetahuan saat itu, dan menjadi kiblat pengetahuan dunia. Era dinasti Abbasyah merupakan puncak keemasan bagi umat Islam baik dalam bidang politik maupun ilmu pengetahuan. Banyak sekali ilmuwan-ilmuwan Islam yang muncul dalam dinasti abbasyah[1]. Mengkaji lebih lanjut bagaimana Islam memandang ilmu pengetahuan maka akan ditemui bahwa Islam mengembalikan kepada fitrah manusia tentang mencari ilmu pengetahuan. Dalam Al-Qur‘an banyak ditemukan ayat yang menjelaskan tentang sains, dan mengajak umat Islam untuk mempelajarinya. Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur‘an adalah sumber ilmu pengetahuan. al-Qur‘an diturunkan bagi manusia sebagai pedoman bagi manusia dan petunjuk dalam menganalisis setiap kejadan

di

alam

ini

yang merupakan inspirasi terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan. Dengan artikel ini untuk mengetahui pendekatan atau kontribusi islam terhadap ilmuilmu sosial dan mencakup sejarah atas perkembangannya yang terdapat di masa jahiliyah sehingga di asia tenggara.

METODOLOGI Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah pustaka (library research) dengan cara mengumpulkan data dari literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dan kemudian menganalisanya. Literature ini berupa buku-buku, dokumen, jurnal-jurnal, dan situs internet yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kualitatif dimana dalam menggambarkan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisis data kualitatif, dimana permasalahan digambarkan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Adapun langkah pokok analisis data dalam penelitian ini diawali dengan inventarisasi teks berupa sejarah dan mengkajinya selanjutnya diinterpretasikan secara objektif dan dituangkan secara deskriptif. kemudian dihubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, kemudian ditarik sebuah kesimpulan secara deduktif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peradaban islam memberikan peran besar terhadap dunia, mengeluarkannya dari kegelapan dan kebodohan. Penyimpangan dan kebinasaan akhlak, lalu memberikan nilai yang menguasai dunia sebelum islam dengan berbagai macam ikatan. Peradaban islam kepanjangan dari asas serta nilai alquran dan Sunnah. Kemudian membukanya kepada seluruh masyarakat di seluruh dunia tanpa membedakan bentul, jenis, dan agama. Peradaban islam mempunyai karakter khusus sesuai dengan wataknya karena mengurai penunjuk jalan bagi dunia untuk menjadi sebaik-baikperadaban manusia[2]. a) Kelahiran spanyol Benteng Islam di Barat didirikan pada 711 M. ketika Toledo di Spanyol jatuh ke tangan bangsa Moor—Muslim Afrika Utara, di bawah pimpinan Jenderal Muslim, Ṭāriq, yang namanya diabadikan dalam kata Gibraltar (Arab: Jabal al-Ṭāriq, Gunung Ṭāriq) mengalahkan Visigoths. Pada masa puncaknya, Spanyol-Muslim berhasil membangun sebuah kekuasaan yang gilang-gemilang dengan masyarakat yang relatif tentram, damai dan makmur.

Pada awal abad IX, Andalusia menjadi salah satu keajaiban dunia (the wonders of the world.) Bangsa Arab yang tiba di Spanyol pada 711 menjadikan Andalusia sebagai kota urban termaju di Eropa yang kemudian menjadi pusat industri, agrikultur, perdagangan, ilmu pengetahuan dan seni, yang mana pengaruhnya menjalar bukan saja di Eropa tetapi ke Timur sampai jauh ke India dan Cina. Andalusia telah mengalami pertumbuhan dengan populasi penduduk 30 juta jiwa yang tinggal di ratusan kota besar dan kecil, yang menjadi pusat manufaktur, tempat tekstil diproduksi, dan muncul pusat-pusat perdagangan dan pendidikan. Kehadiran kota-kota Muslim yang bergaya ketimuran (oriental style) memegang peranan penting yang memerkuat asumsi bahwa Andalusia yang terletak di Eropa itu memiliki citra ketimuran bukan citra Eropa. Syed Ameer Ali mengatakan bahwa sebelum Islam masuk ke Spanyol masyarakat Spanyol mengalami penderitaan yang berat. Namun setelah datang Islam bumi Spanyol tumbuh menjadi wilayah yang tertib, aman dan makmur. Sejak kaum Muslim menjejakkan kakinya di Spanyol mereka merasakan kebebasan dan kedudukan yang sama tanpa memandang suku, asal-usul dan agama mereka. b) Intelektual Masyarakat Andalusia Hukum Islam (Islamic legislation) mengatur hak-hak warga masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip hukum Islam seperti keadilan dan kesejahteraan. Dalam bidang pendidikan didirikan institusi-institusi pendidikan yang unggul, muncul berbagai pusat studi (ḥalaqah) dan kuttāb yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu sejak tingkat dasar: membaca, menulis, aritmetika, dan pengajaran al-Qur’ān. Uni versitas dan pusatpusat studi Islam lainnya seperti masjid dan madrasah menjadi magnet yang menarik bagi para mahasiswa dan para sarjana untuk belajar-mengajar berbagai disiplin ilmu. Golden Age’ of Jewish-Muslim harmony Pada masa itu, orang-orang Yahudi diberikan kebebasan dan kesenangan dalam pergaulan masyarakat dengan kaum Muslim. Mereka pun terlibat dalam budaya Arab-Islam termasuk dalam bahasa, puisi, falsafat, ilmu pengetahuan, kedokteran dan sastra. Dalam bidang falsafat lahir failasuf pertama Arab Spanyol, Solomon ben Gabirol atau Avicebron (1021-1058), seorang Yahudi. Dari kalangan Muslim adalah Abū Bakr Muḥammad ibn Yaḥyā ibn Bājjah atau Avenpace (w. 1138), Muḥammad ibn ‘Abd al-

Mālik ibn Ṭufayl (w. 1185) lewat karya orisinalnya Ḥayy ibn Yaqẓān. Failasuf Muslim terbesar adalah Abū al-Walīd Muḥammad ibn Aḥmad ibn Rusyd atau Averroes (11261198) dengan karya-karya besarnya al-Kulliyah fī al-Ṭibb (Ensiklopedi Kedokteran), Tahāfut al-Tahāfut (kitab bantahan atas Tahāfut al-Falāsifah al-Ghazālī), Faṣl al-Maqāl, dan syarah (komentar) atas karya-karya Aristoles. Puncak pencapaian intelektual sebagaimana dijelaskan di atas seiring dengan perubahan sosial dan gerakan sosial dalam bidang lainnya. Dengan demikian, pengaruh peradaban Islam khususnya yang disumbangkan para sarjana Arab-Muslim Andalusia atas Eropa dan dunia demikian penting dan telah diakui hingga masa modern ini. Itulah yang menyebabkan bangsa Eropa mencapai kemajuannya yang luar pada hingga masa kini[3]. Sejarah sosial intelektual Spanyol-Muslim mencatat kemajuan dalam bidang sastra. Penulis yang paling terkenal adalah Ibn ‘Abd Rabbih (860-940) dari Cordova. Karya besarnya adalah al-‘Iqd al-Farīd (Kalung Antik) dan Aghānī. sejarawan besar yang lahir di Tunis tapi dari keluarga Spanyol ‘Abd al-Raḥmān ibn Khaldūn (1332-1406) dengan karya sejarahnya yang komprehensif, Kitāb al-Ibar. Bagian pertama dari bukunya itu adalah Muqaddimah, sebuah kitab yang kemudian Ibn Khaldūn mendapat pengakuan sebagai penemu sejati cabang sosiologi. c) Ibnu Khaldun Dalam Konteks Sosiologi dan Filsafat Sejarah Ibnu Khaldun merupakan tokoh yang banyak memberikan kontribusi dalam wacana pengembangan peradaban dunia, khususnya umat Islam. Di samping itu, banyak sosiolog, filosuf, sejarawan dan ahli politik yang memuji kehebatan dan keluasan wawasannya. pemikiran Ibnu Khaldun, khususnya teori sejarahnya telah merambah ke seluruh struktur masyarakat. Semua kalangan; baik rakyat, pemerintah maupun kaum terpelajar mempunyai semangat yang tinggi untuk mempelajari pemikiran sejarahnya. Hal ini karena sejarah merupakan disiplin ilmu yang dipelajari secara luas oleh bangsa-bangsa dari berbagai generasi. 

Biografi Ibnu Khaldun

Nama lengkap Ibnu Khaldun adalah Waliyuddîn Abu Zaid Abdurrahmân bin Muhammad Ibnu Khaldun al-Hadrami al-Ishbili. Beliau dilahirkan di Tunisia pada awal Ramadlan 732 H atau tanggal 27 Mei 13322 dan wafat di Kairo pada tanggal 17 Maret

1406. Sejak kecil Ibnu Khaldun terlibat dalam kegiatan intelektual di kota kelahirannya, di samping mengamati dari dekat kehidupan politik. Kakeknya pernah menjabat menteri keuangan di Tunis, sementara ayahnya sendiri adalah seorang administrator dan perwira militer. Ibnu Khaldun di masa kecilnya ternyata lebih tertarik pada dunia ilmu pengetahuan. Di usianya yang relative muda, ia telah menguasai ilmu sejarah, sosiologi dan beberapa ilmu klasik, termasuk ulum aqliyah (ilmu filsafat, tasawuf dan metafisika). Ibnu Khaldun menyatakan bahwa ilmu ini merupakan kumpulan dari segala ilmu pengetahuan, termasuk di antaranya ilmu sosiologi. menurut Ibn Khaldun, manusia membutuhkan interaksi dalam menumbuhkan peradaban, karena menurutnya manusia secara tabiat adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia harus berkumpul, karena hal ini merupakan karakteristik kesosialannya. 

Sosiologi

Dalam konteks sosiologi, Ibnu Khaldun membagi masyarakat menjadi tiga tingkatan: pertama, masyarakat primitive (wahsy), dimana mereka belum mengenal peradaban, hidup berpindah-pindah dan hidup secara liar. Kedua, masyarakat pedesaan, hidup menetap walaupun masih sederhana. Sedangkan yang ketiga, masyarakat kota Sosiologi Mengenai hubungan fungsi ilmu sosial dengan ajaran islam, responden penelitian penulis (1992) terbagi menjadi tiga pula. Pertama, berpandangan bahwa fungsi teori ilmiah terpisah dari fungsi ajaran agama. Agama mengarahkan moral dan keimanan, sedangkan ilmu sosial berfungsi menjelaskan dan mengemukakan alternative dalam menghadapi berbagai masalah sosial. Kedua, berpandangan bahwa teori ilmiah berfungsi menjelaskan bagaimana cara atau alternatif mencapai tujuan tertentu menurut bidang masing-masing dan tujuan tersebut pada umumnya sejalan dengan ajaran agama1. Ketiga, yang berpandangan bahwa ilmu ekonomi mengandung maksud dan tujuan-tujuan tertentu yang tidak objektif dan tidak value-free. Oleh karena itu, perekonomian muslim hendaknya juga mengemukakan konsepnya.



Filsafat sejarah

Filsafat sejarah dalam pengertian yang paling sederhana adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa historis secara filosofis untuk mengetahui faktor-faktor esensial yang mengendalikan

perjalanan

peristiwa-peristiwa

historis

itu,

untuk

kemudian

mengiktisarkan hukum-hukum yang tetap, yang mengarahkan perkembangan berbagai bangsa dan negara dalam berbagai masa dan generasi. Para ahli sejarah, mengecam pendapat filosuf yang mengatakan bahwa pemikiran Arab tidak mempunyai akar epistemologi. Mereka mengklaim bahwa filsafat berasal dari Yunani, yang dengan kata lain, pemikiran Arab hanya mengekor pemikiran Yunani. Ibnu Khaldun merupakan filosuf yang pertama kali mengungkap tabir hakikat filsafat sejarah. Di samping itu, ia juga menjabarkan posisi filsafat Arab dan pemikirannya yang mempunyai keunggulan dibandingkan pemikiran Yunani. Pada abad pertengahan, telah bermunculan para saintis dan filsuf caliber dunia di berbagai lapangan keilmuan. Dalam bidang fikih terdapat Imam Malik, Imam Syafi‘I, Imam Hambali, Imam Abu Hanifah, dalam bidang filsafat muncul Al-Kindi, AlFarabi, dan Ibnu Sina, sedang dalam bidang sains muncul Ibnu Hayyan, AlKhawarizmi dan Al-Razi[4]. Para filsuf dan saintis muslim tersebut tidak pernah ilmu pengetahuan dan agama. Mereka meyakini ilmu pengetahuan dan agama sebagai suatu totalitas dan integralitas Islam yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Menurut filsafat ilmu, menyesuaikan motivasi dalam melakukan aktivitas ilmiah dengan ajaran agama, seperti dalam rangka melaksanakan perintah Allah dalam rangka mengabdi kepadanya atau dalam rangka mencari keridhaannya tidaklah menjadi persoalan asal tujuan yang digantikannya terpenuhi[5]. Orientalis Perancis merasa kagum dengan Ibnu Khaldun, setelah karya Muqaddimah diterjemahkan oleh De Salan, sejarawan Maroko yang terkenal dan sekaligus filosuf sejarah. Kebesaran pemikiran Ibnu Khaldun telah banyak mempengaruhi filosuf Eropa dan pemikir pada masa pencerahan. Seorang pemikir berkebangsaan Aljazair, Prof. Nûruddîn Haqîqî menulis sebuah buku yang menjelaskan pengaruh Ibnu Khaldun terhadap pemikiran San Shimon, khususnya yang berhubungan dengan teori “autoritas peradaban”[6].

d) Peradaban Di Asia Tenggara Melihat kontribusi peradaban masa depan di Asia Tenggara, bahwa islam sangat kuat akan peradaban yang ramah, toleran, dan damai. Maka tercipta kebijakan yang diambil oleh masing-masing negara dalam memberikan pelayanan keagamaan secara keseluruhan, komunitas Islam di Asia Tenggara dapat secara bersama-sama membangun langkah-langkah strategis ke arah terbentuknya Islam sebagai salah satu kekuatan peradaban. proses pendidikan yang diupayakan melalui berbagai institusi pendidikan Islam, baik perguruan tinggi maupun lembaga pendidikan lain, tanpa diragukan lagi akan memainkan peran penting dalam proses modernisasi masyarakat Muslim. Terbukti, sejumlah alumni lembaga pendidikan ini memiliki pemikiran Islam yang progresif, inklusif dan toleran. Memperkuat sumber daya muslim di Asia Tenggara ini maka adanya kerjasama yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas, mampu bersaing dengan tataran global dan merupakan sebagai kontribusi dalam bidang sosial. Adanya, fenomena “panen raya” intelektual Muslim dalam dua dekade terakhir ini diharapkan dapat diperkuat dalam bentuk penguasaan akses terhadap berbagai bidang usaha dan lembaga ekonomi bagi pemberdayaan dan kesejahteraan umat[7]. Menurut Henry N. Weisman, semain kuat pengaruh metode ilmiah, semakin dibutuhkan pola pengalaman keagamaan untuk menjaganya agar tetap segar dan berkembang (1970:41.) mengenai penggunaan dan penerapan teori ilmiah, agaknya tidak ada ilmuwan sosial muslim yang menolak agar penggunaan dan penerapan itu disesuaikan. Dengan ajaran agama hal ini menunjukkan bahwa agama disetujui untuk berperan ketika akan menerapkan. Teori sosial pandangan ini disebabkan oleh penilaian sebagai ilmuwan bahwa teori ilmiah bersifat objektif dan universal, sedangkan ideologi nilai budaya, dan agama merupakan nilai spesifik yang dijunjungi tinggi oleh masyarakat yang akan menerapkan teori itu menurut mereka, sebagai teori yang bebas nilai, pemakaiannya bergantung pada nilai yang diinginkan oleh si pengguna[5]. Mengkritik pengembangan sains dan teknologi modern yang dipisahkan dari ajaran agama, seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Naquib Al-Attas (1980/1981: 47-56, 195-203), Ismail Raji Al-Faruqi (1982: 3-8), dan Seyyed Hossein Nasr (1983: 78). Supaya ilmu pengetahuan dapat membawa kesejahteraan bagi umat manusia. Menurut

para ilmuwan dan cendekiawan muslim tersebut, pengembangannya perlu dikembalikan kepada kerangka dan perspektif ajaran islam. Al-Faruqi menyerukan perlunya dilaksanakan gerakan islamisasi sains. Untuk mematangkan gagasan ini, beberapa buku telah ditulis dan beberapa konferensi islam telah diadakan. Ilmu-ilmu sosial dikembangkan tidaklah untuk mengisi rasa ingin tahu para ilmuwan yang menggelutinya saja tetapi juga untuk memahami, meramalkan, dan mengontrol gejala kehidupan manusia dan masyarakat. Maka, tampak bahwa objeknya sama dengan bagian dari ajaran islam yang menyangkut masyarakat, yaitu sama-sama menawarkan pemahaman dan penanganan sosial. Al-Faruqi menetapkan lima program sasaran dari rencana kerja islamisasi ilmu, yaitu: (1) Penguasaan disiplin ilmu modern, (2) Penguasaan khazanah Islam, (3) Menentukan relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern, (4) Mencari cara untuk melakukan sintesa kreatif antara khazanah Islam dengan ilmu -ilmu modern, (5) Mengarahkan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rancana Allah Swt[4]. Teori-teori yang telah dihasilkan dari penelitian ilmiah berdasarkan kepada prinsip, asumsi, konsep, dan hipotesis tertentu yang akan dipakai dalam suatu penelitian bergantung pada pilihan peneliti. Pilihan itu tentu dipengaruhi pula oleh logika dan sudut pandang peneliti. Ilmuwan sosial muslim yang memahami isyarat-isyarat Al-Quran dan As-Sunnah dalam masalah ini juga mempunyai pilihan yang dikembangkan dari pedoman hidup islam itu berpeluang ikut mengarahkan pilihan landasan pemikiran tersebut dalam mengkaji masalah sosial?.

PENUTUP Ilmu sosial tidak hanya sekedar menjelaskan kondisi factual tanpa mengandung pengarahan mengenai sikap yang sebaiknya diambil, dan agam islam bukan hal tuntunantuntunan yang tidak didasarkan pada kondisi-kondisi objektif kehidupan manusia dan masyarakat. Ajaran islam juga berisi pandangan tertentu terhadap manusia dan kehidupan yang dapat menjadi landasan pemikiran dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial. Islamisasi ilmu pengetahuan sudah menjadi kewajiban bagi islam. Pendekatan dan kontribusi islam terhadap ilmu-ilmu sosial bukan suatu hal yang mudah. Tetapi, islam bepegang teguh akan Al-Quran dan As-Sunah yang pasti sudah terdapat ajaran ilmu-ilmu didalamnya. Berharap akan peradaban barat untuk menerima ajaran islam. Untuk mewujudkan harapan tersebut, dan masih ada agenda mendesak yang perlu dilakukan, yaitu mengembangkan teori yang diinsipirasi oleh al-Quran dan mengaktifkan riset-riset yang ditujukan. Maka, diharapkan kepada umat islam untuk menjaga ilmu yang telah ditaklukan oleh para pendahulu yang menjadi peneliti islam dan berharap sebagai generasi muslim dapat mengembangkan ilmu dengan baik dan benar sesuai Al-Quran dan As-Sunnah.

PENGAKUAN Terimakasih banyak kepada dosen kami dalam mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan yang terhormat bapak Dr. Zubair, M.Ag yang telah memberikan segala ilmunya dan bimbingannya dengan sangat baik dalam pembuatan artikel ini. Dengan segenap jiwa dan raga yang tak pernah kenal lelah dalam mengajari kami dan menyempatkan waktunya meskipun dalam kondisi seperti ini. Semoga bapak dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan dilimpahkan keberkahan yang tak henti-henti oleh Allah SWT, Aamiin. Dan pula tidak lupa untuk keluarga saya yang telah mendukung segala proses pembelajaran saya hingga saat ini. Maka, saya sebagai penulis artikel ini memohon maaf jika tidak kesempurnaannya dalam membuat artikel ini ...


Similar Free PDFs