Laporan Magang PDF

Title Laporan Magang
Author Afra Dhiya
Course Praktek Kerja Lapangan
Institution Universitas Diponegoro
Pages 61
File Size 1018.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 278
Total Views 944

Summary

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROGRAM PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU DALAM RANGKA MENINGKATKAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KOTA BOGOR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas PKL Peminatan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Afra Dhiya Fadillah 250101...


Description

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROGRAM PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (KP-ASI) DALAM RANGKA MENINGKATKAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KOTA BOGOR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas PKL Peminatan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh : Afra Dhiya Fadillah

25010115130215

BAGIAN GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018 1

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Judul

: Program Pembentukan Kelompok Pendukung Air Susu Ibu (KP- ASI) dalam Rangka Meningkatkan Cakupan Pemberian Asi Ekslusif di Kota Bogor

B. Penyusun

: Afra Dhiya Fadillah (25010115130215)

C. Fakultas

: Kesehatan Masyarakat

D. Peminatan

: Gizi Kesehatan Masyarakat

Bogor, 25 Juli 2018 Pembimbing Praktik Kerja Lapangan, Kepala Seksi Pembinaan dan Pelayanan Gizi

Ida Jubaedah, SKM, M.Si NIP. 196212281982122001 Dosen Pembimbing,

Ir. Suyatno, M.Kes NIP. 196808021994031002 Mengetahui, Ketua Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Dr. dr. S.A Nugraheni, M.Kes NIP. 196605291992032001

2

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini guna untuk memenuhi nilai semester enam dengan judul Pembentukan Kelompok Pendukung Air Susu Ibu (KP-ASI) Dalam Rangka Meningkatkan Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Di Kota Bogor Penulisan laporan PKL ini banyak mendapatkan bantuan, motivasi, dan masukan-masukan yang diperoleh dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Hanifa Maher Denny, SKM, MPH, PhD, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. 2. Dr. dr. S.A Nugraheni, M.Kes selaku Ketua Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. 3. dr. Rubaeah, MKM selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor. 4. dr. Erna Nuraena selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bogor. 5. Ida Jubaedah, SKM, M.Si selaku pembimbing PKL serta Ketua Seksi Pembinaan dan Pelayanan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bogor. 6. Seluruh Staff Seksi Bidang Pembinaan dan Pelayanan Gizi. 7. Ir. Suyatno, M.Kes selaku dosen pembimbing PKL. 8. Teman-teman Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Tahun 2018 serta semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama penulisan laporan PKL ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKL ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan laporan PKL ini. Penulis berharap laporan PKL ini dapat menjadi referensi untuk menambah ilmu dan bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, 25 Juli 2018

Penulis

3

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN MUKA..................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii KATA PENGANTAR..............................................................................................iii DAFTAR ISI..........................................................................................................iv DAFTAR TABEL...................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 A. Latar Belakang........................................................................................1 B. Tujuan..................................................................................................... 2 C. Manfaat...................................................................................................2 D. Metode....................................................................................................3 E. Waktu Pelaksanaan................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................5 A. Pengertian ASI dan ASI Ekslusif.............................................................5 B. Manfaat ASI............................................................................................6 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan ASI Ekslusif...8 D. Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI).....................................................14 BAB III TINJAUAN UMUM INSTANSI.................................................................17 A. Sejarah dan Eksistensi Dinas Kesehatan Kota Bogor...........................17 B. Visi, Misi, dan Program Kerja................................................................17 C. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural di DKK Boogor................19 D. Struktur Organisasi Unit PKL................................................................26 E. Deskripsi Unit Lokasi PKL.....................................................................27 BAB IV HASIL PELAKSANAAN PKL..................................................................31

4

A. Program Pembentukan Kelompok Pendukung Air Susu Ibu (KP-ASI). .31 B. Tujuan Pembentukan KP-ASI...............................................................31 C. Ruang Lingkup......................................................................................32 D. Prosedur Kegiatan Pembentukan KP-ASI.............................................32 E. Hasil Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)......................34 F. Analisis.................................................................................................38 G. Rekomendasi........................................................................................41 BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................................43 A. Simpulan...............................................................................................43 B. Saran....................................................................................................43 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45 LAMPIRAN......................................................................................................... 48

5

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Indikator Kerja dan Target Kegiatan Pembinaan Gizi 2015-2019........27 Tabel 4.1 Susunan Acara Pembentukan KP-ASI................................................33 Tabel 4.2 Anggaran Biaya Pembentukan KP-ASI...............................................35 Tabel 4.3 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kota Bogor.................................35

6

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor...........................26 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Seksi Pembinaan dan Pelayanan Gizi.............27

vii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran Surat Permohonan PKL..................................................48 Lampiran 2. Surat Keterangan Penerimaan PKL................................................49 Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai PKL........................................................50 Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan....................................................................51

viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga, dan negara. Manfaat pemberian ASI antara lain, mencegah perdarahan

pasca

persalinan,

mengurangi

risiko

terjadinya

anemia,

mengurangi risiko kanker ovarium dan payudara, memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi yang dilahirkan,sebagai salah satu metode KB badan

sementara.

Manfaat ASI

bagi

keluarga antara

lain,

mudah

pemberiannya seperti tidak perlu mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan, menghemat biaya, bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarga. Manfaat ASI bagi Negara antara lain, menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa (Astutik, 2014). Berdasarkan Profil Gizi Kota Bogor tahun 2015 sampai dengan tahun 2017, hasil cakupan pemberian ASI Eksklusif Tahun 2015 - 2017 di Kota Bogor mengalami fluktuasi, pada tahun 2015 cakupan pemberian ASI ekslusif adalah sebesar 49,1% lalu pada tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi 53,3%, dan pada tahun 2017 cakupan pemberian ASI ekslusif di Kota Bogor mengalami penurunan menjadi 50,7%. Target 80% cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat jauh dari kenyataan. Pemberian ASI eksklusif merupakan investasi terbaik bagi kesehatan dan kecerdasan anak (Depkes, 2007). Manfaat pemberian ASI eksklusif sesuai dengan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan Ibu. WHO (2009) menyatakan

1

2

sekitar 15% dari total kasus kematian anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI secara tidak eksklusif. Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan sebelum bayi berusia 6 bulan (Ariani,2008). Dinas Kesehatan Kota Bogor sejak tahun 2013 sudah membentuk program berupa kegiatan “Kelas ASI” yang diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI Ekslusif, namun menurut Seksi Pembinaan dan Pelayanan Gizi DKK Bogor semenjak terbentuknya KP-ASI pada tahun 2013 belum ada kenaikan yang bermakna pada cakupan ASI Ekslusif di Kota Bogor, terutama pada praktik pemberian ASI ekslusif. Maka dari itu kegiatan pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) perlu dilakukan untuk memberikan dukungan pada Ibu hamil dan Ibu menyusui agar mereka mampu memberikan ASI ekslusif.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa

dapat

mengetahui

tentang

pembentukan

program

Kelompok Pendukung Air Susu Ibu (KP-ASI) dalam rangka meningkatkan cakupan ASI Ekslusif di Kota Bogor. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui masalah gizi di Kota Bogor khususnya tentang cakupan ASI Ekslusif serta indikator dan capaiannya. b. Mengetahui gambaran umum tentang perencanaan program gizi yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk meningkatkan cakupan ASI Ekslusif berupa pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Kota Bogor. c. Mengetahui gambaran pelaksanaan mengenai kegiatan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) di Kota Bogor.

C. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang gambaran umum, alur kerja, susunan organisasi, struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor.

3

b. Memahami dan memperoleh keterampilan dalam perencanaan program penanggulangan masalah gizi, analisis situasi serta prioritas masalah gizi di tingkat Dinas Kesehatan Kota Bogor. c. Mahasiswa

memperoleh

pengalaman

bekerja,

sehingga

dapat

memberikan kontribusi pengetahuan dan pemahaman tentang kegiatan yang berhubungan dengan program gizi kesehatan masyarakat. d. Memperoleh wawasan tentang ruang lingkup dan kemampuan praktek dalam bidang gizi kesehatan masyarakat serta sebagai sarana aplikasi ilmu gizi kesehatan masyarakat. e. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi permasalahan gizi kesehatan masyarakat yang ada di lapangan serta mengidentifikasi prosedur kerja di Dinas Kesehatan Kota Bogor. 2. Bagi Fakultas Dengan adanya praktik kerja lapangan ini maka dapat terjadinya kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua pihak serta laporan pelaksanaan praktik kerja lapangan ini dapat menjadi salah satu audit internal terhadap kualitas pengajaran yang telah diberikan selama bangku perkuliahan. 3. Bagi Instansi a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam

membantu

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan gizi institusi. b. Dapat

menciptakan

kerja

sama

yang

saling

bermanfaat

dan

menguntungkan antara Institusi tempat praktik kerja lapangan dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. c. Sebagai jembatan penghubung antara lingkungan kerja perusahaan dengan lingkungan pendidikan tinggi.

D. Metode Data dalam penyusunan laporan PKL ini diperoleh dari data primer dan sekunder. 1. Data Primer a. Wawancara

4

Wawancara dilakukan untuk memperoleh metode dan prosedur dalam proses kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Bogor khususnya Seksi Pembinaan dan Pelayanan Gizi. b. Observasi Observasi dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat permasalahan yang ada di Puskesmas dan Posyandu yang ada di Kota Bogor, khususnya dalam cakupan Kelurahan Pasir Mulya. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal dan data-data yang diakses melalui media internet.

E. Waktu Pelaksanaan Kegiatan PKL dilaksanakan selama 30 hari pada tanggal 25 Juni s.d. 25 Juli 2018. Adapun lokasi kegiatan PKL ini yaitu di Dinas Kesehatan Kota Bogor yang bertempat di Jl. Kesehatan No.3, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ASI dan ASI Ekslusif Air susu ibu (ASI) merupakan suatu cairan hidup yang dapat berubah dan

memberi

respon

terhadap

kebutuhan

bayi

seiring

dengan

pertumbuhannya (Welford, 2008). ASI adalah suatu cairan yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu, dan bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja selama enam bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur atau nasi tim. Setelah bayi berusia enam bulan, barulah bayi diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI tetap diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa pemberian minuman atau makanan apapun, termasuk air bening, vitamin dan obat (Maryunani, 2012). World Health Organization (WHO) menganjurkan bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dan pemberian ASI dilanjutkan dengan didampingi makannan pendamping ASI (MP-ASI) selama 2 tahun pertama. Pemerintah Indonesia sendiri telah mencanangkan anjuran WHO sejak tahun 2004 melalui dikeluarkannya Kemenkes No.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi di Indonesia dan Undang-Undang (UU) No. 36 pasal 128 tahun 2009 tentang kesehatan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi merupakan hal yang penting dalam pembangunan sumberdaya manusia sejak dini, karena sejak dini bayi mendapatkan makanan yang paling sehat dan tepat yang akan memberi pengaruh positif terhadap tumbuh kembang selanjutnya. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child feeding, World Health Organization (WHO)/United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF) merekomendasikan empat hal penting yang harus

5

6

dilakukan yaitu pertama memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum berumur enam bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk, pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif. Selain itu pemberian makanan padat secara dini akan menyebabkan kerusakan saluran pencernaan dan menimbulkan penyumbatan saluran pencernaan (Depkes RI, 2010). World Health Organization (WHO) membagi pola menyusui menjadi tiga kategori, yaitu menyusui eksklusif, menyusui predominan dan menyusui parsial. Menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan, baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan sebagai makanan prelakteal. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, ibu yang menyusui secara eksklusif pada bayi usia 0 bulan hanya 39,8 %, menyusui predominan 5,1 % sedangkan 55,1% menyusui secara parsial. Persentase menyusui eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya kelompok umur bayi. Ibu yang menyusui bayi pada umur 5 bulan secara eksklusif hanya 15,3 %, menyusui predominan 1,5 % dan menyusui parsial 83,2 %4 (Depkes RI, 2010). F. Manfaat ASI 1. Bagi Bayi ASI mengandung berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan selsel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang hingga sel-sel saraf otak (Kristiyansari, 2009). Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit karena adanya zat protektif dalam ASI (Sunardi, 2008).

7

Kandungan antibodi yang terdapat di dalam ASI mengakibatkan bayi akan menjadi lebih sehat dan kuat dan menghindari bayi dari malnutrisi. Di dalam manfaatnya untuk kecerdasan, laktosa yang terkandung dalam ASI berfungsi untuk proses pematangan otak secara optimal. Pembentukan Emotional Intelligence (EI) akan dirangsang ketika bayi disusui dan berada dalam dekapan ibunya. Kandungan di dalam ASI juga dapat meningkatkan sistem imun yang menyebabkan bayi lebih kebal terhadap berbagai jenis penyakit (Quigley et al, 2011). 2. Bagi Ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui (Kristiyansari, 2009). Menyusui secara murni eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan ratarata ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja untuk menekan hormon ovulasi sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban sendiri juga merupakan risiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian

akibat

persalinan.

Keuntungan

menyusui

bukan

hanya

bermanfaat bagi bayi tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia (Suryoprajogo, 2009). 3. Bagi Keluarga ASI tidak perlu dibeli sehingga dana yang seharusnya digunaka...


Similar Free PDFs