Makalah Multiplexing PDF

Title Makalah Multiplexing
Author Wen Darna
Pages 14
File Size 122.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 10
Total Views 83

Summary

TUGAS MAKALAH MULTIPLEXING Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Data Disusun Oleh: Kelompok I MIF K41/13 MIF K43/13 POLITEKNIK PIKSI GANESHA Jl. Jend. Gatot Subroto 301 Bandung  40274  87340030 2015 DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK I MIF K41/13: Ari Ariyana 13.402.261 Asep Gunawa...


Description

TUGAS MAKALAH MULTIPLEXING

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Data

Disusun Oleh: Kelompok I MIF K41/13 MIF K43/13

POLITEKNIK PIKSI GANESHA

Jl. Jend. Gatot Subroto 301 Bandung  40274  87340030

2015

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK I

MIF K41/13:

MIF K43/13:

Ari Ariyana

13.402.261

Asep Gunawan F.

13.402.297

Eddy Sunarya

13.402.250

Iwan Ridwanullah

13.402.268

M. Nur Safaat A. G.

13.402.309

Pungky Nurliani A.

13.402.324

Putra Satria N.

13.402.322

Reno Raisman

13.402.281

Wendarna

13.402.298

Widya Pancawati

13.402.273

Egi Giani P.

13.402.500

Ricky Junaedi

13.402.433

Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2 2.1.

Pengertian Multiplexing ............................................................................. 2

2.2.

Jenis-jenis Multiplexing ............................................................................. 4

1.

TDM (time division multiplexing) ............................................................. 4

2.

FDM (frequency division multiplexing) ..................................................... 6

3.

CDM (code division multiplexing) ............................................................. 7

2.3.

Fungsi dan Tujuan Multiplexing ................................................................ 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9 3.1.

Kesimpulan................................................................................................ 9

Daftar Pustaka ........................................................................................................11

i

BAB I PENDAHULUAN

Dalam elektronik, telekomunikasi,

dan jaringan

komputer,

multiplexing

adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel. Multiplexing merupakan suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran, dimana tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik. Multiplexing dirancang dengan tujuan diantaranya mengurangi media penghantar, meningkatkan kemampuan komunikasi dengan cara memaksimalkan data yang diantar diatas satu media penghantar, meminimalisir biaya transmisi data dengan cara mengurangi penggunaan satu media penghantar antara komputer host dan terminal. Dengan beberapa teknik multplexing diantaranya TDM (time division multiplexing), FDM (frequency division multiplexing), dan CDM (code division multiplexing), multiplexing mampu memetakan banyak koneksi pada sebuah tingkatan antara sebuah koneksi dengan lainnya.

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Multiplexing Multiplexing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam elektronik, multiplexing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam

telekomunikasi,

beberapa

panggilan

telepon

dapat

disalurkan

menggunakan satu kabel. Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran komunikasi, yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik. Multiplexing membagi kapasitas saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa saluran logik tingkat-tinggi, masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal dengan demultiplexing, dapat mengubah data asli di

sisi

penerima.

Sebuah

alat

yang

melakukan

multiplexing

disebut multiplexer (MUX) dan alat yang melakukan proses yang berlawanan disebut demultiplexer, (DEMUX). Dalam arti lain, multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1 saluran komunikasi). Jenis-jenis MUX :

 Mux inversi, dilengkapi path data antara komputer dan mengambil jalur berkecepatan tinggi dan memisahkan menjadi beberapa jalur yang berkecepatan rendah yang akan dikombinasikan dengan mux inversi lain yang telah tersambung dengan komputer lain.

2

 Mux T-1, Mux khusus yang dikombinasikan dengan unit pelayanan data berkapasitas tinggi yang mengoperasi-kan ujung sambungan mux T-1 (sambungan komunikasi yang bertransmisi pada 1,544 juta bps yang dibagi menjadi sirkuit tingkat suara 24, 48, 96.

 Mux multiport, mengkombinasikan modem dan peralatan mux divisi waktu menjadi peralatan tunggal. Jalur input modem mempunyai kecepatan transmisi beraneka ragam.

 Mux Fiber Optik, berorientasi pada beberapa chanel data dimana tiap channel bertransmisi pada 64000 bps per channel dan melakukan multiplex pada channel menjadi 14 juta bps pada jalur fiber optik. Pada multiplexing terdapat konsentrator / pengumpul yang merupakan antarmuka antara sejumlah terminal dengan saluran ke komputer pusat. Konsentrator digunakan sebagai pengganti/ bersama dengan mux. Seperti mux, tapi pada mux, data yang diterima segera diteruskan ke tujuan. Konsentrator akan mengumpulkan semua data yang diterimanya sampai batas waktu tertentu dan kemudian baru disalurkan secara bersamaan ke tujuan. Tugas konsentrator : 1. Line servicing, membentuk hubungan, identifikasi terminal, menentukan kecepatan dan pelayanan yang dibutuhkan dan polling. 2. Konversi kecepatan dan kode, dapat melacak sinyal masuk dan mengetahui kecepatannya, dan kecepatan / kode akan dikonversi sesuai dengan kebutuhan. 3. Meratakan traffic, menggunakan saluran secara efisien. Contohnya tiap terminal dapat mengirimkan datanya walaupun pihak yang dituju masih sibuk. Data yang dikirimkan akan disimpan untuk sementara waktu dan dikirimkan ke tujuan bilamana tempat yang dituju bebas. 4. Error control, data yang masuk diperiksa keandalannya dan memberikan kode untuk pengiriman data ke komputer pusat. Dan dapat melayani permintaan pengulangan pengiriman data karena terjadi kesalahan. Memungkinkan ekspansi sistem tanpa perlu mengganggu pusat. Dapat mengganti jenis terminal dengan yang lebih effisien tanpa modifikasi pada pusat.

3

Multiplexing merupakan Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal – sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain. 2.2. Jenis-jenis Multiplexing Secara umum multiplexing terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1. TDM (time division multiplexing) TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving). Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Menggunakan metoda bit interleaving, multiplexer akan mengambil satu bit dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu untuk channel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan kabel secara maksimun. 4

Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM. Pengiriman data menggunakan TDM dilakukan dengan mencampur data berdasarkan waktu sinyal data tsb dikirimkan. TDM digunakan untuk transmisi sinyal digital. Bit data dari terminal secara bergantian diselipkan diantara bit data dari terminal lain. Pemancar dan penerima harus sinkron supaya masing – masing penerima data yang ditujukan kepadanya. Misalkan 4 buah terminal akan mengirimkan data ke penerima dengan kecepatan 300 bps, dengan teknik TDM, satu saluran komunikasi dapat menyalurkan data dari ke empat terminal tadi sekaligus dengan kecepatan 1200 bps. Akibatnya diperlukan saluran berkualitas tinggi yang dapat mengirimkan data dengan kecepatan tinggi antara multiplexer pengirim dan penerima. Antara pengirim atau penerima dengan multiplexer dapat digunakan saluran berkualitas rendah, sehingga jumlah kecepatan semua saluran tersebut harus lebih rendah atau sama dengan kecepatan saluran antara ke-2 multiplexer. Pada contoh berikut ini saluran antara ke-2 multiplexer digunakan saluran yang memiliki kecepatan 1200 bps, sedangkan saluran dari pengirim ke multiplexer digunakan saluran berkualitas lebih rendah, misalnya masingmasing 300 bps (jumlah ke-4 saluran tersebut 1200 bps). Dengan TDM, urutan data sinyal lebih diperhatikan. Teknik TDM terdiri atas :

 Synchronous TDM

Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan teknik Synchronous TDM.

 Asynchronous TDM

Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktifnya pengguna) pada saat

sampling setiap input line, maka pada

Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya 5

menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas. 2. FDM (frequency division multiplexing) Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler, seperti GSM ( Global System Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. FDM adalah pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana beberapa channel TV terdapat beberapa channel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur channel) untuk gelombang yang dikehendaki. Pada teknik FDM, tidak perlu ada modem karena multiplexer juga bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital). Kelemahan modem disatukan dengan multiplexer adalah sulitnya mengupgrade ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat). Kelemahannya lainnya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data, frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian (terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan frekuensinya. Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai bersama-sama tidak dapat digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi channel-channel yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband. System ini menumpuk sinyal pada bidang frekuensi. Data yang dikirim akan dicampur berdasarkan frekuensinya. FDM merupakan sinyal analog yang digunakan sebagai media pengiriman sinyal digital (0&1) dalam 6

system computer. FDM tidak hanya digunakan untuk pengiriman dari titik ke titik, tapi dapat juga dengan cara multidrop. Dengan cara ini, setiap penerima hanya mengambil sinyal data sesuai dengan frekuensi yang sudah ditentukan dan data yang lain diteruskan ke tujuan yang bersangkutan. 3. CDM (code division multiplexing) Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut :

 Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yangdisebut chip spreading code.

 Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading 

code) tersebut. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.

 Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.

 Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan. 2.3. Fungsi dan Tujuan Multiplexing Multiplexing berfungsi meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama. Serta memiliki beberapa tujuan dan kentungan diantaranya: 



Host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal



Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi



Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan



Memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin Menggunakan kapasitas saluran semaksimal mungkin 7



Karakteristik

permintaan

komunikasi

pada

umumnya

memerlukan

penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama

8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Dari pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1 saluran komunikasi). Multiplexing sendiri terbagi atas beberapa jenis diantaranya: 1.

TDM (time division multiplexing) TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving).

2.

FDM (frequency division multiplexing) FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masingmasing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi.

3.

CDM (code division multiplexing) Dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.

9

Adapun fungsi, tujuan, serta keuntungan dari multiplexing diantaranya: Multiplexing berfungsi meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama. Serta memiliki beberapa tujuan dan kentungan diantaranya: 



Host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal



Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi



Menggunakan kapasitas saluran semaksimal mungkin



Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan



Memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin

Karakteristik

permintaan

komunikasi

pada

umumnya

memerlukan

penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama

10

Daftar Pustaka

Wikipedia (2008), Multipleksing, From https://id.wikipedia.org/wiki/Multipleksing, 05 Juli 2015

Andyarunner (2013), Pengertian dan Tujuan Multiplexing, From http://andyarunner.blogspot.com/2013/04/apa-pengertian-dan-tujuanmultiplexing.html, 05 Juli 2015

Kurniawanwhu (2012), Makalah Multiplexing, https://kurniawanwhu.wordpress.com/2011/02/25/makalah-multiplexing/, 2015

From 05 Juli

11...


Similar Free PDFs