MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA FILUM ANNELIDA PDF

Title MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA FILUM ANNELIDA
Author Muhammad Ihsan
Pages 28
File Size 1.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 493
Total Views 613

Summary

MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA FILUM ANNELIDA Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata kuliah Zoologi Invertebrata Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Oleh: Muhammad Ihsan NIM 1162060066 Bandung 2017 M / 1439 H KATA PENGA...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA FILUM ANNELIDA Muhammad Ihsan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BAB I PENDAHULUAN Rizqi Amaliyah avert ebrat a Ulsana Puji Lest ari MAKALAH FILUM ANNELIDA Disusun Guna Memenuhi Tugas Biologi kelas X Iqbal Ihsanul

MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA FILUM ANNELIDA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata kuliah Zoologi Invertebrata Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati

Oleh: Muhammad Ihsan NIM 1162060066

Bandung 2017 M / 1439 H

KATA PENGANTAR Puji syukur marilah panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Tak lupa salawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan.

Bandung, November 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1

BAB 2 PEMBAHASAN

2

BAB 3 PENUTUP

23

DAFTAR PUSTAKA

24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah salah satu jenis cacing yang bersegmen. Jika dilihat dari namanya Annelida yang berasal dari bahasa latin, Annulus berarti cincin dan Oidos berarti bentuk. Tubuhnya yang bersegmen menyerupai cincin itu sehingga banyak yang menyebutnya cacing gelang. Annelida merupakan salah satu filum invertebrata yang memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan filum-filum invertebrata lainnya. Tubuhnya berongga (celomata) dan tripoblastik. Beberapa spesies cacing yang termasuk ke dalam filum Annelida hidup di dalam air tawar, air laut dan juga di darat serta ada juga yang hidup sebagai parasit. Tubuhnya berkutikula dan licin. Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas yakni kelas Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana ciri-ciri umum (morfologi dan anatomi) dari filum annelida? 2. Dimana habitat tempat hidup annelida? 3. Bagaimana klasifikasi dari filum annelida? 4. Bagaimana siklus hidup annelida? 5. Bagaimana peranan annelida bagi kehidupan sehari-hari?

C. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik atau ciri umum dari filum annelida 2. Mengetahui habitat dari filum annelida 3. Mengetahui dan memahami pengklasifikasian yang ada dalam filum annelida 4. Memahami siklus hidup dari filum annelida 5. Mengetahui peranan annelida bagi manusia

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Filum Annelida Annelida berasal dari bahasa latin (kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti bentuk). Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Pada annelida terdapat selom yang oleh septum-septum dibagi menjadi beberapa kompartemen. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral. Annelida memiliki system digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang bersifat metamerik. Annelida memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), tubuhnya bulat dan memanjang biasanya dengan segmen yang jelas baik eksternal maupun internal. Appendages kecil berupa setae (rambut). Tubuh ditutupi kutikula tipis dan lembab terletak disebelah atas epitel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar dan sel sensoris. Dinding tubuh disusun oleh lapisan otot circular dan longitudinal, coelom berkembang dengan baik (kecuali Hirudinea) yang disebut schizocoelom. Alat pencernaan komplit, yang memanjang di sepanjang tubuhnya. Sistem peredaran darah tertutup, dengan pembuluh darah yang memanjang (sinus coelom dengan cabang-cabang lateral pada setiap ruas. Plasma darah umumnya berisi haemoglobin dan amoebocyte yang bergerak bebas. Respirasi melalui epidermis atau permukaan tubuh. Sistem ekskresi dengan sepasang nephridia pada setiap ruas. Sistem saraf dengan sepasang ganglia cerebral (otak) yang dihubungkan ke tali saraf (nervecord) yang meluas disepanjang tubuhnya. Umunya berumah satu tetapi tidak dapat melakukan pembuahan sendiri. Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas, beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh, organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem, rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang

tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral. Cacing tersegmentasi diklasifikasikan dalam filum Annelida. Mereka termasuk lintah dan cacing pita, serta cacing tanah. Cacing tersegmentasi secara bilateral simetris dan memiliki dua coelom dan dua bukaan badan. Beberapa memiliki tahap larva yang mirip dengan tahap larva dari moluska tertentu, menunjukkan nenek moyang yang sama. Rancangan dasar tubuh cacing tersegmentasi adalah tabung di dalam tabung. Itu Tabung internal, tergantung di dalam coelom, adalah saluran pencernaan. Makanan adalah diambil di mulut, lubang di ujung anterior cacing, dan Limbah dilepaskan melalui anus, sebuah lubang di ujung posterior. Kebanyakan cacing tersegmentasi memiliki bulu kecil yang disebut setae (SEE tee) pada masing-masing segmen. Setae membantu cacing tersegmentasi bergerak dengan memberikan jalan ke Jangkar tubuh mereka di tanah sehingga setiap segmen bisa menggerakkan hewan itu. Cacing tersegmentasi dapat ditemukan di sebagian besar lingkungan, kecuali di tanah beku dari daerah kutub dan pasir kering dan tanah padang pasir (Biggs et al, 2004: 726). Klasifikasi dan keragaman Ada lebih dari 22.000 spesies annelida yang hidup, yang ukurannya mulai dari mikroskopis sampai raksasa cacing raksasa Australia Gippsland dan Amynthas mekongianus (Cognetti, 1922), yang keduanya bisa tumbuh hingga 3 meter (9,8 kaki). Meskipun penelitian sejak 1997 secara radikal telah mengubah pandangan para ilmuwan tentang pohon keluarga evolusioner dari annelida, kebanyakan buku teks menggunakan klasifikasi tradisional ke dalam sub-kelompok berikut:

1. Polychaetes Seperti namanya, mereka memiliki beberapa chetae (rambut) per segmen. Polychaetes memiliki parapodia yang berfungsi sebagai tungkai, dan organ nukrab (nuchal berarti "di leher") yang dianggap sebagai chemosensor. Sebagian besar adalah hewan laut, meskipun beberapa spesies hidup di air tawar dan sebagian lagi di tanah. 2. Clitellates Ini memiliki sedikit atau tidak chetae per segmen, dan tidak ada organ nuchal atau parapodia. Namun, mereka memiliki keunikan organ reproduksi, clitellum berbentuk cincin ("pak pelana") di sekeliling tubuh mereka, yang menghasilkan kepompong yang

menyimpan dan memberi makan telur yang telah dibuahi sampai mereka menetas atau, pada moniligastrids, telur yolky yang memberi nutrisi bagi embrio. Klitellates meliputi: Oigochaetes dan hirudinea.

B. Ciri-ciri Umum (Morfologi dan Anatomi) Filum Annelida 1. Ciri Morfologi Ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati pada bagian luar tubuh dari hewan yang termasuk dalam filum annelida, diantaranya Tubuh tersusun atas segmen-segmen menyerupai gelang/ cincin. Segmen terdapat di bagian luar dan dalam tubuhnya. Diantara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa, Panjang tubuh bervariasi dari sekitar 1 mm hingga 3 m Bentuk tubuhnya simetris bilateral, tubuh dilapisi kutikula.

2. Ciri Anatomi Ciri-ciri bagian dalam tubuh hewan yang termasuk dalam filum annelida, yaitu: a. Memiliki tiga lapisan tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm, meksoderm dan endoderm. b. Berkutikula sehingga licin tubuhnya c. Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia d. Hemafrodit

C. Habitat Filum Annelida Kebanyakan Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Adapun penyebaran terdapat di beberapa daerah, diantaranya yaitu Indonesia, Finlandia, dan Rusia.

D. Klasifikasi Filum Annelida Secara Umum, Filum Annelida dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea, pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi

tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi. Contoh spesies annelida yang terkenal adalah cacing tanah (Lumbricus sp.) cacing ini hidup di tanah, makanannya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Para ahli biologi menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah.

1. Kelas Polychaeta a. Morfologi, Anatomi dan Klasifikasi kelas Polychaeta Polychaeta mempunyai anggota sekitar 6.000 spesies. Nama lain Polychaeta adalah Lug worm (cacing bor), Clam worm (cacing kerang), Bristle worm (cacing rambut/bulu) dan Sea mouse (tikus laut). Umumnya hidup di laut, beberapa hidup di air tawar atau payau. Polychaeta ini melimpah di zona intertidal (16.405 kakil 5.000 m). Hidupnya melekat di laut, mengapung dekat permukaan, di lubang atau terowongan di pasir atau Lumpur. Ukuran tubuhnya sekitar 2 mm — 10 meter ada yang mencapai 70 cm — 1 meter yaitu Nereis sp dan Eunice sp. Warna pada umumya cemerlang atau mencolok yang warnanya sangat dipengaruhi adanya sel pigmen Chromatophore. Sel pigmen ini sel-selnya memiliki banyak cabang mengandung granula-granula pigmen yang berasosiasi dengan integumen. Tubuhnya pada, umumnya bersegmen. Kelas ini secara umum memiliki banyak setae (chaetae) pada tiap segmen sehingga disebut Polychaeta. Pada bagian anterior (kepala) terdapat prostomium dengan organ perasa alat sensor (sepasang paips), antennae, sepasang mata atau lebih dan mulut pada bagian ventral. Antennae dan mata terdapat pada bagian dorsal dan palps muncul dan sisi ventral prostornium. Peristomium yang merupakan segmen pertama terdapat tentakel cirri yang merupakan derivate dan bagian notopodium paropodia.Pada tiap segmen mempunyai struktur yang disebut parapodia (alat gerak). Parapodia ini jumlahnya sepasang yang tumbuh ke arah luar lateral dan mengandung setae. Tiap parapodia mempunyai dua bagian utama yaitu satu pada bagian atas (dorsal) yang disebut notopodium (noto : terdapat pada bagian sisi dorsal) dan bagian lebih

bawah dise but neuropodium (neuro terdapat pada sisi ven tral). Pada kedua lobus atau bagian ters ebut mempunyai setae yang secara khusus diperkuat dan ditopang secara kuat oleh aciculae (jamak : aciculae) dan bentuknya ke cil ramping Pada Notopodium biasanya mempunyai sebuah jari dorsal yang tumbuh keluar dan pada neuropodium yang tumbuh dan bagian ventral. Struktur tersebut diseb ut Cirri dan berfungsi sebagai sensor primer. Pada bagian Notopodium dan Neuropo dium juga terdapat bagian yang tersp esialisasi sebagai insang (Gill), biasanya m engandung pembuluh darah. Menurut Pechenik (1991), Polychaeta dibagi menjadi dua subkelas, yaitu: 1) Subkelas Errantia Kelas ini anggotanya merupakan Polychaeta yang aktif, dimana aktifitas bergerak dengan pelan atau berjalan, berenang dan hidup di bawah bebatuan. Contohnya cacing karang dan Nereis. P arapodia sebagai dayung atau tuas untuk b ergerak ke depan. Parapodia bergerak menggelombang untuk berjalan dan berenan g. Accicula pada bagian parapodia san at penting sebagai elemen yang membuat Iebih kaku, mencegah kerusakan jaring n parapodia yang tipis. Pada bagian prosto mium atau kepala berkembang sangat baik, dimana mempunyai mata, tentakel, org n tentakel sensori dan organ khusus (nu chal organ) untuk mendeteksi bahan kimia. 2) Subkelas Sedentara Kelas ini anggotanya erupakan Polychaeta tipe pembuat lubang (liang) di sedimen atau materi keras s bagai pipa atau lubang pelindung tempat hidupnya. Pipa atau tabung dibangun dan Iimbah organik, kalsium karbonat, komplek protein — polisakarida dan pasir kulit kerang yang terikat secara bersama-sama den gan mucus dan Polychaeta. Terowongan atau liang ini berbentuk lurus, bercabang, berbentuk spiral atau huruf U. Parapo ia mengalami reduksi, modifikasi atau tidak ada. Pada Sedentaria mempunyai modifikasi paling baik pada bagian kepala sesuai dengan kebiasaan makan secara khusus.

b. Sistem Pencernaan Pada polychaeta mem punyai saluran pencernaan berupa tabung lurus dengan urutan mulut, pharynk, esoph agus, perut dan saluran usus. Pada beberapa kelompok

mempunyai pharink yang menonjol yang dilengkapi dengan rahang (jaw) atau gigi yang keras atau keduanya, rnernpunyai glandula yang mensekresikan bisa untuk melumpuhkan mangsanya. Pada saluran pencernaannya juga mempun yai enzim pencernaan yang membantu propes pencernaan makanan yang diproduksi oleh glandula saluran usus. c. Sistem Pernafasan dan Sirkulasi Sistem pernafasan Polychaeta tidak mempunyai struktur yang n ata. Pada umumnya permukaan tubuh mempunyai fungsi sebagai pertukaran gas, tetapi ada anggota dari kelas ini me punyai insang yang jelas. Beberapa insang tersebut terdapat pada bagian notop odium atau neuropodium yang dilengkapi den gan aliran darah, yang lain berasal d an dinding tubuh bagian dorsal dan pada dasarnya merupakan bagian dan noto odium juga. Tipe insang ini mempunyai filam ent-filamen sederhana atau bercabang-cabang seperti sisir, seperti bulu atau seperti p ola semak-semak. Sirkulasi air melalui respirasi permukaan tubuh dihubungkan denga n aktivitas silia epidermal. Pergeraka menggelombang tubuh atau gerakan d ari insang merupakan hal yang penting dalam proses respirasi kelas ini. Pada Polycaeta yang hidup di liang-liang atau di b awah permukaan pasir atau lumpur, gerakan peristaltik tubuh dan gerakan parapod ia akan menciptakan arus atau aliran respirasi. Pada beberapa Polychaeta yang hidup lubang-lubang mempunyai filamen-fila men atau struktur bercabang-cabang dari bagian kepala. Fungsi utama dari struktur ini adalah untuk menangkap partikel-p artikel makanan yang kecil dan juga berfungsi sebagai sistem respirasi yang efektif. Sistem sirkulasi pada Polychaeta berupa jaringan-janngan pembuluh kapiler dengan pembuluh-pembuluh dorsal yang kecil diantara pembuluh-pemb uluh darah yang besar. Pada umumnya terdapat dua pembuluh darah yang meman jang yang mencolok melalui sepanjang tubuhnya. Satu diantaranya adalah pemb luh darah dorsal yang terdapat di atas s aluran usus, dan satunya adalah pembuluh darah ventral di bawah saluran usus. Pe mbuluh darah dorsal membawa darah ke ar ah bagian anterior secara langsung. Cabang-cabang pern

buluh darah secara Iangsung atau tidak langsung mengalir ke arah pembuluh darah ventral, yang membawa darah utama ke daerah posterior secara Iangsung. d. Sistem Syaraf Otak polychaeta terdiri dan 2 lobi yang terletak pada daerah prostom ium bagian dorsal. Otak ini mengkoordinasikan sistem saraf pada bagian palpus, ante nna, mata dan organ nuchal yang meru pakan organ perasa. Sepasang jaringan saraf di daerah pharink (circumpharyngeal) atau di daerah esophagus (circumesophageal) m engelilingi bagian anterior saluran usus dan menghubungkan otak dengan tali sar af ventral. Kontraksi otot pada polych aeta melibatkan aktifitas neuron yang komplek sekali. Pertahanan yang penting ba gi Polychaeta secara umum terhadap banyak predator adalah kemampuannya untuk bergerak secara cepat. Kecepatan gerak reflek juga berkembang dengan baik pa da polychaeta yang hidup di lubang untuk enangkap makanannya. Kemampuan b ergerak dengan cepat mi berkaitan dengan exon yang besar pada tali saraf ventralnya. Pada polychaeta jug a mempunyai organ perasa yang dikoordinasikan oleh system saraf yaitu : 1) Mata Mata pada Polychaeta Errantia berkembang paling baik yang terd apat pada permukaan prostomium den gan jumlah dua, tiga atau empat pasang. Pada bagian retina mernpunyai bentuk y ang bervariasi tersusun atas sel-sel reseptor cahaya (photoreccpior cell), pigmen d an sel pendukung. Mata pada polychaeta berfu ngsi untuk mendeteksi cahaya dan sumber cahaya. 2) Organ Nuchal Merupakan sepasang lubang atau celah mengandung silia sensor kimia yang terdapat pada bagian kepala. Organ perasa ini berfungsi untuk mendeteksi makanan. 3) Statocyst Organ ini terdapat pa da polychaeta yang menetap di dalam lubang atau liang. Contohnya pada Arenicola terdapat pada bagian kepala berupa lubang terb uka ke luar dipermukaan tubuh bagian lat eral.

e. Sistem Reproduksi (Siklus hidup) Sistem reproduksi pada Polychaeta meliputi reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terdapat pada Cirratulids, Syllids, Sabellid dan spionid. Reproduksi aseksual dengan tumbuh tunas dan bagian tubuh dalam dua bagian atau sejumlah fragmen. Reproduksi seksual (diocious) terdapat pada sebagian besar Polychaeta. Pada banyak peristiwa fertilisasi telur oleh sperma terjadi di luar tubuh. Fertilisasi umumnya terjadi pada malam hari saat bulan purnama. Pada sebagian Polychaeta meletakan telumya bebas di dalam laut. dan telur-telur menjadi planktonik. Pada beberapa Polychaeta meletakan telurnya di dalam lubang atau terowongan. Telur polychaeta mengandung sejumlah kunin telur. Setelah terjadi perke bangan embrio (gastrulasi), embrio berkembang secara pesat dan menjadi larva trochophore. Perkembangan terbesar dari struktur larva adalah sampai tahap terbentuk larva trochophore plaktonik dan larva ini memakan plankton.

f. Sistem Ekskresi Organ ekskresi polychaeta adalah Nephridia yang umumnya terdapat satu pasang tiap segmen. Bagian ujung anterior dan saluran nephridia (nephridia tubule) pada rongga coelom di tengah segmen dengan saluran nephridia terbuka keluar (nephridiapore). Kanal nephridia menembus septa pemisah segmen sampai segmen berikutnya, saluran ini me ggulung dan kemudian terbuka keluar pada bagian neuropodium. Berdasarkan bentuknya, Polychaeta mempunyai dua macam sistem ekskresi yaitu Protonephridia atau Metanephridia. Polychaeta yang mempu nyai sistem pembuluh darah tertutup (pada 9 familia dan semua larva) mempunyai sistem ekskresi Protonephndia. Anggota familia Polychaeta yang lain (81 famili) mempunyai system Metanephridia. Sistem Metan ephridia berupa tabung sekretori yang selalu terbuka ke bagian luar melalui nephridia hore yang berakhir pada suatu rongga coelom.

2. Kelas Oligochaeta Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oligo” yang berarti sedikit dan “chaetae” yang artinya rambut kaku. Jadi, Oligochaeta adalah annelid yang berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki beberapa setae pada

tubuhnya yang bersegmen. Habitat cacing ini umumnya di air tawar dan tempat lembab. Namun, ada pula yang hidup di darat. Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah. Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentu...


Similar Free PDFs