MAKALAH QURBAN PDF

Title MAKALAH QURBAN
Author D. Nurul Haq
Pages 21
File Size 3 MB
File Type PDF
Total Downloads 832
Total Views 939

Summary

MAKALAH “ QURBAN ” Disusun Oleh : Kelompok 5  EUIS A  NURSIYAH  SRI RISKI NURHIKMAH  A. SAFEI  FARI F  M. KHALID D  SUPRIYATNA KELAS 9 C SMP NEGERI I RAWAMERTA RAWAMERTA – KARAWANG 2017 i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim . Assalamualaikum wr.wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat A...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH QURBAN Deden Ahmad Nurul Haq

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH “ QURBAN ”

Disusun Oleh : Kelompok 5       

EUIS A NURSIYAH SRI RISKI NURHIKMAH A. SAFEI FARI F M. KHALID D SUPRIYATNA KELAS 9 C

SMP NEGERI I RAWAMERTA

RAWAMERTA – KARAWANG

2017 i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim .

Assalamualaikum wr.wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan dipergunakan bagi pembaca sekalian sehingga makalah ini bisa bermanfaat dan terus bermanfaat bagi semuanya.amin Namun penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak begitu pun dengan makalah ini masih penuh dengan kekurangan, maka penulis mohon maaf bila dalam penulisan makalah ini ada hal yang mungkin kurang berkenan.

Wassalamualaikum wr.wb.

Rawamerta , 24 September 2017 Tim Penyusun

Kelompok 5

i

DAFTAR ISI Cover ............................................................................................................................. Kata Pengantar ............................................................................................................

i

Daftar isi .......................................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

1

A.

Latar Belakang ......................................................................................................

1

B.

Rumusan Masalah ................................................................................................

1

C.

Tujuan ...................................................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................

3

A.

Pengertian Qurban ................................................................................................

3

B.

Dasar Hukum Qurban ...........................................................................................

3

C.

Keutamaan Qurban dan Dalil tentang Qurban .....................................................

5

Al-Qur’an .........................................................................................................

5

a. Al-Qur’an S. Al-Kautsar: 1 – 2 ......................................................................

5

b. Al-Qur’an S. Al-Hajj: 37 ................................................................................

5

c. Al-Qur’an S. Al-Hajj: 36 ................................................................................

6

d. Qurban Nabi Ismail ........................................................................................

6

e. Qurban Disyari’atkan Kepada Setiap Umat ...................................................

6

2. AL-HADITS ......................................................................................................

7

Waktu Pelaksanaan Qurban ..................................................................................

8

1.

Waktu ..............................................................................................................

8

2.

Tempat .............................................................................................................

11

Ketentuan dan Syarat Hewan Qurban ..................................................................

11

1.

Jenis Hewan ....................................................................................................

11

2.

Jenis Kelamin ..................................................................................................

12

3.

Umur ...............................................................................................................

12

4.

Kondisi ............................................................................................................

12

F. Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban ............................................................

13

1.

D.

E.

G. Paparan dan Dokumentasi Pelaksanaan Qurban di SMPN 1 RAWAMERTA Dokumentasi Qurban di SMPN I Rawamerta ........................................................

14

BAB III PENUTUP ....................................................................................................

16

A.

Kesimpulan ...........................................................................................................

16

B.

Saran .....................................................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

17

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita sebagai siswa juga bisa mengikuti kurban di sekolah, tidak harus selalu di lingkungan rumah saja. Kita semua mengetahui bahwa kurban dilaksanakan pada hari raya Idul Adha. Kegiatan kurban dilaksanakan oleh orang Islam. Kurban dilaksanakan setelah menunaikan ibadah shalat Idul Adha. Kita juga boleh ikut menyumbangkan hewan untuk dijadikan kurban. Ibadah berqurban adalah antara amalan mulia dan penting dalam Islam karena amat besar fadhilatnya, tetapi sayangnya masih banyak orang yang samar-samar atau kabur kefahaman menerka mengenainya, sehingga ada yang memandang ringan walaupun mempunyai kemampuan tetapi tidak mahu melakukan penyembelihan qorban ini. Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga dengan dibuatnya makalah agama yang membahas tentang Kurban ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Kami selaku tim penyusun mengharapkan semua bisa memanfaatkan makalah ini. Sekian dan terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca makalah ini.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian Berqurban? 2. Apakah hukum Berqurban? 3. Apakah keutamaan Berqurban dan Dalil tentang Berqurban ? 4. Kapan Waktu Pelaksanaan dalam Berqurban ? 5. Seperti apa Ketentuan dan Syarat Hewan dalam Berqurban ? 6. Bagaimana Tata cara Penyembelihan Hewan Berqurban ? 7. Seperti apa Pemaparan dan dokumentasi Pelaksanaan Qurban di SMPN 1 RAWAMERTA ?

1

C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian Berqurban 2. Mengetahui hukum Berqurban 3. Mengetahui keutamaan Berqurban dan Dalil tentang Berqurban 4. Mengetahui Kapan waktu pelaksanaan Berqurban 5. Mengetahui Ketentuan dan Syarat Hewan dalam Berqurban 6. Mengetahui Bagaimana Tata cara Penyembelihan Hewan Berqurban 7. Mengetahui Seperti apa Pemaparan dan dokumentasi Pelaksanaan Qurban di SMPN 1 RAWAMERTA

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qurban Kata kurban atau korban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata : qaruba (fi’il madhi) – yaqrabu (fi’il mudhari’) – qurban wa qurbaanan (mashdar).Artinya, mendekati atau menghampiri (Matdawam, 1984). Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Ibrahim Anis et.al, 1972). Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adhdhahiyah , dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha, yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 – 10.00 (Ash Shan’ani, Subulus Salam IV/89). Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah (Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/155; Al Jabari, 1994).

B. Dasar Hukum Qurban Qurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu Yusuf, Ishak bin Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya berkata, “Qurban itu hukumnya Sunnah bagi orang yang mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada di kampung halamannya (muqim), dalam perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan haji.” (Matdawam, 1984) Sebagian mujtahidin –seperti Abu Hanifah, Al Laits, Al Auza’i, dan sebagian pengikut Imam Malik— mengatakan qurban hukumnya wajib. Tapi pendapat ini dhaif (lemah) (Matdawam, 1984). Ukuran “mampu” berqurban, hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan shadaqah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok ( al hajat al asasiyah) –yaitu sandang, pangan, dan papan– dan kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah) yang lazim bagi seseorang. Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari menjalankan sunnah qurban (Al Jabari, 1994) 3

Dasar kesunnahan qurban antara lain, firman Allah SWT : “Maka dirikan (kerjakan) shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. ” (TQS Al Kautsar : 2) “Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah.” (HR. At Tirmidzi) “Telah diwajibkan atasku (Nabi SAW) qurban dan ia tidak wajib atas kalian.” (HR. Ad Daruquthni) Dua hadits di atas merupakan qarinah (indikasi/petunjuk) bahwa qurban adalah sunnah. Firman Allah SWT yang berbunyi “wanhar” (dan berqurbanlah kamu) dalam surat Al Kautas ayat 2 adalah tuntutan untuk melakukan qurban (thalabul fi’li). Sedang hadits At Tirmidzi, “umirtu bi an nahri wa huwa sunnatun lakum ” (aku diperintahkan untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah), juga hadits Ad Daruquthni ” kutiba ‘alayya an nahru wa laysa biwaajibin ‘alaykum” (telah diwajibkan atasku qurban dan ia tidak wajib atas kalian); merupakan qarinah bahwa thalabul fi’li yang ada tidak bersifat jazim (keharusan), tetapi bersifat ghairu jazim (bukan keharusan). Jadi, qurban itu sunnah, tidak wajib. Namun benar, qurban adalah wajib atas Nabi SAW, dan itu adalah salah satu khususiyat beliau (lihat Rifa’i et.al., Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, hal. 422). Orang yang mampu berqurban tapi tidak berqurban, hukumnya makruh. Sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah RA. Menurut Imam Al Hakim, hadits ini shahih. Lihat Subulus Salam IV/91) Perkataan Nabi “fa laa yaqrabanna musholaanaa” (janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami) adalah suatu celaan (dzamm), yaitu tidak layaknya seseorang –yang tak berqurban padahal mampu– untuk mendekati tempat sholat Idul Adh-ha. Namun ini bukan celaan yang sangat/berat (dzamm syanii’ ) seperti halnya predikat fahisyah (keji), atau min ‘amalisy syaithan (termasuk perbuatan syetan), atau miitatan jaahiliyatan (mati jahiliyah) dan sebagainya. Lagi pula meninggalkan sholat Idul Adh-ha tidaklah berdosa, sebab hukumnya sunnah, tidak wajib. Maka, celaan tersebut mengandung hukum makruh, bukan haram (lihat ‘Atha` ibn Khalil, Taysir Al Wushul Ila Al Ushul, hal. 24; Al Jabari, 1994).

4

Namun hukum qurban dapat menjadi wajib, jika menjadi nadzar seseorang, sebab memenuhi nadzar adalah wajib sesuai hadits Nabi SAW : “Barangsiapa yang bernadzar untuk ketaatan (bukan maksiat) kepada Allah, maka hendaklah ia melaksanakannya. ” (lihat Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/157). Qurban juga menjadi wajib, jika seseorang (ketika membeli kambing, misalnya) berkata,”Ini milik Allah, ” atau “Ini binatang qurban.” (Sayyid Sabiq, 1987; Al Jabari, 1994).

C. Keutamaan Qurban dan Dalil tentang Qurban 1. Al – QUR’AN Syariat Berqurban / Udhhiyah Firman Allah dalam Al-Quran, surat Al An’am ayat 162-163 :

“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS Al-An’am: 162-163) a. Al-Qur’an S. Al-Kautsar: 1 – 2,

“Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah kurban.” b. Al-Qur’an S. Al-Hajj: 37,

”Daging-daging kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah 5

telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

c. Al-Qur’an S. Al-Hajj: 36,

“Maka makanlah sebagiannya (daging kurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (orang yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.” d. Qurban Nabi Ismail Surat Ash-Shaffat Ayat 102

“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”. e. Qurban Disyari’atkan Kepada Setiap Umat Surat Al-Hajj Ayat 34

“ dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). 6

2. AL - HADITS Sementara Hadits yang berkaitan dengan Qurban antara lain :

*) Hadits dari Anas bin Malik,

”Biasanya Nabi biasanya berkurban dengan dua ekor kambing kibas putih yang bagus dan bertanduk. Beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kakinya di samping binatang itu.” Dalam suatu lafadz: ”beliau menyembelih dengan tangan beliau sendiri.” Dalam suatu lafadz: ”dua ekor kambing gemuk.” Menurut Abu Awanah: ”dua ekor kambing yang mahal.” dengan menggunakan huruf tsa, bukan siin. Dalam lafadz Muslim: ”Beliau membaca Bismillaahi walloohu akbar.” *) Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat Ied kami.” HR. Ahmad dan ibn Majah. *) Hadits Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Kurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” HR. Ahmad dan ibn Majah *) “Jika masuk tanggal 10 Dzul Hijjah dan ada salah seorang di antara kalian yang ingin berkurban, maka hendaklah ia tidak cukur atau memotong kukunya.” HR. Muslim

*) Hadits dari Aisyah, 7

”Beliau pernah memerintahkan untuk dibawakan dua ekor kambing kibas bertanduk yang kaki, perut dan sekitar matanya berwarna hitam. Maka dibawakanlah kambing tersebut kepada beliau untuk dijadikan kurban. Beliaupun berkata kepada Aisyah, ’Wahai Aisyah, ambilkan pisau.’ Kemudian beliau mengambilnya, membaringkannya dan menyembelihnya seraya berdoa: ’Bismillaah, alloohumma taqobbal min muhammadin wa’aali muhammad, wa min ummati muhammad.” *) “Kami berkurban bersama Nabi SAW di Hudaibiyah, satu unta untuk tujuh orang, satu sapi untuk tujuh orang. “ HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi. D. Waktu Pelaksanaan Qurban 1. Waktu Qurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adh-ha tanggal 10 Zulhijjah, hingga akhir hari Tasyriq (sebelum maghrib), yaitu tanggal 13 Zulhijjah. Qurban tidak sah bila disembelih sebelum sholat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW : “Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat Idul Adh-ha (10 Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah sholat Idul Adh-ha dan dua khutbahnya, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan) Islam.” (HR. Bukhari) Sabda Nabi SAW : “Semua hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah) adalah waktu untuk menyembelih qurban.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban) Menyembelih qurban sebaiknya pada siang hari, bukan malam hari pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan itu. Menyembelih pada malam hari hukumnya sah, tetapi makruh. Demikianlah pendapat para imam seperti Imam Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad, Abu Tsaur, dan jumhur ulama (Matdawam, 1984)

8

Perlu dipahami, bahwa penentuan tanggal 10 Zulhijjah adalah berdasarkan ru`yat yang dilakukan oleh Amir (penguasa) Makkah, sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Husain bin Harits Al Jadali RA (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud hadits no.1991). Jadi, penetapan 10 Zulhijjah tidak menurut hisab yang bersifat lokal (Indonesia saja misalnya), tetapi mengikuti ketentuan dari Makkah. Patokannya, adalah waktu para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah (9 Zulhijjah), maka keesokan harinya berarti 10 Zulhijjah bagi kaum muslimin di seluruh dunia.

Awal waktu Waktu untuk menyembelih kurban bisa di 'awal waktu' yaitu setelah salat Id langsung dan tidak menunggu hingga selesai khutbah. Bila di sebuah tempat tidak terdapat pelaksanaan salat Id, maka waktunya diperkirakan dengan ukuran salat Id. Dan barangsiapa yang menyembelih sebelum waktunya maka tidak sah dan wajib menggantinya .

Dalilnya adalah hadits-hadits berikut: a. Hadits Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‫ي‬ ُ ُّ‫اب الن‬ ُ ُ‫صالَتَنَا َونَ َس َك ن‬ َ ‫ص‬ َ ُ ‫س َك َو َم ْن ذَ َب َح َقب َْل أ َ ْن ي‬ َ َ ‫س َكنَا فَقَدْ أ‬ َ ‫صلَّى‬ َ ‫َم ْن‬ َ ِّ‫صل‬ ‫“فَ ْليُعدْ َمكَانَ َها أ ُ ْخ َرى‬Barangsiapa yang salat seperti salat kami dan menyembelih hewan kurban seperti kami, maka telah benar kurbannya. Dan barangsiapa yang menyembelih sebelum salat maka hendaklah dia menggantinya dengan yang lain.” (HR. Al-Bukhari no. 5563 dan Muslim no. 1553) Hadits senada juga datang dari sahabat Jundub bin Abdillah Al-Bajali radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhari (no. 5500) dan Muslim (no. 1552). b. Hadits Al-Bara` riwayat Al-Bukhari (no. 5556) dan yang lainnya tentang kisah Abu Burdah radhiyallahu ‘anhu yang menyembelih sebelum salat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‫“شَات ُ َك شَاة ُ لَح ٍْم‬Kambingmu adalah kambing untuk (diambil) dagingnya saja.” Dalam lafadz lain (no. 5560) disebutkan: ‫َو َم ْن نَ َح َر فَإنَّ َما ه َُو لَ ْح ٌم يُقَدِّ ُمهُ ِل َ ْهله‬ ‫سك َش ْي ٌء‬ ُ ُّ‫ْس منَ الن‬ َ ‫“لَي‬Barangsiapa yang menyembelih (sebelum salat), maka itu hanyalah daging yang dia persembahkan untuk keluarganya, bukan termasuk hewan kurban sedikitpun.”

9

Akhir waktu Waktu penyembelihan hewan kurban adalah 4 hari, hari Iedul Adha dan tiga hari sesudahnya. Waktu penyembelihannya berakhir dengan tenggelamnya matahari di hari keempat yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Ini adalah pendapat ‘Ali bin Abi Thalib, AlHasan Al-Bashri (imam penduduk Bashrah), ‘Atha` bin Abi Rabah (imam penduduk...


Similar Free PDFs