Konsep Sosial dan Budaya Masyarakat PDF

Title Konsep Sosial dan Budaya Masyarakat
Author R. Herawati Surya...
Pages 15
File Size 1.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 711
Total Views 1,037

Summary

Konsep Sosial dan Budaya Masyarakat R. Herawati Suryanegara, M.Pd Manusia akan merasa dirinya berharga bila berada bersama dengan manusia lainnya. Interaksi manusia dengan sesamanya tidak hanya dalam lingkungan kelompok melainkan dapat melintasi batas negara. Hubungan sosial yang dilakukan manusia a...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Konsep Sosial dan Budaya Masyarakat R. Herawati Suryanegara

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI INDONESIA Fransiska Diah Amart a Sari

PENGARUH SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA Graharana Holst er pendidikan sosial dan budaya adhit ya sufarint o

Konsep Sosial dan Budaya Masyarakat R. Herawati Suryanegara, M.Pd

Manusia akan merasa dirinya berharga bila berada bersama dengan manusia lainnya. Interaksi manusia dengan sesamanya tidak hanya dalam lingkungan kelompok melainkan dapat melintasi batas negara. Hubungan sosial yang dilakukan manusia adalah sebuah kebutuhan bagi manusia itu sendiri oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk social. Konsep social dalam arti masyarakat, menurut Ranjabar, 2013 : 17. Adalah segala sesuatu yang bertalian dengan system hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilainilai social, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. Para ahli sosiologi sepakat dengan assumsi teori The structural-Functional Perspektif, bahwa msyarakat adalah suatu bagian yang terintegrasi, dimana para anggota masyarakat tersebut memiliki peran dan memiliki efek bagi anggota masyarakat lainnya. Holmes.1988 : 15-16 menyatakan : Most sociologists who use this approach agree on the assumption that 1. A society or group is a system of integrated parts. 2. Social system tend to be relatively stable, and change is usually gradual. 3. Each part of society contributes to and has an effect on the whole society. 4. A society or group cannot survive unless its members share some common beliefs and values. the social system can be defined by four characteristc : 1) boundaries. 2) interdependence of parts. 3) needs or requirements.

HERA

1

4) equalibrium. Menurutnya suatu hubungan sosial atau kelompok tidak dapat bertahan tanpa adanya system kepercayaan dan nilai yang disepakati bersama. Hubungan sosial juga dimaknai sebagai hubungan antara dua orang atau lebih yang saling memiliki kepentingan dan mengadakan penyesuaian, dinyatakan oleh Brown .1952 :188. bahwa : “ A social relation exists between two or more individual organisms when there is some adjustment of their respective interests, by convergence of interest, or by \, limitation of conflicts that might arise from divergence of interests”. Menurut Weber dalam Upe.2010 : 203, tindakan sosial menunjukan bahwa manusia selalu aktif dalam menjalani hidupnya. Mereka bekerja, belajar , dan berhubungan dengan manusia lainnya didasarkan pada motif tertentu. Tindakan demikian disebut Weber sebagai tindakan sosial. Kepentingan-kepentingan individu dan nilai-nilai sosial menjadi penentu hubungan sosial. Hubungan sosial masyarakat tumbuh berdasarkan nilai-nilai yang berlaku umum yang disepakati bersama. Ranjabar , 2013 :1. Menyatakan bahwa : “suatu system sosial pada dasarnya tidak lain adalah suatu system daripada tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi diantara berbagai individu yang tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota masyarakat. Yang paling penting di antara berbagai standar penilaian umum tersebut apa yang dikenal dengan norma-norma sosial. Norma-norma sosial itulah yang sesungguhnya membentuk struktur sosial”. Ishomuddin .2005 : 48. Menyatakan bahwa dalam interaksi sosial, manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Tanpa interaksi sosial ia tidak

HERA

2

dapat merealisasikan kemungkinan-kemungkinan dan potensi-potensinya sebagai individu. Anthony Giddens, dalam Sutrisno. 2005 : 187 – 188 ,menyatakan bahwa Manusia mereproduksi tatanan sosial karena kebutuhan akan kepercayaan dan rasa takut akan ketidakpastian. Keinginan ini disebut keinginan ontologis. Kehidupan sosial dibuat rutin dan konvensional sehingga setiap orang merasa aman. T.B. Bottomore (1972-297) dalam Ali. 2013: 201. Mendefinisikan perubahan sosial adalah “.. A change in sosial structure (including here changes in the size of society), or in particular sosial institutions, or in the relationship between institutions.. Talcot Parson dalam Ranjabar,2013 : 19. menyatakan karakteristik system sosial adalah sebagai berikut : (1) dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi, (2) dalam tindakannya mereka memperhitungkan bagaiman orang lain bertindak, dan (3) kadang-kadang mereka bertindak bersama-sama untuk mengejar tujuan bersama. 2.1.

Konsep Budaya Secara etimologis kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu

Buddhayaha yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi. Buddhi artinya akal atau budi, sedangkan daya mengandung makna, kekuatan atau kesanggupan. Menurut Shaleh. 2014 : 9. Budi atau akal merupakan unsur rohani, dan daya merupakan unsur jasmani. Maka budaya adalah hasil budi atau akal dan daya manusia. Konsep budaya yang paling awal berasal dari E.B. Tylor, dalam Ranjabar.2013 : 156, ia mengemukakan bahwa :

HERA

3

“kebudayaan ialah suatu keseluruhan kompleks yang mengandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum adat istiadat, dan kemampuan lainnya, serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat “ Menurut Joko Tri Prasetyo dalam Ishomudin, 2005 : 83. Kebudayaan berasal dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti berkembang arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.” Kebudayaan adalah segala sesuatu yang kita pikirkan, percaya,, lakukan, dan memiliki sebagai anggota masyarakat tertentu. Karena perilaku manusia tidak dikendalikan secara genetic. Budaya adalah warisan sosial kita, yang memberikan struktur untuk kehidupan kita. Hal ini dinyatakan Holmes.1988. : 38-42 bahwa : culture is everything we think, believe,, do, and have as members of particular society. Since human behavior is not controlled genetically, what does control it, and why are there patterns of behavior? Part of the answer is to be found in the concept of culture… Culture is our social inheritance, which gives structure to our lives. Characteristics of culture : culture is learned, transmitted, shared , and normative. The four aspects of culture : 1. Culture university 2. Culture diversity 3. Ethnocentrism 4. Culture relativism Rene Char,dalam Sutrisno . 2005:19 menyatakan kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat. Sutrisno ,2005 : 363. Kebudayaan berkait dengan dimensi manusia dilihat dari dua sudut yaitu : “Kebudayaan sebagai kata benda berarti kebudayaan dilihat sebagai hasil, produksi kreativitas dengan cirri sebagai sesuati yang sudah jadi, beku dan mati (meski tetap merupakan hasil karya kesadaran, kegiatan kehendak dan buah

HERA

4

dimensi rohani dan jasmani manusia). Sedangkan ebudayaan sebagai kata kerja berarti kebudayaan dilihat sebagai proses, yang bertumbuh dan berkembang terus sebagai ekspresi tindakan sadar manusia dalam mengolah lingkungannya. Dalam arti ini , kebudayaan itu dinamis, aktif-kreatif”.

Ranjabar, 2013 : 17. Menyatakan bahwa budaya, kultur atau kebudayaan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya sudah tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idiil dan spiritual. Menurut Koentjaraningrat 2004 : 387-389. Dalam sebuah kebudayaan terdapat system nilai budaya yang berfungsi sebagai pengarah dan pendorong kelakuan manusia. System nilai budaya adalah suatu rangkaian dari konsep abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu masyarakat, mengenai apa yang harus dianggap penting dan berharga dalam hidupnya. system nilai budaya merupakan pengarah bagi tindakan manusia, maka pedomannya nyatanya adalah norma-norma, hukum dan aturan. yang biasanya memang bersifat tegas dan konkrit. Raymond Williams dalam Sutrisno. 2005 : 8. Menyatakan bahwa ada 3 arus penggunaan istilah budaya , yaitu : 1. Yang mengacu pada perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis dari seorang individu, sebuah kelompok atau masyarakat; 2. Yang mencoba memetakan khazanah kegiatan intelektual dan artistic sekaligus produk-produk yang dihasilkan (film, benda-benda seni, dan teater). Dalam penggunaan ini budaya identik dengan istilah “kesenian” (the arts); 3. Yang menggambarkan keseluruhan cara hidup, berkegiatan, keyakinankeyakinan, dan adat kebiasaan sejumlah orang, kelompok , atau masyarakat.

HERA

5

Manusia hidup secara berkelompok

menurut Ihromi 2006:xvi , kelompok-

kelompok tersebut dipisahkan dari nilai-nilai budayanya, dan untuk manusia yang berkelompok tersebut digunakan istilah masyarakat. Nilai-nilai yang menjadi pedoman hidup bagi mayarakat yang bersangkutan diabstraksikan juga dan dinamakn kebudayaan. Geertz, dalam Sutrisno. 2005 : 212, menegaskan bahwa budaya adalah suatu dimensi yang aktif dan konstitutif dari kehidupan social daripada sekedar mekanisme penjamin integrasi social. Keanekaragaman budaya manusia menurut Clark Wissler, dalam Ihromi 2006:xx. Dapat digolongkan ke dalam sejumlah katagori yang sama yang dinamakan pola budaya yang universal ( universal culture pattern), yaitu : 1) Bahasa 2) Unsur-unsur kebendaan ; kebiasaan makanan, tempat tinggal, transport, dan pakaian. 3) Kesenian ; seni pahat, seni gambar, seni musik , dan seni tari. 4) Mitologi dan pengetahuan ilmiah 5) Kebiasaan-kebiasaan agama 6) Keluarga dan system sosial ; bentuk-bentuk perkawinan, metode penentuan hubungan kekerabatan, pewarisan, pengawasan sosial. 7) Hak mili 8) Bentuk pemerintahan 9) Peperangan.

HERA

6

Menurut Koentjaraningrat, dalam Ranjabar, 2013 : 156. Unsur-unsur universal dari kebudayaan meliputi : 1) Sistem religi dan upacara keagamaan, 2) System dan organisasi kemasyarakatan 3) System pengetahuan 4) Bahasa 5) Kesenian 6) System mata pencaharian hidup 7) System teknologi dan peralatan. Budaya adalah hal yang terus-menerus kembali diberlakukan dan diciptakan oleh interaksi kita dengan orang lain dan dibentuk oleh perilaku kita sendiri. budaya dapat dianggap sebagai dasar dari tatanan sosial dimana kita hidup di dalamnya dan aturan yang kita patuhi. Tingkatan budaya dilakukan berdasarkan apa yang kita lihat, dan rasakan dari fenomena budaya dan untuk mempermudah mendapatkan essensi dari budaya itu sendiri. Schein . 2010 : 3. Mengungkapkan bahwa : “culture is a constantly reenacted and created by our interaction with other and shaped by our own behavior. culture can be thought of as foundation of the sosial order that we live in and of the rules we abide by Tingkatan budaya meliputi Artefak,keyakinan yang dianut dan nilai-nilai, serta assumsi yang diyakini ini ,dinyatakan Schein .2010: 23-24. The three levels of culture: 1. artifacts  visible and feelable structures and processes  observed behavior

HERA

7

- difficult to decipher 2. espoused beliefs and values  ideals, goals, values, aspirations  ideologies  rationalization may or may not congruent with behavior or artifact 3. basic underlying assumptions  unconscious, taken for granted beliefs and values - determine behavior, perception,thought and feeling Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.

Budiardjo,2008 : 46.

Menyatakan bahwa masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antar manusia. Mac Iver dan Page , dalam Ranjabar, 2013 : 18. Mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu system dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Menurut Ihromi. 2006 : xv. Masyarakat adalah sekelompok orang bermukim di satu wilayah, yang hidup bersama dan mendukung nilai-nilai, dan cara berlaku atau kebudayaan yang dimiliki bersama dalam kelompok itu. Menurut Durkheim dalam Ishomuddin. 2005 : 10. Masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok manusia yang hidup secara kolektif dengan pengertianpengertian dan tanggapan-tanggapan yang kolektif. Menurutnya masyarakat ialah system yang mengikat kehidupan orang-orang, dan merupakan lingkungan (milieu)

HERA

8

yang menguasai segala kehidupan. Durkheim (2012) menyatakan bahwa masyarakat adalah : an individual being which has its foundation in the organism and the circle of whose activities is therefore strictly limited, and a social being which represents the highest reality in the intellectual and moral order that we can know by observation—I mean society”. Durkheim dan Levi’s Strauss dalam Sutrisno, 2005 : 133 – 142 menganggap masyarakat sebagai suatu wilayah yang dipenuhi ide-ide abstrak, ideal, dan “mental”. Masyarakat dimengerti Levi’s dalam bingkai fungsionalis, yakni sebagai sarana sosialitas, pertukaran, kebahagiaan bersama, dan bukannya sebagai arena yang memuat konflik dan dominasi antar kelompok, kelas atau individu Menurut achmad dan wiwie, 2013 : 106 -109 model masyarakat terbagi atas : a.

Model masyarakt consensus Model masyarakat consensus umumnya menganut pendapat bahwa meski terdapat kehadiran kelas dan kelompok yang berbeda-beda serta konflik kepentingan, namun satu kesatuan dan keharmonisan tertentu tetap eksis di dalam masyarakat. Dan, yang menjadi dasar masyarakat adalah kerjasama, consensus, commod good, perdamaian, perubahan, dan keseimbangan sosial. Masyarakat dalam model ini diatur dengan ide-ide dasar tertentu; persamaan,kemerdekaan,kesempatan bagi setiap orang untuk berprestasi, kejujuran, dan tanggung jawab moral.

b.

Model masyarakat konflik

HERA

9

Model ini melihat masyarakat terdiri dari individu-individu serta kelompokkelompok dengan kepentingan yang beraneka ragam dan saling konflik. Warga masyarakatnya lebih menonjol sebagai individu dimana masing-masing secara egois mengejar tujuan mereka. Untuk mempertahankan stabilitas pada masyarakat ini diperlukan bujukan dan paksaan, dan hukum digunakan sebagai suatu alat pemaksa dan penekan. Menurut Emile Durkheim dalam Upe. 2010 : 93. Masyarakat merupakan wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antara sesama manusia, masyarakat berada di atas segalanya. Masyarakat bersifat menentukan dalam perkembangan individu. Talcot Parson(1962), memandang masyarakat sebagai sesuatu yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma tertentu yang dipertahankan bersama warganya. Rescoe Pound(1942) dalam Achmad Ali dan Wiwie Heryani 2013 : 108. Masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok di mana di dalamnya sering terjadi konflik antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya, tetapi ada satu kesatuan mendasar di belakang konflik-konflik itu. Oleh karena itu Sigmund Freud dalam Soetrisno. 2005 :

220. menyatakan bahwa naluri-naluri dan kepribadian yang

dikontrol dan ditata merupakan persyaratan bagi hidup bermasyarakat. Ferdinand Tonnies dalam Upe .2010 : 110. Tonnies membedakan konsep tradisional dan modern

dalam suatu organisasi sosial, yaitu gemeinschaft yang

HERA

1 0

diartikan sebagai kelompok atau asosiasi yang berorientasi nilai, aspiratif, memiliki peran, dan terkadang sebagai kebiasaan asal yang mendominasi kekuatan sosial, dan gesellschaft yang diartikan sebagai masyarakat modern, masyarakat yang rasional, hubungan individu bersifat superficial, tidak menyangkut orang tertentu, dan seringkali antar individu tidak saling mengenal. Emile Durkheim , dalam Ali, 2013 :114.- 126 membedakan masyarakat atas dua model : 1) Masyarakat sederhana Terdapat kesepakatan yang dalam di antara anggota masyarakatnya yang sidatnya sangat emosional dan langsung dapat mereka benarkan tentang gagasan apa yang benar dan apa yang salah. Pelanggaran ini sama-sama dipikul oleh warga masyarakat, moralitas konsensual cenderung dipenetrasi secara sama dengan derajat emosional yang mendalam. 2) Masyarakat kompleks. Perubahan teknologi mempengaruhi kehidupan masyarakat dan aktivitasnya. Populasi cenderung lebih besar jumlahnya, interaksi di antara orang cenderung lebih bersifat spesialistis di sekitar tujuan-tujuan khusus. hal ini menimbulkan perkembangan individualis modern. Individu menjadi lebin independen, lebih berorientasi dan bersaing. Sebagi akibatnya, terdapat lebih banyak kesempatan untuk da kemungkinan terjadi lebih banyak konflik.

HERA

1 1

Emile Durkheim dalam Ali 2013 : 114. Memandang basis masyarakat adalah perpaduan dan consensus. Masyarakat merupakan suatu fenomena moral, serta tidak lebih dari suatu lingkungan moral yang mengelilingi individu. Adapun yang menyebabkan semuanya terikat menjadi satu kesatuan penyebabnya adalah terutama “sosial order” yang terpokok di dalam masyarakat adalah the sosial. Kehidupan kolektif tidak terlahir dari kehidupan individual, tetapi sebaliknya kehidupan individual yang lahir dari kehidupan kolektif. Masyarakat menurut Ranjabar, 2013 : 19. Terdiri dari beberapa unsur ,yaitu 1) Manusia yang hidup bersama 2) Bercampur untuk waktu yang lama 3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan 4) Merupakan suatu system hidup bersama. Modern adalah konsep yang menunjuk pada suatu proses transformasi atau suatu perubahan sosial yang terarah dari suatu keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang menuju kearah yang lebih baik. Modernisasi identik dengan rasionalisasi yang ditopang dengan dimensi –dimensi moral. Nurcholis madjid dalam Ishomudin . 2005 : 343. Mengatakan bahwa modernisasi berarti rasionalisasi untuk memperoleh daya guna dalam berpikir dan bekerja yang maksimal, guna kebahagiaan umat manusia. Bryn Turner dalam Salman. 2005 : 118. Menyatakan bahwa modernitas secara umum dapat dipandang sebagai suatu perubahan sosial budaya yang bersifat massif

HERA

1 2

yang telah berlangsung dari pertengahan abad ke enam belas, yang pada gilirannya, dan tentu saja sebagaimana diurai diatas berkaitan dengan suatu analisis terhadap masyarakat kapitalis industrial sebagai suatu perubahan yang revolusioner di mana stabilitas tradisi dan sosial dibangun dalam peradaban agraris yang agak stagnan. Menurut Scott Lash dalam Sutrisno . 2005 : 248 Modernisasi adalah sebuah proses diferensiasi kultural dimana : 1) yang cultural memisahkan diri dari yang sosial, dan 2) bentuk-bentuk cultural yang tadinya tidak terdistingsikan dengan jelas mulai terbedakan satu dengan yang lain. “contoh diferensiasi adalah pemisahan seni religious dan sekuler, atau pembedaan seni dan sains. Soerjono Soekanto, dalam Ishomudin.2005:343 menyatakan ,untuk dapat dikatakan sebagai masyarakat modern, suatu masyarakat harus memenuhi syaratsyarat berikut : 1)

Berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang institusionalized dalam rulling class maupun masyarakat. Hal ini menghendaki suatu system pendidikan dan pengajaran yang terencana dan baik.

2)

System administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.

3)

Adanya system pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga tertentu.

4)

Menciptakan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.

HERA

1 3

5)

Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak berarti disiplin, di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

6)

Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan sosial planning. Modernisasi dapat memunculkan secara jelas perbedaan-perbedaan budaya

suatu masyarakat...


Similar Free PDFs