Manajemen keuangan PDF

Title Manajemen keuangan
Author Guntur Wibowo
Course Manajemen Keuangan
Institution Universitas Brawijaya
Pages 16
File Size 226.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 4
Total Views 432

Summary

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTANDISTRIBUSI KEPADA PEMEGANG SAHAM“Dividen Dan Pembelian Kembali Saham- Saham Perusahaan.”Dosen pengampu: Dr. Nur Khusniyah Indrawati, SE, MSiDisusun oleh: Kelompok 10Guntur Wibowo (175020201111003) Dita Amalia S (175020200111032)FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISJURUSAN MA...


Description

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN DISTRIBUSI KEPADA PEMEGANG SAHAM “Dividen Dan Pembelian Kembali Saham- Saham Perusahaan.”

Dosen pengampu: Dr. Nur Khusniyah Indrawati, SE, MSi Disusun oleh: Kelompok 10

Guntur Wibowo

(175020201111003)

Dita Amalia S

(175020200111032)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2019

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Distribusi Kepada Pemegang Saham : Dividen Dan Pembelian Kembali Saham- Saham Perusahaan. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah Distribusi Kepada Pemegang Saham : Dividen Dan Pembelian Kembali Saham- Saham Perusahaan. ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................3 BAB I.......................................................................................................................4 PENDAHULUAN...................................................................................................4 1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................4 1.2. Rumusan Masalah....................................................................................4 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................................5 BAB II..............................................................................................................6 PEMBAHASAN..............................................................................................6 2.1 Dividen Versus Capital Gain....................................................................6 2.2 Kebijakan Dividen....................................................................................8 2.3 Stabilitas Deviden......................................................................................9 2.4 Rencana Reinvestasi Deviden.................................................................11 2.5 Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden..................11 BAB III..................................................................................................................15 KESIMPULAN.....................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perusahaan yang meraih keuntungan biasanya akan menghadapi tiga pertanyaan penting 1) Berapa banyak arus kas yang harus diberikan kepada para pemegang saham? 2) Apakah perusahaan sebaiknya memberikan uang ini kepada pemegang sahamnya dengan menaikkan deviden atau membeli kembali sahamnya ? 3) Apakah perusahaan sebaiknya menjaga kebijakan pembayaran yang konsisten dan stabil, atau apakah perusahaan membiarkan saja pembayaran mengalami variasi sesuai dengan perubahan kondisi? Pembahasan pada bab ini mengenai permasalahanyang mempengaruhi kebijakan distribusi kas perusahaan.Perusahaan yang sudah mapan dengan arus kas yang stabil dan peluang pertumbuhan yang terbatas cenderung akan lebih banyak mengembalikan kas kepada pemegang saham, baik itu melalui pembayaran dividen atau menggunakan kas untuk membeli kembali saham biasa. Sebaliknya perusahaan yang tumbuh pesat dengan peluang investasi yang baik lebih condong menginvestasikan sebagian besar kas yang tersedia pada proyek – proyek dan memiliki kemungkinan lebih kecil akan membayar dividen atau membeli saham kembali. Sebagian besar perusahaan membuat kebijakan yang akan memperhitungkan ramalan arus kas dan pengeluaran modalnya, dimana kemudian mereka berusaha mengikutinya. Kebijkan tersebut dapat mengalami perubahan, namun hal ini dapat menimbulkan masalah karena perubahan-perubahan seperti itu akan membuat para pemegang saham merasa tidak nyaman, mengirimkan sinyal-sinyal yang tidak diinginkan dan menunjukkan kesan dividen yang tidak stabil. 1.2. Rumusan Masalah Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dividen Versus Capital Gain

1. Dividen Dividen adalah sebagian laba perusahaan yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Tidak semua laba dibagikan kepada pemegang saham karena digunakan untuk kepentingan investasi perusahaan. Beberapa perusahaan rutin member dividen tiap tahun, namun ada beberapa perusahaan yang tidak member dividen. Alasan pertama perusahaan tidak member dividen adalah karena perusahaannya tidak memperoleh laba yang cukup atau malah merugi. Ada juga perusahaan yang tidak pernah member dividen, namun harga sahamnya terus naik. Hal ini dapat terjadi karena laba perusahaan dimanfaatkan oleh perusahaan terkait untuk pengembangan usahanya. Contoh : Microsoft, Inc. Besar kecilnya pembagian dividen ditentukan dalam RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham. 2. Capital Gain ( keuntungan modal ) Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga saham. Sebagaimana investasi dalam bidang yang lain, misalnya Property, seorang investor memperoleh keuntungan dari kenaikan harga property tersebut. Sedangkan dalam saham, investor diuntungkan dengan kenaikan harga saham tersebut. Misal : Hari ini beli saham ASGR Rp 1000, tahun depan harganya menjadi Rp 2500, maka investor memperoleh keuntungan sebesar Rp 1500 per lembar sahamnya. Ketika memutuskan seberapa besar jumlah kas yang akan didistribusikan manajer keuangan harus selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga sebagian besar sasaran rasio pembayarn yang didefinisikan sebagai persentase laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai seharusnya didasarkan atas prefensi investor atas dividen versus keuntungan modal. Setiap perubahan kebijakan pembayaran akan mengakibatkan dua dampak yang berlawanan, sehingga

kebijakan dividen yang optimal harus menghasilkan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa depan yang memaksimalkan harga saham. Mengapa Perusahaan Perlu Membagikan Dividen ? Setiap investor yang membeli saham di pasar, paling tidak ada dua ekspektasi yang melekat. Pertama, investor berharap harga saham yang dibelinya naik sehingga bisa menikmati capital gain. Ekspektasi kedua, investor berharap mendapat dividen dari perusahaan atau emiten. dividen menjadi salah satu pertimbangan investor dalam memutuskan pembelian saham. Namun, di atas kertas sebenarnya membagi atau tidak membagi dividen tidaklah berbeda. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Suatu perusahaan baik perusahaan terbuka maupun perseorangan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemilik maupun para investornya. Tujuan tersebut dimaksudkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang sahamnya dengan cara membagikan dividen setiap tahunnya. Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang saling bertentangan yaitu para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dua dampak yang sangat penting bagi para investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umunya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk capital again. Dilain pihak perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidup yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan kepada para pemegang saham. Tentunya hal ini sangat unik karena kebijakan dividen sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen dan di satu sisi juga harus menghambat perusahaan. Investor yang mengharapkan penambahan arus kas untuk jangka pendek akan membeli saham yang membagiakan sebagian besar pendapatan atau laba

sebagai

dividen.

Sedangkan

investor

yang

tidak

mengharapkan

pengembalian investasinya dalam jangka pendek akan membeli saham yang sebagian besar labanya ditanamkan kembali dalam perusahaan. Dividen yang

dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan masing – masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.

2.2 Kebijakan Dividen Pendekatan dalam kebijakan dividen Kebijaksanaan perusahaan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham membawa arti dalam dua hal : 1. Dana yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hal ini ditunjukan oleh pembayaran kepada para pemegang saham. 2. Dana untuk membelanjai kebutuhan perkembangan usaha. Hal ini tercermin dalam rencana pada pos laba yang ditahan.

Oleh karena politik dividen mempengaruhi baik pada jangka panjang maupun bagian yang dibagikan kepada para pemegang saham maka dalam hal ini terdapat dua pendekatan dalam membahas masalah dividen.

1) Sebagai Kebijaksanaan pembelanjaan jangka panjang Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa semua laba sesudah pajak yang diperoleh oleh perusahaan adalah merupakan sumber dana jangka panjang. Pengumuman atas pembagian laba sebagai dividen berarti pengurangan terhadap sumber dana jangka panjang yang dapat dipergunakan untuk membelanjai kebutuhan perkembangan usaha.

2) Sebagai Kebijaksanaan untuk memaksimumkan Nilai Perusahaan Dalam pendekatan ini

berpandangan bahwa kebijaksanaan

dividen

mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga pasar dari saham yang beredar. Oleh karena itu maka manajer dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi dari harapan hasil yang di dambakan oleh seorang investor dalam mengeluarkan uangnya untuk membeli saham tersebut. Keberatan dalam pendekatan itu telah dikemukakan oleh adanya teori Modegilani dan Miler (MM teori) yang mengatakan bahwa dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Masalah yang timbul dalam politik dividen adalah apakah dividen itu akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Apabila perusahaan sedang menghadapi perkembangan yang pesat dan banyak proyek – proyek investasi yang harus diperhitungkan maka kaba harus banyak seperti yang dikemukakan oleh MM teori. Akan tetapi apabila tidak dapat kemungkinan investasi yang terbuka maka akan lebih baik laba tersebut dibagikan kepada pemegang saham.

2.3 Stabilitas Deviden

Stabilitas deviden merupakan suatu hal yang penting. Keuntungan dan arus kas dapat bervariasi dari waktu ke waktu, seperti juga peluang-peluang investasi. Dilihat secara terpisah, hal ini menunjukkan kepada perusahaan bahwa perusahaan hendaknya mengubah pula deviden dari waktu ke waktu, meningkatkannya ketika arus kas sedang besar dan kebutuhan dana sedang rendah dan menurunkannya ketika persediaan kas sedang terbatas secara relatif terhadap peluang investasi. Akan tetapi, banyak pemegang saham yang mengandalkan dari pada deviden untuk membayar pengeluaran -pengeluaran mereka, dan mereka akan sangat tidak nyaman jika aliran deviden yang mereka terima tidak stabil. Lebih jauh, mengurangi deviden untuk menyediakan dana bagi investasi modal dapat memberikan sinyal yang salag kepada para investor, yang mungkin akan mendorong harga saham turun karena mereka mengartikan pemotongan deviden sebagai hilangnya prospek laba perusahaan di masa mendatang. Jadi, perusahaan yang ingin memaksimalkan harga sahamnya diharuskan untuk menyeimbangkan kebutuhan internalnya akan dana dengan kebutuhan dan keinginan dari para pemegang sahamnya.  Bagaimana caranya agar seimbang seperti ini dapat tercapai; yaitu, seberapa stabil dan dapat diandalkan perusahaan harus menyebarkan deviden? Memberikan jawaban yang pasti pada pertanyaan di atas adalah hal yang mustahil, tetapi hal-hal berikut ini mungkin dapat dipertimbangkan.  Hampir seluruh perusahaan yang dimiliki publik membuat peramalan keuangan atas laba dan deviden untuk 5 hingga 10 tahun ke depan.

Ramalan seperti itu tidak pernah diumumkan kepada publik-ramalan tersebut digunakan hanya untuk tujuan perencanaan saja. Akan tetapi, analisis sekuritas membuat peramalan yang mirip dan tersedia bagi para investor.  Bertahun-tahun yang lalu, ketika inflasi bukanlah suatu hal yang selalu terjadi, istilah “kebijakan deviden yang stabil” artinya adalah sebuah kebijakan yang membayarkan sejumlah dolar deviden yang sama dari tahun ke tahun. Stabilitas deviden memiliki dua unsur: (1) seberapa dapat diandalkan

tingkat

pertumbuhannya,

dan

(2)

dapatkah

kita

mengandalkan untuk paling sedikit menerima deviden saat ini di masa mendatang? Kebijakan yang paling stabil, dilihat dari sudut pandang seorang investor,adalah kebijakan dari perusahaan yang tingkat pertumbuhan devidennya dapat diramalkan-total pengembalian (imbal hasil deviden plus imbal hasil keuntungan modal) perusahaan seperti itu akan relatif stabil dalam jangka waktu yang cukup lama,dan sahamnya akan dapat menjadi lindung nilai yang baik terhadap inflasi. Kebijakan paling stabil kedua adalah dimana pemegang saham dapat cukup pasti bahwa deviden saat ini tidak akan dikurangi-deviden mungkin tidak tumbuh dengan tingkat yang stabil, tetapi manajemen mungkin akan dapat menghindar dari keharusan untuk memotong deviden. Situasi yang paling tidak stabil adalah ketika laba dan arus kas begitu tidak stabilnya sehingga investor tidak dapat mengandalkan dari pada perusahaan untuk mempertahankan deviden saat ini di sepanjang siklus bisnis yang umum.  Kebanyakan pengamat yakin bahwa stabilitas deviden adalah hal yang diinginkan. Dengan berasumsikebenaran posisi ini, investor akan lebih menyukai saham yang membayarkan lebih banyak deviden yang dapat diramalkan daripada saham yang membayarkan jumlah rata-rata deviden yang sama tetapi dengan cara yang tidak teratur. Ini berarti bahwa biaya ekuitas akan dapat diminimalkan, dan harga saham dimaksimalkan, jika sebuah perusahaab sedapat mungkin menstabilkan devidennya.

2.4 Rencana Reinvestasi Deviden Selama tahun 1970-an, kebanyakan perusahaan besar memiliki rencana reinvestasi deviden (dividend reinvestment plans- DRIP) dimana para pemegang saham dapat secara otomatis menginvestasikan deviden mereka kedalam saham perusahaan yang melakukan pembayaran. Saat ini kebanyakan besar menawarkan DRIP, dan meskipun tingkat partisipasinya sangat bervariasi. Sekitar 25% dari rata-rata pemegang saham perusahaan mengikutinya. Terdapat dua jenis DRIP: (1) program yang hanya melibatkan “saham-saham lama” yang sudah beredar dan (2) program yang melibatkan hanya saham-saham yang baru diterbitkan. Di dalam keduavjenis program di atas, para pemegang saham harus tetap membayar pajak atas jumlah devidennya, meskipun yang diterima adalah saham dan bukan kas. Menurut kedua jenis DRIP, para pemegang saham akan memilih di antara terus menerima cek-cek pembayaran deviden atau membiarkan perusahaan menggunakan deviden tersebut untuk membeli lebih banyak saham perusahaan. Pada jenis program “saham lama”, jika seorang pemegang saham memilih untuk melakukan reinvestasi, sebuah bank, yang bertindak sebagai pengawas keuangan , akan mengambil total dana yang tersedia untuk melakukan reinvestasi, membeli saham perusahaan di pasar terbuka, dan mengalokasikan saham yang telah dibeli kepada rekening-rekening para pemegang saham yang berpartisipasi secara pro rata. Biaya transaksi dari pembeli saham ini cukup rendah karena volume pembeliannya, sehingga program ini akan memberikan keuntungan bagi para pemegang saham kecil yang tidak membutuhkan deviden tunai untuk dikonsumsi saat ini.

2.5 Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden Factor – factor yang mempengaruhi kebijakan dividen dapat dikelompokkan menjadi empat kategori umum:

1. Pembatasan pembayaran dividen



Perjanjian obligasi ( bond indenture) . kontrak utang sering kali membatasi pembayaran dividen atas laba yang dihasilkan setelah pinjaman diberikan. Kontrak utang juga sering kali menyatakan bahwa tidak ada pembayaran dividen kecuali jika rasio lancar, rasio kelipatan pembayaran bunga, dan rasio –rasio keamanan lainnya melebihi nilai minimum yang telah ditentukan.



Pembatasan saham preferen. Pada umumnya, dividen saham biasa tidak dapat dibayarkan jika perusahaan menghilangkan dividen saham preferennya. Tunggakan saham preferen harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dividen saham biasa dapat diteruskan pembayarannya.



Aturan penurunan nilai modal (impairment of capital rule) . pembayaran dividen tidak dapat melebihi pos “ laba ditahan “ neraca. Pembatasan secara hukum ini yang dikenal sebagai aturan penurunan niali modal, dirancang untuk melindungi kreditor. Tanpa adanaya aturan ini, perusahaan yang berada dalam kesulitan mungkin akan mendistribusikan sebagian besar asetnya kepada pemegang saham dan tidak menyisakan apa-apa bagi para pemberi utang. ( divden likuidasi dapat dibayarkan dari modal, namun dividen ini harus dinyatakan demikian, dan harus tidak mengurangi modal di bawah batas yang dinyatakan dalam kontrak utang ).



Ketersediaan kas. Dividen tunai hanya dapat dibayarkan dengan kas. Jadi, kekurngan kas pada bank dapat membatasi pembayaran dividen. Namun, kemampuan untuk melakukan pinjaman akan dapat menutupi factor ini.



Denda pajak atas laba yang tidak terakumulasi secara wajar. Untuk mencegah orangorang kaya menggunakan perusahaan untuk menghindari pajak pribadi, peraturan perpajakn memiliki pajak khusus atas laba yang terakumulasi secara tidak wajar. Jadi, jika IRS dapat membuktikan bahwa rasio pembayaran dividen suatu perusahaan secara sengaja diturunkan guna membantu para pemeganng sahamnya menghindari pajak pribadi, perusahaan tersebut dapat dikenakan denda dalam jumlah besar. Factor ini terutama relevan bagi perusahaan yang dimiliki secara pribadi.

2. Peluang investasi

 Jumlah peluang investasi yang menguntungkan. Jika suatu perusahaan memiliki banyak peluang investasi yang menguntungkan, hal ini cenderung akan menghasilkan sasaran rasio pembayaran yang rendah, dan kebalikannya jika perusahaan memiliki sedikit peluang investasi yang menguntungkan.  Kemungkinan mempercepat atau menunda proyek. Kemampuan untuk mempercepat atau menunda proyek akan memungkinkan suatu perusahaan lebih patuh kepada kebijakan dividen yang stabil.

3. Ketersediaan dan biaya sumber-sumber modal alternative

 Biaya penjualan saham baru. Jika suatu perusahaan perlu mendanai investasi dalam tingkat tertentu, perusahaan dapat mendapatkan ekuitas dengan menahan laba atau menerbitkan saham biasa baru  Kemampuan untuk mensubstitusi utang dengan ekuitas. Perusahaan dapat mendanai tingkat investasi tertentu menggunakan baik itu utang atau ekuitas. Biaya transaksi saham yang rendah memungkinkan kebijakan dividen yang lebih fleksibel karena ekuitas dapat dihimpun melalui penahanan laba atau penjualan saham baru. Situasi yang sam...


Similar Free PDFs