Makalah Tentang Dimensi Sosial dan Budaya Islam PDF

Title Makalah Tentang Dimensi Sosial dan Budaya Islam
Author Fahrul Fauzi
Pages 35
File Size 1010.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 470
Total Views 671

Summary

MAKALAH MPK AGAMA ISLAM “DIMENSI SOSIAL DAN BUDAYA ISLAM” Disusun oleh HG 2 Fahrul Fauzi 1706049005 Muhammad Ariq Adlianto 1706047454 Putri Salma Radiyani 1706977696 Ratu Salza Handayani 1706048154 Reinatta Amelia 1706049062 Syafawani Nabila 1706977821 Wendy Aprilyanto 1706048103 Yanesya Lastika P. ...


Description

MAKALAH MPK AGAMA ISLAM “DIMENSI SOSIAL DAN BUDAYA ISLAM”

Disusun oleh HG 2 Fahrul Fauzi

1706049005

Muhammad Ariq Adlianto

1706047454

Putri Salma Radiyani

1706977696

Ratu Salza Handayani

1706048154

Reinatta Amelia

1706049062

Syafawani Nabila

1706977821

Wendy Aprilyanto

1706048103

Yanesya Lastika P. M.

1706048072

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2017

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah swt., atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad saw., beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam berjudul ‘DIMENSI SOSIAL DAN BUDAYA ISLAM’. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan guru, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin. Depok, 2 Oktober 2017

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

LATAR BELAKANG

1

A – Keluarga Islam

3

Pengertian Keluarga Islam

3

Karakteristik Keluarga Islam

3

Ketentuan Agama Islam dalam Pembentukan Keluarga Islam

4

Tanggung Jawab Kehidupan Keluarga

4

B – Masyarakat Islam

5

Pengertian Masyarakat Islam

5

Karakteristik Masyarakat Islam

5

Ketentuan Agama Islam Dalam Pembentukan Masyarakat Islam

6

C – Pranata Sosial Islam

7

Pengertian Masjid

7

Fungsi Masjid

7

Pengertian Lembaga Pendidikan Islam

8

Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam

8

Fungsi Lembaga Pendidikan Islam

8

D – Lembaga Ekonomi Islam

8

Pengertian Lembaga Ekonomi Islam

8

Ziswaf (Zakat, Infak, Shadaqah, dan Wakaf)

9

Bank Perkreditan Rakyat Syariah

9

Bank Syariah

10

Asuransi Syariah

10

Pegadaian Syariah

10

BMT atau Baitul Mal wa Tamwil

10

Fungsi Lembaga Ekonomi Islam

11

E – Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

11

Persatuan

11

Kerukunan

12 ii

Islam dan Toleransi

13

Kerukunan Umat Beragama Dengan Pemerintah

14

F – Pengembangan Budaya, Seni, dan Iptek Berdasar Ajaran Agama Islam

15

Pengertian Budaya Islam

15

Ruang Lingkup Budaya Islam

17

Perspektif Al-Qur’an dan Sunnah Tentang Budaya Islam

18

Konsep Pengembangan Budaya Islam

19

Kegunaan Budaya Islam

20

Perkembangan Seni Islam Masa Awal

20

Kebangkitan Seni Islam Pada Abad Pertengahan

21

Perspektif Al-Qur’an dan Sunnah tentang Seni Islam

22

Pandangan Islam Tentang Seni

23

Aliran Filsafat Seni

23

Problematika Seni Dalam Islam

24

Kegunaan Seni Islam

25

Ketentuan Dalam Pengembangan Seni Islam

26

Pengertian Iptek

26

Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Iptek

27

Sunnah Rasulullah saw Tentang Iptek

28

Konsep Pengembangan Iptek

28

Tujuan Pengembangan Iptek

29

Kegunaan Iptek

30

DAFTAR PUSTAKA

31

iii

LATAR BELAKANG Dalam kehidupan manusia Allah menciptakan manusia secara berpasanga-pasangan, yaitu ada laki-laki dan perempuan, dan kita hidup untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu dalam saling melengkapi itulah tercipta sebuah kumpulan manusia yang mempunyai hubungan darah atau pertalian sah seperti perkahwinan dan pengambilan anak angkat yang disebut dengan keluarga. Dalam ikatan sebuah keluarga itu sangat besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, baik secara fisik maupun secara batin. Dan dalam keluarga terbentu suatu ikatan yang sangat kuat antara yang satu dengan yang lainnya. Yang telah kita ketahui bahwa dalam keluiarga kecil itu biasanya terdiri dari nenek kakek ayah ibu dan anak, semuanya telah terikat kuat antara satu degan yang lainnya. Dan ikatan dalam keluarga itu tidak bisa dihitung dengan angka ataupun di hargai dengan uang. Setiap mahluk yang diciptakan oleh Allah itu semua membutuhkan keluarga dan mempunyai keluarga, bukan hanya manusia namun juga mahluk lain ciptaan Tuhan. seperti dalam Qur’an surat 30:21 menyatakan bahwa “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda bagi kaum yang berpikir”. Sebuah masyarakat di negara manapun adalah kumpulan dari beberapa keluarga. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat akan bersih dan kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah masyarakat. Menikah memang tidaklah sullit, tetapi membangun keluarga sakinah bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus didahului dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari bangunan yang diinginkan. Demikian juga membangun keluarga sakinah, terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluarga sakinah. Dan perlu kita ketahui bahwa Keluarga adalah tempat atau wadah bagi salah satu pembentukan karakteristik seseorang dan pertamakalinya seseorang merasakan kehangatan kasih sayang sebagai makhluk yang paling sempurna di dunia. Keluarga juga tempat untuk berlindung dari segala sesuatu yang dapat membahayakan diri manusia itu sendiri. Berikut ini saya akan memberikan beberapa contoh fungsi keluarga di dalam kehidupan diri saya pribadi dan orang lain. Namun dalam kesempatan ini, kami tidak hanya akan membahas tentang bagaimana menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah, namun juga tentang masyarakat islami pranata sosial dan kerukunan ummat beragama. Setelah kita membuat/ menjalin sebuah keluarga sakinah mawaddah warrahmah, maka bukan hanya keluarga namun juga dilingkungan sosial, kita sebagai 1

manusia yang diciptakan untuk saling membantu dan saling membutuhkan bukan hanya dilingkungan keluarga namun juga di lingkungaan sosial. Dalam bersosialisasi kita juga harus menetapkan kehidupan yang berdasarkan islam, menjalin hubungan dengan sesama dengan baik. Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama. Dengan itu islam mengajarkan kita untuk menjalin hubungan dengan masyarakat sosial dengan asosiatif, dimana huungan tersebut dilakukan dengan proses interaksi yang cenderung menajalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota masyarakat. Hubungan tersebut dapa dijalkin melalui dengan kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

2

PEMBAHASAN A. Keluarga Islam Pengertian Keluarga Islam Di dalam bahasa Arab, kata “keluarga” disebut ahl atau ahila yang berarti keluarga secara menyeluruh termasuk kakek, nenek, paman, bibi dan keponakan. Dalam pengertian yang lebih luas, keluarga dalam Islam merupakan satu kesatuan unit yang besar yang disebut ummah atau komunitas umat Islam. Keluarga Islam adalah keluarga yang rumah tangganya ditegakkan adab-adab Islam, baik yang menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Keluarga Islam adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah, mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah swt. Keluarga Islam adalah keluarga yang rumah tangganya menjadi teladan, panutan dan dambaan umat, mereka betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan rohani, mereka berkhidmat kepada Allah dalam suka maupun duka, dalam keadaan senggang maupun sempit. Karakteristik Keluarga Islam Rasulullah saw. adalah orang yang sangat berhasil memberikan suri tauladan yang baik bagi umatnya, mulai dari masalah memimpin umat sampai kepada memimpin keluarga. Dalam hal memimpin keluarga misalnya, Nabi Muhammad saw. mengajarkan kepada umatnya agar membina rumah tangga yang harmonis, keluarga yang bahagia, yang dipenuhi dengan ketenangan dan cinta kasih, Beliau bersabda yang artinya; “Ada tiga kebahagiaan, yaitu: (1) memiliki istri yang shalihah, bila engkau memandangnya menyenangkanmu, dan bila engkau pergi hatimu mempercayai bahwa ia dapat menjaga dirinya dan menjaga hartamu, (2) kendaraan yang layak, dan (3) rumah yang luas yang banyak didatangi tamu. (HR. Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mubarak „ala al-Shahihain, II/175 No. 2684). Dalam hadis di atas digambarkan tentang kebahagiaan manusia atau keluarga Islam akan tercapai bila memenuhi beberapa hal, yaitu rumah yang luas, maksudnya bukan berarti rumah yang secara fisik berukuran luas, tetapi merupakan tempat tinggal yang memberikan kenyamanan, ketentraman, dan kelapangan hati seperti rumah yang dimiliki oleh Rasulullah saw., kendaraan yang layak maksudnya tidak terbatas pada mobil pribadi atau kendaraan lain, tetapi kendaraan yang bisa menghantarkan pemiliknya ke tempat-tempat yang baik dan diridhai 3

oleh Allah, sedangkan istri atau suami yang shalihah dan shalih merupakan pendamping hidup yang senantiasa beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah serta selalu mengingatkan jika salah satu di antara keluarga melakukan kesalahan. Keluarga Islam adalah keluarga yang rumah tangganya sakinah, mawadah, dan rahmah (perasaan tenang, cinta dan kasih sayang). Ketentuan Agama Islam dalam Pembentukan Keluarga Islam Agama Islam adalah ketentuan-ketentuan Allah yang membimbing dan mengarahkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia berperan ketika pemeluknya memahami, menghayati, dan mengamalkan dengan baik secara sungguh-sungguh. Ayat di atas menunjukkan bahwa salah satu tujuan utama pernikahan adalah menciptakan

keluarga

sakinah, mawaddah, dan rahmah antara suami, istri, anak-anaknya serta keluarga lain, yaitu sebuah keluarga yang dicita-citakan dan diidamkan oleh umat secara keseluruhan. Dalam proses pembentukan keluarga Islam, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yaitu : a. Calon suami atau istri sama-sama orang beriman, b. Calon suami bukan mahram, c. Calon suami dan calon istri ridha, d. Memenuhi ketentuan khusus poligami dalam pernikahan poligami. e. Calon istri tidak sedang dalam masa iddah atau dalam pinangan orang lain. f. Calon istri tidak terikat pernikahan dengan pria lain. g. Calon suami menyiapkan mahar atau mas kawin. h. Pada saat akad nikah dilakukan pencatatan nikah oleh Pegawai Pencatat Nikah. Dalam proses akad nikah harus memenuhi rukun nikah, yaitu : a. Ada calon suami dan calon istri; b. Ada dua orang saksi; c. Ada wali nikah; d. Ada akad nikah, yaitu ijab dan qabul. Tanggung Jawab Kehidupan Keluarga Apabila keluarga Islam telah terbentuk maka tugas dan tanggungjawab

dalam

kehidupan keluarga Islam adalah : a. Mendidik Keluarga Secara Islam Setelah mampu membina keluarga dalam kehidupan secara mandiri sesuai dengan perintah Allah, maka tugas selanjutnya adalah mendidik keluarga dan anak-anak agar 4

menjadi generasi penerus yang saleh. (QS.3 (Ali Imran) :9), dan juga menjadi orang-orang yang senantiasa menjaga diri dan keluarga dari segala hal yang menjerumuskan ke dalam api neraka. (QS.66 (Al-Tahrim) :6). b. Berbakti kepada orang tua. Setelah hidup mandiri dengan keluarga yang sakinah, dipenuhi dengan ketentraman dan kebahagiaan, jangan lupa hendaknya selalu berbakti kepada orang tua yang telah melahirkan, menyusui, merawat dan membimbing selama bertahun-tahun, sehingga menjadi anak yang baik dan terpuji. Berbakti kepada orang tua dalam pandangan Islam, merupakan keharusan yang selalu dijaga dengan baik. Dalam beberapa ayat Al-Qur‟an disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua demikian pentingnya, sehingga diletakkan pada posisi yang signifikan, setelah kita berbakti kepada Allah. (QS.31 (Luqman) :14, dan QS.46 (Al-Ahqaf) :15). B. Masyarakat Islam Pengertian Masyarakat Islam Menurut Muhammad Quthb, bahwa masyarakat Islam adalah suatu masyarakat yang segala sesuatunya bertitik tolak dari Islam dan tunduk pada sistematika Islam. Berangkat dari hal tersebut di atas, maka suatu masyarakat yang tidak diliputi oleh suasana Islam, corak Islam, bobot Islam, prinsip Islam, syariat dan aturan Islam serta berakhlak Islam, bukan termasuk masyarakat Islam. Masyarakat Islam bukan hanya sekedar masyarakat yang beranggotakan orang Islam, sementara syariat Islam tidak ditegakkan di atasnya, meskipun mereka shalat, puasa, zakat dan haji. Lebih jauh lagi bahwa masyarakat Islam bukanlah masyarakat yang melahirkan suatu jenis Islam khusus untuk dirinya sendiri, diluar ketetapan Allah yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. Atas dasar itulah, masyarakat Islam harus menjadikan segalah aspek hidupnya, prinsip-prinsipnya, amal perbuatannya, nilai hidupnya, jiwa dan raganya, hidup dan matinya terpancar dari sistem Islam. Oleh karena itu, kekuasaan yang mengatur kehidupan manusia haruslah kekuasaan yang mengatur adanya manusia itu sendiri. Dengan demikian, tetaplah Allah saja yang mempunyai kekuasaan tertinggi, sehingga masyarakat Islam senantiasa diperintah dan diatur oleh pola syariat-Nya. Karakteristik Masyarakat Islam Masyarakat Islam memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan masyarakat non Islam, yaitu : a. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang ber-Tauhid, 5

b. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang terbuka berdasarkan pengakuan pada kesatuan umat dan cita-cita persaudaraan sesama manusia. c. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang terpadu, integratif, d. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis dan progresif, e. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang demokratis, f. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang berkeadilan, g. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang berwawasan ilmiyah, terpelajar h. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang disiplin. i. Masyarakat Islam menentukan pada kegiatan keumatan yang memiliki tujuan yang jelas dan perencanaan yang sempurna, j. Masyarakat Islam membentuk persaudaraan yang tangguh, k. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang sederhana, Ketentuan Agama Islam Dalam Pembentukan Masyarakat Islam Masyarakat Islam dibentuk berdasarkan ajaran dan tata nilai Islam, yang mengandung arti bahwa prinsip-prinsip dasar yang membentuk dan membina masyarakat itu adalah nilainilai luhur ajaran agama Islam. Masyarakat ini berorientasi pada pondasi tauhid, karena itu, falsafah sosialnya didasarkan pada sistem nilai yang paling utama. Masyarakat itulah yang mampu mempraktikkan sanksi-sanksi yang murni dalam upaya menegakkan kebenaran, keadilan, kasih sayang serta pelayanan masyarakat yang dibentuk berdasarkan etika Ketuhanan Yang Maha Esa yang bertopang pada: (a) mentaati perintah Allah yang dicerminkan dengan kasih sayang terhadap sesama anggota masyarakat; (b) bersyukur terhadap rahmat dan nikmat Allah, segala puji bagi-Nya semata, yang dicerminkan pada upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat material dan spiritual, berlandaskan pada kaidahkaidah moral yang mulia; (c) rasa dekat dengan Tuhan yang dicerminkan dalam perasaan takut pada larangan-Nya yang akan membentuk sikap dan jiwa yang adil dan bertanggungjawab, menghindari tingkah laku curang dan menolak kejahatan dalam anggota masyarakat (Departemen Agama RI, 1997: 50). Masyarakat Islam dibentuk dan dibina berdasarkan azas dan prinsip dasar etika kemulian manusia. Semua anggota masyarakat diarahkan untuk melaksanakan kebaikan sehingga meraih kemuliaan lahir dan batin, di dunia maupun akhirat. Dalam QS. 49 (AlHujurat): 133 Allah berfirman, yang artinya:

6

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. 49: 13) C. Pranata Sosial Islam Pengertian Masjid Secara etimologis kata masjid merupakan isim makan dari kata „sajada”-“yasjudu”“sujudan”, yang artinya tempat sujud, dalam rangka beribadah kepada Allah, atau tempat untuk mengerjakan shalat. Sedangkan pengertian masjid secara sosiologis, yang berkembang pada masyarakat Islam Indonesia, ia dipahamai sebagai suatu tempat atau bangunan tertentu yang diperuntukkan bagi orang-orang muslim untuk mengerjakan shalat, baik secara perorangan maupun berjamaah. Ia juga diperuntukkan untuk ibadah-ibadah lain dan melaksanakan shalat Jum‟at. Dalam perkembangan selanjutnya, masjid dipahami sebagai tempat yang dipakai untuk shalat sehari-hari dan dipakai untuk ibadah shalat Jum‟at, yang disebut jami‟ atau disebut masjid jami‟. Sedangkan bangunan yang serupa masjid yang dipakai untuk mengerjakan shalat wajib dan sunnah, yang tidak dipakai untuk shalat Jum‟at disebut “mushalla”. Kata ini merupakan isim makan dari “shalla”-“yushalli”-“shalatan” yang artinya tempat shalat. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa setiap masjid berarti mushalla, tetapi tidaklah semua mushalla adalah masjid. Mushalla sering disebut dengan nama tajug, langgar, surau, meunasah dan sebagainya. Fungsi Masjid Fungsi masjid pada masa Rasululah saw. dapat diuraikan antara lain sebagai berikut: (1) untuk melaksanakan ibadah mahdhah seperti shalat wajib, shalat sunnah, sujud, i‟tikaf, dan shalat-shalat sunnah yang bersifat insidental seperti shalat 'Id, shalat gerhana, dan sebagainya; (2) sebagai pusat pendidikan dan pengajaran Islam; (3) sebagai pusat informasi Islam; (4) tempat penyelesaian perkara dan pertikaian, menyelesaikan masalah hukum dan peradilan serta menjadi pusat penyelesaian berbagai problem yang terjadi pada masyarakat; (5) masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi. Yang dimaksud kegiatan ekonomi, tidak berarti sebagai

pusat

perdagangan atau industri, tetapi sebagai pusat untuk melahirkan ide-ide dan sistem ekonomi yang Islami, yang melahirkan kemakmuran dan pemerataan pendapatan bagi umat manusia secara adil dan berimbang; (6) sebagai pusat kegiatan sosial dan politik. Kegiatan sosial tidak bisa dipisahkan dari masjid sebagai tempat berkumpulnya para jamaah dalam berbagai lapisan masyarakat. 7

Pengertian Lembaga Pendidikan Islam Lembaga menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bakal dari sesuatu, asal mula yang akan menjadi sesuatu, bakal, bentuk, wujud, rupa, acuan, ikatan, ...


Similar Free PDFs