MALAIKAT, JIN DAN SETAN PDF

Title MALAIKAT, JIN DAN SETAN
Author Shohibul Maqom
Pages 21
File Size 1.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 43
Total Views 378

Summary

MALAIKAT, JIN DAN SETAN Mata Kuliah Studi Quran Hadis (Teori dan Metodologi) Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. Oleh: Shohibul Maqom : 19205010009 PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM KONSENTRASI STUDI AL-QURAN DAN HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIV...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MALAIKAT, JIN DAN SETAN Shohibul Maqom Shohibul Maqom

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Jin, set an, dan iblis dalam Alquran Abdurrahman AlRasyid KIDUNG RUMEKSO ING WENGI DAN KORELASINYA DENGAN SURAT MU'AWWIDHATAIN (KAJIAN LIVING Q… Ibnu H Ansori, Jurnal QOF KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ISLAM Rachmat ul Aziz

MALAIKAT, JIN DAN SETAN

Mata Kuliah Studi Quran Hadis (Teori dan Metodologi)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag.

Oleh: Shohibul Maqom : 19205010009

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM KONSENTRASI STUDI AL-QURAN DAN HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019

JIN, MALAIKAT DAN SETAN Shohibul Maqom Mahasiswa Program Magister Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga E-mail: [email protected]

A. PENDAHULUAN Kitab suci terakhir yang diturunkan Allah dan menjadi sumber tolok ukur umat islam dalam menjalankan syariat ialah al-Qur’an. Di dalamnya di muat berbagai ilmu, kisah, berita dan lainnya, agar bisa dipelajari dan diamalkan oleh manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu bagian dari hal tersebut ialah mengenai hal-hal yang gaib, seperti hari akhir, surga, neraka, malaikat, jin, setan dan lain-lain.1 Adapun malaikat, jin dan setan adalah mahluk gaib atau mahluk halus yang diciptakan oleh Allah lebih dahulu daripada manusia, yang wajib diimani adanya oleh manusia.2 Sebelum munculnya agama-agama besar, seperti Islam, Hindu, Kristen dan lainnya bahkan sejak awal diciptakannya manusia, manusia telah mengakui tentang keberadaan mahluk halus. Pada saat itu mereka beranggapan bahwa mahluk gaib atau mahluk halus tidak dapat dilihat, hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu melalui mantra atau jimat, dapat bersahabat, dapat menjadi musuh, dan memberi manfaat serta mengakibatkan mudarat. Oleh karena itu, bagi orang yang beriman haruslah mengimani atau mempercayai adanya dunia-dunia lain yang diluar dunianya.3

1

Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Itqan Publishing, 2014), hlm. 20

2

Wahid Abd al-Salam Bali, Wiqayah al-Insan min al-Jinn wa al-Syaithan. Terj. Khalif Rahman Fath dan Fathur Rahman, Membentengi Diri dari Gangguan Jin dan Setan, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006), hlm. 1 3

M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam Al-Qur’an-AsSunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 15

1

2

Orang yang beriman akan selalu merasa diawasi oleh malaikat dalam kehidupan sehari-harinya, seperti malaikat Rakib dan Atid yang senantiasa mencatat amal baik dan buruk serta jin dan setan yang selalu hidup bersama manusia di berbagai kegiatannya dengan misi menggoda dan mengganggu akal pikiran, menghancurkan hubungan satu dengan lainnya, yang kemudian hal tersebut akan membuat Allah murka atas perbuatannya4 Meski demikian, masih banyak orang-orang muslim yang belum mengetahui secara spesifik perbedaan antara malaikat, jin, dan setan, apakah jin itu tergolong dari golongan malaikat atau tidak?, apakah jin itu sama dengan setan atau sebaliknya?. Oleh karena itu perlulah ditelusuri bagaimana perbedaan dan persamaan antara malaikat, jin dan setan yang dijelaskan di dalam al-Qur’an

B. PEMBAHASAN 1. Tinjauan Umum Tentang Malaikat, Jin dan Setan a. Tinjauan Umum Tentang Malaikat Malaikat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah,mahluk Allah yang taat, selalu zikir kepada-Nya, diciptakan dari cahaya, dan mempunyai tugas khusus dari Allah.5 Dalam bahasa Arab kata malaikat diambil dari kata َ ‫ك‬ َ ‫ مََل‬yang berarti “memiliki”, sedangkan ada ulama yang berpendapat bahwa kata malak tadi berasal dari kata

َ‫أَلَ َك‬, َ ٌ‫ملكة‬

4

Umar Sulaiman Al-Asyqar, Alam Jin dan Setan: Menguak Misteri Kehidupan Mahlk Lain di Sekitar Kita Berdasarkan Informasi Wahyu Al-Qur’an dan As-Sunnah, (Sukoharjo: al-Qowam, 2015), hlm. 2 5 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline, 2016.

3

yang berarti mengutus atau perutusan/risalah.6 Di dalam al-Qur’an kata “malaikat” disebut berulang-ulang sebanyak 68 kali.7 Secara umum diketahui bahwa malaikat diciptakan dari cahaya, akan tetapi tidak ada ayat al-Qur’an yang menjelaskan dari cahaya apa malaikat itu diciptakan. Sebagaimana yang terdapat pada hadis Nabi:8

ْ ‫ق‬ ْ ‫ُخ ِلق ِة‬ ُّ ‫َالج‬ َ‫ق َآد ُم‬ ِ ٍ‫ارج‬ ِ ‫ان‬ ِ ُ‫َالمال ِئكة‬ ِ ‫َم ْن َن‬ ِ ‫َم ْن َم‬ ِ ُ‫ار َو ُخل‬ ِ ُ‫َم ْن َنُ ْو ٍر َو ُخل‬ َ‫صفَل ُك ْم‬ َُ ‫ِم ْنَم‬ ِ ‫اَو‬ “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api yang berkobar, dan Adam (manusia) sebagaimana yang dijelaskan kepada kalian”.

Adapun malaikat tidak termasuk jenis laki-laki maupun perempuan, tidak makan dan minum, tidak tidur, tidak jemu beribadah dan tidak letih serta tidak diberi syahwat, sehingga mereka tidak mempunyai hubungan kelamin dengan yang lain. Juga mereka sangat kuat dan perkasa, yang sanggup mengerjakan pekerjaan seberat apapun, mampu mengubah bentuk (bentuk selain malaikat yang lain), serta mereka merupakan hamba Allah yang sangat banyak jumlahnya, akan tetapi tidak diketahui secara persis bilangannya kecuali Allah swt.9

6

M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam Al-Qur’an-AsSunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 318 7

Muhammad Fuad Abdul Baqiy, al-Mu;jam al-Mufahras li al-Faz al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), hlm 160 8

HR. Riwayat Muslim, Imam Muslim, Sahih Muslim, (Riyadh: Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, t. th), jilid 4, hlm. 284 9

14

Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm.

4

Nah, kita dapat membayangkan betapa banyaknya malaikat yang dijelaskan pada hadis Nabi ini:

َ‫َّٰللاِ َﷺ َيؤْ تِىَ ِب َج َهنَّ َم َيَ ْو َمئَِ ٍذ َلَ َها‬ َٰ ‫ع ْن َعَ ْب ِد‬ ‫َرس ْول ه‬ َ ‫َّللاِ َاب ِْن َ َمسْعَ ْو ٍد َقَا َل‬ َ ‫فَ َملَكٍ َ َيج ُّر ْو َن َها‬ ََ ِ ‫سبْع ْونَ َأ َ ْل‬ َ َ‫َز َم ٍام‬ ِ ‫فَ ِز َم ٍامَ َم َعَك ِل‬ َ ‫سبْع ْونَََأ َ ْل‬

“Neraka Jahanam pada hari kiamat memiliki tujuh puluh ribu kendali, setiap kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat.”

Juga Imam Bukhari meriwayatkan bahwa ketika itu Nabi saw. bertanya kepada malaikat Jibril tentang Bait al-Ma’mur, kemudian malaikat Jibril menjawab:

ْ ُ‫َالبَيْت‬ ْ ‫ٰهذَا‬ َ‫َالم ْع َُم ْو ُر َيُص ِلى َفِ ْي ِه َ ُك َّل َي ْو ٍم َس ْبعُ ْون َأ ْلف َملكٍ َال‬ َ ‫يعُ َْود ُْونَ ِإل ْي ِهَ ٰا ِخ ِرَماَعل ْي َِه َْم‬ “ini adalah Bait al-Ma’mur. Setiap hari, tujuh puluh ribu malaikat salat di sana dan yang telah salat tidak lagi kembali sesudahnya”. Kata “tujuh” di atas, di dalam bahasa Arab tidak harus diartikan bilangan yang menempati dibawah angka delapan dan di atas angka enam, akan tetapi ia bermakna banyak (tidak terhitung). Hal tersebut menggambarkan tentang banyaknya jumlah malaikat, yang tidak dapat di hitung kecuali Allah swt. Oleh karena itu, kita hanya dapat berhenti pada bilangan yang telah disebutkan pada hadis di atas, dan tidak

5

mengetahui secara persis berapa jumlah malaikat.10 Adapun malaikat yang disebutkan di dalam al-Qur’an, diantaranya: 1) Jibril (Ruh al-Qudus/Ruh-al-Amin), yang merupakan penghulu dari segala malaikat dan sangat terkemuka.11 Tugasnya sebagai perantara antara Allah dan para Nabi serta Rasul untuk menyampaikan wahyu dan petunjuk-petunjuk. 2) Mikail, bertugas mengatur pembagian rezeki kepda seluruh mahluk yang ada di alam. 3) Israfil (Shahib al-Shur), bertugas meniup shur (sangkakala)12 ketika manusia dibangkitkan dari kubur. 4) Izrail (Malak al-Maut), bertugas mengambil ruh (mencabut nyawa) mahluk, termasuk malaikat, jin, manusia dan dirinya sendiri serta senantiasa melihat dan menjenguk manusia serta

10

M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam Al-Qur’an-AsSunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, (Jakarta: Lentera Hati, 2007) cet II, hlm. 326 11

Malaikat yang mempunyai kedudukan kuat di sisi Allah dan mendapat tempat yang mulia serta malaikat yang dipatuhi bawahannya sebagai pemimpin yang bijaksana; yang ulung dan mempunyai kewibawaan yang besar sekali pengaruhnya. Juga ialah malaikat yang al-Ruh al-Amin yang sangat dipercaya sehingga Allah mempercayakan sebahagian wahyu-Nya kepada Jibril, kemudian tugas-tugas tersebut ia laksanakan sebaik-baiknya. Hal itu dijelaskan di dalam al-Qur’an pada surah alSyura ayat 196: “ Jibril al-Ruh al-Amin telah membawa (menurunkan) al-Qur’an itu ke dalam hatimu, supaya engkau menjadi orang yang memberikan kabar ancaman dari Tuhan kepda seluruh umat manusia”. Lihat Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 17 12

Peniupan yang dilakukan oleh malaikat Israfil itu sebanyak dua kali, sebagaimana hal tersebut diterangkan dalam al-Quran pada surah al-Zumar: 68. “Dan ditiuplah sangkakala, lalu semua yang ada di langit dan di bumi menjadi matikecuali beberapa orang yang dikehendaki oleh Allah, kemudian setelah itu beberapa lamanya ditiup lagi kedua kalinya, tiba-tiba mereka itupun terbangun sambal memandang kian kemari”. Juga karena kepatuhannya kepada Allah,tanpa mengenal Lelah dan jemu ia senantiasa menaruh mulutnya pada peniupan sangkakala tersebut, karena jikalau tidak seperti itu, dikhawatirkan adanya perintah Allah secara mendadak. Lihat Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 14

6

benda-benda yang bernayawa beberapa puluh kali dalam semalam.13 5) Munkar, bertugas menjaga alam kubur, sekaligus sebagai penanya kepada manusia di alam kubur. 6) Nakir, bertugas menjaga alam kubur (bersama malaikat Munkar) dan menanyakan manusia tentang enam pokok permasalahan; Tuhan, agama, Nabi/Rasul, Kitab, Qiblat dan teman (saudara). 7) Raqib, bertugas mencatat amal baik manusia, yang memounyai jabatan sebaga ketua. 8) Atid, bertugas mencatat amal buruk manusia.14 9) Malik, bertugas mengurus (memimpin) segala sesuatu yang berhubungan dengan neraka.15 10) Ridwan, bertugas mengurus (memimpin) segala sesuatu yang berhubungan dengan surga.16 13

Malaikat Izrail mempunyai bawahan yang setia dan pembantu-pembantu yang patuh dan taat dan senantiasa waspada serta hati-hati dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dijelaskan di dalam alQur’an surah al-An’am ayat 61: “Sehingga apabila mati datang kepada salah seorang dari kamu, makai a direnggutkan oleh malaikat-malaikat utusan-utusan Kami (sebagai pembantu Malak alMaut)”. Serta pada surah al-Anfal: 50. Lihat Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 21 14

Buku harian yang ditulis oleh kedua malaikat (Raqib dan atid) tersebut akan ditutup setelah orang itu meninggal dunia. Sebagaimana di dalam al-Qur’an surah al-Infitar, pada ayat 12: “dan sesungguhnya ada di samping kamu beberapa pengawal mulia yang bertugas menulis dan mengetahui segala apa yang kamu perbuat dan lakukan”. Serta di dalam surat al-Isra’, ayat 13 menjelaskan bahwa jika seseorang mengerjakan amal baik, maka di alam kubur buku harian tersebut akan menjadi penolongnya, sahabat karib atau penghibur dan sebaliknya: “Dan kami (Tuhan) mewajibkan dan mengikut sertakan amalan tiap-tiap manusia yaitu buku catatan hariannya itu, dikalungkan pada tengkuk/lehernya kemudian akan Kami keluarkan untuuk diperlihatkan kepadanya dan secara terbuka, nanti pada hari kiamat”. 15

Malaikat-malaikat yang mengurusi segala hal yang berhubungan dengan neraka tersebut disebut juga malaikat Zabaniyah, yakni inti dari seluruh apa yang dinamakan malaikat al-‘azab.mereka dipimpin oleh malaikat yang kejam, ganas dan menyeramkan, yaitu malaikat Malik. Malaikat ini tidak pernah senyum dan kenal dengan arti belas kasihan. Lihat Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 227

7

b. Tinjauan Umum Tentang Jin Jin dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berarti orang halus, yang mempunyai dua jenis, yaitu jin kafir dan jin Islam.17 Adapun dari segi bahasa al-Qur’an kata jin berasal dari kata

‫جنن‬

yang terdiri dari tiga

huruf Hijaiyah jim, nun dan nun. Menurut ulama segala kata yang tersusun dari tiga huruf ini mengandung arti ketersembunyian atau ketertutupan. Sebagaimana di dalam al-Qur’an dijelaskan di dalam surah al-An’am: 76 bahwa arti janna adalah menutup.18 “ketika malam telah menutupinya, dia (Ibrahim A.s.) melihat bintang.”

Dalam proses penciptaan jin, di dalam Al-Qur’an dijelaskan di dalam surah al-Hijr: 27 bahwa,

َ ‫س ُم ْو َِم‬ ََّ ‫و َْالج‬ َّ ‫ارَال‬ ِ ‫َُم ْنَق ْبل‬ ِ ‫آنَخل ْقَٰنه‬ ِ َّ‫َُم ْنََن‬ “Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas.” 16

Apabila harinya telah tiba, orang-orang mukmin dimasukkan ke surge, maka malaikatmalaikat surge akan menyambutnya dengan salam sejahtera. Hal tersebut dijelaskn di dalam al-Qur’an surah al-Ra’du, ayat 23-24: “malaikat-malaikat itu masuk ke dalam surga untuk menemi mereka yang mendapat kebahagiaan hakiki dari segenap pintu. Mengucapka kata-kata Selamat sejahteralah atas kamu, yaitu karena kesabaraanmu untuk taat dan menahan hawa nafsu serta menderita musibah. Maka inilah sebaik-baik akibat buat menetap dalam gedung yang kekal. Lihat Abdurrahman Misno, The Secrets of Salam: Rahasia Ucapan Salam dalam Islam (Jakarta: Elex Media Kompotindo, 2017), hlm. 110 17

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia offline, 2016. 18

M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam Al-Qur’an-AsSunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), cet II, hlm. 318

8

Serta di dalam surah al-Rahman: 55, dijelaskan,

ْ َ‫وخلق‬ َّ ‫َالج‬ َ ‫ار‬ ٍَ َّ‫َم ْنََن‬ ِ ٍ‫ارج‬ ِ ‫آن‬ ِ ‫َم ْنَم‬ “ Allah menciptakan jin dari nyala api.” Adapun jin, sama seperti manusia. yang dibebani pula hukum syara’ (mukalaf)’19 serta ia mempunyai keadaan dan sifat layaknya manusia, seperti;20 1) Hidup dan mati, sehat dan sakit serta tidur dan jaga. Dapat dipahami bahwa rangakaian ayat di bawah ini yang menjadi tolok ukur dalam menilai sifat tersebut: a) Segala orang-orang yang berada di atasnya pasti binasa. b) Segala sesuatu pasti hancur binasa kecuali Tuhan. c) Segala jiwa pasti merasakan mati. Oleh karena itu, layaknya manusia, kalau mereka tidak makan maka akan sakit, jika mereka mengalami sakit yang cukup parah, maka besar kemungkinan ruhnya pun akan dicabu. Yang mana dalam masalah umur atau ajal di dalam alQur’an dijelaskan: “Dan Tuhan tidak akan memberi tangguh kepada suatu jiwa apabila ajalnya telah sampai. Dan Tuhan mengetahui betul-betul apa yang kamu kerjakan”. (al-Munafiqun:11)

19

Akmaldin Noor dan Aa Fuad Mukhlish, Al-Qur’an Tematis: Manusia Alam Jin, Iblis dan Setan, (Jakarta:Yayasan SIMAQ, 2010), hlm. 99. Lihat juga pada surah al-An’am:130, al-Ahqaf:18, alZariyat: 56, al—Rahman:33 dan Fushshilat: 25. 20

71-81

Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm.

9

2) Makan dan minum. Mengenai hal ini terdapat berbagai perdebatan, apakah jin itu makan dan minum ataukah tidak?. Adapun perdebatan tersebut dapat dibagi ke dalam tiga bagian:21 a) Pendapat keliru, yang menyatakan bahwa jin tidak makan dan tidak minum. Hal ini tidak ditemukan dasarnya. b) Ada golongan jin yang makan dan minum dan ada pula golongan jin yang tidak makan dan minum. c) Seluruh golongan jin itu, makan dan minum. Dari

ketiga

bagian

tersebut,

pendapat

yang lebih

memungkinkan adalah pada bagian ke tiga tersebut, yaitu jin makan dan minum. Sebagaimana Imam Yahya bin Syaraf alNawawi (w.1277) menyatakan bahwa yang benar dan menjadi pegangan bagi ulama salaf dan khalaf, baik pakar hadis maupun huku dan teologi ialah mereka sepakat bahwa dalildalil yang menerangkan tentang jin itu makan dan minum, dipahami dalam arti sesuai dengan teksnya, akal pun tidak menolak

dan

agama

tidak

mengingkarinya

bahkan

menetapkannya.22 3) Menikah dan berkembang biak. Banyak ulama menegaskan bahwa jin, sama seperti manusia, terdiri dari dua jenis kelamin,

21

Wahid Abd al-Salam Bali, Wiqayah al-Insan min al-Jinn wa al-Syaithan. Terj. Khalif Rahman Fath dan Fathur Rahman, Membentengi Diri dari Gangguan Jin dan Setan, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006), hlm. 15 22

M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam Al-Qur’an-AsSunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), cet II, hlm. 318

10

yaitu laki-laki dan perempuan. Hal ini berdasarkan al-Qur’an pada surah Yasin, ayat 36: “Maha Suci (Tuhan) yang telah menciptakan pasanganpasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.

Kemudian ayat yang menerangkan bahwa jin memiliki anak cucu, yaitu pada surah al-Kahfi ayat 50: “(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkan kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain dari-Ku, sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. 23 4) Bertempat tinggal, belajar dan menuntut ilmu serta beragama dan berakidah. Jin bertempat tinggal di lembah, gunung, pantai, hutan dan lain-lain. Kemudian setelah ada dari golongan mereka yang masuk Islam, maka terjadilah masalah antara mereka. Oleh karena itu mereka datang berkunjung dan meminta nabi Muhammad untuk memberi ketentuan, dan akhirnya jin dari golongan muslim di tempatkan di tanah yang tinggi (baik di 23

Lihat M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam AlQur’an-As-Sunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), cet II, hlm. 56

11

kota maupun di pegunungan) dan jin dari golongan musyrik di tempatkan di tanah-tanah yang rendah (lembah-lembah celah batu, tanah-tanah yang merekah, dan tepi-tepi pantai laut dan sungai). Tidak mustahil juga jika jin tinggal bersama kita.24 Adapun tentang beragama dan berakidah, golongan jin mempunyai berbagai aliran agama ada yang Islam ada yang fasik, ada yang baik dan ada pula yang tidak jujur. Oleh karena itu selain beragama Islam, ada pula yang beragama yahudi da Nasrani. Kemudian untuk mengetahui segala hal tentang beragama, tentulah mereka harus mempunyai ilmu.25 Adapun untuk golongan-golongan jin, dijelaskan pada hadis yang diriwayatkan olah Imam al-Suyuthi dalam al-Jami’ al-Shagir dan dan al-Hamim:

َ‫ْر ْون َفَِى‬ َُ ‫ف َل ُه َْم َأ ْجنَِحةٌ َي ِطي‬ ِ ‫صن‬ ْ ‫ْال ِج ُّن َثالثةُ َأ‬ ُ ‫َص ْن‬ ِ :‫اف‬ َ َ‫ظعَنُ َْون‬ َْ ‫فَي ْحلُ ْونَوي‬ َِ ‫ْالهو‬ ٍ ‫فَحياتٍَو ِكال‬ ُ ‫ص ْن‬ ُ ‫ص ْن‬ ِ ‫بَو‬ ِ ‫اءَو‬ “Jin ada tiga macam. Ada yang memiliki sayap terbang di udara, ada yang berupa ular daan anjing, serta ada pula yang bermukim dan berpindah-pindah”.26

24

Lihat Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),

hlm. 80-81 25

Ali Usman, Mahluk-mahluk Halus Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bi...


Similar Free PDFs