LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGAMATAN MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS KOLONI BAKTERI PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGAMATAN MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS KOLONI BAKTERI
Author Kelompok Mikro1
Pages 14
File Size 178.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 159
Total Views 488

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGAMATAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS KOLONI BAKTERI Disusun oleh: Kelompok 1 (A4-18) Vina Septyarini Sodikin 1351810251 Dimas Aditya Prihansyah 1351810252 Miftah Agustriana 1351810254 Sella Berliana Fabiola 1351810255 Erni Puspitasari 1351810256 Wahyu Putri Widya Nin...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGAMATAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS KOLONI BAKTERI

Disusun oleh: Kelompok 1 (A4-18) Vina Septyarini Sodikin

1351810251

Dimas Aditya Prihansyah

1351810252

Miftah Agustriana

1351810254

Sella Berliana Fabiola

1351810255

Erni Puspitasari

1351810256

Wahyu Putri Widya Ningrum 1351810257 Ilmi Nur Khafidah

1351810258

Umi Aslihatin Nuriyah

1351810264

AKADEMI FARMASI SURABAYA 2019

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. (Dwidjoseputro.1998). Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut: zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.

1.2 Rumusan Masalah - Bagaimana cara mengetahui bentuk mikroba ? - Metode apa yang digunakan untuk melihat mikroba -Bagaimana Cara Pewarnaan pada Mikroba 1.3 Tujuan - Mahasiswa dapat mengetahui metode pengamatan makroskopik dan mikroskopik pada mikroba cara pewarnaannya - Mahasiswa mengetahui cara Pewarnaan pada Mikroba 1.4 Manfaat - Untuk mengetahui larutan pewarna yang digunakan pada percobaan pewarnaan - Untuk mengetahui cara pewarnaan mikroba - Untuk mengetahui bentuk mikroba secara makroskopis dan mikroskopis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompokkelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998). Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo. 1990). Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat (Dwidjoseputro.1998). Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan

sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994). Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994). Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek.Zat warna tidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam (Lay.1994). Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri (Lay,1994) Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif (Lay,1994)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu : - Mikroskop - Cover Glass - Objek Glass - Bunsen - Korek Api - Botol Semprot - Jarum Ose - Kertas Lensa - Pipet

-Tissu

3.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu : - Biakan bakteri Pseudomonas aeruginosa - Aquades - Biakan bakteri E-coli - Kristal Violet - Biakan bakteri Stapylococcus aureus - Lugol - Biakan bakteri Bacillus subtilis

- Safranin - Nacl - Alkohol

3.4 Metode PEMBUATAN PREPARAT 1. Siapkan Preparat yang sudah di sterilkan dengan alkohol 2. Menyalakan Api bunsen dan mensterilkan jarum ose diatas api bunsen hingga ujung kawat yang berbentuk lingkaran membara 3. Diteteskan NaCl 1-2 tetes dengan pipet di atas 4. Mengoleskan biakan mikroba yang ada di cawan petri ke kaca preparat menggunakan kawat ose yang sudah di sterilkan 5. Menggores NaCl yang sudah ada mikroba nya dengan objek glass yang lain kemudian di panaskan diatas api bunsen dengan jarak 2-3cm hingga kering 6. Diteteskan Kristal Violet 1-2 tetes diatas kaca preparat di biarkan selama 1 menit kemudian di bilas dengan aquadest 7. Diteteskan Lugol 1-2 tetes diatas kaca preparat di biarkan selama 1 menit kemudian di bilas dengan aquadest 8. Diteteskan alkohol 1-2 tetes diatas kaca preparat kemudian langsung di bilas dengan aquadest 9. Diteteskan Safranin 1-2 tetes diatas kaca preparat di biarkan selama 1 menit kemudian di bilas dengan aquadest PENGAMATAN DENGAN MIKROSKOP 1. Preparat yang sudah melalui proses pewarnaan kemudian di amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10x , 40x dan 100x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGAMATAN Nama bakteri BACILLUS SUBTILIS 10X

BACILLUS SUBTILIS 40X

BACILLUS SUBTILIS 100X

STAPHYLOCOCCUS AERUS 10X

Gambar

STAPHYLOCOCCUS AERUS 40X

STAPHYLOCOCCUS AERUS 100X

PSEUDOMONAS AERUGINOSA 10X

PSEUDOMONAS AERUGINOSA 40X

PSEUDOMONAS AERUGINOSA 100X

E-COLLI 10X

E-COLLI 40X

E-COLLI 100X

4.2 PEMBAHASAN Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994). Crystal violet atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan sebagai histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan sebelumnya penting sebagai antiseptik topikal (Sutedjo,1991). Lugol’s yodium, juga dikenal sebagai solusi lugol, merupakan solusi dari iodium dan iodida dalam air. Larutan yodium lugol digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, dan untuk desinfikasi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pasti di dalam laboratorium, pewarnaan dan tes medis (Dwidjoseputro.1998). Safranin dalah noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi. Safranin digunakan sebagai conterstain dalam beberapa protokol pewarnaan. Mewarnai seluruhinti sel darah merah. Ini adalah counterstain klasik dalam gram stain. Hal ini juga dapat digunakan untuk deteksi tulang rawan, musin dan butiran sel mast. Safranin biasanya memilki struktur kimia. Ada juga trimetil safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya identik dan aplikasi pewarnaan biologi dan kebanyakan prosedur safranin tidak membedakan diantara keduanya. Persiapan safranin komersial sering mengandung campuran dari kedua jenis. Safranin juga digunakan sebagai indikator redok dalam kimia analitik (Sutedjo,1991) Menurut hasil pengamatan, pada pewarnaan sederhana dikemukakan bakteri dengan bentuk basil dan berwarna ungu dalam pembesaran 400. Pada pewarnaan negatif, tidak ditemukan terlalu banyak bakteri, ditemukan bakteri dengan bentuk coccus dan pewarnaan negatif mewarnai belakangnya berwarna biru gelap dan bakteri berwarna kuning. Pada

pewarnaan gram ditemukan bakteri jenis gram negatif dengan warna merah dan memiliki bentuk basil pada perbesaran mikroskop hingga 400. Sedangkan, pada perwarnaan spora yang menggunakan malachite green dan safranin, spora seharusnya berwarna hijau, tetapi pada hasil pengamatan yang terlihat hanya warna merah dari safranin, yaitu sel vegetatifnya dengan bentuk coccus pada perbesaran 400 di mikroskop. Beberapa faktor kesalahan pada praktikum antara lain pemberian zat warna yang berlebihan sehingga sel bakteri tidak nampak, kurang maksimalnya dalam proses fiksasi sehingga masih ada bakteri yang belum mati, dan faktor yang lain adalah pada proses pencucian terlalu deras dalam membilas zat warna dengan air sehingga dapat menyebabkan bakteri larut terbawa air

BAB V KESIMPULAN Dari percobaan pewarnaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada gram positif berwarna ungu karena dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain Kristal Violet, Lugol, Alkohol dan Safranin

BAB VI DAFTAR PUSTAKA 

Ramdan Imam.2011.Jurnal Praktikum Pewarnaan Bakteri (https://www.academia.edu/33783393/jurnal_praktikum_pewarnaan_bakteri) 25 Oktober 2011



Sudarwati Tri Puji L. 2018.Buku Ajar Praktikum Mikrobiologi Untuk DIII Farmasi. Surabaya: Graniti Fatika Vini D.2014.Laporan Praktikum Mikrobio-virologi Pewarnaan bakteri. (https://www.academia.edu/11384482/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOVIROLOGI_PEWARNAAN_BAKTERI) Wahyuni Ita T.2012.Laporan Mikrobiologi Pewarnaan. (http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pewarnaan.html) 2 Oktober 2012





EVALUASI 1. Jelaskan tahap-tahap pengamatan makroskopis bakteri!  Diamati warna bakteri  Diamati ukuran bakteri : titik, kecil, sedang, besar  Diamati bentuk : circular, irregular, spindle, filamentouse, rhizoid  Diamati elevasi : flat, roised, convex, umbonate  Diamati margin : entire, lobate, undulate, felamentus, serrate 2. Jelaskan tahap-tahap pengamatan mikroskopis bakteri!  Mempersiapkan kaca objek  Mempersiapkan apusan o Biakan cair Suspensi sel sebanyak satu atau dua macam jarum inokulasi diletakkan pada kaca objek, lalu diapuskan pada kaca objek selebar 1-2 cm. biarkan mengering di udara atau diatas api kecil dengan jarak 25 cm. o Biakan padat Bakteri yang dikultur pada media padat tidak dapat langsung dibuat apusan, tapi diencerkan dulu. Letakkan setetes air pada kaca objek lalu jarum inokulasi ambil bakteri dari biakan padat letakkan pada tetesan air dan apuskan. Biarkan mengering.  Pewarnaan gram bakteri o Teteskan larutan kristal violet diatasnya o Biarkan selama 60 detik, bersihkan dengan aquades o Teteskan lugol, diamkan selama 60 detik, bersihkan dengan aquades o Teteskan aseton, langsung bersihkan dengan aquades o Teteskan safranin, diamkan selama 60 detik, bersihkan dengan aquades o Serap air dibawah kaca objek menggunakan tisu  Amati dibawah mikroskop 3. Sebutkan nama reagen pewarna gram!  Kristal violet  Lugol  Aseton alcohol

 safranin...


Similar Free PDFs