LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TANAH - MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TANAH - MIKROBIOLOGI KEHUTANAN
Author Sulthan Azhar Idrus
Pages 38
File Size 604.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 59
Total Views 715

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN BW-3205 Modul VI: Mikrobiologi Tanah Oleh: Muhammad Yunus Sulthan Azhar Idrus | 11518053 Kelompok 6 Asisten: Zefanya Zeske Ruth Firstylona Hutabarat | 11517010 PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 ...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN BW-3205 Modul VI: Mikrobiologi Tanah

Oleh: Muhammad Yunus Sulthan Azhar Idrus | 11518053 Kelompok 6 Asisten: Zefanya Zeske Ruth Firstylona Hutabarat | 11517010

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

17 Maret 2021 Muhammad Yunus Sulthan Azhar Idrus – 11518053

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

I.

LATAR BELAKANG Tanah mempunyai populasi organisme yang berbeda tergantung dengan ekosistem yang dimilikinya. Berbagai populasi dan habitat dalam tanah bersama sama membentuk ekosistem yang unik. Dalam suatu ekosistem tanah, berbagai mikroba tanah hidup, bertahan hidup, dan berkompetisi dalam memperoleh ruang, oksigen, air, hara, dan kebutuhan hidup lainnya, baik secara simbiotik maupun nonsimbiotik sehingga menimbulkan berbagai bentuk interaksi antar mikroba. Mikroba tanah sendiri merupakan mikroba yang berada di dalam tanah, dan memiliki berbagai macam peran, diantaranya adalah sebagai agen biomining, bioremediasi, dan pemicu tanaman untuk melakukan proses fitoremediasi di lahan bekas tambang. Mikroba tanah dapat dimanfaatkan sebagai agen biomining karena tahan akan keasaman area tambang (Widyati, 2008). Mikroba tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang kehutanan. Karena selain berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan sumber bahan organik tanah, mikroba tanah juga dapat membantu menguraikan bahan organik tanah. Peranan mikroba tanah ini tentunya juga dapat sangat membantu dalam menumbuhkan kembali tanaman pada areal bekas tambang karena dapat dimanfaatkan sebagai agen biomining. Sejalan dengan pernyataan Mariana (2013), hal tersebut sangat membantu proses reklamasi, restorasi, dan rehabilitasi hutan sehingga praktikum ini sangat perlu untuk dilakukan dan sangat penting bagi mahasiswa Rekayasa Kehutanan.

II.

TUJUAN 1. Menentukan aktivitas mikroba dari sampel tanah melalui hidrolisis FDA 2. Menentukan jumlah bakteri, aktinomiset, dan jamur yang terdapat pada sampel tanah 3. Menentukan indeks solubilisasi fosfat oleh mikroba dari sampel tanah dibandingkan dengan bakteri 4. Melakukan isolasi bakteri pemfiksasi nitrogen dari sampel tanah 5. Menentukan kemampuan mikroba dari sampel tanah dan bakteri dalam proses amonifikasi

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053 6. Menentukan kemampuan mikroba dari sampel tanah dan bakteri dalam proses nitrifikasi 7. Menentukan kemampuan mikroba dari sampel tanah dan bakteri dalam proses denitrifikasi III.

HIPOTESIS 1. Aktivitas mikroba pada tanah subur cukup banyak dan dapat ditandai oleh konsentrasi FDA 2. Tanah dengan tingkat kesuburan yang baik umumnya memiliki bakteri aktinomiset 3. Jumlah solubilitas fosfat bergantung dengan jumlah koloni dan jumlah fosfat yang dilarutkan oleh bakteri 4. Mikroba tanah yang dilakukan pengisolasian merupakan bakteri Gram positif (pemfiksasi nitrogen) 5. Amonifikasi dapat terjadi akibat senyawa nitrat yang diubah menjadi amonium oleh aktivitas bakteri 6. Nitrifikasi dapat terjadi akibat amonium yang diubah menjadi nitrat oleh enzim nitrogenase melalui aktivitas bakteri nitrifikasi. Pengubahan amonium menjadi nitrit (nitritasi) dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan pengubahan nitrit menjadi nitrat (nitratasi) dilakukan oleh bakteri Nitrobacter 7. Denitrifikasi dapat terjadi akibat nitrogen yang dilepas kembali ke udara oleh aktivitas bakteri denitrifikasi yaitu Pseudomonas, Thiobacillus, dan Micrococcus yang terjadi di dalam tanah

IV.

CARA KERJA 1. Persiapan Alat dan Bahan dengan Teknik Aseptik Praktikum identifikasi bakteri diawali dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat dan bahan yang akan digunakan adalah Aseton, Batang korek api, Bunsen, Cawan petri steril, H2SO4, Kaca objek, Kaldu manitol bebas N, Kaldu nitrat berisi tabung Durham, Kaldu pepton, Kaldu pepton, Kawat oose, Kertas saring Whatmann, Kultur cair Proteus vulgaris, Kultur cair Pseudomonas aeruginosa, Kultur Proteus vulgaris,

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053 Kultur Pseudomonas aeruginosa, Larutan FDA, Larutan PBS, Marker permanen, Medium GYA, Medium NA, Medium PDA, Mikropipet, Mikroskop, NaCl steril, Penggaris, Pipet tetes, Plat agar manitol bebas N, Plat agar Pikovskaya, Plat tetes, Pupuk organik dalam NaCl steril (10% v/v) Pupuk organik, Reagen Diphenylamine, Reagen Nessler, Reagen Tromsdorf, Set reagen untuk pewarnaan Gram, Tanah dengan kompos, Tanah dengan pupuk kimia dalam NaCl steril (10% v/v), Tanah dengan pupuk kimia, Tanah sawah, Tanah subur dalam NaCl steril (10% v/v), Tanah subur, Tanah tandus dalam NaCl steril (10% v/v), Tanah tandus, Tips steril, dan Water Bath 37oC. Meja, tangan, serta peralatan yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi. 2. Pengukuran Aktivitas Mikroba Tanah dengan Metode Hidrolisis FDA Dalam pengukuran aktivitas mikroba tanah dengan metode hidrolisis FDA, alat dan bahan yang diperlukan yaitu bunsen, mikropipet, tips steril, water bath 37oC, kertas saring Whatmann, tanah subur, tanah yang ditambahkan kompos, tanah tandus, tanah sawah, aseton, larutan PBS, dan larutan FDA serta tidak lupa disiapkannya area kerja secara aseptik. Pertama-tama, dimasukkan sebanyak 1 gram sampel tanah kedalam 50 ml larutan PBS steril terlebih dahulu. Lalu ditambahkan 0,5 ml FDA dan divortex sehingga larutan tercampur rata. Sebelum diinkubasi, larutan ditutup dengan alumunium foil dan barulah dapat diinkubasi di dalam water bath selama 20 menit dengan suhu 37oC. Selanjutnya, pada larutan ditambahkan aseton sebanyak 2 ml agar reaksi yang terjadi terhenti, setelah itu diaduk kembali dengan vortex. Hasil reaksi kemudian disaring menggunakan kertas saring Whatmann ke dalam labu Erlenmeyer baru. Filtrat hasil saringan kemudian dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 490 nm menggunakan blanko yang dibuat dengan metode yang sama tanpa penambahan sampel tanah. Konsentrasi fluorescein yang dihasilkan dari reaksi kemudian diukur dengan persamaan y = 0.1075x + 0.0804, dimana x adalah konsentrasi fluorescein (μg/ml) dan y adalah absorbansi.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

3. Enumerasi Mikroorganisme Tanah Dalam enumerasi mikroorganisme tanah, alat dan bahan yang diperlukan yaitu bunsen, mikropipet, tips steril, tanah subur, tanah tandus, NaCl steril, tanah yang ditambahkan kompos, medium NA, medium PDA, tanah sawah, dan medium GYA serta tidak lupa disiapkannya area kerja secara aseptik. Sebelum memulai pengerjaan, plat NA, GYA, dan PDA yang steril diberikan label terlebih dahulu. Sampel tanah subur dan tanah tandus kemudian ditimbang masing-masing sebanyak 1 gram, setelah itu sampel tanah dimasukkan ke dalam 9 mL NaCl steril dan dilakukan serial dilution pada sampel tanah hingga pengenceran 10-7. Setelah itu 0.1 mL dari tiga pengenceran terakhir dipindahkan pada medium NA (10-5-10-7), GYA (10-4 -10-6), dan PDA (10-3-10-5) dengan metode isolasi sebar (spread). Semua plat lalu diinkubasi pada suhu ruang lalu dilakukan perhitungan angka lempeng total pada 2 hari (bakteri), 5 hari (jamur), dan 7 hari (aktinomiset). 4. Siklus Nitrogen: Amonifikasi Dalam rangkaian proses siklus nitrogen amonifikasi, alat dan bahan yang diperlukan yaitu bunsen, kawat oose, marker permanen, plat tetes, tanah subur, tanah tandus, kaldu pepton, reagen Nessler, tanah dengan pupuk kimia, pupuk organik, kultur Proteus vulgaris, dan kultur Pseudomonas aeruginosa serta tidak lupa disiapkannya area kerja secara aseptik. Pengerjaan dilakukan pada hari H praktikum, dan dilakukan pengamatan pada hari ke-2, 5, dan 7. Pada pengamatan di hari H praktikum, tabung yang berisi kaldu pepton diberi tanda dengan kode bakteri dan sampel tanah yang hendak diuji terlebih dahulu. Setelah itu disiapkan 1 tabung kaldu pepton lain sebagai kontrol uji. Kemudian tabung diinokulasi dengan isolat bakteri uji dan sampel tanah sebanyak 0,1 gram sesuai dengan kode label yang dibuat. Inokulasi dilakukan secara aseptik lalu divortex hingga tercampur rata. Setelah itu isolat bakteri diinkubasi selama 7 hari pada suhu ruang dan dilakukan pengamatan amonia yang terbentuk pada hari ke-2, 5, dan 7. Pada pengamatan di hari ke-2, 5, dan 7, pertama-tama ditambahkan 1 tetes reagen Nessler pada plat tetes untuk setiap tabung yang akan diuji.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053 Setelah itu, 1 oose dari tabung inkubasi diinokulasi secara aseptik dan diaduk sampai terjadi perubahan warna. Hasil lalu dicatat sesuai pedoman yang sudah ditentukan. Selanjutnya sampel diamati dan kultur yang paling banyak menghasilkan amonia, perbedaan dari dua jenis tanah yang diuji, dan perbedaan dari hasil pengamatan pada hari ke-2, 5, dan 7. 5. Siklus Nitrogen: Nitrifikasi Dalam rangkaian proses siklus nitrogen nitrifikasi, alat dan bahan yang diperlukan yaitu bunsen, kawat oose, marker permanen, plat tetes, batang korek api, pipet tetes, tanah dengan pupuk kimia, tanah tandus, kultur Pseudomonas aeruginosa, kultur Proteus vulgaris, kaldu pepton, reagen Nessler, Trommsdorf, diphenylamine, H2SO4, dan pupuk organik serta tidak lupa disiapkannya area kerja secara aseptik. Pengerjaan dilakukan pada hari H praktikum, dan dilakukan pengamatan pada hari ke-7 sebagai penentuan keberadaan nitrit dan nitrat. Pada pengamatan di hari H praktikum, tabung yang berisi kaldu amonium dan kaldu nitrit diberi tanda dengan kode bakteri dan sampel tanah yang hendak diuji terlebih dahulu. Setelah itu juga disiapkan 1 tabung kaldu amonium dan kaldu nitrit yang berfungsi sebagai control uji. Kemudian tabung diinokulasi secara aseptik dengan isolat bakteri uji dan sampel tanah sebanyak 0,1 gram sesuai dengan kode label yang dibuat. Campuran kemudian divortex agar tercampur rata dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu ruang. Terbentuk atau tidaknya ammonia akan diamati pada hari ke-7. Pada pengamatan di hari ke-7, pertama-tama ditambahkan 1 tetes reagen Nessler pada plat tetes untuk setiap tabung yang akan diuji keberadaan nitritnya. Jika didapati warna kuning, maka di dalam larutan masih terdapat amonia, sedangkan jika tidak ada perubahan warna berarti medium tidak lagi mengandung amonia dan sudah dirubah menjadi nitrit atau nitrat. Selanjutnya reagen Trommsdorf diteteskan sebanyak 3 tetes dan dicampurkan dengan 1 tetes H2SO4 pada plat tetes untuk setiap tabung yang akan diuji. Kemudian campuran reagen tersebut ditambahkan satu tetes larutan dari tabung uji dan diaduk menggunakan batang korek api. Jika teramati warna biru hitam berarti menandakan keberadaan nitrit, sedangkan

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053 jika tidak terjadi perubahan warna berarti nitrit tidak terbentuk atau nitrit sudah dikonversi menjadi nitrat. Sedangkan untuk menentukan keberadaan nitrat, diperlukan 1 tetes reagen diphenylamine yang dicampurkan dengan 2 tetes H2SO4 pada plat tetes untuk setiap tabung yang akan diuji. Satu tetes larutan dari tabung uji kemudian ditambahkan ke dalam campuran reagen tersebut dan diaduk menggunakan batang korek api. Jika teramati warna biru kehitaman, maka menandakan adanya nitrat. Sedangkan jika tidak terjadi perubahan warna maka menandakan bahwa nitrat belum terbentuk. 6. Siklus Nitrogen: Denitrifikasi Dalam rangkaian proses siklus nitrogen denitrifikasi, alat dan bahan yang diperlukan yaitu bunsen, kawat oose, marker permanen, tanah subur, tanah tandus, kultur Pseudomonas aeruginosa, kultur Proteus vulgaris, tabung Durham berisi kaldu nitrat, tanah dengan pupuk kimia, dan pupuk organik serta tidak lupa disiapkannya area kerja secara aseptik. Pertama-tama, tabung Durham berisi kaldu nitrat diberi tanda dengan kode bakteri dan sampel tanah yang akan diuji serta 1 tabung Durham berisi kaldu nitrat disiapkan sebagai kontrol uji. Tabung tersebut kemudian diinokulasi secara aseptik dengan isolat bakteri uji dan sampel tanah sebanyak 0,1 gram sesuai dengan kode label yang dibuat. Tabung Durham tidak boleh diguncangkan selama pengerjaan. Kemudian tabung berisi isolat bakteri diinkubasi selama 14 hari pada suhu ruang dan pembentukan gasnya diamati pada hari ke-7 dan 14. Hasil pengamatan dicatat dan dilaporkan. Berdasarkan sampel dan kultur yang diuji lalu ditentukan yang paling banyak menghasilkan gas N2 dan perbedaan antara kedua jenis tanah. 7. Siklus Nitrogen: Isolasi Bakteri Pemfiksasi Nitrogen Dalam isolasi bakteri pemfiksasi nitrogen, alat dan bahan yang diperlukan yaitu bunsen, kawat oose, marker permanen, mikroskop, kaca objek, tanah subur, tanah tandus, kaldu manitol bebas nitrogen, plat agar manitol bebas nitrogen, set reagen untuk pewarnaan Gram, tanah dengan pupuk kimia, dan pupuk organik serta tidak lupa disiapkannya area kerja secara aseptik.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053 Pertama-tama, sampel tanah dimasukkan ke dalam kaldu manitol bebas nitrogen (10% m/v). Kemudian kaldu manitol tersebut diinkubasi selama 1 minggu pada suhu ruang. Setelah 1 minggu, pada permukaan medium diamati ada tidaknya lapisan tipis, labu Erlenmeyer tidak boleh digoyangkan agar kerusakan pada lapisan tipis tersebut bisa dicegah. Kemudian dari lapisan tipis tersebut diambil sebanyak 1 oose dan dipindahkan ke plat agar manitol bebas nitrogen dengan metode gores (4way streak), lalu plat agar manitol bebas nitrogen diinkubasi selama 1 minggu. Setelah 1 minggu, 2-3 koloni bakteri yang tumbuh pada agar manitol bebas nitrogen dipilih dan morfologi koloninya dicatat. Kemudian pewarnaan Gram dilakukan dan koloni bakteri diamati secara mikroskopis. 8. Uji Mikroorganisme Pensolubilisasi Fosforus Dalam uji mikroorganisme pensolubilisasi fosforus, alat dan bahan yang yaitu cawan petri steril, bunsen, kawat oose, marker permanen, penggaris, tanah subur dalam NaCl steril (10% v/v), tanah tandus dalam NaCl steril (10% v/v), kultur Pseudomonas aeruginosa cair, kultur Proteus vulgaris cair, plat agar Pikovskaya, tanah dengan pupuk kimia dalam NaCl steril (10% v/v), dan pupuk organik dalam NaCl steril (10% v/v) serta tidak lupa disiapkannya area kerja secara aseptik. Pertama-tama, plat agar Pikovskaya dibagi menjadi dua bagian lalu kultur ataupun sampel tanah lalu dilarutkan dalam NaCl dan diambil sampel sebanyak 2 oose. Kemudian sampel digoreskan secara lurus pada plat agar Pikovskaya. Plat agar berisi kultur lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 5 hari dan diamati pertumbuhan koloni bakteri serta pembentukan zona bening di sekitar koloninya. Diameter koloni dan diameter zona bening yang terbentuk lalu diukur dan dihitung indeks solubilisasi fosfor (SI) dari tiap kultur dan sampel menggunakan rumus yang sudah ditentukan.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

V.

HASIL PENGAMATAN Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Hidrolisis FDA dan Enumerasi Mikroorganisme Tanah Persawahan

1. Pengukuran Aktivitas Mikroba Tanah dengan Metode Hidrolisis FDA Hari Pengamatan

Gambar

Hari H Praktikum

Gambar 5.1 Hidrolisis FDA (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Keterangan Tanggal Praktikum: 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 6 Maret 2020 Medium: PBS steril + PDA Kultur: Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramati hasil absorbansi filtrat tanah sebesar 1,413

2. Enumerasi Mikroorganisme Tanah Hari Pengamatan

Gambar

Gambar 5.2 Tanah Sawah 10-5 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Keterangan

Tanggal Praktikum: 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 8 Maret 2020 Medium: Nutrient Agar Kultur: Larutan tanah persawahan Keterangan: Teramai terdapat 3 koloni mikroba.

Hari ke-2

Gambar 5.3 Tanah Sawah 10-6 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Tanggal Praktikum: 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 8 Maret 2020 Medium: Nutrient Agar Kultur: Larutan tanah persawahan Keterangan: Teramai terdapat 6 koloni mikroba.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

Gambar 5.4 Tanah Sawah 10-7 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 8 Maret 2020 Medium : Nutrient Agar Kultur : Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramai terdapat TNTC koloni mikroba.

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 11 Maret 2020 Medium : Potato Dextrose Agar Kultur : Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramati 126 koloni mikroba. Gambar 5.5 Enumerasi Jamur 10-3 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020) Hari ke-5

Gambar 5.6 Enumerasi Jamur 10-4 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 11 Maret 2020 Medium : Potato Dextrose Agar Kultur : Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramati 16 koloni mikroba.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

Gambar 5.7 Enumerasi Jamur 10-5 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Gambar 5.8 Enumerasi Aktinomiset 10-4 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 11 Maret 2020 Medium : Potato Dextrose Agar Kultur : Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramati 138 koloni mikroba.

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 13 Maret 2020 Medium : Glycerol Yeast Agar Kultur :Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramati jumlah koloni 86 pada permukaan medium.

Hari ke-7

Gambar 5.9 Enumerasi Aktinomiset 10-5 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 13 Maret 2020 Medium : Glycerol Yeast Agar Kultur :Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramati jumlah koloni 39 pada permukaan medium.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

Gambar 5.10 Enumerasi Aktinomiset 10-6 (Dokumentasi Kelompok 5, 2020)

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 13 Maret 2020 Medium : Glycerol Yeast Agar Kultur :Larutan tanah persawahan Keterangan : Teramati jumlah koloni 15 koloni pada permukaan medium.

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Tanah + Kompos Siklus Nitrogen dan Fosfor

1. Amonifikasi Hasil Pengamatan

Gambar

Hari ke-5 Gambar 5.11 Tanah + Kompos dalam Kaldu Pepton (Dokumentasi Kelompok 10, 2020)

Hari ke-7

Gambar 5.12 Tanah + Kompos dalam Kaldu Pepton (Dokumentasi Kelompok 10, 2020)

Keterangan

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 11 Maret 2020 Medium : Kaldu pepton Kultur : Tanah + Kompos Keterangan : Teramati hasil Uji Nessler berwarna kuning muda.

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 13 Maret 2020 Medium : Kaldu Pepton Kultur : Tanah + Kompos Keterangan : Teramati hasil Uji Nessler berwarna kuning muda.

MODUL VI – MUHAMMAD YUNUS SULTHAN AZHAR IDRUS – 11518053

2. Nitrifikasi

Hasil Pengamatan

Gambar

Gambar 5.13 Tanah + Kompos dalam Kaldu Ammonium Dokumentasi Kelompok 10, 2020)

Keterangan

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 13 Maret 2020 Medium : Kaldu Ammonium Kultur : Larutan Tanah + Kompos Keterangan : warna kuning pada uji Nesller mulai berkurang dan warna biru kehitaman pada uji Trommsdorf sudah pekat menandakan hampir seluruh amonium telah diubah ke nitrit. Pada uji Diphenylamine belum terdapat perubahan yang berarti sehingga belum terjadi pembentukan nitrat atau pembentukan nitrat masih sedikit

Hari ke-7

Gambar 5.14 Tanah + Kompos dalam Kaldu Nitrit Dokumentasi Kelompok 10, 2020)

Tanggal Praktikum : 6 Maret 2020 Tanggal Pengamatan: 13 Maret 2020 Medium : Kaldu Nitrit Kultur : Larutan Tanah + Kompos Keterangan : warna kuning pada uji Nesller mulai berkurang dan warna biru kehitaman pada uji Trommsdorf sudah pekat menandakan hampir seluruh amonium telah diubah ke nitrit. Pada uji Diphenylamine belum terdapat perubahan yang berarti sehingga belum terjadi pembentukan nitrat atau pembentukan nitrat masih sedikit

MODUL VI – ...


Similar Free PDFs