LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK IDENTIFIKASI ALKOHOL FENOL PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK IDENTIFIKASI ALKOHOL FENOL
Author Nabiilah R . Aisy
Pages 51
File Size 549.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 200
Total Views 882

Summary

A. Judul Percobaan : Identifikasi Gugus Alkohol dan Fenol B. Hari/tanggal percobaan : Senin, 25 Februari 2019, 07.30 WIB C. Selesai Percobaan : Senin, 25 Februari 2019, 12.00 WIB D. Tujuan Percobaan : 1. Membedakan sifat-sifat antara alkohol dan fenol 2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi ya...


Description

A. Judul Percobaan

: Identifikasi Gugus Alkohol dan Fenol

B. Hari/tanggal percobaan

: Senin, 25 Februari 2019, 07.30 WIB

C. Selesai Percobaan

: Senin, 25 Februari 2019, 12.00 WIB

D. Tujuan Percobaan

:

1. Membedakan sifat-sifat antara alkohol dan fenol 2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol E. Dasar Teori

:

1. Alkohol Alkohol adalah senyawa yang mempul mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. alkohol disini tidak termasuk fenol (gugus hidroksil berikatan dengan cincin aromatik), enol (gugus hidroksil berikatan dengan karbon vinilik) karena sifatnya kadang berbeda. Alkohol dapat dianggap merupakan turunan dari air (H—O—H), di mana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil (Riswiyanto, 2009). Alkohol digolongkan ke dalam alkohol primer (1o), sekunder (2o), atau tersier (3o), bergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organik yang berhubungan dengan atom karbon pembawa hidroksil.

Metil alkohol, yang tidak secara ketat disebut dalam penggolongan ini, biasanya dikelompokkan sebagai alkohol primer. Penggolongan ini serupa dengan penggolongan pada karbokation. Akan kita lihat bagaimana sifat kimiawi alkohol kadang-kadang bergantung pada golongannya (Hart, dkk., 2003).

2. Fenol Fenol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil terikat langsung ke benzen atau cincin benzenoid. Induk senyawa kelompok ini, C6H5OH, disebut fenol, merupakan bahan kimia industri yang penting. Banyak sifat fenol yang serupa dengan alkohol, tapi kesamaan ini adalah sesuatu penyederhanaan yang berlebihan. Seperti arylamines, fenol adalah senyawa difungsi; gugus hidroksil dan cincin aromatik berinteraksi kuat, mempengaruhi reaktivitas masing-masing. Interaksi ini menyebabkan beberapa sifat dan kegunaan baru dari fenol. Sebuah langkah penting dalam sintesis aspirin, misalnya, tanpa paralel dalam reaksi baik alkohol atau

arena (Carey, 2000).

Seperti halnya air, alkohol dan fenol merupakan asam lemah. Gugus hidroksil dapat bertindak sebagai pendonor proton, dan disosiasi terjadi mirip seperti pada air:

Basa konjugat suatu alkohol ialah ion alkoksida (contohnya, ion metoksida dari metanol, ion etoksida dari etanol dan seterusnya) (Hart, dkk., 2003). Metanol dan etanol memiliki keasaman yang hamper sama dengan air; alkohol meruah seperti t-butil alkohol sedikit lebih lemah karena keruahannya membuatnya sukar disolvasi, tidak seperti ion alkoksidanya (Hart, dkk., 2003). Fenol ialah asam yang lebih kuat daripada alkohol terutama karena ion fenoksidanya distabilkan oleh resonansi. Muatan negatif pada ion alkoksida terkonsentrasi pada atom oksigen, tetapi muatan negatif pada ion fenoksida dapat didelokalisasi pada posisi cincin orto dan para melalui resonansi (Hart, dkk., 2003). Untuk membantu kita memahami mengapa fenol lebih asam dari alkohol, mari kita bandingkan kesetimbangan ionisasi untuk fenol dan etanol. Secara khusus, perhatikan perbedaan muatan delokalisasi dalam ion etoksida dan ion fenoksida. Muatan negatif dalam ion etoksida terlokalisir pada oksigen dan distabilkan hanya dengan kekuatan solvasi.

Muatan negatif dalam ion fenoksida distabilkan baik oleh solvasi dan dengan elektron delokalisasi ke dalam cincin.

Delokalisasi elektron dalam fenoksida diwakili oleh resonansi antara struktur:

Muatan negatif dalam ion fenoksida dibagi oleh oksigen dan karbon yang orto

dan para untuk itu. Delokalisasi muatan negatif kuat menstabilkan ion

fenoksida (Carey, 2000). Alkoksida, yaitu basa konjugat dari alkohol, merupakan basa kuat seperti halnya ion hidroksida. Alkoksida ialah senyawa ionik yang sering digunakan sebagai basa kuat dalam kimia orgaik. Ion ini dapat dibuat melalui reaksi alkohol dengan logam natrium atau kalium atau dengan hidrida logam. Reaksi ini berlangsung tak reversible (tidak dapat balik), menghasilkan alkoksida logam yang sering kali dapat diisolasi berupa padatan putih (Hart, dkk., 2003).

Biasanya, pengolahan alkohol dengan natrium hidroksida tidak mengonversinya menjadi alkoksidanya. Ini karena alkoksida merupakan basa yang lebih kuat daripada ion hidroksida, sehingga reaksi berjalan ke arah yang berlawanan. Akan tetapi, fenol dapat dikonversi ini (Hart, dkk., 2003).

menjadi ion fenoksida dengan cara

Gugus fungsi alkohol (dan fenol) tidak saja berfungsi sebagai asam lemah melainkan juga sebagai basa lemah. Golongan tersebut memiliki pasangan elektron bebas pada oksigen dan dengan demikian merupakan basa lewis. Golongan ini dapat diprotonasi oleh asam kuat. Produknya, analog dengan ion oksonium, H3O+, yaitu ion alkiloksonium (Hart, dkk., 2003). Berbagai kondisi reaksi basa dan asam termasuk penggunaan asam Lewis telah diaplikasikan pada reaksi antara gliserol dan o-metoksi fenol sebagai upaya dalam pemanfaatan gliserol dari hasil samping produksi biodiesel berbahan dasar minyak jelantah. Reaksi ini nantinya akan digunakan pada pembuatan obat batuk gliseril guaiakolat. Kondisi reaksi yang dilakukan belum menghasilkan suatu reaksi yang berjalan secara optimal sehingga masih diperlukan penelitian berikutnya (Ritmaleni, 2013). Kinetika degradasi fenol diperkirakan dalam sistem reaktor ruahan berpakan. Pengaruh oksigen dan nutrisi yang berlebihan atau pembatasan serta kehadiran beberapa ion penting pada fenol dan tingkat penyerapan oksigen tertentu dicapai secara bersamaan dalam bioreaktor ditunjukkan. Candida tropicalis ditumbuhkan pada fenol sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Menerapkan fungsi polinom yang paling cocok, tingkat penyerapan spesifik maksimum fenol dan oksigen, konsentrasi kritis fenol, konstanta setengah jenuh dan konstanta inhibisi ditentukan. Hubungan linear antara spesifik tingkat serapan fenol dan tingkat respirasi eksogen ditemukan terlepas dari jenis dan kehadiran nutrisi penting. Pada batasan oksigen baik tingkat penyerapan fenol dan afinitas sel fenol menurun lebih kuat dibandingkan dengan mereka yang di bawah batasan nutrisi. Oksigen lebih menghasilkan peningkatan yang signifikan toleransi sel terhadap fenol. Kehadiran nutrisi penting meningkatkan laju degradasi fenol tertentu dan menyebabkan oksidasi fenol selesai (Pẚca, dkk., 2002).

F. Alat dan Bahan

:

a. Alat a. Tabung reaksi kecil

6 buah

b. Tabung reaksi sedang

12 buah

c. Pipet tetes

15 buah

d. Gelas kimia 100 mL

2 buah

e. Gelas kimia 250 mL

2 buah

f. Spatula besi

1 buah

b. Bahan a. Aquades

2 mL

b. Etanol

2,5 mL

c. n-butil alkohol

1,0 mL

d. ter butil alkohol

0,75 mL

e. Sikloheksanol

1,25 mL

f. Etilen glikol

0,5 mL

g. Fenol

1,65 mL

h. Larutan NaOH 10 %

20 mL

i. Naftol

0,5 mL

j. Logam Na

2 cm

G. Alur Percobaan : 1. Kelarutan Tabung 1 0,5 mL Etanol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan Tabung 3 0,5 mL tersier butil Alkohol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 5 0,5 mL Etilen Glikol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 2 0,5 mL n-butil Alkohol Etanol

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan Tabung 4 0,5 mL Sikloheksanol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 6 0,5 mL Fenol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

2. Reaksi dengan Alkali Tabung 1 0,5 mL n-butil Alkohol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL larutan NaOH 10% 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 3 0,5 mL Fenol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL larutan NaOH 10% 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 2 0,5 mL Sikloheksanol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL larutan NaOH 10% 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 4 0,5 mL Naftol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL larutan NaOH 10% 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

3. Reaksi dengan Natrium Tabung 1

2 mL Etanol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong keal logam Natrium kedalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator Fenolftalein 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 2

2 mL 1-Propanol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong keal logam Natrium kedalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator Fenolftalein 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 3 2 mL 2-Propanol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong keal logam Natrium kedalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator Fenolftalein 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 4 2 mL Resorsinol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong keal logam Natrium kedalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator Fenolftalein 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

4. Pengujian Lucas Tabung 1

Tabung 2

1 mL 1-Butanol

1 mL 2-Butanol

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL reagen Lucas 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat waktuyang dibutuhkan larutan untuk menjadi keruh dan memisah

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL reagen Lucas 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat waktuyang dibutuhkan larutan untuk menjadi keruh dan memisah

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan

Tabung 3

Tabung 4

1 mL Sikloheksanol

1 mL tersier Butil Alkohol

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL reagen Lucas 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat waktuyang dibutuhkan larutan untuk menjadi keruh dan memisah

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL reagen Lucas 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat waktuyang dibutuhkan larutan untuk menjadi keruh dan memisah

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan

5. Reaksi Fenol dengan air Brom 1 mL Fenol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 1,5 mL air Brom sambil diguncangguncang sampai warna kuning tidak berubah lagi 3. Dicatat hasil pengamatan

Hasil Pengamatan

6. Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida Tabung 1 1 mL Fenol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 tetes larutan Besi (III) Klorida 3. Dikocok lalu dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 2 1 mL Resorsinol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 tetes larutan Besi (III) Klorida 3. Dikocok lalu dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Tabung 3 1 mL 2-Propanol 1. Dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 tetes larutan Besi (III) Klorida 3. Dikocok lalu dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

H. Hasil Pengamatan

No Perc 1.

Prosedur Percobaan Kelarutan Tabung 1 0,5 mL Etanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air

Hasil Pengamatan Sebelum 1. Etanol: larutan tak berwarna 2. Aquades larutan tak berwarna

Sesudah 1. Etanol + aquades: larutan tak berwarna. Mudah larut dalam air

4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan Tak Berwarna

0,5 n-butil alkohol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan Tak Berwarna

Kesimpulan Etanol, butanol, terbutil alcohol, etile glikol larut dalam air karena termasuk janis alcohol alifatik

Sikloheksanol dan fenol sukar larut dalam air karena alisiklik aromatik

3. Dikocok

Tabung 2

Dugaan/Reaksi

1. n-butil alkohol: larutan tidak berwarna 2. aquades larutan tak berwarna

2. n-butil alkohol + aquades: larutan tak berwarna, mudah larut dalam air dan terdapat gelembung

No Perc 1.

Prosedur Percobaan Tabung 3 0,5 mL ter-butil alkohol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok

Hasil Pengamatan Sebelum 1. ter-butil alkohol: larutan tidak berwarna 2. Aquades: larutan tak berwarna

Sesudah 3. ter-butil alkohol + aquades larutan tak berwarna, larut dalam air dan ada bau (+)

4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan Tak Berwarna Tabung 4 0,5 mL sikloheksanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan Tak Berwarna

1. Sikloheksanol 4. Sikloheksana larutan tidak + aquades: berwarna larutan tak 2. Aquades: berwarna, larutan tak sukar larut berwarna dalam air, dan terbentuk 2 lapisan

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan

No Perc 1.

Prosedur Percobaan Tabung 5 0,5 mL etilen glikol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air

Hasil Pengamatan Sebelum 1. etilen glikol larutan tidak berwarna 2. Aquades: larutan tak berwarna

Sesudah 5. etilen glikol + aquades: larutan tak berwarna, larut dalam air

3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan Tak Berwarna Tabung 6 0,5 mL fenol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 mL air 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan Tak Berwarna

1. Fenol larutan 6. Fenol + tak berwarna aquades 2. Aquades: larutan tak larutan tak berwarna, berwarna larut dalam air

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan

No Perc 2.

Prosedur Percobaan Tabung 1 0,5 mL n-butil alkohol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL NaOH 10% 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan Tak Berwarna Tabung 2 0,5 mL sikloheksanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL NaOH 10% 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya Terbentuk 2 lapisan (putih di atas)

Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah 1. n-butil alkohol Tabung 1 larutan tidak 1. n-butil berwarna alkohol + 2. larutan NaOH NaOH 10 % 10 % tidak = larutan berwarna tidak berwarna, terdapat gelembung, jika didiamkan larut 1. larutan Tabung 2 sikloheksanol 1. sikloheksanol tidak + larutan berwarna NaOH 10 % = 2. larutan NaOH larutan tidak 10 % tidak berwarna, berwarna terbentuk 2 lapisan pada larutan

Dugaan/Reaksi CH3-CH2-CH2-CH2-OH (aq) + NaOH (aq)

(aq) →

(aq) + NaOH

Kesimpulan 1. n-butil alkohol dan sikloheksanol tidak dapat bereaksi denga NaOH karena termasuk alifatik dan alisiklik

No Perc 2.

Prosedur Percobaan Tabung 3 0,5 mL fenol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL NaOH 10% 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat hasilnya

Hasil Pengamatan

Dugaan/Reaksi

Sebelum Sesudah 1. larutan fenol Tabung 3 tidak 1. fenol + berwarna larutan 2. larutan NaOH NaOH 10 % 10 % tidak = larutan berwarna tidak berwarna, larutan larut

Kesimpulan

(aq) + NaOH

(aq) →

(aq) +

H2O (l)

Terbentuk 2 lapisan (lapisan atas kuning muda) Tabung 4 Beberapa gram naftol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 5 mL NaOH 10% 3. Dikocok

1. larutan naftol Tabung 4 berwarna 1. Naftol + coklat larutan NaOH 2. larutan 10 % = larutan NaOH (aq) → NaOH 10 % berwarna tidak kekuningan, berwarna endapan larut

(aq) +

(aq) +

4. Diamati dan dicatat hasilnya Larutan berwarna coklat

H2O (l)

1. fenol dan naftol termasuk senyawa aromatic sehingga dapat bereaksi dengan NaOH

No Perc 3.

Prosedur Percobaan Tabung 1 2 mL etanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong kecil logam natrium ke dalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein 4. Diamati dan dicatat hasilnya Hasil Pengamatan Tabung 2 2 mL 1-propanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong kecil logam natrium ke dalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein 4. Diamati dan dicatat hasilnya Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Sebelum 1. etanol = larutan tak berwarna 2. 1-propanol: larutan tak berwarna 3. 2-propanol: larutan tak berwarna 4. Reseisinol: larutan berwarna kuning 5. Logam Na: butiran berwarna kuning 6. Indikator Fenolftalein (PP) larutan tak berwarna

Dugaan/Reaksi Kesimpulan Sesudah 1. etanol + 1. 2CH3CH2OH(aq) + 1. urutan kereaktifan sepotong kecil alkohol terhadap 2Na(s) → logam Na = logam Na: CH3CH2ONa(aq) + H2(g) larutan tidak 1. Etanol; berwarna, dan 2. 1-propanol; timbul hablur 3. 2-propanol; 2.Setelah 4. Resorsinol ditambah 2. tingkat kebasaan indikator PP: perubahan warna larutan pada larutan: berwarna Etanol > 1-propanol merah muda > 2-propanol > 2. 2CH3CH2CH2OH(aq) + dan masih ada resorsinol 2Na(s) → hablur CH3CH2CH2ONa(aq) + 3. 1-propanol + H2(g) logam Na = larutan tidak berwarna

No Perc 3.

Prosedur Percobaan Tabung 3 2 mL 2-propanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong kecil logam natrium ke dalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator PP 4. Diamati dan dicatat hasilnya Hasil Pengamatan Tabung 4 2 mL resorsinol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambahkan sepotong kecil logam natrium ke dalam larutan yang diperoleh 3. Ditambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein 4. Diamati dan dicatat hasilnya Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Sebelum

Dugaan/Reaksi Sesudah 4. Setelah 3. 2CH3CH(OH)CH3(aq) + ditambah PP: 2Na(s) → larutan 2CH3CH(Na)CH3(aq) + berwarna pink H2(g) magenta, dan logam Na larut 5. 2-propanol + logam Na = larutan tidak berwarna, 6. setelah ditambah indikator PP: larutan berwarna pink magenta lebih pekat

Kesimpulan

No Perc 3.

Prosedur Percobaan

Hasil Pengamatan Sebelum

Sesudah 7.resorsinol + logam Na = larutan berwarna kecoklatan dan mengeluarkan sedikit asap 8. Setelah ditambah PP = larutan berwarna coklat kemerahan, asap hilang dan logam Na larut

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan

No Perc 4.

Prosedur Percobaan Pengujian Lucas Tabung 1 1 ml 1-butanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambah 2 mL reagen Lucas 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat waktu untuk menjadi keruh/memisah Hasil Pengamatan Tabung 2 1 ml 2-butanol 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ditambah 2 mL reagen Lucas 3. Dikocok 4. Diamati dan dicatat waktu untuk menjadi keruh/memisah Larutan tak berwarna

Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah 1. 1-butanol: 1. 1-butanol + larutan tidak reagen Lucas berwarna = larutan 2. Reagen Lucas: tidak larutan tak berwarna berwarna dan 2. Setelah 7 berasap menit terdapat sedikit hablur 1. 2-butanol: 1. 2-butanol + larutan tak r. Lucas: berwarna larutan tak 2. Reagen berwarna, Lucas: tidak keruh/ larutan tak tidak berwarna dan memisah t...


Similar Free PDFs