LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II ekstraksi kafein PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II ekstraksi kafein
Author Yeni Setiartini
Pages 7
File Size 75.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 333
Total Views 1,014

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Ekstraksi Kafein Dari Biji Kopi Jum’at, 30 Mei 2014 DISUSUN OLEH: Yeni Setiartini 1112016200050 KELOMPOK 5: Rizky Dayu Utami Petry Wahyu Sari Rizky Harry Setiawan Kiki Sukirman PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMUPENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TAR...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Ekstraksi Kafein Dari Biji Kopi Jum’at, 30 Mei 2014

DISUSUN OLEH: Yeni Setiartini 1112016200050 KELOMPOK 5: Rizky Dayu Utami Petry Wahyu Sari Rizky Harry Setiawan Kiki Sukirman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMUPENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK Kopi (Coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk. Mengandung kadar kafein dalam kopi bubuk Robusta sebesar 2-3 %, kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung. Dalam percobaan ini telah dilakukan pengekstraksian dengan cara perefluksan menggunakan diklorometana. Dari perefluk-an didapat dilakukan penambahan Na2CO3 sehingga didapat 7 gram kafein dengan titik leleh 163oC.

PENDAHULUAN Kopi (Coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk. Kopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai, digiling atau ditumbuk hingga menyerupai serbuk halus (Hayati, 2012). Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein ditambahkan dalam jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan (over dosis) mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang. Berdasarkan FDA (Food Drug Administration) yang diacu dalam Liska (2004), dosis kafein yang diizinkan 100- 200mg/hari, sedangkan menurut SNI 01- 7152-2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Kafein sebagai stimulan tingkat sedang (mild stimulant) memang seringkali diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein berbeda dengan kecanduan obat psikotropika, karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu dua hari setelah konsumsi. Kafein diperoleh dengan menyaring larutan kopi menggunakan kertas saring. Kemudian dipisahkan

dengan corong pisah dengan penambahan kalsium karbonat dan kloroform. Kalsium karbonat berfungsi untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain, sehingga kafein akan ada dalam basa bebas. Kafein dalam basa bebas tadi akan diikat oleh kloroform, karena kloroform merupakan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula. Kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang diekstraksi pada dua lapisan yang terbentuk. Lapisan bawahnya diambil (fase kloroform) dan diuapkan dengan rotarievaporator. Kloroform tadi akan menguap, sehingga hanya ekstrak kafein yang tertinggal, kemudian diencerkan dalam labu takar 100 ml (Maramis, 2013). Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid. Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit dan seringkali memiliki sifat fisilogis aktif bagi manusia. nikotin, morfin, striknin dan kokainnama mereka biasanya berakhir di "ine":. banyak cukup akrab dengan nama jika tidak struktur kimia nikotin, morfin, striknin (larut dalam dicloromethane) untuk memastikan bahwa zat asam tetap larut dalam air dan bahwa kafein akan hadir sebagai basa bebas, natrium karbonat ditambahkan ke media ekstraksi (Irwandi, 2014: 17). Kafein dengan rumus kimianya C6 H10 O2, dan struktur kimianya 1,3,7trimetilxantin. Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19 gram/mol. Dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1 % dalam air ). Secara ilmiah, efek kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia) dan denyut jantung tak beraturan (tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh yang sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat (Ultriamalia. 2012).

Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan kepada prinsip kelarutan (wijaya, 2013).

MATERIAL DAN METODE Alat dan Bahan Diklorometana, labu, reservoir, busen, kaki tiga, waterbath, gelas kimia, neraca, erlenmayer, batang pengaduk, bubuk kopi, Na2CO3. Metode refluks 1. Siapkan alat dan bahan 2. Buat timbel dengan menggunakan ketas saring dan masukkan kopi sebanyak kurang lebih 20 gram 3. Masukan kedalam ruang ekstraksi (diantara kondensor dan labu didih) 4. Masukkan diklorometan pada labu dan rangkai alat seperti pada gambar

5. Lakukan ekstraksi sampai ada endapan kopi di labu 6. Endapan direfluks dengan watherbath sampai menjadi cair 7. Tambahkan Na2CO3 3 gram dan aduk 8. Tambahkan diklorometana 5 ml dan refluks kembali sampai menjadi Kristal dan ditimbang 9. Lakukan uji titik leleh

HASIL DAN PEMBAHASAN = (gelas kimia + isi – gelas kimia kosong ) gram

Kafein yang didapat

= (51,5- 48 ) gram = 7 gram Kadar % kafein =

7

x100% = 35%

20

Pada percobaan kali ini dilakukan pengekstraksian kafein dari biji kopi dengan menggunakan cara ektraksi dan perefluks-an menggunakan pelarut diklorometana. Selanjutnya dilakukan pemanasan dan ditambah 3 gram Na2CO3 dan ditambahkan lagi diklorometana 5 ml lalu dilakukan pemanasan sampai larutan menguap dan diuji titik lelehnya. Menurut Maramis (2013) Kalsium karbonat berfungsi untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain, sehingga kafein akan ada dalam basa bebas. Kafein dalam basa bebas tadi akan diikat oleh kloroform karena kloroform merupakan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula. Maka dalam percobaan kami menggunakan Natrium karbonat yang juga merupakan senyawa yang bersifat basa sehingga akan bereaksi dengan zat lain yang bersifat asam membentuk garam, garam ini larut dalam air tapi tidak larut dalam diklorometana. Diklorometana merupakan senyawa non-polar yang dapat melarutkan kafein yang juga merupakan senyawa non-polar, ketika dilakukan pemanasan maka air serta garam yang terlarut dapat tersingkirkan dan meninggalkan kafein sehingga kadar kafein dapat diketahui Kafein merupakan senyawa alka-loida yang terdapat pada kopi. Persentase kafein dalam kopi bubuk dipengaruhi oleh jenis kopi. Kadar kopi bubuk sebesar % (bk). Hal ini sama yang dilaporkan Casal et al. (2000) dan Ky et al. (2001) bahwa kadar kafein dalam kopi bubuk Robusta sebesar 2-3 % (Rohmah, 2009). Dari percobaan ini kami dapat menentukan titik leleh kafein, yaitu 163°C. Pada literatur, disebutkan bahwa titik leleh kafein adalah 234-236°C dengan hasil percobaan yang kami lakukan. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya mungkin larutan hasil ekstraksi tidak murni 100% kafein-diklorometana sehingga

hasil distilasi yang diperoleh tidak murni 100% kristal kafein, atau dapat juga disebabkan kesalahan praktikan saat melakukan uji titik leleh, mengingat metodenya menggunakan pipa kapiler sehingga perlu ketelitian tinggi untuk mengamati sekaligus membaca skala suhunya. Dari ± 20 gram bubuk kopi dihasilkan 7 gram kafein dengan kata lain ekstraksi kafein yang kami dapatkan dalam percobaan sebesar 35%, dalam literatur seharusnya kadar kafein hanya 2-3% saja

KESIMPULAN 

Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid. Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan





banyak ditemukan dalam tanaman Didapat kadar kafein 35 % dengan 163 o C dalam kopi yang kami gunakan. Kesalahan disebabkan oleh kurang sempurnanya ekstraksi serta ketelitian dalam uji titik leleh.

REFERENSI Irwandi, Dedi. 2014. Experiment’ s of organic chemistry. Jakarta: FITK UIN press. Hayati, dkk. 2012. Sifat kimia dan valuasi Sensori Bubuk Kopi Arabika. Diakses dari http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&c ad=rja&uact=8&ved=0CEsQFjAF&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unsyiah.ac. id%2Ffloratek%2Farticle%2Fdownload%2F520%2F440&ei=eCPU6uhF8Pt8AXWgIGoCg&usg=AFQjCNE4grzqrTjpe0XebEWQTP6Xlx0f gA&bvm=bv.68235269,d.c2E pada tanggal 4 Juni 2014. Maramis, dkk. 2013. Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado Menggunakan

Spektroftometri

UV-Vis.

Diakses

dari

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c ad=rja&uact=8&ved=0CCcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fejournal.unsrat.a c.id%2Findex.php%2Fpharmacon%2Farticle%2Fdownload%2F3100%2F26 44&ei=eC-

PU6uhF8Pt8AXWgIGoCg&usg=AFQjCNGkQHWp5zVMd8Us3vzr9DIHW ePO6A&bvm=bv.68235269,d.c2E pada tanggal 4 Juni 2014. Rohmah, Miftakhur. 2009. Kajian Sifat Kimia dan Organoleptik Kopi Robusta (Coffea

cannephora),

Kayu

Manis

(Cinnamomun

burmanii)

dan

Campurannya. Diakses dari http://jtpunmul.files.wordpress.com/2013/02/vol42-5-miftakhurromah.pdf pada tanggal 5 juni 2014. Ultriamalia.

2012.

Ekstraksi

Kafein

dari

Kopi.

Diakses

dari

http://www.scribd.com/doc/96013253/Laporan-Tetap-Ekstraksi-Kafein-DariKopi pada tanggal 4 Juni 2014 Wijaya, Wendi. 2013. Ekstraksi: Isolasi Kafein dari Teh dan Uji Alkaloid. diakses dari

http://www.scribd.com/doc/191603986/Ekstraksi-Isolasi-Kafein-dari-

Teh-dan-Uji-Alkaloid pada tanggal 5 Juni 2014...


Similar Free PDFs