Laporan PKL BMT "Penerapan Akad Ijarah Pada Pembiayaan Ijarah" PDF

Title Laporan PKL BMT "Penerapan Akad Ijarah Pada Pembiayaan Ijarah"
Author Luthfiana Athohani
Pages 44
File Size 287.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 510
Total Views 842

Summary

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Islam memiliki sistem ekonomi yang secara fundamental berbeda dari sistem ekonomi umumnya. Ia memiliki prinsip syariah yang membentuk pandangan dunia, sekaligus sasaran-sasaran dan strategi (maqasid asy- syariah) yang berbeda dari sistem-sistem sekuler yang me...


Description

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Islam memiliki sistem ekonomi yang secara fundamental berbeda dari sistem ekonomi umumnya. Ia memiliki prinsip syariah yang membentuk pandangan dunia, sekaligus sasaran-sasaran dan strategi (maqasid asysyariah) yang berbeda dari sistem-sistem sekuler yang menguasai dunia saat ini. Sasaran-sasaran yang dikehendaki Islam secara secara mendasar bukan materiil, melainkan didasarkan atas konsep-konsep Islam yakni tentang kebahagiaan manusia (falah) dan kehidupan yang baik, dimana sangat menekankan aspek tolong-menolong dalam persaudaraan (ukhuwah) (Rizkia, 2013). Sistem ekonomi Islam jika dilaksanakan secara sempurna sesuai dengan ajarannya, akan menjadi sarana yang dapat memberikan kepuasan bagi setiap kebutuhan masyarakat. Sistem ekonomi Islam ini mempunyai hubungan yang erat dengan ajaran agama, ideologi, dan budaya Islam sehingga tidak boleh dipisahkan dari landasan agama. Salah satu wujud perkembangan masyarakat yang telah berangsurangsur menerapkan sistem ekonomi ini adalah adanya pengembangan dari lembaga-lembaga pembiayaan pada masyarakat tersebut, baik dalam bidang

2

ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Mengingat betapa pentingnya keberadaan lembaga keuangan bagi suatu negara, karena salah satu indikator sehat

atau

tidaknya

perekonomian

suatu

negara

adalah

lembaga

keuangan/perbankan. Maka saat ini banyak muncul bank-bank, baik itu bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan lembaga keuangan nonbank. Dengan adanya lembaga keuangan tersebut, maka perekonomian rakyat dapat ditingkatkan terutama pada rakyat kurang mampu yang sangat memerlukan pembiayaan/kredit untuk memenuhi kebutuhan konsumtif ataupun untuk mengembangkan usaha. Oleh karena itu, untuk memperluas jangkauan fasilitas pembiayaan kepada pengusaha kecil tersebut, dibutuhkan lembaga keuangan yang dapat menjangkau pengusaha kecil dan tidak memberatkan mereka. BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dalam operasionalnya menggunakan prinsip bagi hasil, memberi jalan untuk pengembangan usaha mikro dalam rangka memberi kemudahan bagi kaum menengah ke bawah. Lembaga ini tumbuh atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi syariah. BMT Al Muthi’in adalah koperasi yang termasuk ke dalam Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang bergerak dalam kegiatan simpan pinjam dan kegiatan pendukung lainnya. Tujuan utama BMT Al Muthi’in adalah pemberdayaan masyarakat khususnya yang berada pada kalangan ekonomi menengah ke bawah.

3

Secara operasional BMT merupakan lembaga keuangan mikro berbentuk badan hukum koperasi yang mengadaptasi sistem perbankan syariah. Kehadiran BMT ini diharapkan mampu membantu masyarakat kalangan menengah kebawah yang tidak terjangkau oleh bank. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al Maidah (5) ayat 2 yang artinya : “Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran”. Akan tetapi, dalam pengimplementasian prinsip-prinsip syariah secara teknis operasional BMT masih dihadapkan pada masalah yang harus perlu mendapatkan perhatian lebih. Salah satunya menyangkut kemampuan petugas BMT dalam menganalisis fiqh yang belum memadai, karena dalam pendirian koperasi tidak disertai dengan sumber daya manusia yang memadai dan keseuaian dalam operasionalnya. Tak jarang hal ini mengakibatkan petugas BMT bingung untuk memilih model akad syariah yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dan rencana alokasi dana yang ditetapkan sehingga bisa berdampak buruk pada kelirunya penerapan akad yang sebenarnya. Hal ini yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi secara negatif perkembangan lembaga keuangan syariah di masa yang akan datang karena permasalahan tersebut dapat menjadi indikasi penyimpangan mendasar dalam implementasi kesyariahan, khususnya dalam hal akad pembiayaan yang disalurkan BMT Al Muthi’in, produk pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah) merupakan salah satu produk yang diakadkan oleh nasabah, karena

4

dengan produk ini nasabah dapat mengajukan pembiayaan yang bersifat sewa barang atau jasa dari BMT Al Muthi’in dengan upah sewa yang telah menjadi kesepakatan antara bank dengan nasabah. Pembiayaan ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah, baik perbankan atau non perbankan kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa. Dalam pembiayaan ijarah juga memfasilitasi pembiayaan konsumtif yang tidak bertentangan dengan syariah seperti biaya pendidikan, kesehatan, naik haji dan umrah. Ketika seseorang melakukan pengajuan pembiayaan contohnya pembiayaan multijasa maka pihak BMT memberikan kepercayaan penuh kepada nasabah untuk menggunakan dana sesuai dengan tujuan dan kepentingannya. Hal ini akan menjadi masalah jika realisasinya terdapat nasabah yang menggunakan dana tersebut untuk keperluan lain diluar dari kepentingan awal dan pemilihan akad oleh petugas BMT yang digunakan tidak sesuai, seperti hanya sebuah rekayasa kesepakatan (Rizkia, 2013). Berdasarkan uraian di atas, maka dalam laporan praktik kerja lapangan ini penulis akan membahas judul tentang “PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN IJARAH DI KOPONTREN BMT AL MUTHI’IN BANTUL YOGYAKARTA”

5

I.2. Tujuan Tujuan diadakannya praktik kerja lapangan yaitu untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui tentang akad ijarah. 2. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan ijarah di Kopontren BMT Al Muthi’in Bantul Yogyakarta. 3. Untuk

mengetahui

penerapan/pengaplikasian

akad

ijarah

pada

pembiayaan ijarah di Kopontren BMT Al Muthi’in Bantul Yogyakarta. I.3. Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari praktik kerja lapangan ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari pelaksanaan praktik kerja lapangan ini adalah diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori-teori seputar perbankan syariah dengan menambah pengetahuan bagaimana antara teori dengan praktiknya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kopontren BMT Al Muthi’in, dari hasil laporan praktik kerja lapangan ini diharapkan dapat memperkenalkan eksistensi BMT di masyarakat luas dan dapat memberikan informasi dan pengetahuan sehingga dapat menjadi peluang untuk meningkatkan usaha secara syariah dan membantu dalam menetapkan kebijakan dalam BMT tersebut.

6

b. Bagi lembaga pendidikan sebagai sarana untuk menambah literatur mengenai pembiayaan ijarah terutama yang terkait dengan pembiayaan ijarah untuk biaya pendidikan. c. Bagi mahasiswa sebagai sarana untuk melatih berfikir kreatif dan ilmiah dengan menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dan menambah pengalaman bagi mahasiswa tentang dunia kerja. I.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik kerja lapangan (PKL) dilaksanakan pada: Waktu

: 03 – 12 Oktober 2016 dari pukul 08.00 – 15.00 WIB.

Tempat

: Kopontren BMT Al Muthi’in Bantul Yogyakarta Jl. Cendrawasih, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

I.5. Jadwal Kegiatan Adapun berbagai kegiatan yang penulis lakukan selama melakukan praktik kerja lapangan di BMT Al Muthi’in adalah sebagai berikut: No.

Hari dan Tanggal

1.

Senin, Oktober 2016

03

Kegiatan 1. Berdo’a Muthi’in,

bersama kemudian

karyawan

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer BMT Al Muthi’in. 2. Mengelompokkan laporan keuangan bulanan tahun 2016 dan mengelompokkan rincian

7

pembayaran arisan motor ke dalam file yang telah disesiakan. 3. Mencari data nasabah yang sudah jatuh tempo dalam pembayaran angsuran di dalam file komputer. 4. Membuat tabel buku kas bulanan, kas masuk dan kas keluar. 5. Membantu menghitung uang dari hasil transaksi pembiayaan nasabah. 2.

Selasa,

04

Oktober 2016

1. Berdo’a Muthi’in,

bersama kemudian

karyawan

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer BMT Al Muthi’in. 2. Menjadi teller. 3. Ikut serta dalam melayani nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah (jual beli angsuran motor). 4. Membuat tabel buku catatan tukar jaminan. 3.

Rabu, 05 Oktober 2016

1. Berdo’a Muthi’in,

bersama kemudian

karyawan

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer

8

BMT Al Muthi’in. 2. Membuat tabel buku kas. 3. Membantu mencari data nasabah pembiayaan BMT Al Muthi’in Kantor Kas Pembantu Pasar

Bentengan

yang

kemudian

data

tersebut akan dimasukkan ke dalam aplikasi software mycsys 9.0 oleh juru buku BMT Al Muthi’in. 4. Memasukkan data rincian rekening koran Bank

Syariah

Mandiri,

BRI

Syariah,

Muamalat, dan BNI Syariah tahun 2014, 2015, dan 2016. 4.

Kamis, Oktober 2016

06

1. Berdo’a Muthi’in,

bersama kemudian

karyawan

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer BMT Al Muthi’in. 2. Membuat tabel buku kas. 3. Menjadi teller. 4. Memisahkan dan mengelompokkan uang logam Rp 100,- Rp 200,- Rp 500,- dan Rp 1.000,-

9

5.

Jum’at,

07

Oktober 2016

1. Berdo’a Muthi’in,

bersama kemudian

karyawan

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer BMT Al Muthi’in. 2. Menjadi teller. 3. Membuat tabel buku kas dan mencatat buku setoran para nasabah. 6.

Sabtu,

08

Oktober 2016

1. Berdo’a Muthi’in,

bersama kemudian

karyawan

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer BMT Al Muthi’in. 2. Menjadi teller. 3. Menghitung jumlah uang dan memisahkan uang berdasarkan nominal yaitu uang Rp 1.000,- Rp 2.000,- Rp 5.000,- Rp 10.000,dan Rp 20.000,7.

Senin, Oktober 2016

10

1. Berdo’a Muthi’in,

bersama kemudian

karyawan

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer BMT Al Muthi’in. 2. Foto

bersama

teman-teman

PKL

dan

10

karyawan BMT Al Muthi’in. 3. Pindah tempat ke kantor kas pembantu BMT Al

Muthi’in

yang

berlokasi

di

pasar

Bentengan. 4. Melayani

nasabah

dalam

hal

setoran/angsuran, menabung, dan penarikan. Setoran/angsuran berupa setoran pembiayaan mudharabah, ijarah, qardh, dan arisan pasar. 5. Menghitung

dan

merapikan

uang

setoran/angsuran dan uang tabungan. 8.

Selasa,

11

Oktober 2016

1. Berdo’a Muthi’in,

bersama

karyawan

kemudian

BMT

dilanjutkan

Al

dengan

kajian Kitab Riyadus Sholihin oleh Manajer BMT Al Muthi’in. 2. Mengarsipkan slip setoran dan penarikan. 3. Menjadi teller. 9.

Selasa, Oktober 2016

25

Perpisahan dengan karyawan di BMT AlMuthi’in dan manajer.

11

BAB II TINJAUAN UMUM OBJEK PKL

II.1. Profil Perusahaan Nama

: Kopontren BMT Al Muthi’in Bantul Yogyakarta

Alamat

: Jl.

Cendrawasih,

Banguntapan,

Bantul,

Yogyakarta II.2. Sejarah Berdirinya Kopontren BMT Al-Muthi’in Semakin berkembangnya lembaga keuangan yang menerapkan sistem syariah pada pertengahan tahun 90-an menjadi media perkenalan masyarakat terhadap lembaga keuangan baik berupa bank syariah, koperasi syariah, asuransi syariah maupun lembaga keuangan lain yang menerapkan sistem syariah. Demikian pula halnya dengan masyarakat di Desa Banguntapan Bantul, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di wilayah ini berdiri pula sebuah Pondok Pesantren Al Muthi’in. Pada tahun 1998, embrio Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren) diawali oleh inisiatif para santri Pondok Pesantren Al Muthi’in yang mencoba berwirausaha dengan membuka unit usaha yang berbasis pada usaha perdagangan. Pada awalnya unit usaha yang didirikan tersebut, menjual berbagai kebutuhan sandang, seperti pakaian, sandal, dan berbagai macam kebutuhan lainnya dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan para santri.

12

Namun pada perkembangannya unit usaha tersebut tidak menunjukkan pertumbuhan laba yang besar. Pondok Pesantren Al-Muthi’in secara historis menjadi pioneer bagi keberadaan koperasi pondok pesantren yang kemudian dikenal masyarakat dengan nama Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) BMT Al Muthi’in. Pada tahun 1998, menjadi babak baru bagi pertumbuhan dan perkembangan Pondok Pesantren Al Muthi’in, terutama dalam usahanya mengembangkan perekonomian masyarakat, karena pada tanggal 2 Desember 1998, Kopontren BMT Al Muthi’in memperoleh badan hukum dari Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah. Koperasi tersebut didaftarkan dengan nama Kopontren BMT Al Muthi’in yang bertempat di Maguwo RT. 14 RW. 27, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan dua bidang usaha yaitu usaha simpan pinjam dan grosir sembako. Walapun telah memperoleh badan hukum sebagai koperasi, pada awal pengelolaannya, Kopontren BMT Al Muthi’in yang dilakukan swakelola oleh para santri Pondok Pesantren Al Muthi’in tidak menunjukkan kemajuan secara signifikan. Sehingga pada kurun waktu dua tahun setelah berbadan hukum, Kopontren BMT Al Muthi’in mengalami kekosongan kegiatan. Dengan berbagai pertimbangan dan kajian maka unit usaha tersebut oleh Yayasan Al Muthi’in yang telah memayungi unit kegiatan pondok pesantren serta beberapa unit usaha lain, dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas

13

operasional Kopontren BMT Al Muthi’in. Hal tersebut dilakukan sebagai respon Yayasan Al Muthi’in terhadap upaya mengembangkan ekonomi rakyat. Selain itu menjadi upaya pihak yayasan, agar koperasi dapat dikelola secara mandiri dan lebih profesional, yaitu sejalan dengan bentuk refleksi sebagai gerakan ekonomi koperasi pondok pesantren yang efisien, unggul, maju, dan mandiri guna mewujudkan tujuan perekonomian yang adil, makmur, dan merata. Maka pada tahun 2000, Yayasan Al Muthi’in berinisiatif melakukan rapat anggota sekaligus sebagai upaya mengoptimalkan peran Kopontren Al Muthi’in, dengan cara mengajak para masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al Muthi’in untuk menjadi anggota pendiri koperasi. Dengan ketentuan bagi setiap anggota pendiri memberikan simpanan pokok sejumlah Rp300.000,per orang. Maka pada tahun 2000, Kopontren BMT Al Muthi’in beroperasi dengan kantor utama di dalam Komplek Masjid Al Muthi’in Maguwo, Banguntapan, dengan area pemasaran meliputi tingkat Kabupaten Bantul. BMT Al-Muthi’in berdiri pada tanggal 9 April tahun 2000, bertempat di Yogyakarta. Komplek masjid Al Muthi’in Banguntapan Bantul. Pendirinya berjumlah 34 orang, yang diprakasai oleh tokoh masyarakat, alim ulama, guru-guru dan tokoh-tokoh pemuda maupun masyarakat setempat yang menyaksikan.

14

Sama seperti BMT lainnya, BMT Al Muthi’in Yogyakarta, pada dasarnya terdiri dari dua lembaga: yaitu, baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal merupakan suatu lembaga yang bertujuan non profit yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk zakat, infaq, dan sadaqah (ZIS) dan hibah, serta mendistribusikannya kepada fakir, miskin, ghorim, hamba sahaya, fisabilillah, muallaf, dan amil. Adapun baitul tamwil merupakan suatu lembaga yang bertujuan untuk mencari profit (keuntungan) dengan cara menghimpun dana dari masyarakat, dalam bentuk tabungan, investasi dan deposito. Kemudian dana-dana tersebut akan dikelola oleh BMT dalam bentuk pembiayaan, karena BMT diberi amanah untuk menggunakan danadana tersebut maka BMT akan memberikan bagi hasil atau bonus kepada masyarakat. II.3. Struktur Kopontren BMT Al Muthi’in Bantul Yogyakarta Dalam melaksanakan atau menjalankan pembagian kerja, struktur organisasi dijadikan sebagai dasar utama bagi BMT Al Muthi’in untuk melihat jelas bagian-bagian di dalam mengelola dan pembagian kerja masingmasing karyawan/staf. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan fungsi masingmasing bagian dapat berjalan efektif dan efisien. Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan struktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada di dalam BMT tersebut. Struktur organisasi BMT meliputi, musyawarah anggota pemegang simpanan pokok, dewan

15

syariah, pembina manajemen, manajer, pemasaran, teller, CS, dan pembukuan. Adapun struktur organisasi BMT Al Muthi’in adalah sebagai berikut: Gambar II.1 Struktur Organisasi Kopontren BMT Al Muthi’in Rapat Anggota Tahunan (RAT) Dewan Pengawas Manajemen

Dewan Pengawas Syariah Manajer

Bag. Keuangan

Unit Usaha Simpan Pinjam/Pembiayaan

Unit Usaha Umum

Anggota/BMT

Pembukuan

Teller

CS

Sumber: Kopontren BMT Al Muthi’in Banguntapan Bantul Yogyakarta Keterangan: 1. Dewan Pengawas Syariah a. Menyusun kebijakan umum baitul tamwil. b. Memberikan arahan terhadap tenaga operasional.

16

c. Memberikan rekomendasi produk-produk yang akan ditawarkan ditinjau dari segi syariah. 2. Dewan Pengawas Manajemen a. Memberikan arahan terhadap manajemen SDM yang baik. b. Memberikan bimbingan terhadap tenaga operasional cara pelayanan yang baik. 3. Manajer a. Mengadakan pembinaan serta pengarahan tentang kinerja BMT AlMuthi’in. b. Mewakili BMT melakukan kerja sama dengan pihak luar dalam rangka pengembangan BMT Al-Muthi’in. c. Melaporkan perkembangan BMT Al-Muthi’in pada pimpinan perusahaan dan rapat pengurus bulanan. 4. Bagian Keuangan a. Mengatur masuk keluar uang harian. b. Memberikan kas awal kepada teller dan menerima kembali pada saat kas akhir dan modal. c. Memberikan

persetujuan

atas

pembiayaan

yang

pemasaran. 5. Bagian Pembukuan a. Membuat laporan keuangan rutin harian dan bulanan. b. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan.

diajukan

pihak

17

c. Membuat laporan yang berkaitan dengan transaksi BMT Al-Muthi’in. 6. Teller a. Menerima dan mengembalikan kas awal (modal) dari atau ke pengawas. b. Melayani penyetoran dan pengambilan uang. c. Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah disetujui oleh manajer atau pejabat yang telah ditunjuk. d. Membukukan skema transaksi kas masuk dan keluar (yang behubungan denga nasabah) untuk semua jenis tabungan. e. Membuat dan mencetak transaksi harian. 7. Costumer Service (CS) a. Memberikan pelayanan informasi semua produk baik tabungan maupun pembiayaan kepada semua yang berkepentingan. b. Menerima semua jenis transaksi (mencocokkan slip dari uang setoran atau penarikan) yang kemudian divalidasi oleh teller. c. Membuat catatan 1) Buku kas 2) Buku rekening 3) Buku bon 4) Transaksi harian

18

II.4. Susunan Pengurus Susunan Pengawas

: Drs. H. Sujarwanto : M. Ahnas Maduri

Susunan Pengurus

: Riyadi Mujiyarto

Manajer

: Farid Saiful Fata, S.Ag

Sekretaris

: Supomo

Kabag Operasional

: Bambang Triwanto S....


Similar Free PDFs