Makalah Motivasi PDF

Title Makalah Motivasi
Author Olivia Puspita Ningrum
Course Pengantar Manajemen
Institution Universitas Negeri Yogyakarta
Pages 25
File Size 483.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 140
Total Views 539

Summary

MAKALAHPENTINGNYA MOTIVASI UNTUK MENINGKATKANPERFORMANCE ORGANISASIDisusun oleh : Lailatul Hikmah (19803241019) Olivia Puspita Ningrum (19803241027) Maria Banowati Azelia (19803241036)PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAiiKATA PENGANTARPuji Syukur kami panj...


Description

MAKALAH PENTINGNYA MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANCE ORGANISASI

Disusun oleh : Lailatul Hikmah

(19803241019)

Olivia Puspita Ningrum

(19803241027)

Maria Banowati Azelia

(19803241036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan Tugas Makalah Pengantar Manajemen yang berjudul “Pentingnya Motivasi Untuk Meningkatkan Performance Organisasi” sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Pembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mengkaji materi Pentingnya Motivasi Untuk Meningkatkan Performance Organisasi dari berbagai referensi. Kami menggunakan metode pengumpulan data ini, agar makalah yang kami susun dapat memberikan informasi yang akurat dan bisa dibuktikan, serta dapat memberikan pemahaman terhadap pembaca dengan materi yang dipandang melalui berbagai subjek. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas

Mata kuliah Pengantar

Manajemen. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh tentang Pentingnya Motivasi Untuk Meningkatkan Performance dalam Organisasi. Makalah ini disajikan untuk menambah wawasan tentang Pentingnya Motivasi Untuk Meningkatkan Performance dalam Organisasi. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Yogyakarta, 30 September 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii BAB I ......................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2 C. TUJUAN ........................................................................................................................ 2 BAB II ....................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3 A. PENGERTIAN MOTIVASI ........................................................................................ 3 B. TEORI – TEORI MOTIVASI ..................................................................................... 3 1.

Teori Pendahulu (Early Theory) .............................................................................. 4

2.

Teori Kontemporer (Contemporary Theory) ........................................................... 8

C. TANTANGAN MOTIVASI ....................................................................................... 12 BAB III .................................................................................................................................... 20 PENUTUP ............................................................................................................................... 20 A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 20 B. SARAN ......................................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam kehidupan tampak begitu beragam baik di dalam kehidupan kehidupan rumah tangga hingga tingkat organisasi yang lebih kompleks yaitu organisasi di dalam dunia kerja. Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di

dalamnya. Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi, karena hanya manusia yang memiliki sifat kedinamisan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik, maka diperlukan sumber daya untuk mencapainya. Sumber daya merupakan energi, tenaga dan kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan aktivitas ataupun kegiatan. Sumber daya itu antara lain sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya ilmu dan teknologi, serta sumber daya manusia. Diantara sumber daya tersebut, sumber daya terpenting ialah sumber daya manusia (Wirawan; 2009). Sumber daya manusia dianggap penting karena dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi, serta merupakan pengeluaran pokok organisasi dalam menjalankan kegiatannya (Simamora; 2006). Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi sudah seharusnya mendapat perhatian supaya perjalanan organisasi tersebut sesuai yang diharapkan. Perhatian yang dimaksud dalam hal ini adalah motivasi. Motivasi memiliki peran penting dalam membangun kinerja seseorang lebih maksimal. Motivasi yang dimaksud disini adalah bagaimana dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang juga sangat penting adanya dorongan dari luar, dalam mencapai tujuan dengan melaksanakan tugas sebagai pegawai yang taat sesuai dengan aturan. Pegawai dengan motivasi kerja yang baik akan melaksanakan setiap pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya dan mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, seperti yang dikemukakan oleh Robins (1996: 198) bahwa “Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya 1

yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual”. Motivasi kerja yang rendah atau kurang baik akan merugikan lembaga, karena dengan motivasi kerja yang rendah pencapaian tujuan lembaga akan tertunda. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai pentingnya motivasi di dalam organisasi. Unsur motivasi di dalam organisasi memang sangat diperlukan guna mendapatkan hasil pekerjaan yang memuaskan dan efisien.

B. RUMUSAN MASALAH Motivasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja seseorang di dalam organisasi.

Motivasi setiap individu di dalam organisasi berbeda - beda dikarenakan

berbagai faktor - faktor tertentu. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja individu dalam memajukan organisasi dimana tempatnya bekerja. Oleh karena itu, berkaitan dengan permasalahan di atas maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antara lain : 1. Apa pengertian dari motivasi? 2. Apa saja teori - teori mengenai motivasi? 3. Apa saja tantangan dalam motivasi?

C. TUJUAN Sesuai dengan masalah yang dihadapi, tujuan penulisan makalah ini untuk: 1.

Untuk mengetahui pengertian motivasi.

2.

Untuk mengetahui teori - teori tentang motivasi.

3.

Untuk mengetahui apa saja tantangan dalam motivasi.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MOTIVASI Secara etimologi, motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti menggerakkan. Selain itu, kata motivasi juga berasal dari bahasa Inggris “motivation” yang bisa diartikan sebagai “daya batin” atau “dorongan”. Jadi, motivasi adalah suatu bentuk perubahan yang terjadi pada seorang individu akibat adanya gejala perasaan, jiwa dan emosi sehingga memberikan dorongan untuk melakukan suatu tindakan yang menjadi kebutuhan atau tujuan yang ingin dicapainya, baik secara positif maupun negatif. Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. George R. Terry mendefinisikan motivasi kerja sebagai suatu keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu. Sedangkan menurut John R. Schemerhom, motivasi kerja yaitu mengacu pada pendorong di dalam individu yang berpengaruh atas tingkat, arah dan gigihnya upaya seseorang dalam pekerjaannya. Motivasi kerja seorang karyawan akan mempengaruhi produktivitas dan kinerjanya, dan tugas seorang manajer adalah mengarahkan motivasi tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinnya. Motivasi merupakan masalah

kompleks

dalam

organisasi,

sehingga

banyak

ahli

telah

mencoba

mengembangkan berbagai teori dan konsep.

B. TEORI – TEORI MOTIVASI Secara garis besar teori motivasi dapat diklasifikasi menjadi dua kategori, yakni Teori Pendahulu (Early Theory) dan Teori Kontemporer (Contemporary Theory).

3

1. Teori Pendahulu (Early Theory) Teori ini merupakan dasar dari teori kontemporer yang saat ini dikembangkan oleh banyak manager dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Teori ini terdiri dari Hierarki Teori Kebutuhan (Abraham Moslow), Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregors), Teori Dua Faktor (Teori Herzberg) dan Teori Kebutuhan Berprestasi (David McClelland). a. Hierarki Teori Kebutuhan (Abraham Maslow) Teori motivasi Maslow dinamakan, “A theory of human motivation”. Teori ini mengikuti teori jamak, yakni seorang berperilaku atau bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan yang diiinginkan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, maka muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar. 2. Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.

4

3. Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman. 4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang. 5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya. Dasar dari teori ini adalah : 1. Manusia adalah makhluk yang berkeinginan, ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayat tiba. 2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator, dan 3. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang. Ada beberapa urutan atau tingkatan kebutuhan yang berbeda kekuatannya dalam memotivasi para pekerja di sebuah organisasi atau perusahaan, diantaranya : 1. Kebutuhan yang lebih rendah adalah yang terkuat, yang harus dipenuhi lebih dahulu. Kebutuhan itu adalah kebutuhan fisik (lapar, haus, pakaian, perumahan dan lain–lain). Dengan demikian kebutuhan yang terkuat yang memotivasi seseorang bekerja adalah untuk memperoleh penghasilan, yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan fisiknya. 2. Kekuatan kebutuhan dalam memotivasi tidak lama, karena setelah terpenuhi akan melemah atau kehilangan kekuatannya dalam memotivasi. Oleh karena itu usaha memotivasinya dengan memenuhi kebutuhan pekerja, perlu diulang– ulang apabila kekuatannya melemah dalam mendorong para pekerja melaksanakan tugas–tugasnya. 3. Cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi ternyata lebih banyak daripada untuk memenuhi kebutuhan yang berada pada urutan yang lebih rendah. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan fisik, cara 5

satu–satunya yang dapat digunakan dengan memberikan penghasilan yang memadai atau mencukupi. b. Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor).

Douglas McGregor yang menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia : yang pertama pada dasarnya negatif (teori-X) dan kedua pada dasarnya positif (teori-Y). McGregor berkesimpulan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan atas pengelompokan asumsi tertentu dan manusia cenderung menyesuaikan perilakunya terhadap bawahannya sesuai dengan asumsiasumsi tersebut. Ada empat asumsi yang dianut oleh para manajer dalam teori-X, yaitu : 1. Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha

menghindarinya. 2. Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa,

dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. 3. Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang

formal sepanjang hal itu terjadi. 4. Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas faktor lain yang

berhubungan dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi. Sedangkan pandangan yang positif (teori-Y) adalah : 1. Para pegawai dapat melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang biasa seperti halnya

istirahat dan bermain. 2. Manusia akan menentukan arahnya sendiri dan mengendalikan diri, jika

mereka merasa terikat kepada suatu tujuan. 3. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima dan mencari tanggung jawab. 4. Kreativitas-kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang baik-

tersebar luas pada seluruh populasi dan tidak selalu merupakan hak dari mereka yang menduduki fungsi manajerial. Implikasi dari teori-X dan teori-Y terhadap teori organisasi, McGregor berargumentasi bahwa asumsi teori-Y lebih disukai dan dapat membimbing para manajer dalam merancang organisasi mereka serta dapat memotivasi pegawaipegawainya. Secara singkat teori ini menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negatif (teori X) yang

6

mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu. c. Teori Teori Dua Faktor (Herzberg) Model dua faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivational adalah hal–hal yang mendorong seseorang untuk berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor –faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan–rekan sekerjanya, kebijakan organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah menghitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsic ataukah yang bersifat ekstrinsik. d. Teori Kebutuhan Berprestasi (David McClelland) Dikembangkan oleh David McClelland menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: 1. Achievement Motivation Motif yang mendorong serta menggerakkan seseorang untuk berprestasi dengan selalu menunjukkan peningkatan kearah standard exelence. 2. Affiliation motivation Motif yang menyebabkan seseorang mempunyai keinginan untuk berada bersama–sama dengan orang lain, mempunyai hubungan afeksi yang hangat dengan orang lain, atau selalu bergabung dengan kelompok bersama –sama orang lain. 3. Power motivation Motif yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku sedemikian rupa sehingga mampu memberi pengaruh kepada orang lain. 7

Motivasi berbeda–beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan yang melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Orang yang berprestasi tinggi memiliki tiga ciri umum yaitu : 1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas–tugas dengan derajat kesulitan moderat. 2. Menyukai situasi–situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya–upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor–faktor lain, seperti kemujuran misalnya. 3. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

2. Teori Kontemporer (Contemporary Theory) Teori ini merupakan teori yang mewakili penjelasan yang memotivasi karyawan saat ini dan telah didukung oleh berbagai penelitian. Teori ini terdiri dari Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory), Teori Penguatan (Reinforcement Theory), Teori Desain (Designing Motivating Jobs), Teori Keadilan (Equity Theory), dan Teori Harapan (Expectacy Theory). a. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory) Penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : tujuan–tujuan yang mengarahkan perhatian, tujuan–tujuan yang mengatur upaya, tujuan–tujuan untuk meningkatkan persistensi dan tujuan–tujuan untuk menunjang strategi–strategi dan rencana–rencana kegiatan. Setiap karyawan yang memahami dan menerima tujuan organisasi atau perusahaan, dan merasa sesuai dengan dirinya akan merasa ikut bertanggung jawab dalam mewujudkannya. Dalam keadaan seperti itu tujuan akan berfungsi sebagai motivasi dalam bekerja, yang mendorong para pekerja memilih alternatif cara bekerja yang baik dan efektif serta efisien. b. Teori Penguatan (Reinforcement Theory) Teori ini dikemukakan oleh B.F. Skinner yang didasarkan atas “hukum pengaruh”. Dalam hal ini hukum pengaruh menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekuensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekuensi 8

yang merugikan. Rangsangan yang didapat akan mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang selanjutnya akan menghasilkan suatu konsekue...


Similar Free PDFs