MAKALAH INVASI MONGOL PDF

Title MAKALAH INVASI MONGOL
Author Muhammad Ihsan
Pages 29
File Size 1.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 33
Total Views 156

Summary

MAKALAH INVASI MONGOL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Dosen pengampu : 1. Hj. Ratu Suntiah, M.Ag 2. Aang Mahyani, S.Pd., M.Pd Disusun oleh : KELOMPOK 9 Inayatul Fitriah : 1162060047 Inna Saftina : 1162060048 Muhammad Ihsan : 1162060066 KELAS V/B PROGRAM STUDI PENDID...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH INVASI MONGOL Muhammad Ihsan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

POLIT IK PENGUASAAN BANGSA MONGOL T ERHADAPNEGERI- NEGERI MUSLIM PADA MASA DI… Budi Sujat i

Sejarah Asia Tengah: Int elekt ual Mongol Sufyan Syafi'i SEJARAH PERADABAN ISLAM KARYA SIT I ZUBAIDAH Barry J A Y A Put ra

MAKALAH INVASI MONGOL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Dosen pengampu : 1. Hj. Ratu Suntiah, M.Ag 2. Aang Mahyani, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh : KELOMPOK 9

Inayatul Fitriah

: 1162060047

Inna Saftina

: 1162060048

Muhammad Ihsan : 1162060066

KELAS V/B PROGRAM STUDI PENDIDKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Tahun Ajaran 2018/2019

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah Sejarah Peradaban Islam yang berjudul “Invasi Mongol” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku menuju alam yang lurus. Aamiin Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Bandung, September 2018

Penyusun

i

DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................ i Daftar isi ...................................................................................................................... ii Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ..................................................................................................1 1.2 Rumusan masalah ............................................................................................1 1.3 Tujuan ..............................................................................................................1 Bab II ISI 2.1 Gambaran Umum Bangsa Mongol ...................................................................2 2.2 Faktor-faktor invasi ..........................................................................................4 2.3 Masa kekuasaan Bangsa Mongol .....................................................................7 A. Masa kekuasaan Jenghis Khan ....................................................................7 B. Masa kekuasaan Hulaghu Khan ..................................................................9 C. Masa kekuasaan Timur Lenk .....................................................................11 2.4 Penyebab jatuhnya Negara Muslim ke tangan Mongol ...................................16 2.5 Dampak invasi Mongol terhadap Dinasti Abbasiyah ......................................20 Bab III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................23 3.2 Saran ................................................................................................................23 Daftar Pustaka ............................................................................................................24 Lampiran .....................................................................................................................25

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebagai umat manusia yang beragama, kita memiliki peran penting dalam menjalani kehidupan di Muka bumi sebagai Pemimpin (Khalifah fil Ard) yang mengharuskan kita untuk menjadi pribadi yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Sepanjang sejarah umat manusia, kita melihat banyak kerajaan atau kekaisaran yang berkuasa dan melakukan berbagai penyerangan serta pengambilalihan kekuasaan terhadap kekaisaran yang lain. Salah satu yang terkenal adalah Kekaisaran dari Bangsa Mongol. Sejarah dunia mencatat, bahwasanya Bangsa Mongol mulai muncul pada penghujung abad Ke-12 atau awal Abad Ke-13 M. Awalnya mereka merupakan sebuah kumpulan masyarakat yang mendiami daerah antara gurun pasir Gobi dan Danau Baikal. Kehidupan mereka dikenal dengan kehidupan Bar-bar; tidak mengenal kebersihan dan memakan semua daging binatang. Mereka menyembah benda-benda alam Seperti matahari, Sungai, dan berbagai peristiwa alam lainnya. Terlepas dari karakteristik bangsa Mongol tersebut, mereka juga melakukan Ekspansi ke berbagai daerah dari mulai Asia hingga ke Timur tengah termasuk Kerajaan-kerajaan Islam. Kisah Ekspansi bangsa Mongol ke Kerajaan-kerajaan Islam merupakan sebuah kisah yang menyedihkan khususnya bagi umat Islam pada masa tersebut. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang asal usul dari Bangsa Mongol, masa kekuasaan, invasi terhadap Kerajaan Islam, serta dampaknya terhadap Kerajaan Islam khususnya pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5

Bagaimana gambaran umum bangsa Mongol? Faktor apa saja yang memengaruhi invasi Bangsa Mongol? Bagaimana masa kekuasaan Bangsa Mongol? Apa saja penyebab jatuhnya Negara Muslim ke tangan Mongol? Bagaimana dampak invasi Bangsa Mongol terhadap dinasti Abbasiyyah?

1.3 Tujuan penulisan 1.3.1 Mengetahui gambaran umum bangsa Mongol 1.3.2 Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi invasi Bangsa Mongol 1.3.3 Mengetahui masa kekuasaan Bangsa Mongol 1.3.4 Mengetahui penyebab jatuhnya Negara Muslim ke tangan Mongol 1.3.5 Mengetahui dampak invasi Bangsa Mongol terhadap dinasti Abbasiyyah 1

BAB II ISI 2.1 Gambaran Umum Bangsa Mongol Bangsa Mongol berasal dari daerah di Pegunungan mongolia, yang membentang dari asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan, dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Dahulu mulanya masyarakat mongol adalah suatu masyarakat yang hidup di hutan. Mereka mendiami hutan siberia dan Mongolia luar di antara gurun pasir Gobi dan danau Baikal. Mereka pun salah satu keturunan dari rumpun bangsa Tar-tar.1 Bangsa Mongol adalah salah satu bangsa yang berambisi terhadap kekuasaan. Salah satu yang membuatnya terkenal adalah salah seorang pemimpinnya yang bernama Temujin atau dikenal sebagai Genghis Khan, bahkan ia dikenal sebagai Alexander for Asia karena kekuasaannya yang sangat luas dan membentang di berbagai penjuru dunia. Kekaisaran Mongol yang dibangun pada tahun 1206 telah mampu mengusai wilayah seluas sekitar 24 Juta Km2. Selama beberapa abad, bangsa Mongol hidup secara Nomaden (Berpindah-pindah) dari daerah satu ke yang lain yang wilayahnya dalam lingkup daerah Manchuria hingga Turkistan. Mereka ditakuti karena sering kali melakukan penyerangan yang dahsyat kehancurannya terhadap Kafilah yang sedang melakukan perjalanan menyusuri jalur sutra. Dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, Bangsa mongol bergantung pada hasil perdagangan tradisional melalui pertukaran antara bangsa Turki dan bangsa Cina yang merupakan tetangga mereka. Sebagai bangsa yang Nomaden, mereka memiliki sifat yang kasar, suka berperang, dan berani mati demi mewujudkan ambisi dari Politiknya. Nenek moyang bangsa mongol adalah Alanja Khan yang kemudian dikaruniai putra kembar, dimana nantinya kedua putranya ini akan melahirkan keturunan Bangsa Tartar dan Mongol. Kebanyakan bangsa mongol tidak menganut ajaran agama yang ada di sekitar lingkungan mereka, mereka lebih konsisten taat dan patuh terhadap ajaran dari nenek moyang mereka, Ajaran yang dianut oleh bangsa mongol dinamakan ajaran Agama Syamaniyah, yakni menyembah Benda alam seperti bintang dan matahari. Adapun agama samawi sampai ke mereka karena invasi yang dilakukan oleh mereka sendiri.

1

M. Abdul Karim. 2006. Islam di Asia Tengah Sejarah Dinasti Mongol-Islam. Yogyakarta: Bagaskara (Hal 11).

2

Dalam banyak catatan sejarah barat maupun Islam, kesan yang muncul ketika membaca tentang bangsa mongol adalah tentang kekejaman yang dilakukannya pada masa lampau. Misalnya ketika penyerangan mereka ke kota Baghdad yang merupakan pusat peradaban dinasti Abbasiyah sekaligus simbol pusat kekuasaan dan peradaban Islam, mereka meluluhlantakkan dan membumiratakan kota Baghdad. Bahkan akibat kekejamannya pasukan mereka membuat Sungai Tigris dan Eufrat yang mengapit kota Baghdad berubah menjadi warna merah kehitaman, warna merah akibat dari darah dan hitam akibat dari Tinta yang berasal dari kitab-kitab berisi berbagai pengetahuan umat Islam dibuang ke kedua sungai tersebut. Sejarah juga mencatat bahwa setelah beberapa penghancuran yang telah dilakukan oleh bangsa mongol, peradabannya mengalami perubahan drastis. Bangsa Mongol yang semula barbar telah berubah menjadi bangsa yang mencintai dan mampu membangun kembali peradaban yang dulu pernah dihancurkannya, yakni peradaban Islam. Salah satu bukti nyatanya adalah Taj Mahal, salah satu keajaiban dunia yang merupakan karya agung dari dinasti Mughal (Mongol) di India. Penaklukan kota Baghdad oleh tentara Mongol pada tahun 1258, dikenal sebagai titik balik kejadian yang mengubah wajah peradaban Islam hingga hari ini. Ironisnya, durasi penaklukan ini hanya berlangsung selama 13 hari, dari tanggal 29 Januari sampai 10 Februari 1258 M. Dikabarkan, selama berhari-hari pasukan Mongol menyiksa, memperkosa, dan menganiaya penduduk Baghdad tanpa henti. Tidak jelas tepatnya jumlah korban dalam agresi ini. Namun para ahli memperkirakan, 90.000 sampai 1 juta rakyat Baghdad meregang nyawa. Aroma cendana dari perabotan berkualitas tinggi dan naskah-naskah akademik yang terbakar menyeruak seantero Baghdad selama berhari-hari. Sekitar 3000 bangsawan kekhalifahan Abbasiyah di hukum mati. Dan Al-Musta’sim, Khalifah ke-37 Bani Abbas, dibiarkan hidup sambil menyaksikan kekejaman ini selama berhari-hari, hingga ia akhirnya ikut dieksekusi dengan cara yang tragis.2 Terlepas dari kemampuan militernya yang hebat, Mongol tidak menonjol secara kebudayaan. Walaupun para pemimpin Mongol mengundang para ahli ke pusat pemerintahannya untuk membangun negeri itu, tetapi bangsa Mongol sendiri tidak tampil sebagai ilmuwan, sastrawan, atau arsitek. Mereka tetap memainkan peran yang sama sebagaimana sebelumnya, yaitu sebagai tentara dan penunggang kuda yang 2

https://ganaislamika.com/invasi-mongol-ke-baghdad-1258-m-1/ Diakses pada 8 September 2018

3

tangguh. Kekosongan di lapangan peradaban otomatis diisi oleh bangsa-bangsa lainnya, dan kaum Muslimin memiliki peranan yang besar dalam hal ini. Kemudian mulailah para pimpinan Bangsa Mongol di daerah-daerah yang di taklukkan seperti di timur tengah masuk Islam, dan pada akhirnya mayoritas pasukan Mongol yang menguasai daerah di timur tengah pun masuk Islam. Mereka kagum dengan budaya mulia Islam, dengan ilmu pengetahuannya, dengan sistem hukumnya, ekonominya serta Ideologinya yang sangat maju. Para pemimpin inilah yang akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan Imperium Mongol dan justru tunduk pada kekuasaan Khilafah Islam di Mesir. Para penguasa daerah taklukan Mongol akhirnya mendirikan Kesultanan Mongol seperti di India, dan Turki. Setelah para pasukan dan pimpinan Mongol di timur tengah masuk Islam, maka akhirnya kekuatan Imperium Mongol pun rontok satu per satu. Kekuasaan Mongol di Eropa berhasil direbut kembali oleh bangsa-bangsa Eropa karena tidak ada dukungan dari Timur Tengah, sedangkan di Timur Tengah para penguasa Mongol melepaskan diri dari Imperium Mongol karena tunduk pada Islam. Dan puncaknya adalah kekuatan terakhir Imperium Mongol yaitu Dinasti Yuan di Cina, dikudeta oleh kaum muslim dan rakyat Cina.3

2.2 Faktor-faktor yang memengaruhi invasi Bangsa Mongol Tentara Mongol melakukan invasi terhadap wilayah-wilayah islam bukanlah tanpa alasan. Artinya terdapat faktor-faktor yg mendorong mereka untuk melakukannya. Diantara alasan-alasan itu adalah sebagai berikut : a. Sikap ambisius penguasa Mongol menjadi satu-satunya penguasa di muka bumi Keberhasilan bangsa Mongol, sejak masa kepemimpinan Jenghis Khan, Hulagu Khan sampai masa Timur Lenk menguasai dan menduduki wilayahwilayah Islam didorong oleh ambisi untuk menjadikan mereka satu-satunya penguasa di muka bumi. C.G.E. Von Grunebau menyatakan “The Mongol under Jenghis Khan were seeking to realize the ideology of the world state: one god in heaven, one ruler of hearth”.4 Sebagai ambisinya, Timur Lenk menyusun rencana

3

https://www.globalmuslim.web.id/2011/07/sejarah-islam-mongol-bangsa-penghancur.html diakses pada 10 September 2018 4

C.G.E.Von Grunebaun, Classical Islam : a history 600-1258, translated by Catherine Watson, Chicago : Aldine Publishing Company, 1970, hlm. 1999-2000.

4

menaklukan daerah-daerah yang pernah diambil alih oleh Jenghis Khan. Ia pernah menyatakan bahwa jika di alam ini hanya ada satu tuhan, di bumi ini pun seharusnya hanya ada satu raja.5 Para pemimpin Mongol sangat tidak menghendaki jika di bumi ini ditemukan ada penguasa dari kerajaan lain yang bisa hidup berdampingan. Mereka sangat tidak menginginkan adanya sebuah kekuasaan politik, selain kekuasaan yang dipegang oleh orang-orang Mongol. Ini artinya bangsa Mongol harus menjadi bangsa penguasa di atas bangsa-bangsa lain. b. Ekspansi wilayah Wilayah asal bangsa Mongol sebenarnya tidak terlalu luas. Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang secara umum, wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah padang pasir dan padang rumput yang hanya cocok untuk kegiatan beternak atau berburu. Dengan demikian, sumber penghidupan di wilayah ini sangat terbatas. Dalam rangka meningkatkan kehidupannya, upaya melakukan perluasan wilayah adalah cara tepat yang dilakukan bangsa Mongol untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi ini tentu saja menjadi pendorong utama setelah bangsa Mongol berhasil membangun institusi kekuasaan yang dibentuk Jenghis Khan, Hulagu Khan dan Timur Lenk. Dengan demikian, perluasan wilayah menjadi sebuah tuntutan, terlebih negeri-negeri yang berada di sekelilingnya merupakan wilayah yang subur dan bisa menyediakan segala kebutuhan bangsa Mongol.6 c. Mencari kekayaan dan sumber-sumber makanan Jumlah penduduk yang besar dan harapan hidup yang akan nomaden dan hanya mengandalkan hidup dari berburu jelas tidak akan cukup. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari yang sangat besar, upaya menjadi tentara yang terlibat dalam peperangan sudah menjadi tuntutan. Harapan mereka, dengan bergabung menjadi tentara, orang-orang Mongol akan banyak mendapatkan ghanimah atau harta rampasan perang. Oleh karena itu menjadi seorang tentara merupakan suatu kebanggaan bagi orang-orang Mongol. Dengan kata lain, dengan menjadi tentara, kehidupannya akan terangkat.

5

Badri Yatim. Sejarah peradaban islam. Jakarta. Raja grafindo persada. 1997. hlm. 119.

6

Kusdiana, Ading. Sejarah Peradaban Islam Periode Pertengahan. Bandung. Pustaka Setia. Hlm.66

5

Pada saat Timur Lenk selesai melakukan penjarahannya di Indi, ia meminta kepada rakyat-rakyat di negeri yang telah ditaklukannya untuk membayar upeti. Jika ada rakyat yang membangkang, ia mengambil tindakan tegas dengan ditawan atau dibunuh. d. Pembalasan terhadap perlakuan tidak simpatik kaum muslim Sebenarnya tidak dimungkiri bahwa terjadinya invasi bangsa Mongol ke negeri-negeri Islam pada abad ke-13 dipicu oleh perilaku orang-orang islam sendiri, khususnya orang Islam dari dinasti Khawarizm. 7 Pertama, ketika delegasi pengusaha Mongol membawa banyak harta ke negara Khawarizm dengan maksud untuk membeli baju produk negara Khawarizm. Wazir dinasti Khawarizm mengirim surat berisi rayuan kepada Sultan Alal Ad-Din untuk merapas harta yang dibawa oleh pengusaha Mongol. Sultan terbujuk, sehingga memerintahkan untuk membunuh seluruh delegasi pengusaha tersebut dan merampas hartanya.8 Tindakan ini menjadi dasar legal bagi Jenghis Khan untuk melakukan penyerbuan.9 Kedua, ketika Jenghis Khan mengirim utusan kepada sultan untuk mengantarkan surat , menanyakan apakah pembunuhan tersebut atas perintahnya atau tanpa sepengetahuannya. Akan tetapi, sultan memerintahkan untuk memenggal utusan Jenghis Khan. Ketiga, sultan Khawarizm menyiapkan pasukan kemudian menyerang kedaulatan “Negara Mongol” yang pada saat itu sedang sibuk berperang melawan negara tetangganya, dengan merampas kekayaan dan menawan kaum wanita dan anak-anak.10 Mengacu dari peristiwa tersebut, satu-satunya jalan yang harus dilakukan adalah menyiapkan pasukan untuk memerangi kaum muslim dan menguasai negaranya.

7

Kusdiana, Ading. Sejarah Peradaban Islam Periode Pertengahan. Bandung. Pustaka Setia. Hlm 66

8

Muhammad Sayyid Al-Wakil, hlm.229-230

9

C.G.E.Von Grunebaun, Classical Islam : a history 600-1258, translated by Catherine Watson, Chicago : Aldine Publishing Company, 1970, hlm.200 10

Muhammad Sayyid Al-Wakil, hlm.230

6

2.3 Masa kekuasaan Bangsa Mongol Jatuhnya kota baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan Khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan. Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa mongol masih sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah (nomaden), menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertularkan kulit bintang dengan binatang lainnya, baik antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Bangsa Mongol mempunyai watak yang kasar dan suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh terhadap pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah ( Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.11 A. Masa pemerintahan Jenghis Khan Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada kepemimpian Yaaugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada pada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, putranya, Timujin yang berumur 13 tahun melanjutkan kepemimpinan Mongol. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan bangsa lain, sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja yang Perkasa. Ia menetapkan suatu undang-undang yang disebut Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang dengan komandan pada tiap-tiap kelompok.12 Dengan demikian, bangsa Mongol mengalami kemajuan dalam bidang militer. 11

Ibid

12

Bertold Spuler, History of The Mongols, (London: Routledge &Kegan Paul, 1972), hlm. 26.

7

Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan baik dan kuat, Jengis Khan berusaha memperluas daerah kekuasaan dengan menyerang beberapa daerah lain. Serangan pertama diarahkan pada kerajaan Cina. Ia berhasil menguasai peking pada tahun 1215 M.13 Pada tahun 606 H/1209 M tentara Mongol memulai serangan kembali dengan sasaran untuk menguasai daerah-daerah Islam seperti Turki dan Ferghana, kemudian Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala Al- Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang, sehingga masing-masing kembali ke negerinya.14 Sekitar sepuluh tahun kemudian Bangsa Mongol kembali menyerbu dan masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai perbatasan Irak. Mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala Al-Din. Akan tetapi Sultan Ala Al- Din tewas pada pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M, se...


Similar Free PDFs