Makalah Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu PDF

Title Makalah Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Author Risal Fadhil Rahardiansyah
Course Pancasila Education (Pancasila Education)
Institution Universitas Negeri Malang
Pages 11
File Size 172.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 667
Total Views 802

Summary

MAKALAHPANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMUDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan PancasilaDosen Pengampu : Dr. Ahmad Samawi, MHumRisal Fadhil RahardiansyahPROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS NEGERI MALANGKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT...


Description

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Samawi, MHum

Risal Fadhil Rahardiansyah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2021

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga makalah kelompok kami yang berjudul ”Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu" dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Samawi, Mhum selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami terkait dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik serta saran apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 17 November 2021

Tim Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………......1 B. Rumusan Makalah1 C. Tujuan1 BAB IIPEMBAHASAN 2. 1 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu2 2. 2 Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu3 2. 3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu…….3 b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu….4 c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu……...5 2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu…………………………………………………..6 BAB IIIPENUTUP A. Kesimpulan7

D. Saran7 DAFTAR PUSTAKA……...……………………………………………………………………..8

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan globaliasi berkembang sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Banyak masyarakat Indonesia yang mulai meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Padahal jika ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila merupakan wujud dari kerja keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat diperhitungkan dengan matang. Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan normatif sehingga tidak sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak dapat mengikuti arus globalisasi. Padahal hal ini merupakan sebuah kekeliriuan yang sangat disayangkan. Anggapan ini timbul karena mereka tidak memahami Pancasila sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat terbuka. Pancasila bersifat terbuka dan fleksibel yang artinya dapat mengikuti perkembangan zaman. Justru nilai-nilai Pancasila inilah yang perlu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia agar tidak terkena dampat buruk perkembangan zaman sehingga Indonesia akan tetap kokoh berdiri. Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara. Berkaitan dengan perkembangan ilmu, Pancasila juga memiliki peran menjadi dasar pengembangan ilmu. Maka, anggapan bahwa Pancasila tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu dapat dibantah. Dari hal inilah perlu dibenahi bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan Pancasila demi keutuhan negara Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila Menjadi Dasar Pengembangan Ilmu B. a. b. c.

Rumusan Makalah Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ? Bagaimana Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu? Bagaimana Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia ? d. Bagaiaman Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?

C. Tujuan a. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilm b. Mengetahui Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu c. Mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesi d. Mengetahui cara Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu 1

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga pandanganseseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya. Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu. Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative, sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo, 2006: 4). Oleh karena itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan yang seringkali mengundang perdebatan. Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan untuk mengatur bagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan menemukan kebenaran hakiki sebatas kemampuan manusia yang selalu berkembang dalam mewujudkan makna hidup dan kehidupannya yang sekaligus sebagai perwujudan insan Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang harus mengabdi kepada Allah SWT – Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, nilai – nilai Pancasila sesungguhnya merupakan repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai – nilai religius yang merupakan saripati dari berbagai agama / dan keyakinan / kepercayaan yang dianut oleh insan Indonesia sejak dahulu sampai masa kini dan masa yang akan datang. Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukumhukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di 2

pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat. 2. 2 Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti longsor, banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya. Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan bendabenda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilainilai luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler. Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya. 2. 3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu Secara historis, butir-butir dalam pancasila merupakan hasil dari persidangan BPUPKI pertama yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sidang ini dilaksanakan pada tanggal 28 mei 1945 - 1 juni 1945. Ketiga tokoh nasional yakni dr. Soepomo, moh. Yamin, dan Ir. Soekarno mengutarakan pemikirannya mengenai dasar negara yang masing-masing mengeluarkan lima buah gagasan. Soekarno sendiri menamai kelima gagasan miliknya sebagai Pancasila pada tanggal 1 juni yang akhirnya diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Pancasila sendiri ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945 pada sidang PPKI pertama.

3

Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari seluruh elemen kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu menjiwai isi dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada banyak ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran pancasila disini ialah sebagai kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-ilmu itu dapat berkembang akan tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diharapkan dapat berkembang di Indonesia guna mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila yakni ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi antar manusia. Sosiologi mengkaji tentang latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi berarti ilmu pengetahuan itu digunakan untuk mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini kehidupan sosiologis bangsa indonesia sangat berkaitan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius serta selalu ramah terhadap semua orang. Maka cukuplah semua nilai-nilai itu menjadi rambu-rambu jika pengembangan ilmu pengetahuan harus sesuai dengan keadaan sosiologis bangsa indonesia serta haruslah memegang teguh nilai-nilai pancasila. Secara sosiologis, nilainilai pancasila timbul dari hasil interaksi antar masyarakat indonesia. Nilai-nilai tersebut kemudian hadir sebagai buah dari pemikiran, penelitian kritis dan hasil refleksi bangsa Indonesia. Nilai-nilai bangsa Indonesia merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia yang tampil sebagai norma dan moral kehidupan bangsa Indonesia yang juga sebagai pelaksanaan sistem nilai budaya bangsa Indonesia. 4

c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara negara. Dokumen pada masa Orde Lama yang meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu, antara lain dapat dilihat dari pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa di UGM pada 19 September 1951. Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman Orde Lama belum secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh Soekarno dikaitkan langsung dengan dimensi kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan amal. Selanjutnya, pidato Soekarno pada Akademi Pembangunan Nasional di Yogyakarta, 18 Maret 1962, mengatakan hal sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat mutlak pula, tetapi kataku tadi, lebih daripada itu, dus lebih mutlak daripada itu adalah suatu hal lain, satu dasar. Dan yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter. Karakter adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tetap adalah suatu syarat mutlak. Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang tidak dapat membantu kepada pembangunan nasional, oleh karena itu pembangunan nasional itu sebenranya adalah suatu hal yang berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar amat dalam sekali, oleh karena akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada segenap cita-cita dan perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan rakyat”(Soekarno,1962). Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ketika memberikan sambutan pada Kongres Pengetahuan Nasional IV, 18 September 1986 di Jakarta sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan kepada manusia dan kemanusiaan, harus dapat memberi jalan bagi peningkatan martabat manusia dan kemanusiaan.Dalam ruang lingkup nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi yang ingin kita kuasai dan perlu kita kembangkan haruslah ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional kita. Betapapun besarnya kemampuan ilmiah dan teknologi kita dan betapapun suatu karya ilmiah kita mendapat tempat terhormat pada tingkat dunia, tetapi apabila kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat membantu memecahkan masalah-masalah pembangunan kita, maka jelas hal itu merupakan kepincangan, bahkan suatu kekurangan dalam penyelenggaraan ilmu pengetahuan dan teknologi” (Soeharto, 1986: 4). Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pada acara silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan masyarakat ilmiah, 20 Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai berikut: Setiap negara mempunyai sistem inovasi nasional dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Saya berpendapat, di Indonesia, kita juga harus mengembangkan sistem inovasi nasional, yang didasarkan pada suatu kemitraan antara pemerintah, komunitas ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi dengan dunia internasional. Oleh karena itu, berkaitan dengan pandangan ini dalam waktu dekat saya akan membentuk komite inovasi nasional, yang langsung bertanggungjawab kepada presiden, untuk ikut memastikan bahwa sistem inovasi 5

nasional dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau kita sungguh ingin Indonesia menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk menjadi negara maju, developed country, adalah dengan memadukan pendekatan sumber daya alam, iptek, dan budaya atau knowledge based, Resource based and culture based development” (Yudhoyono, 2010). Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan bahwa penjabaran Pancasila sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara merupakan suatu upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie, 2011: 6). Berdasarkan pemaparan isi pidato para penyelenggara negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek lebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut. 2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan antara pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism). Seminar Nasional tentang Pancasila sebagai pengembangan ilmu, 1987 dan Simposium dan Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-akhir ini, belum ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan dengan pengembangan Iptek di Indonesia. Ada beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar. Pengembangan Iptek di Indonesia: a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan sistem ekonomi Pancasila yang pernah dirintis Prof. Mubyarto pada 1980-an belum menemukan wujud nyata yang dapat diandalkan untuk menangkal dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada pemilik modal besar. b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada produsen dibandingkan dengan negaranegara lain. c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai pengembangan ilmu baru pada taraf wacana yang belum berada pada tingkat aplikasi kebijakan negara. d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan), satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia

6

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sangat penting untuk disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Pengamalan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu tersebut dapat direalisasikan melalui mata kuliah pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Apabila pemahaman akan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu ini memudar, maka ikut mem...


Similar Free PDFs