MAKALAH hortikultura PDF

Title MAKALAH hortikultura
Author Abi Setiawan
Pages 19
File Size 480.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 111
Total Views 133

Summary

MAKALAH HORTIKULTURA ANGGREK Disusun oleh : Agung Sutrisno M. Abi Setiawan Patar Asi S. Thegar Hastuke 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang Anggrek. Makalah ini diajukan guna memenuhi tuga...


Description

MAKALAH

HORTIKULTURA ANGGREK

Disusun oleh : Agung Sutrisno M. Abi Setiawan Patar Asi S. Thegar Hastuke

1

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang Anggrek. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan kita semua.

2

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3 BAB. I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4 BAB. II BUDIDAYA .............................................................................................................. 5 BAB. III PANEN .................................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 18

3

BAB. I PENDAHULUAN

Tanaman anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki penampilan sangat menarik. Keindahan tanaman anggrek dapat dilihat dari untaian, bentuk, warna maupun corak bunga yang sangat bervariasi. Bunga anggrek merupakan jenis bunga potong, berdaya tahan cukup bagus sehingga bisa lebih tahan lama untuk dinikmati keindahannya. Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT. Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 280C dengan temperatur minimum 150C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisisisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit. Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp.,Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

4

BAB. II BUDIDAYA

A. Pembibitan Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut : 1. Perbanyakan vegetative, perbanyakan bibit anggrek menggunakan cara ini biasanya dapat menghasilkan keturunan yang memiliki karakter sama dengan induknya. Penyimpangan genetik biasanya terjadi karena faktor luar lain, seperti pemupukan, serangan hama penyakit, maupun kondisi lingkungan. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara mengambil bagian tanaman tertentu kemudian menanamnya secara terpisah pada lahan yang telah dipersiapkan. Seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Macam-macam perbanyakan vegetative antara lain dengan: a. Teknik Pemisahan Rumpun Perbanyakan tanaman menggunakan teknik pemisahan rumpun dapat dilakukan dengan cara memecah tunas anggrek simpodial atau berbatang semu, seperti Dendrobium sp. maupun Cattleya sp.Anggrek siap dipecah sebaiknya dipilih yang bercabang 3-5. Setelah dipecah, tanaman tersebut bisa langsung ditanam pada media tanam. b. Keiki Keiki adalah anakan anggrek yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini berupa tunas yang muncul di ruas-ruas tanaman dewasa. Keiki atau tunas liar tersebut akan terbentuk jika media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tanaman banyak yang rusak. Terhambatnya pertumbuhan akar tanaman tersebut mengakibatkan pertumbuhan tunas yang seharusnya muncul pada pangkal batang pindah ke ruas tanaman. Jika tanaman rajin diganti media tumbuhnya, maka kemungkinan muncul keiki sangat kecil. Oleh karena itu, bila

pembudidaya

ingin

melakukan

perbanyakan

anggrek

dengan

memanfaatkan keiki, maka media tanam anggrek tersebut tidak diganti. 5

Keiki yang akan ditanam sebaiknya dicari yang berukuran panjang kurang lebih 20 cm serta sudah menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Pemotongan dilakukan secara hati-hati, umbi induk harus ikut terangkat. Menyertakan umbi induk saat pemotongan bertujuan memberikan cadangan makanan pada keiki sebelum keiki mampu menyerap makanan sendiri, atau sampai terbentuknya akar. Keiki sebaiknya tidak langsung ditanam tetapi ditempelkan dulu di lempengan pakis sampai terjadi penambahan umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke pot. Anggrek perbanyakan menggunakan cara keiki masa berbunganya lebih lama dibandingkan menggunakan cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa dilakukan pada anggrek Dendrobium sp. c. Teknik Stek Perbanyakan anggrek menggunakan teknik stek merupakan cara perbanyakan vegetatif menggunakan batang atau tunas. Perbanyakan anggrek cara ini biasanya dilakukan pada tanaman anggrek berbatang satu atau anggrek jenis monopodial, serta pada tanaman dengan cara hidup terestrial, seperti anggrek Arachnis sp., Vanda terestrial, maupun Aeridachnis sp. Cara melakukan perbanyakan tanaman anggrek menggunakan teknik stek ini bisa dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang tingginya sudah mencapai dua meter atau lebih. Batang tanaman tersebut dipotong kira-kira 80 cm dari pucuk tanaman. Bekas potongan batang tersebut dioles perangsang akar misalnya rooton F, kemudian ditanam pada media tanam. Pada umur enam bulan, bagian pangkal batang yang ditanam tersebut sudah tumbuh akar, biasanya sudah muncul tunas-tunas baru. Dengan demikian proses perbanyakan anggrek tersebut bisa dikatakan berhasil. 2. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut. Sehingga perbanyakan menggunakan cara ini jarang dilakukan oleh pembudidaya tanaman anggrek. Penyemaian biji anggrek biasanya dilakukan menggunakan media yang terdiri dari kalsium nitrat 1 gram, monobasicpotasium fosfat 0,25 gram, magnesium sulfat 0,25 6

gram, amonium sulfat 0,50 gram, sukrosa 20 gram, ferro sulfat 0,025 gram, mangaan sulfat 0,0075 gram, agar-agar 10-20 gram serta air kelapa 100-150 cc. Biji tersebut ditebar di atas media seperti telah diuraikan di atas. Kemudian dijaga selalu dalam keadaan steril (pH 5,0-5,2). Biasanya biji anggrek akan berkecambah saat berumur tiga minggu setelah semai. Saat berumur 9-12 bulan setelah semai, bibit anggrek dapat dipindahtanamkan ke media yang lebih besar atau ke dalam pot komunitas.

Metode kultur in vitro (kultur jaringan) yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme). Perbanyakan menggunakan cara ini akan menghasilkan bibit dalam jumlah lebih banyak dibandingkan menggunakan perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan jaringan tanaman sudah bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya dilakukan pembudidaya tanaman anggrek yang berorientasi usaha atau bisnis dalam skala besar, untuk memenuhi permintaan konsumen. Secara singkat, proses kerja perbanyakan anggrek menggunakan cara kultur jaringan adalah sebagai berikut: a. Cari tunas anggrek yang berukuran 5 cm dari umbi induk. Tunas tersebut kemudian dikerat serta disterilisasi dengan cara merendam dalam larutan Clorox 10% selama 10 menit. Tunas steril tersebut kemudian dibuka menggunakan pisau dalam keadaan steril di entkast. Langkah selanjutnya adalah mengambil titik tumbuh (meristem), meristem terletak di bagian pucuk tunas. Titik tumbuh atau meristem tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer berisi larutan hara steril. Kemudian erlenmeyer dikocok menggunakan alat pengocok berkecepatan sekitar 60-100 rpm selama 24 jam. Dalam waktu sekitar 2 bulan, eksplan telah membentuk kalus, kalus ini semakin lama semakin membesar. b. Pertumbuhan yang membesar itu menyebabkan jaringan terpecah-pecah. Tiap pecahan bisa dipindahkan lagi ke botol erlenmeyer lain serta mendapatkan perlakuan yang sama (dikocok). Demikian seterusnya, setiap jaringan pecah, 7

segera dipindahkan ke erlenmeyer lain. Pada akhirnya jaringan tersebut ditumbuhi plb (protocorm like bodies) yang jika dipindahkan ke media padat atau media agar-agar akan menjadi plantet (anak semai). Anak semai selanjutnya ditanam berjajar di media padat dalam botol. Jika anak semai di media padat telah menyundul langit-langit botol serta tumbuh akar banyak, pertanda bibit siap dipindahkan ke dalam pot komunitas. B. Persiapan Lahan Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Penentuan Lokasi Pada persiapan lahan selain mempersiapkan madia tanam juga perlu

mempertimbangkan pemilihan lokasi menanam anggrek. Lokasi penanaman anggrek harus disesuaikan dengan kondisi habitat aslinya. Untuk menyiasati hal tersebut, bisa asang naungan (paranet) untuk menjaga kelembapan suhu di sekitar lingkungan anggrek. Fungsi lain paranet adalah untuk mengatur besar kecilnya intensitas paparan sinar matahari, melindungi tanaman anggrek dari serangan hama penyakit dan untuk melindungi anggrek dari air hujan. Setiap paranet mempunyai ukuran kerapatan yang berbeda, tingkat kerapatan itu disesuaikan atas kebutuhan tanaman anggrek berdasarkan varietas anggrek dan umur anggrek. Supaya tanaman anggrek sering berbunga dan subur, pemakaian paranet bisa dikelompokkan sebagai berikut : 



Anggrek Phalaenopsis atau biasa disebut anggrek bulan membutuhkan paranet 40-45%. Anggrek Vanda membutuhkan paranet 75-100%, Karena anggrek jenis ini memerlukan sinar matahari langsung untuk fase vegetatif atau pertumbuhan



dan fase generatif atau masa berbunga Anggrek Dendrobium membutuhkan paranet 55-75%.

8

Media tanam Media tanam memiliki fungsi utama sebagai tempat tumbuh tanaman anggrek. Selain itu, media tanam juga berfungsi menyimpan air maupun unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mendukung fungsifungsi tersebut, maka media tanam harus memenuhi standar pertumbuhan tanaman anggrek. Beberapa kondisi media tanam yang memenuhi standar tersebut antara lain, media harus poros, mudah menyimpan air, tidak mudah diinangi penyakit, memiliki daya aerasi cukup baik, mampu memberikan tambahan nutrisi tanaman, murah, serta mudah didapat. Tanaman anggrek akan memiliki pertumbuhan optimal jika media tanam tersebut memiliki derajat keasaman (pH) antara 6-6,8. Oleh karena itu, pengecekan pH media harus dilakukan karena media tanam ini sangat mempengaruhi laju pertumbuhan maupun produksi bunga anggrek yang dibudidayakan. Untuk mengetahui pH media tanam bisa dilakukan pengukuran menggunakan pH tester. Penggantian media tanam baru juga harus dilakukan jika pertumbuhan tanaman anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas maupun batangnya sudah terlalu padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa menyebabkan media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, agar dapat merangsang tumbuhnya tunas anakan baru. Media tanam yang biasa digunakan oleh pembudidaya atau penggemar anggrek di Indonesia adalah pecahan batu bata atau genteng, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka. Anggrek pot Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga indah pada saat dipasarkan merupakan faktor utama yang mempengaruhi penampilan tanaman tersebut di dalam ruangan. Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk pemasaran tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka terhadap etilen dan lebih mudah rusak dari pada

9

tanaman yang diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup atau persentase bunga yang mekar masih rendah. C. Perawatan Seperti halnya manusia anggrek juga perlu perawatan yang diantaranya pemenuhan nutrisi, air, kondisi yang menyenangkan dan sebagainya. Perawatan anggrek antara lain: Penyiraman Air merupakan kebutuhan pokok mahluk hidup. Seperti halnya tanaman lain, anggrek juga akan memiliki pertumbuhan yang optimal jika kebutuhan air tercukupi. Namun pemberian air pada tanaman tidak boleh berlebihan, karena akan mengakibatkan media tanam terlalu lembab dan mudah terserang penyakit. Jika media tanam terlalu kering, maka akan mengalami dehidrasi yang ditandai dengan mengerutnya umbi semu. Demikian juga sebaliknya, jika pemberian air terlalu berlebihan, maka akarnya akan mudah terserang penyakit, terutama busuk akar maupun busuk pangkal batang. Jika anggrek mengalami busuk akar, maka penyerapan unsur hara akan terhambat, serta tanaman dapat mengalami kelayuan. Beberapa proses dalam jaringan tanaman berjalan dengan bantuan air. Misalnya, fotosintesis berupa asimilasi CO₂ di dalam butir hijau daun dengan bantuan cahaya. Asimilasi protein pun hanya mungkin terjadi jika ketersediaan air mencukupi. Pengangkutan unsur hara dari akar ke seluruh bagian tanaman juga menggunakan bantuan air. Demikian juga dengan pengangkutan basil fotosintesis ke akar atau bagian tanaman lain. Pengairan cukup akan mempengaruhi proses respirasi pada tanaman. Tanaman anggrek akan menyerap air untuk menopang pertumbuhannya. Air yang telah diserap oleh tanaman akan menguap jika suhu lingkungan terlalu tinggi kemudian dengan cadangan air yang cukup, akan menurunkan suhu tanaman. Tanaman yang mengalami kekurangan air maka tekanan turgor akan menyusut atau berkurang sehingga organ tumbuh akan layu dan akhirnya mati. Namun, jika tanaman yang 10

mengalami kekurangan air tersebut belum melewati titik layu permanen, dengan pemberian air yang tepat, maka turgor sel akan kembali seperti semula sehingga tanaman dapat hidup dengan normal. Penyiraman secara berlebihan pada tanaman anggrek akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Air yang berlebihan akan membungkus permukaan akar tanaman, sehingga akar akan kesulitan bernafas. Penyerapan air yang berlebihan oleh tanaman juga akan mengakibatkan anggrek mudah terserang hama dan penyakit. Butir-butir air akan terkumpul di pucuk tanaman sehingga tunas anggrek akan mudah terinfeksi oleh cendawan atau bekteri. Tunas yang terserang penyakit akan berwarna cokelat kehitaman dan akhirnnya mati. Frekuensi dan volume pemberian air pada tanaman anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Tanaman anggrek

monopodial,

seperti

anggrek Vanda

sp., Arachnis

sp.,

maupun Renanthera sp. merupakan jenis tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung. Oleh karena itu, jenis anggrek ini membutuhkan air lebih banyak dibanding jenis anggrek lain. Penyiraman pada saat musim kemarau paling tidak dilakukan dua kali sehari. Faktor Yang Menentukan Frekuensi Dan Volume Penyiraman Pada Tanaman Anggrek Jenis tanaman anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Tanaman anggrek yang tumbuh dengan intensitas sinar matahari langsung, seperti anggrek terestrial atau jenis anggrek tanah, seperti Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Renanthera, maupun tanaman anggrek jenis litofit, seperti Dendrobium, dan Phalaenopsis, membutuhkan air yang lebih banyak dibanding dengan jenis anggrek yang lain. Apalagi jika kondisi cuaca sangat panas, pemberian air harus dilakukan lebih banyak. Penyiraman pada siang hari harus dilakukan dengan hatihati karena justru akan mengakibatkan daun tanaman terbakar.

11

Penyiraman sebaiknya menggunakan alat semprot yang dapat membasahi seluruh permukaan tanaman. Berbeda dengan jenis tanaman anggrek di atas, untuk jenis anggrek epifit (Cattleya dan Oncidium), semi-epifit (Brassavola, Epidendrum, Laelia), dan saprofit (Goodyera), kebutuhan akan air lebih sedikit. Pemberian air cukup dilakukan satu kali sehari. Tanaman anggrek jenis ini sangat rentan terhadap kelebihan air. Jika terjadi kejenuhan air, maka tanaman akan mudah terserang penyakit busuk akar. Waktu penyiraman yang baik pada tanaman anggrek yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 dan dan sore hari sekitar pukul 16.00-18.00. Penyiraman pada siang hari akan beresiko, karena justru membuat daun tanaman terbakar. Jika tanaman mengalami kekeringan pada siang hari, sebaiknya tidak buru-buru dilakukan penyiraman, karena anggrek tidak akan mengalami kematian hanya karena kekurangan air selama beberapa jam. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah cuaca tidak begitu panas. Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan memberikan nutrisi atau unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akar dilakukan dengan cara memberikan pupuk pada media tanaman. Sedangakan pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara memberikan pupuk melalui mulut daun. Pemberian pupuk melalui daun biasanya dilakukan dengan penyemprotan pupuk pada permukaan daun, terutama permukaan daun bagian bawah, karena mulut daun banyak terdapat di permukaan daun bagian bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih afektif, karena mulut daun ini mampu menyerap pupuk yang diberikan sebanyak 90%. Kebutuhan unsur hara pada setiap fese pertumbuhan tanaman anggrek berbeda-beda. Untuk anggrek yang masih pada fase pembibitan membutuhkan unsur hara nitrogen lebih tinggi, yaitu 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup sekali melalui daun selama fase pembibitan. Pada fase tanaman 12

muda, kebutuhan nutrisi atau unsur haranya adalah 30% N, 30% P, dan 30% K. Pemberian pupuk melalui daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan melalui akar dapat diberikan tiga minggu sekali. Kebutuhan pupuk untuk anggrek dewasa yang sudah memasuki fase generatif atau pembungaan adalah 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga minggu sekali pada media tanam. Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan v...


Similar Free PDFs