MANAJEMEN INTERNASIONAL DAN PEREKONOMIAN GLOBAL PDF

Title MANAJEMEN INTERNASIONAL DAN PEREKONOMIAN GLOBAL
Author Fansuri Munawar
Pages 13
File Size 199.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 424
Total Views 974

Summary

2014 MODUL MANAJEMEN  MANAJEMEN INTERNASIONAL DAN PEREKONOMIAN GLOBAL Mata kuliah ini menjelaskan tentang manajemen internasional, lingkungan lingkungan global, bentuk-bentuk bisnis internasional, cara perusahaan menjadi global dan memimpin di lingkungan global Fansuri Munawar, SE., MM Modul Manaje...


Description

2014

MODUL MANAJEMEN

 MANAJEMEN INTERNASIONAL DAN PEREKONOMIAN GLOBAL

Mata kuliah ini menjelaskan tentang manajemen internasional, lingkungan lingkungan global, bentuk-bentuk bisnis internasional, cara perusahaan menjadi global dan memimpin di lingkungan global

Fansuri Munawar, SE., MM Modul Manajemen 05/10/2014

PERTEMUAN-4 : MANAJEMEN INTERNASIONAL DAN PEREKONOMIAN GLOBAL

TUJUAN PEMBELAJARAN



Setelah memahami mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami :



Dasar-Dasar Mengelola Lingkungan Global



Cara Perusahaan Menjadi Global



Definisi Manajemen Internasional



Bentuk-Bentuk Bisnis Internasional



Memimpin di Lingkungan Global Kriteria Untuk Membuat Keputusan Pemilihan Global Workers

A. MATERI POKOK

1.1. Definisi Manajemen Internasional Manajemen Internasional adalah adalah manajemen organisasi yang melaksanakan bisnis di lebih dari satu Negara yang merupakan perwujudan dari adanya perkembangan ekonomi di era global. Adapun pelaksananya adalah perusahaan individu, perusahaan kelompok dan perusahaan pemerintah

1.2 Dasar-Dasar Mengelola Lingkungan Global Semua negara di dunia menganggap bahasa Inggeris sebagai bahasa internasional. Tidak heran jika setiap negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi negara memasukkan bahasa Inggris ke dalam kurikulum pendidikan. Namun lain halnya di Amerika dimana bahasa Inggris menjadi bahasa resmi (official language), mereka beranggapan tidak perlu untuk mempelajari bahasa lain, karena bahasa mereka adalah bahasa internasional. Pandangan 1|Page

tersebut merupakan contoh dari paham parokialisme, yakni pandangan sempit terhadap dunia dimana mereka memandang dunia semata-mata dari sudut pandangnya sendiri. Orang dengan sudut pandang seperti ini tidak menyadari bahwa orang lain mempunyai cara hidup dancara kerja yang berbeda-beda. Beberapa Sudut Pandang Global Parokialisme terkadang menjadi hambatan bagi seorang manajer untuk mengelola dalam lingkungan global seperti ini. Ada tiga macam sikap dasar seorang manajer untuk mengelola lingkungan global ini. Sikap dasar atau perilaku tersebut adalah: 1.Etnosentris Yaitu keyakinan parokialistik bahwa pendekatan dan praktek kerja yang terbaik adalah seperti yang ada di negara asal. Manajer yakin bahwa orang di berbagai Negara asing tidak memiliki keterampilan, keahlian, pengetahuan, atau pengalaman untuk membuat keputusan bisnis terbaik. 2.Polisentris Yaitu pandangan bahwa para manajer di negeri tuan rumah mengetahui pendekatan dan praktek kerja terbaik untuk menjalankan bisnis mereka. Para manajer dengan pandanganpolisentris menganggap setiap operasi asing itu berbeda dan sulit dimengerti. Oleh sebab itu, mereka cenderung membiarkan fasilitas asing dan kayawan asing memikirkan sendiri cara mengurus segala sesuatunya secara paling baik. 3.Geosentris Yaitu pandangan berorientasi dunia yang memusatkan perhatian pada penggunaan pendekatan orang yang terbaik dari seluruh dunia. Manajer dengan sikap seperti ini yakin bahwa diperlukan pandangan global di kantor pusat organisasi tersebut baik di negara asal maupun di berbagai fasilitas kerja di luar negeri. Berikut ini adalah kebaikan dan kelemahan dari tiap-tiap sikap di atas.

2|Page

1.3 Bentuk-Bentuk Bisnis Internasional A. Aliansi Perdagangan Regional Pada saat ini ada beberapa Aliansi Perdagangan Regional di dunia, antara lain: 1.Uni Eropa Uni Eropa (European Union/EU) terbentuk pada bulan Februari 1992 bersamaan dengan ditandatanganinya perjanjian Maastricht (Belanda). Anggota EU antara lain Belgia, Denmark, Perancis, Yunani, Irlandia, Italia, Luxemburg, Belanda, Portugal, Spanyol, Inggris, dan Jerman, Austria, Finlandia, Swedia, dan lain-lain. Sebelum terciptanya EU, masing-masing negara itu memiliki pengawasan perbatasan, pajak, subsidi, kebijakan nasionalistik, dan industri-industi yang diproteksi. Sekarang, menjadi pasar tunggal disana tidak ada lagi hambatan untuk perjalanan, lapangan pekerjaan, investasi, dan perdagangan. EU juga sekarang telah membentuk Economic and Monetary Union yang bertanggung jawab untuk pengembangan EURO untuk menjadi satuan ukuran bagi mata uang Eropa. Sampai sekarang EU masih terus aktif, karena motivasi utama bagi penyatuan Negara-negara Eropa itu adalah supaya memungkinkan mereka mampu menegaskan kembali posisi mereka terhadap 3|Page

kekuatan Industri AS dan Jepang karena dengan bekerja di negara yang terpisah dengan hambatan satu sama lain, industri Eropa tidak mampu mengembangkan efisiensi di bisnis AS dan juga Jepang. EU akan terus berperan penting dalam perekonomian global bagi Eropa. 2. North American Free Trade Area (NAFTA) Ketika sejumlah persetujuan atas berbagai masalah penting yang tercakup dalam NAFTA telah tercapai oleh pemerintah Meksiko, Kanada, AS pada tanggal 2 Agustus 1992, maka terciptalah blok ekonomi yang sangat luas. NAFTA menghapus batas-batas (seperti tarif impor, ekspor, dll.) sehingga memudahkan negara-negara anggota NAFTA untuk memperkuat kekuatan ekonomi ketiga negara tersebut. 4. Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. Saat ini, APEC memiliki 22 anggota, kebanyakan adalah negara yang memiliki garis pantai ke Samudra Pasifik. Meskipun begitu, kriteria keanggotaan yaitu setiap anggota adalah lebih kepada ekonomi terpisah, dibandingkan dengan negara terpisah. Sebagai hasilnya, dalam menyebut anggotanya, APEC menggunakan istilah ekonomi anggota, bukan negara anggota. Program APEC mencakup 12 area, yakni :

 1. Pembangunan sumberdaya manusia,  2. Ilmu pengetahuan,

 3. Teknologi industri,

 4. Perusahaan kecil dan menengah,  5. Energi,

 6. Transportasi,

 7. Telekomunikasi dan informasi,  8. Turisme,

 9. Data investasi dan perdagangan,  10. Promosi perdagangan,

 11. Konservasi sumberdaya kelautan dan  12. Teknologi pertanian.

4|Page

3.Association of South East Asia Nations (ASEAN) ASEAN merupakan asosiasi perdagangan dengan 11 negara Asia Tenggara. Pada tahun-tahun yang akan datang, wilayah Asia Tenggara mungkin akan menjadi salah satu wilayah ekonomi yang paling cepat perkembangannya di dunia. Wilayah tersebut akan menjadi aliansi ekonomi dan politik regional yang makin penting yang pada akhirnya dampaknya mampu menandingi NAFTA maupun Uni Eropa. Tabel 1.1 Ranking Keunggulan Bersaing di Negara-Negara ASEAN

B.Perbedaan Jenis Organisasi Global Ada dua jenis organisasi global, yaitu Multinational Corporation (MNC) dan Transnational Corporation (TNC). MNC adalah perusahaan yang menyelenggarakan operasi secara berarti di berbagai negara tetapi mengelola operasi itu dari basis negara asal. MNC bercirikan sikap etnosentris. Contoh MNC antara lain: Sony, Deutsche Bank, AG,dll. Sedangkan TNC adalah perusahaan yang menyelenggarkan operasi yang signifikan di lebih dari satu negara tetapi mendesentralisasikan manajemen ke negara lokal. TNC bercrikan sikap polisentris. Contoh TNC antara lain: Nestle, Frito-Lay, dsb. Seiring dengan kemajuan zaman, saat ini banyak perusahaan besar yang bergerak untuk mengglobalisasikan struktur manajemen mereka dengan menghilangkan divisi struktural yang memaksakan batas-batas geografis artifisial. Perusahaan 5|Page

yang dmikian disebut “Borderless Organization” atau organisaasi tanpa batas negara. Manajemen tanpa batas negara merupakan upaya organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pasar global yang sengit persaingannya. Salah satu contoh dari borderless organization adalah IBM.

1.4 Cara Perusahaan Menjadi Global Ada tiga tahap agar suatu perusahaan dapat menjadi global. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: Tahap I, yaitu melalui proses import dan export. Import adalah menjual produk asing di dalam negeri, sedangkan export adalah menjual barang buatan dalam negeri keluar negeri. Tahap II, yakni melalui jalan mempekerjakan perwakilan asing di dalam negeri atau melakukan perjanjian bidang pabrikan di luar negeri. Tahap III, melalui jenis-jenis pemberian seperti: 1.Lisensi dan Waralaba Lisensi adalah pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi pabrikan yang meliputi pemberian kepada organisasi lain hak untuk menggunakan merek, teknologi, atau spesifikasi produk anda. Sedangkan Waralaba adalah pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi jasa yang meliputi pemberian kepada organisasi lain untuk mempergunakan merek, teknologi, atau spesifikasi produk anda. 2.Aliansi Strategi Aliansi strategi adalah pendekatan untuk menjadi global dengan melibatkan kemitraan antara organisasi tertentu dengan perusahaan asing dimana keduanya berbagi sumber daya dan pengetahuan guna mengembangkan produk baru atau membangun fasilitas produksi. 3.Joint Venture (Usaha Patungan) Yaitu pendekatan untuk menjadi global yang merupakan aliansi strategis tertentu dimana rekannya setuju untuk membentuk organisasi yang terpisah dan independent untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. 4.Anak Perusahaan di luar negeri Mendirikan anak perusahaan di luar negeri dengan bentuk entitas tersendiri sesuai dengan peraturan negara setempat (host country). 6|Page

1.5 Memimpin di Lingkungan Global (Managing in A Global Environment) Pemimpin atau manager perusahaan disamping menghadapi masalah internal juga akan banyak bersinggungan dengan masalah eksternal yaitu Masalah Lingkungan, Hukum Politik,Lingkungan Ekonomi dan Lingkungan Kebudayaandimana hal tersebut akan mempengaruhi efektifitas kepemimpinannya. A.Lingkungan Hukum Politik Para manajer perusahaan akan banyak menghadapi ketidakpastian yang sangat besar sebagai akibat ketidakstabilan politik. Para manager harus memperhatikan lingkungan hukum politik yang labil atau revolusioner di berbagai negara tempat mereka beroperasi, karena setiap kebijakan-kebijakan hukum-politik akan mempengaruhi perkembangan perusahaan tersebut. B.Lingkungan Ekonomi Ada tiga perhatian penting yang harus diperhatikan dalam lingkungan ekonomi, yaitu nilai tukar mata uang yang berubah-ubah, laju inflasi, dan berbagai macam kebijakan pajak. Laba perusahaan global dapat secara dramatis berubah-ubah tergantung pada kekuatan mata uang dalam negerinya dan mata uang negara-negara tempat perusahaan itu beroperasi. Setiap devaluasi mata uang sebuah negara akan sangat mempengaruhi tingkat laba perusahaan. Kekuatan mata uang negara asing tertentu dapat juga mempengaruhi berbagai keputusan para manager.Laju inflasi ekonomi mempengaruhi harga yang harus dibayar untuk bahan baku, tenaga kerja, dan perlengkapan lainnya. Selain itu laju inflasi mempengaruhi harga yang 7|Page

dikenakan oleh perusahaan atas barang atau jasanya. Selain memperhatikan kekuatan mata uang dan laju inflasi, seorang manajer juga membutuhkan pengetahuan yang pasti tentang berbagai peraturan perpajakan di setiap negara tempat perusahaan itu beroperasi, guna meminimalkan kewajiban pajak perusahaan tersebut. C.Lingkungan Kebudayaan Seorang manajer harus memperhatikan budaya nasional negara-negara tempat perusahaannya menyalurkan barang atau jasa. Karena setiap negara pasti memiliki budaya masing-masing, oleh karena itu manajer harus bisa mengatur sedemikian rupa sehingga barang atau jasa mereka dapat diterima dan disukai oleh kustomer yang ada di negara tempat mereka beroperasi. Kerangka kerja yang sangat berguna untuk membantu para manajer memahami perbedaan berbagai budaya nasional dengan lebih baik telah disusun oleh Hofstede. Budaya, dikelompokkan atas 5 dimensi menurut Hofstede, yaitu: 1.Individualism versus Collectivism Individualism adalah suatu keadaan dimana masyarakat di suatu negara lebih memilih untuk bertindak secara individual, sedangkan collectivism adalah suatu keadaan dimana masyarakat lebih memilih untuk bertindak sebagai anggota dari suatu kelompok (organisasi), dan mengharapkan orang lain dari kelompok tersebut untuk saling membantu dan mendukung. 2.Power Distance Power distance merupakan suatu ukuran yang menentukan apakah sebuah masyarakat menerima pembedaan kekuasaan di sebuah institusi (organisasi) atau tidak. Masyarakat dengan power distance yang tinggi menerima perbedaan kekuasaan tersebut. Dengan kata lain, mereka sangat menghormati suatu level, jabatan, atau pangkat yang tinggi. Sebaliknya, pada masyarakat dengan power distanceyang rendah tidak terlalu menghargai hal tersebut. Walaupun jabatan yang tinggi itu masih dihormati dan berkuasa, namun para pegawai bawahannya tidak takut kepada atasannya. 3.Uncertainty Avoidance Suatu keadaan yang menentukan apakah orang-orang mentoleransi resiko dan lebih memilih keadaan yang tidak terstruktur dibandingkan dengan yang terstruktur, atau sebaliknya. Orangorang dengan uncertainty avoidance yang rendah, relatif nyaman dengan resiko-resiko. Mereka tidak merasa terganggu dengan pendapat ataupun tindakan yang berbeda dengan mereka karena 8|Page

mereka tidak merasa tercancam dengan kondisi tersebut. Sedangkan orang-orang dengan uncertainty avoidance yang tinggi, tidak bisa mentolerir resiko, ataupun sesuatu yang tidak pasti karena mereka merasa terancam dengan situasi semacam itu. 4.Quantity of Life versus Quality of Life Quantity of life merupakan suatu keadaan dimana orang-orang sangat menghargai nilai dari uang dan benda-benda materi. Sedangkan quality of life merupakan suatu keadaan dimana orangorang lebih memperhatikan relasi dengan sesama dan perhatian terhadap sesama. 5.Long-term and Short-term Orientation Dimensi ini melihat orientasi suatu negara tentang hidup dan kerja. Pada long-term orientation, orang-orang memandang ke masa depan. Sedangkan pada short-term oreintation, orang-orang menghargai masa lampau dan masa sekarang, serta menekankan rasa hormat terhadap tradisi. Program penelitian GLOBE (Global Leadership and Organizational Behavior Effectiveness) yang dimulai pada tahun 1993 melanjutkan penelitian tentang perilaku kepemimpinan trans budaya. Sembilan dimensi budaya oleh GLOBE, yaitu: a.Assertiveness Seberapa besar masyarakat mendorong orang-orang untuk lebih kuat, konfrontasional, dan kompetitif. b.Future orientation Seberapa besar masyarakat mendorong dan menghargai tindakan yang berorientasi ke masa depan seperti perencanaan, investasi untuk masa depan. c.Gender differentiation Seberapa besar masyarakat memaksimalkan perbedaan peran yang dimiliki masing-masing gender. Dapat dilihat dari seberapa besar status dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan yang dimiliki oleh wanita. d.Uncertainty avoidance Seberapa besar ketergantungan masyarakat pada norma-norma sosial dan prosedur dalam mengurangi keadaan-keadaan yang tidak dapat diprediksi di masa depan. e.Power distance Seberapa besar masyarakat menginginkan kekuasaan untuk dibagikan secara tidak merata. f.Individualism/ collectivism 9|Page

Seberapa besar masyarakat mendorong orang-orang untuk bergabung dalam sebuah grup dalam organisasi. g.In-group collectivism Seberapa besar anggota dari masyarakat (seperti anggota keluarga, teman dekat, ataupun organisasi) mengambil bagian. h.Performance orientation Seberapa besar masyarakat mendorong dan menghargai suatu peningkatan performa/prestasi. i.Humane orientation Seberapa besar masyarakat mendukung dan menghargai individual untuk berlaku adil, murah hati, dan ramah dengan sesama. Melakukan bisnis secara global dalam masa sekarang ini tidaklah mudah. Pemimpin ataupun para manager perusahaan global akan banyak menghadapi tantangan dalam kepemimpinannya. Tantangan terbesar yang dihadapi manajer global antara lain tantangan dari keterbukaan organisasi terhadap globalisasi dan perbedaan-perbedaan budaya yang ada di berbagai negara. Keterbukaan terhadap globalisasi sangat dibutuhkan untuk suatu organisasi untuk berhasil, namun dari keterbukaan itu jugalah banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti misalnya terorisme yang akhir-akhir ini menjadi ancaman. Kemudian tantangan yang juga harus dihadapi adalah ketergantungan ekonomi terhadap negara-negara lain,karena sangat mungkin apabila perekonomian suatu negara jatuh, mengakibatkan negara-negara lain terkena dampak dari kejadian tersebut. Tantangan dari sisi lain yang serius adalah mengenai perbedaan budaya yang fundamental, seperti misalnya tradisi, sejarah, religi, kepercayaan,selera, gayadan lain-lain yang sangat perlu untuk diperhitungkandalam memimpin dan mengambil suatu keputusan manajemen. Oleh karena itu, supaya manajer dapat sukses dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, menajer harus sangat sensitif dan mengerti mengenai keadaan di sekitarnya. Manajer harus berhati-hati dalammengambil suatu keputusan atau tindakan, terutama manajer harus memperhatikan pandangan dari pihak lain mengenai keputusannya itu. Tidak hanya pandangan dari pihak-pihak yang setuju, tapi juga yang paling penting, pandangan dari pihak-pihak yang tidak setuju.

10 | P a g e

1.6 Kriteria Untuk Membuat Keputusan Pemilihan Global Workers  Kemampuan beradaptasi  Keahlian teknis

 Kemampuan istri dan keluarga untuk beradaptasi  Ketrampilan hubungan kemanusiaan  Hasrat untuk berdinas ke luar negeri

 Pengalaman luar negeri di masa lampau  Pemahaman budaya negara tuan rumah  Kualifikasi akademis

 Pengetahuan tentang bahasa negeri tersebut  Pemahaman budaya negara asal

11 | P a g e

REFERENSI

1.Danny Samson,Richard L. Daft, Management, 2011 Asia Pacific Edition 2.George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2000 3.James AF Stoner, Manajemen, Erlangga , Jakarta, 1992 4.Ricky W Griffin, (Texas A & M University),Manajemen,Erlangga, Jakarta, 2002 5.Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi,2008, Penerbit Salemba Empat, edisi 12. 6.Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, 2008, Penerbit Salemba Empat, edisi 12. 7.Stephen Paul Robbins, Mary K Coulter, Management, Prentice Hall 1999 8.R.L. Daft,Richard L. Daft,J. Murphy,H. Willmott, Organization: Theory and Design, South Western, 2010 9.Richard L. Daft, The New Era of Management,South Western,,2008,,2nd ed 10.Richard L. Daft, Management, South Western, 2012, 10thed. 11. M. Paulus Situmorang, Makalah Managing in A Global Environment.

12 | P a g e...


Similar Free PDFs