LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH MENGIDENTIFIKASI PETA PENGGUNAAN LAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PETA GEOMORFOLOGI KABUPATEN BANDUNG BARAT MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH MENGIDENTIFIKASI PETA PENGGUNAAN LAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PETA GEOMORFOLOGI KABUPATEN BANDUNG BARAT MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8
Author Haikal Amjad
Pages 48
File Size 1015.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 213
Total Views 318

Summary

LAPORAN PRAKTIKKUM PENGINDERAAN JAUH MENGIDENTIFIKASI PETA PENGGUNAAN LAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PETA GEOMORFOLOGI KABUPATEN BANDUNG BARAT MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penginderaan Jauh yang Diampu Oleh: Prof. Dr. Dede Sugandi, M.Si. Dr. Lili Somantri, M.Si. Disu...


Description

LAPORAN PRAKTIKKUM PENGINDERAAN JAUH MENGIDENTIFIKASI PETA PENGGUNAAN LAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PETA GEOMORFOLOGI KABUPATEN BANDUNG BARAT MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penginderaan Jauh yang Diampu Oleh: Prof. Dr. Dede Sugandi, M.Si. Dr. Lili Somantri, M.Si.

Disusun Oleh: Charly Brinto

1903376

Fika Auliana Tiary

1905388

Haikal Amjad

1903517

Isma Khoirunisa

1906144

Luthfiyah Aulia

1908351

M. Nabil Aiman Irsyad

1808536

Nadira NovitasariA

1905261

Raisa Putri Sekararum

1900193

Stefan Primananda

1903819

Wahyu Rahmatuloh

1908021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2020

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Penginderaan Jauh “Mengidentifikasi Peta Penggunaan Lahan dan Peta Geomorfologi Kabupaten Bandung Barat Menggunakan Citra Landsat 8” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Penginderaan Jauh. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana cara mengidentifikasi peta yang telah dibuat dengan kondisi aslinya pada lapangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Dede Sugandi, M.Si. dan Dr. Lili Somantri, S.Pd., M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Penginderaan Jauh yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok 1 yang sudah membersamai proses praktikum beserta pembuatan laporan ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan bahkan penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, kritik serta saran yang sekiranya dapat membangun akan kami nantikan untuk dijadikan sebagai bahan belajar kedepannya lagi.

Bandung, 29 Desember 2020

Penyusun

i

ABSTRACT Remote Sensing is an art and science of collecting information about objects or Area, Analyze the information without direct contact from long distance. In this modern days, human needs are various, including regional planning and such. And this is the reason why Remote Sensing is useful. Therefore we do research in West Bandung Regency. This research was conducted to measure the ability of student in implementing Remote Sensing. Our research focuses in the use of land in the area, before we go for a field research, first we conduct a research on Landsat 8 Image with Remote Sensing Software, in this case we use ArcGIS, After that, we do field research to see the Map Accuracy. From the result of our research, the map we were using has the accuracyof 87,26%. Therefore the map we used is practical, because it has high accuracy if observed directly at the field. Keyword : Remote Sensing, West Bandung Regency, Use of Land, Accuracy, ArcGIS

ABSTRAK Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek atau daerah dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, Dizaman modern, kebutuhan manusia sangatlah bermacam macam, termasuk perencanaan wilayah dan sebagai nya. Hal ini membuat pengindraan jauh sangatlah bermanfaat di kehidupan sehari hari. Maka dari itu dilaksanakanlah penelitian lapangan di Kabupaten Bandung Barat. Hal ini dilaksanakan untuk Memahami kemampuan mahasiswa dalam menggunakan penginderaan jauh. Penelitian kami berfokus pada objek penggunaan lahan di area survey. Sebelum kami terjun ke lapangan adalah melakukan proses penelitian berupa interpretasi Citrat Landsat 8 menggunakan program digital yang mendukung penginderaan jauh yaitu software ArcGIS, kemudian uji akurasi dengan melakukan survey lapangan. Berdasarkan hasil penelitian kami peta penggunaan lahan dan tutupan lahan yang dibuat memiliki tingkat akurasi sebesar 87, 26 % .Oleh karena itu, peta yang dibuat dapat digunakan karena memiliki akurasi yang tinggi jika dilihat secara langsung ke lapangan. Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Kabupaten Bandung Barat, Penggunaan Lahan, Akurasi, ArcGIS.

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................

i

ABSTRACT..................................................................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah ....................................................................................................... 3 1.4 Tujuan........................................................................................................................ 3 1.5 Manfaat...................................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penginderaan Jauh .................................................................................................... 4 2.2 Satelit ......................................................................................................................... 4 2.3 Citra ........................................................................................................................... .. 7 2.4 Geomorfologi ............................................................................................................. 15 2.5 Aplikasi Penginderaan Jauh dalam Kajian Penggunaan Lahan ............................. 18 2.6 Manfaat Penggunaan Lahan untuk Penginderaan Jauh ......................................... 20 2.7 Contoh Aplikasi Penginderaan Jauh ........................................................................ 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................................... 25 3.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 25

iii

3.3 Data dan Peralatan .................................................................................................... 25 3.4 Pembuatan Peta Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan ...................................... 26 3.5 Pembuatan Peta Geomorfologi ................................................................................. 28 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hubungan Penginderaan Jauh dengan Geomorfologi ............................................. 31 4.2 Kenampakkan Objek pada Citra ............................................................................. 31 4.3 Kondisi Geomorfologi Objek Kajian ........................................................................ 31 4.4 Proses Interpretasi Citra dan Membuktikan Kebenarannya .................................. 31 4.5 Hasil dan Pembahasan Penggunaan Lahan ............................................................. 34 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 36 5.2 Saran .......................................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38 LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Survey Danau .................................................................................... 34 Gambar 4.2 Lokasi Danau pada Peta ............................................................................ 34 Gambar 4.3 Hasil Survey Sawah .................................................................................... 35 Gambar 4.4 Lokasi Sawah Pada Peta ............................................................................ 35

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Spesifikasi Landsat ....................................................................................... 5 Tabel 4.1. Tabel Hasil Interpretasi .............................................................................. 32

vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tutupan lahan adalah kenampakan material fisik permukaan bumi. Tutupan lahan dapat menggambarkan keterkaitan antara proses alami dan proses sosial. Tutupan lahan dapat menyediakan informasi yang sangat penting untuk keperluan pemodelan serta untuk memahami fenomena alam yang terjadi di permukaan bumi (Liang, 2008. Dalam Sampurno, 2016). Informasi tutupan lahan yang akurat merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan kinerja dari model- model ekosistem, hidrologi, dan atmosfer (Sampurno, 2016). Penutup lahan dibutuhkan pada suatu wilayah yang sering berkembang dengan pesat karena semakin banyaknya penduduk yang tinggal dan kebutuhan hidup yang menuntut untuk kelangsungan hidup, maka informasi geografis di dalamnya ikut berubah, dan untuk memproduksi kembali peta memerlukan proses yang tidak singkat. Informasi tutupan lahan terbaru berupa peta dapat diperoleh melalui teknik penginderaan jauh. Penginderaan jauh telah lama menjadi sarana yang penting dan efektif dalam pemantauan tutupan lahan dengan kemampuannya menyediakan informasi mengenai keragaman spasial di permukaan bumi dengan cepat, luas, tepat, serta mudah. (Hansen et al., 2000; Liu et al., 2003; Thenkabail et al., 2009; Gong et al., 2013). Data satelit Landsat biasanya digunakan dalam penginderaan jauh untuk klasifikasi tutupan lahan (Gumma et al., 2011; Gong et al., 2013), dengan demikian peta tutupan lahan terbaru dapat diperoleh dengan mudah. Berdasarkan keterbaruan data, informasi yang diperoleh melalui penginderaan jauh dinilai lebih baik dibandingkan dengan informasi dari instansi pemerintah yang terkait. Melalui pengindraan jauh, data satelit yang digunakan dapat berupa data hasil perekaman terbaru. Mencari keakuratan suatu data tidak mudah, harus melalui berbagai persiapan panjang mulai dari pra-pengolahan citra, interpretasi visual citra, membuat penciri kelas klasifikasi citra, dan uji akurasi. Dengan langsung turun kelapangan, tentu setelah turun ke lapangan langkah-langkah yang harus di ambil ialah mengidentifikasi kesesuaian objek dilapangan dengan peta (Sampurno, 2016). Pemantauan, invetarisasi kondisi dan kualitas lingkungan, apabila dilaksanakan dengan survey terrestrial (survey lapangan), sering tidak dapat mengikuti laju perubahan yang sangat cepat dan biaya cukup besar. Maka dari itu

1

informasi mengenai sumber daya alam, lingkungan, dan cuaca dapat diperoleh dari data satelit penginderaan jauh atau sering disingkat dengan istilah inderaja, dan informasinya dapat disajikan dalam suatu sistem yang disebut dengan Sistem Informasi Geografis yang biasa disingkat dengan SIG. Integrasi penginderaan jauh dan SIG merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran, pemetaan, dan pemantauan, pembuatan model pengelolaan suatu wilayah geografis secara cepat, akurat dan efektif, sehingga dapat memberikan informasi tentang daerah yang di kaji dengan cepat, akurat dan efektif, untuk wilayah yang akan dijadikan objek pada penelitian ini yaitu Kabupaten Bandung Barat. Kabupaten Bandung Barat merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Jawa Barat yang secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4688). Geografis Kabupaten Bandung Barat terletak pada 06º 41’ - 07º 19’ Lintang Selatan dan 107º 22’ - 108º 05’ Bujur Timur. Keseluruhan wilayah Kabupaten Bandung Barat memiliki luas sebesar Luas wilayah 1.305,77 Km2 atau 130.577,40 Ha yang terbagi menjadi 16 wilayah administrasi kecamatan, yaitu Lembang, Parongpong, Cisarua, Cikalongwetan, Cipeundeuy, Ngamprah, Cipatat, Padalarang, Batujajar, Cihampelas, Cililin, Cipongkor, Rongga, Sindangkerta, Gununghalu dan Saguling. Perlu adanya antisipasi perubahan lahan di Kabupaten Bandung Barat, maka dari itu diperlukan informasi peta tutupan lahan meliputi perkebunan, ladang, sawah, tambak, tubuh air, lahan terbangun dan lahan terbuka pemantauan informasi mengenai luasan tutupan lahan dapat diperoleh dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan citra satelit, pemanfaatan teknik tersebut membantu memperoleh data secara cepat dalam satu waktu untuk areal yang luas, citra satelit tersebut dapat diproses sesuai dengan tema yang akan di tampilkan. Penelitian ini menggunakan citra Landsat 8 Tahun 2020. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi tutupan lahan, penggunaan lahan, dan geomorfologi yang ada di Kabupaten Bandung Barat? 2. Bagaimana hasil kesesuaian antara citra Landsat 8 dengan kondisi di lapangan? 3. Bagaimana hasil tingkat uji akurasi interpretasi pada citra Landsat 8 dengan kenyataan di lapangan 2

1.3 Batasan Masalah 1. Studi kasus di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat 2. Penutup lahan yang di kaji untuk pembuatan peta penutup lahan adalah perkebunan, tambak, tubuh air, sawah, ladang, lahan terbangun (pemukiman) dan lahan terbuka 3. Klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing (Supervised classification) dengan menggunakan metode maximum likelihood 1.4 Tujuan 1. Untuk memahami kondisi tutupan lahan, penggunaan lahan dan geomorfologi yang ada di Kabupaten Bandung Barat 2. Untuk mengetahui hasil kesesuaian antara citra landsat 8 dengan kondisi yang ada di lapangan 3. Untuk mengetahui hasil tingkat uji akurasi interpretasi pada citra landsat 8 kondisi nyata di lapangan 1.5 Manfaat 1. Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memahami kondisi fisik wilayah Kabupaten Bandung Barat khususnya kajian tutupan lahan, penggunaan lahan dan geomorfologi melalui peta. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan ajar sederhana yang diterapkan di sekolah mengenai kondisi geografis wilayah Kabupaten Bandung Barat. 3. Dapat dijadikan acuan untuk penelitian-penelitian lain yang memiliki keterkaitan objek kajian.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penginderaan Jauh Menurut Lilesand dan Kiefer dalam Fachruddin (2010) mengungkapkan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji. Menurut Lingren dalam Fachruddin (2010) mengatakan bahwa penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Sedangkan Mather dalam Somantri (2008) mengatakan bahwa penginderaan jauh terdiri atas pengukuran dan perekaman terhadap energi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi dan atmosfer dari suatu tempat tertentu di permukaan bumi. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh merupakan sebuah ilmu dan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data informasi mengenai permukaan bumi yang dilakukan dengan menggunakan satelit atau pesawat terbang dari tempat tertentu tanpa kontak langsung dengan objek yang tengah dikaji. 2.2 Satelit 2.2.1 Pengertian Satelit Kata satelit berasal dari kata latin satelles yang berarti pelayaran. Sedangkan secara ilmiah, satelit adalah suatu benda yang bergerak mengitari benda lain biasanya lebih besar dalam jalur yang disebut dengan orbit. Satelit berada pada ketinggian yang lebih tinggi 400 kilometer dari permukaan bumi sejauh ini, terdapat sekitar 2000 satelit. Satelit diluncurkan oleh manusia dan digunakan sebagai bantuan internal ke luar angkasa. Secara umum, satelit dibagi menjadi dua macam yaitu : a) Satelit Alami Satelit alami adalah satelit yang terbentuk secara alami dan tidak ada campur tangan manusia. Contohnya seperti bumi yang miliki satelit yang bernama bulan. 4

b) Satelit Buatan Satelit buatan adalah Satelit yang merupakan hasil buatan manusia yang ditempatkan disuatu peluncuran untuk selanjutnya mengorbit di luar angkasa. 2.2.2 Jenis-jenis Satelit a) Satelit Cuaca. Satelit cuaca merupakan satelit yang dimanfaatkan untuk monitoring cuaca. b) Satelit Komunikasi. Satelit komunikasi merupakan satelit yang dimanfaatkan untuk sistem komunikasi jarak jauh banyak digunakan oleh masyarakat. Seperti halnya digunakan untuk layanan telepon, data dan internet. c) Satelit Navigasi. Satelit navigasi merupakan satelit yang dimanfaatkan untuk menampilkan informasi geospasial dalam jangkauan global. d) Satelit Astronomi. Satelit astronomi merupakan satelit yang dimanfaatkan untuk menemukan dan memantau keberadaan planet, bintang, dan galaksi. e) Satelit Penginderaan Jauh. Satelit penginderaan jauh merupakan satelit yang dimanfaatkan untuk mengamati bumi dari orbit di luar angkasa, dapat bertujuan sebagai pengawasan lingkungan, meteorologi, peta, dan lain-lain. f) Satelit Militer. Satelit militer merupakan satelit yang dimanfaatkan untuk kepentingan militer seperti penyimpanan intelejensi negara maupun pengamatan. 2.2.3 Penggunaan Satelit Untuk Penginderaan Jauh a) Satelit Landsat Landsat merupakan satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran yang masing-masing menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit Landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi hampir mengelilingi kutub, memotong arah rotasi bumi pada kemiringan 98,2 derajat dan ketinggian orbit 705 kilometer dari permukaan. Adapun pemanfaatan satelit landsat yakni diantaranya digunakan untuk : 1) Pemetaan tutupan lahan; 2) Pemetaan penggunaan lahan; 3) Pemetaan tanah; 4) Pemetaan suhu permukaan laut; dan 5) Pemetaan tanah. Tabel 2.1 Spesifikasi Landsat

Jenis Orbit

Mendekati lingkaran sikron matahari

5

Ketinggian

705 km

Inklinasi

98.2º

Periode

99 menit

Waktu liput ulang (resolusi temporal)

16 hari

Waktu melintasi katulistiwa (Local Time onJam 10:00 s.d 10:15 pagi Descending Node -LTDN) nominal

b) Satelit SPOT Satelit SPOT adalah satelit Perancis dengan indera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut kemiringan 80 derajat. Satelit SPOT memiliki keunggulan sistem sensor dengan dua sensor identik yang disebut HRVIR (Super Resolution Visible Infrared). Setiap sensor dapat diatur di sisi kiri dan kanan sumbu observasi untuk memotong arah rekam jejak satelit, mencakup hingga 7 area cakupan. Satelit SPOT berfungsi untuk memastikan akurasi pemantauan bumi global. Satelit SPOT Memiliki tujuan sebagai berikut : -

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan kebumian melalui eksplorasi sumber daya bumi.

-

Mendeteksi dan meramalkan fenomena-fenomena klimatologi dan oseanografi.

-

Mengawasi aktivitas manusia dan fenomena alam.

c) Satelit Quickbird Satelit quickbird merupakan Sate...


Similar Free PDFs