Makalah Standar Pengujian Transformator DOCX

Title Makalah Standar Pengujian Transformator
Author Fahmi Rahman
Pages 8
File Size 619 KB
File Type DOCX
Total Downloads 866
Total Views 941

Summary

Standar Pengujian Peralatan Transformator Fahmi Arif Kurnia Rahman Jurusan Teknik Elektro POLINES Jl. Prof. H. Sudarto, S. H. Tembalang Semarang 50275 INDONESIA Abstrak dimaksudkan agar trafo daya tersebut dapat bekerja sesuai Transformer atau trafo merupakan suatu peralatan yang dengan spesifikasin...


Description

Standar Pengujian Peralatan Transformator Fahmi Arif Kurnia Rahman Jurusan Teknik Elektro POLINES Jl. Prof. H. Sudarto, S. H. Tembalang Semarang 50275 INDONESIA Abstrak Transformer atau trafo merupakan suatu peralatan yang dapat mengubah tenaga listrik dari suatu level tegangan ke level tegangan lainnya. Trafo ini tentunya diharapkan dapat bekerja pada performa yang diinginkan. Oleh karena itu, sebelum trafo dapat digunakan pada sistem tenaga listrik, maka perlu dilakukan beberapa rangkaian pengujian pada trafo daya tersebut. Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN D3.002-1: 2007 (Rev. SPLN 50: 1997 dan SPLN 50: 1982) dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 60076, yaitu: pengujian rutin, pengujian jenis, pengujian khusus, pengujian serah-terima, pengujian lapangan. Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengujian Transformer diantaranya: tangen delta 2000 & delta 3000, tangen delta oil transformer, insulation test MIT1020, transformer turn ratio 310, transformer ohmmeter, dielectric breakdown, voltage OTS100 AF/2, dissolve gas analysis potable. Keywords— Transformator, trafo, pengujian, SPLN, IEC, peralatan, listrik. I. PENDAHULUAN Dalam pola pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem tegangan menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama untuk menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipatuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang kuasa usaha utama sebagaimana diatur dalam UU Ketenagalistrikan No. 30 Tahun 2009. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV, maka peralatan- peralatan JTM wajib memenuhi kriteria enjineering kemananan ketenagalistrikan, termasuk didalamnya adalah peralatan transformator. Transformator (trafo) adalah salah satu peralatan utama dalam penyaluran energi listrik yang berfungsi mengkonversikan tegangan. Trafo ini tentunya diharapkan dapat bekerja pada performa yang diinginkan. Karena apabila peralatan ini tidak bekerja dengan semestinya, maka penyaluran energi listrik menjadi terganggu dan bahkan dapat menyebabkan terhentinya pasokan listrik pada suatu jaringan listrik yang saling terinterkoneksi satu sama lain. Terhentinya pasokan listrik tersebut tentunya merugikan berbagai pihak mulai dari konsumen listrik ataupun produsen listrik yang dalam hal ini PT PLN. Oleh karena itu, sebelum trafo dapat digunakan pada sistem tenaga listrik, maka perlu dilakukan beberapa rangkaian pengujian pada trafo daya tersebut. Hal ini dimaksudkan agar trafo daya tersebut dapat bekerja sesuai dengan spesifikasinya pada berbagai kondisi di lapangan. A. Tujuan Dalam penulisan makalah ini, penulis bertujuan untuk : 1) Mengetahui pengertian dan jenis-jenis trafo. 2) Mengetahui klasifikasi standar pengujian trafo yang diperlukan sebagai bahan acuan. 3) Membandingkan klasifikasi trafo yang baik dan trafo yang buruk. 4) Mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengujian trafo. 5) Mempelajari studi kasus atau contoh pengujian trafo. B. Ruang Lingkup Materi Materi yang dibahas pada makalah ini meliputi pengertian, jenis-jenis, cara pengujian, perlatan-peralatan pengujian, dan studi kasus trafo. II. PEMBAHASAN TRANSFORMATOR Transformer atau trafo merupakan suatu peralatan yang dapat mengubah tenaga listrik dari suatu level tegangan ke level tegangan lainnya. Trafo biasanya terdiri atas dua bagian inti besi atau lebih yang dibungkus oleh belitan – belitan kawat tembaga. Prinsip pengubahan level tegangan dilakukan dengan memanfaatkan banyaknya jumlah belitan pada inti trafo. Bila salah satu kumpulan belitan, biasanya disebut belitan primer, diberikan suatu tegangan yang berubah-ubah, maka akan menghasilkan mutual flux yang berubah-ubah dengan besar amplitude yang tergantung pada tegangan, frekuensi tegangan, dan jumlah lilitan kawat tembaga dibelitan primer. Mutual flux yang terjadi akan terhubung dengan belitan lain yang disebut sisi sekunder dan akan menginduksi suatu tegangan yang berubah-ubah di dalamnya dengan nilai tegangan yang bergantung pada jumlah lilitan pada belitan sekunder. Dengan mengatur perbandingan jumlah lilitan antara sisi primer dan sekunder, maka akan dapat ditentukan rasio tegangan ataupun sering disebut rasio trafo. A. Trafo Tidak Berbeban Gambar 1 menunjukkan suatu bentuk trafo dengan rangkaian pada sisi sekunder dalam keadaan terbuka ataupun tidak berbeban, dan pada bagian primernya diberikan tegangan berubahubah vi . Kemudian arus iφ , yang biasa disebut sebagai arus eksitasi, akan mengalir pada sisi primer dan menghasilkan flux yang berubah-ubah secara magnetik. Flux tersebut menghasilkan gaya gerak listrik (emf) dengan persamaan sebagai berikut ini:...


Similar Free PDFs