LK 8 - kepemimpinan PDF

Title LK 8 - kepemimpinan
Course Kepemimpinan
Institution Universitas Negeri Medan
Pages 4
File Size 159.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 210
Total Views 576

Summary

Pertemuan: 10 Dosen: Dr. Arif Rahman, M MATA KULIAH KEPEMIMPINANLEMBARAN KERJA 8 Prodi S2 Pendidikan Matematika Fakultas Program Pascasarjana – UNIMEDSKS : 2Kode : Hari/ Tanggal: Senin, 5 April 2021Waktu : 10’ Paraf Dosen Nama Mahasiswa : Markus Harefa NIM : 8206171005 Nilai :Materi: Implementasi ga...


Description

Pertemuan: 10 Dosen: Dr. Arif Rahman, M.Pd Hari/ Tanggal: Senin, 5 April 2021

LEMBARAN KERJA 8 MATA KULIAH KEPEMIMPINAN Prodi S2 Pendidikan Matematika Fakultas Program Pascasarjana – UNIMED

Nama Mahasiswa : Markus Harefa NIM : 8206171005

SKS : 2 Kode : Waktu : 10’ Paraf Dosen

Nilai :

Materi: Implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi. Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mereview dan memvalidasi gaya-gaya kepemimpinan yang dalam penyelesaian masalah organisasi (rekayasa ide). Soal: 1. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi beserta rujukannya? 2. Simpulkan bentuk-bentuk implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi menurut Saudara berdasarkan rujukan yang dideskripsikan di atas (no.1)!

Jawaban: 1. Implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi menurut para ahli Solusi: a. Bass & Avolio (dalam Luthans, 2006) Implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi menurut Bass & Avolio (dalam Luthans, 2006) yaitu gaya kepemimpinan dapat dimanfaatkan tergantung situasi dari pada pengikut. Jika pengikut memiliki kebutuhan yang rendah maka pemimpin menerapkan kepemimpinan transaksional, sedangkan pengikut yang membutuhkan aktualisasi diri maka pimpinan sebaiknya menerapkan gaya kepemimpinan transformasional. i. gaya kepemimpinan transaksional, merupakan hubungan antara pimpinan dan bawahan yang didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar antar keduanya. Karakteristik kepemimpinan transaksional menurut Burns & Avolio adalah contingent reward dapat berupa penghargaan dari pimpinan karena tugas telah dilaksanakan, yaitu berupa bonus atau bertambahnya penghasilan atau fasilitas. Hal ini dimaksudkan oleh Burns bahwa penghargaan yang diberikan pada bawahan baik berupa pujian atas upaya-upayanya maupun jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh bawahan kemudian pimpinan memberi arahan kearah pencapaian tujuan. ii. gaya kepemimpinan transformasional, merupakan suatu gaya kepemimpinan yang dapat memberi motivasi para bawahan dengan membuat mereka lebih sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan, mendorong mereka lebih mementingkan kepentingan organisasi dari pada kepentingan diri sendiri,

dan mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi. Kepemimpinan

transformasional

sebagai

suatu

proses

menginspirasi

perubahan

dan

memberdayakan bawahan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, untuk meningkatkan kemampuan mereka miliki dan untuk meningkatkan kualitas proses-proses keorganisasian. Kesemua itu

dimungkinkan

berproses

sebab

para

bawahan

menerima

tanggungjawab

dan

mempertanggungjawabkannya untuk dirinya sendiri dan proses-proses untuk tugas-tugas yang telah ditetapkan.

b.

Lippits dan K. White (dalam S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2009) Lippits dan K. White Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter,

demokrasi, liberal yang mulai dikembangkan di Universitas Lowa. i.

Otoriter, Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Wewenang mutlak berada pada pimpinan, Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan, Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan, Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan, Lebih banyak kritik daripada pujian

ii.

Demokratis, Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Wewenang pimpinan tidak mutlak, Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan, Komunikasi berlangsung timbal balik, Pengawasan dilakukan secara wajar

iii.

Liberal atau Laissez Faire, Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut: Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya

kepada bawahan, Keputusan lebih banyak dibuat oleh

bawahan, Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan, Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan, Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok

c.

Humuntal (2021)

i. Kepemimpinan Otaktarik Dalam penyelesaian permasalahan organisasi gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terhadap suatu maslah. Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas/masalah harus dikerjakan/diselesaikan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian perintah. Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan hukuman.

ii. Kepemimpinan Demokratik

Gaya kepemimpinan ini yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu pemimpin”, tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap kelompok. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya iii. Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire Laisssez Faire kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan hatihati diberi batasan serta berbagai produser; Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugastugasnya diberikan hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil, sebagai dorongan; Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer bertindak cukup baik; Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatannya.

2. Simpulkan bentuk-bentuk implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi menurut Anda Solusi: Bentuk-bentuk implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi berbeda-beda tergantung dari gaya yang diterapkan. Kepemimpinan yang efektif dapat diperoleh melalui gaya kepemimpinannya yang diterapkan secara tepat dalam upaya mendorong dan mempengaruhi bawahnnya, sehingga mampu meningkatkan kinerja bawahan dan menyelesaikan permasalahan organisasi. Terdapat beberapa bentuk-bentuk implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam penyelesaian permasalahan organisasi, yaitu: gaya kepemimpinan transaksional, menyelesaikan masalah organisasi dengan serangkaian aktivitas tawar menawar antar pemimpin dan bawahan. Gaya ini diterapkan jika pengikut memiliki kebutuhan

yang rendah. gaya kepemimpinan transformasional, menyelesaikan masalah organisasi dengan memberi motivasi para bawahan dengan membuat mereka lebih sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan, mendorong mereka lebih mementingkan kepentingan organisasi dari pada kepentingan diri sendiri. Gaya ini diterapkan jika pengikut yang membutuhkan aktualisasi diri. Kepemimpinan Otaktarik, penyelesaian permasalahan organisasi dengan gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terhadap suatu maslah. Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas/masalah harus dikerjakan/diselesaikan. Gaya Kepemimpinan Demokratik, menyelesaikan masalah organisasi dengan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya Gaya Laisssez Faire, menyelesaikan masalah organisasi dengan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Daftar Pustaka: 1. Banjarnahor. H. 2021. Kepemimpinan (Ledearship). Jakarta: Erlangga 2. Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Terjemahan Edisi 10. Yogyakarta: Vivin Andika Yuwono 3. Suarli, S. Bahtiar, Yanyan. 2009. Manajemen Keperawatan: dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga...


Similar Free PDFs