Laporan Hasil Observasi Bimbingan dan Konseling (BK) di SMPN 1 Cijeungjing PDF

Title Laporan Hasil Observasi Bimbingan dan Konseling (BK) di SMPN 1 Cijeungjing
Author Jawwad Azka Karim
Pages 19
File Size 377.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 95
Total Views 253

Summary

LAPORAN HASIL OBSERVASI BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SMP NEGERI 1 CIJEUNGJING CIAMIS – JAWA BARAT Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pada mata kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Selamet, M.Pd.I. Disusun oleh: JAWWAD AZKA KARIM (18.03.3448) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTA...


Description

LAPORAN HASIL OBSERVASI BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SMP NEGERI 1 CIJEUNGJING CIAMIS – JAWA BARAT Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pada mata kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Selamet, M.Pd.I.

Disusun oleh: JAWWAD AZKA KARIM

(18.03.3448)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS - JAWA BARAT 2020

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat yang luarbiasa, keteguhan, serta kekuatan sehingga kami bisa menyelesaikan laporan hasil observasi ini. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan limpahkan kepada Nabi kita semua Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya. Dalam penyusunan laporan hasil observasi yang bertempat di SMP Negeri 1 Cijeungjing, Ciamis ini kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun laporan hasil observasi yang tentunya dengan bantuan atau rujukan dari berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu kami dalam pembuatan laporan hasil observasi ini. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Selamet, M.Pd.I. Dosen mata kuliah Bimbingan Konseling yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun laporan hasil observasi ini. Kami sadar betul bahwa kenyatannya laporan hasil observasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya penyusun sangat menghargai masukan atau kritik yang membagun supaya bisa lebih baik lagi dalam penyusunan laporan hasil observasi kedepannya.

Ciamis, Desember 2020

Penyusun

1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... 1 DAFTAR ISI ................................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 3 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 4 BAB II METODE OBSERVASI A. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 5 B. Subjek Penelitian .............................................................................. 5 BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Makna Bimbingan dan Konseling ................................ 6 B. Sekilas Mengenai Sejarah Bimbingan dan Konseling ...................... 8 BAB IV HASIL OBSERVASI A. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Cijeungjing .................................................................... 9 B. Program Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Cijeungjing .................................................................. 10 C. Masalah dan Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK SMPN 1 Cijeungjing ...................................................................... 12 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 14 B. Saran ............................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16 LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................... 17

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan yang biasanya terdapat di setiap satuan lembaga pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) dan yang sederajat sampai kepada tingkat yang paling tinggi yaitu sekolah menengah atas (SMA) dan yang sederajat, bahkan ada pula pelayanan bimbingan konseling untuk ukuran tingkat taman kanak-kanak (TK),

tergantung

bagaimana

cara

lembaga

pendidikan

tersebut

memprioritaskan atau mengutamakan pelayanan bimbingan konseling dalam program yang telah dibuat atau dirancang oleh sekolah atau lembaga pendidikan terkait. Pada kenyataannya, pelayanan bimbingan konseling di satuan lembaga pendidikan kebanyakan baru bisa kita temui di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat, yang mana hanya sebagian satuan lembaga pendidikan tingkat sekolah dasar (SD) yang sudah memiliki pelayanan bimbingan konseling di tempatnya. Pelayanan bimbingan konseling di satuan lembaga pendidikan biasanya diikuti dengan hadirnya seorang tenaga pendidik yang bertugas menjadi seorang guru BK atau konselor dan bersedia mengabdikan diri dalam memberikan pelayanan di sekolah atau lembaga pendidikan terkait dalam menyelesaikan suatu problematika atau masalah yang terjadi berkaitan dengan masalah psikis atau kejiwaan khususnya untuk anak didik atau siswa. Pentingnya program pelayanan bimbingan konseling disebuah satuan lembaga pendidikan akan sangat terasa dan sangat membantu ketika masalah yang dihadapi oleh tenaga pendidik atau guru maupun elemen pendidikan lain tidak bisa mengatasinya. Oleh karena itu, tidak jarang program pelayanan bimbingan konseling yang ada di suatu satuan lembaga pendidikan dimasukkan kedalam mata pelajaran siswa untuk membantu memperkenalkan bimbingan konseling kepada siswa dan untuk memudahkan BK dalam bergerak dan melakukan sosialisasi.

3

B. Rumusan Masalah Berdasarkan

latar

belakang diatas,

maka

penyusun

perlu

merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam laporan hasil observasi ini, diantaranya: 1. Bagaimana sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di SMPN 1 Cijeungjing? 2. Bagaimana

program

bimbingan

dan

konseling di

SMPN

1

Cijeungjing? 3. Bagaimana masalah dan hambatan yang dihadapi oleh Guru BK SMPN 1 Cijeunjing? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan laporan hasil observasi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di SMPN 1 Cijeungjing. 2. Untuk mengetahui program bimbingan dan konseling di SMPN 1 Cijeungjing. 3. Untuk mengetahui masalah dan hambatan yang dihadapi oleh Guru BK SMPN 1 Cijeunjing.

4

BAB II METODE OBSERVASI

A. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam laporan hasil observasi ini berupa wawancara langsung (Tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku) terhadap subjek atau pihak yang terkait pelaksanaan program pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Cijeungjing. Hasil observasi kemudian dibuat laporan yang dilengkapi dengan dokumentasi yang cukup untuk memenuhi syarat keabsahan dan kebenaran bukti pelaksanaan observasi ke lembaga pendidikan terkait. B. Subjek Penelitian Pada laporan hasil observasi ini, penyusun mengumpulkan data melalui metode wawancara melalui subjek penelitian berupa 1 (satu) orang tenaga pendidik yaitu Guru BK atau Konselor yang terdapat di SMPN 1 Cijeungjing. Berikut penyusun sajikan data terkait subjek penelitian: Nama Sekolah

: SMPN 1 CIJEUNGJING, CIAMIS.

Kepala Sekolah

: H. Sukandi, S.Pd., M.M. (NIP. 196606041989031013)

Alamat Sekolah

: Jl. Raya Ciamis Banjar 388 Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kode Pos 46271.

Status Sekolah

: Sekolah Negeri

NPSN

: 20211635

Telepon

: (0265)773613

Narasumber

: Dra. Neneng Wiarti (Guru BK SMPN 1 Cijeungjing)

Waktu

: Senin, 7 Desember 2020

Pelaksanaan

Pukul 09.00 WIB s.d Selesai.

5

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Makna Bimbingan dan Konseling Mengenai istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling memberikan

pengertian

yang

berbeda-beda.

Meskipun

demikian,

pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan. Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi

6

belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004: 101). Jones (Insano, 2004\: 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. (https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/apa-itu-bimbingankonseling, diakses 10 desember 2020).

7

B. Sekilas Mengenai Sejarah Bimbingan dan Konseling Lahirmya Bimbingan dan Penyuluhan (kini Bimbingan dan Konseling) di Indonesia merupakan hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) pada tanggal 20-24 Agustus 1960 di Malang. Pada tahun 1964, IKIP Bandung dan IKIP Malang medirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Bimbingan dan Penyuluhan diakui oleh pendidikan di Indonesia sejak dimasukan ke dalam Kurikulum 1965. Pada tahun 1971, berdiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (disingkat PPSP, kini Labschool) pada delapan IKIP, yaitu IKIP Padang (kini Universitas Negeri Padang), IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta), IKIP Bandung (kini Universitas Pendidikan Indonesia), IKIP Yogyakarta (kini Universitas Negeri Yogyakarta), IKIP Semarang (kini Universitas Negeri Semarang), IKIP Surabaya (kini Universitas Negeri Surabaya), IKIP Malang (kini Universitas Negeri Malang), dan IKIP Manado (kini Universitas Negeri Manado). (https://id.wikipedia.org/wiki/Bimbingan_dan_Konseling#:~:text=Bimbin gan%20dan%20Konseling%20adalah%20proses,ataupun%20memecahka n%20permasalahan%20yang%20dialaminya., 2020)/

8

diakses

10

Desember

BAB IV HASIL OBSERVASI A. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Cijeungjing Pembahasan mengenai sub judul ini dijelaskan secara langsung oleh narasumber sewaktu pelaksanaan observasi dan uraiannya adalah sebagai berikut. Awal mula perkembangan Bimbingan dan Konseling (BK) di Indonesia seperti yang semua orang ketahui bermula dengan sebuatan atau nama “Guidance Counseling” yang kemudian dalam perjalanannya mengalami beberapa kali pergantian istilah atau nama yang diiringi pula dengan beberapa kali pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan di Indonesia. Setelah berganti nama dari GC (Sebutan untuk Guidance Counseling), kemudian diberi nama BP yaitu Bimbingan dan Penyuluhan, hingga akhirnya setelah beberapa lama istilahnya berganti lagi menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) yang masih bertahan sampai saat ini (2020). Sejarah Bimbingan dan Konseling (BK) di SMPN 1 Cijeungjing ini telah ada sejak pertama kali sekolah ini dibuat, difungsikan dan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Dalam artian, BK di SMPN 1 Cijeungjing hadir berbarengan dengan dimulainya proses pembelajaran, tidak membangun sekolah terlebih dahulu dan kemudian baru memikirkan mengenai BK belakangan.

9

B. Program Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Cijeungjing Program bimbingan konseling (BK) di SMPN 1 Cijeungjing sendiri, Guru BK atau Konselor senantiasa membuat program yang terupdate atau terbaru setiap periode tertentu yang sudah terjadwal. Namun, dalam pelaksanaannya akan tetap mengikuti situasi dan kondisi terkini dan akan mengutakamakan atau memprioritaskan untuk menangani hal-hal yang lebih spesifik dalam artian yang memang benar-benar memerlukan penanganan lebih lanjut bila dibandingkan hal-hal yang bisa dikatakan kecil atau ringan yang sudah biasa terjadi di lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan dalam hal ini SMPN 1 Cijeungjing. Maka dari itu program-program dari BK ini penting untuk dibuat disuatu lembaga pendidikan dalam rangka mendukung dan mencapai tujuan lembaga pendidikan atau sekolah terkait. Adapun program bimbingan konseling yang terdapat di SMPN 1 Cijeungjing uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Program Mingguan (Seminggu Sekali) Program BK seperti yang kita semua ketahui selama masih duduk dibangku sekolah dahulu yang terlihat bagi siswa atau anak didik adalah program mingguan atau seminggu sekali, baik itu bentuknya selayaknya seperti maple atay mata pelajaran lain maupun bentuknya sosialisasi yang sama-sama seorang guru BK jemput bola dengan mendatangi setiap kelas. Kelebihan dari program ini adalah dari sistemnya yang berkelanjutan dari minggu ke-minggu selayaknya mata pelajaran yang bertemu tiap minggu. Dalam artian tidak hadir hanya karena suatu event atau hal tertentu saja dan akan kembali lenyap saat suatu hal atau event tersebut juga hilang. Adapun salah satu manfaat dari program BK ini ialah seorang Guru BK atau Konselor dapat memantau perkembangan psikologis anak didik setiap saat. Berlaku juga sebaliknya, jika seorang anak didik yang tiap minggu menghadapi masalah akan sangat terbantu dengan hadirnya program ini dan bisa langsung mendatangi BK untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama.

10

Andaikata Guru BK tidak mendatangi kelas satu persatu pun, maka anak didik dapat secara leluasa mengunjungi ruangan BK secara langsung. 2. Program Bulanan 3. Program Tahunan Program BK tahunan di SMPN 1 Cijeungjing adalah program yang mencakup untuk 1 (satu) tahun sekali. Contohnya adalah

mengisi

angket

kebutuhan

Siswa-Siswi

SMPN

1

Cijeungjing, menyusun RPP layaknya Guru Mapel pada umumnya, mengadakan analisis dan membuat laporan. Sementara itu dalam rangka menjalankan dan menyukseskan berbagai program-program BK. BK di SMPN 1 Cijengjing memiliki strategi-strategi pelayanan BK, yaitu: a) Pelayanan Orientasi b) Pelayanan Informasi c) Konseling Individual dan Kelompok d) Bimbingan Kelompok dan Klasikal Referal e) Bimbingan Teman Sebaya f) Penilaian Individu atau Kelompok g) Kunjungan Rumah h) Konferensi Kasus i) Kolaborasi Guru, Orang Tua, dan Ahli j) Konsultasi Akses TIK, dan sebagainya…

11

C. Masalah dan Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK SMPN 1 Cijeunjing Banyak sekali orang-orang mengenal bahwa BK yang terdapat disekolah adalah pelayanan yang ditujukan hanya untuk orang orang (dalam artian siswa atau anak didik) yang bermasalah dan berprilaku kriminal saja dan akan menjadi aib jika seseorang telah dipanggil dan berurusan dengan BK. Dengan kata lain bahwa BK disuatu lembaga pendidikan seperti sekolah adalah tempatnya siswa bermasalah. Maka tidak mengherankan, jika masalah dan hambatan bagi guru bk semakin bertambah karena image atau gambaran yang terbentuk untuk kebanyakan orang terhadap BK adalah suatu hal yang menyeramkan atau ditakuti. Sehingga bukan menjadi rahasia umum lagi jika kebanyakan orang salah memahami mengenai arti atau makna yang sebenarnya mengenai kehadiran BK ini. Adapun uraian mengenai hambatan yang dihadapi oleh BK di SMPN 1 Cijeungjing adalah sebagai berikut: 1. Citra atau

Persepsi yang Salah Mengenai Bimbingan

Konseling (BK). Secara garis besar atau umumnya juga dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan, hambatan pertama yang dihadapi oleh setiap Guru BK disetiap satuan pendidikan atau sekolah termasuk di SMPN 1 Cijeungjing adalah mengubah pandangan, persepsi, mindset atau pola pikir kebanyakan orang mengenai BK itu sendiri. Oleh karena itu tugas pertama-tama yang dilakukan seorang guru BK sebaiknya adalah mengubah citra, persepsi, pandangan maupun mindset kebanyakan orang kearah citra atau persepsi yang positif atau baik. Begitu juga dengan BK di SMPN 1 Cijeungjing ini telah mengupayakan secara berkala untuk menjelaskan mengenai kehadiran dan arti penting BK kepada siswa secara terbuka dan gamblang (jelas). 2. Susahnya Mencari Tenaga Pendidik atau Guru BK.

12

Untuk hambatan yang satu ini berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM), baik yang akan mengisi posisi Guru BK di suatu lembaga pendidikan maupun yang akan menggantikan atau melanjutkan posisi Guru BK dari yang sebelumnya. Seperti yang diutarakan oleh narasumber yakni Guru BK SMPN 1 Cijeungjing bahwa mencari SDM untuk Guru BK ini sangat susah, apalagi yang latar belakang (background) atau lulusannya murni dari BK itu sendiri dan yang sudah PNS atau CPNS. Akibat dari susahnya mencari SDM Guru BK ini menyebabkan pelayanan BK disetiap lembaga pendidikan atau sekolah akan berbeda-beda.Karena, sampai saat ini masih ada sekolah-sekolah yang tidak memiliki Guru BK. 3. Terkadang Sulit Memberikan Pemahaman Kepada Anak Didik (Keras Kepala). Tugas seorang Guru BK di suatu lembaga pendidikan memang tidak bisa dianggap remeh, kerja kerasnya dalam melayani siswa atau anak didik dalam memberikan mencari solusi dan disisi lain juga memiliki tujuan yang sama seperti unsur-unsur lain yang terdapat di sekolah yaitu menyukseskan visi misi sekolah. Meskipun begitu untuk beberapa kasus yang dikatakan terbilang jarang terjadi, masih terdapat anak didik yang keras kepala yang memiliki masalah namun ngotot tidak mau dibantu BK dalam mencari solusi atau jalan keluarnya bersama-sama. Untuk contoh kasus lain mengenai keras kepala anak didik ini yaitu sudah dinasihati oleh BK namun anak didik atau siswa mengulangi kesalahan yang sama secara berulang-ulang.

13

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah y...


Similar Free PDFs