Manajemen Kota : Urban Revitalization PDF

Title Manajemen Kota : Urban Revitalization
Author D. Fajar Novitasari
Pages 23
File Size 590.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 611
Total Views 862

Summary

Urban Revitalization Mata Kuliah Manajamen Kota Disusun Oleh :  Dian Fajar N 3613100036  Edwin Fahrur R 3613100054  Laksmita Dwi H 3613100069 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2016 1|Manajemen Kota Urban Revitalization K...


Description

Urban Revitalization Mata Kota

Kuliah

Disusun Oleh :

 Dian Fajar N

 Edwin Fahrur R

 Laksmita Dwi H

3613100036 3613100054 3613100069

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2016

Manajamen

1|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

Kata Pengantar Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Urban Revitalization” dengan tepat waktu. Penyusunan makalah Manajemen Kota ini bertujuan untuk mereview materi dan menjelaskan kasus manajemen kota terkait Urban Revitalization, mulai dari tinjauan pustaka, studi kasus, hingga kesimpulan. Penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen-dosen mata kuliah Manajemen Kota. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun pembahasan materi. Melalui makalah ini penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri serta kepada pembaca mengenai persoalan-persoalan yang terkait dengan Manajemen Kota. Pada akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.

Surabaya,

Penyusun

2|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

Daftar Isi Kata Pengantar........................................................................................................ 1 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3 1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 3 1.2. Tujuan dan Sasaran .................................................................................... 3 1.3. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 3 1.4. Sistematika Penulisan .................................................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 5 2.1. Tinjauan Kebijakan Urban Revitalization ...................................................... 5 2.2. Definisi Urban Revitalization ........................................................................ 5 2.3. Latar Belakang Revitalisasi .......................................................................... 6 2.4. Tujuan Revitalisasi ....................................................................................... 7 2.5. Sasaran Revitalisasi ..................................................................................... 7 2.6. Manfaat Revitalisasi .................................................................................... 8 2.7. Pendekatan Revitalisasi ............................................................................... 8 2.8. Tahapan Revitalisasi.................................................................................. 10 2.9. Konsep Penataan dan Revitalisasi Kawasan ............................................... 12 2.10.

Penetapan Kriteria Revitalisasi ................................................................ 12

2.11.

Esensi Revitalisasi, Peremajaan, dan Rehabilitasi ..................................... 13

BAB III STUDI KASUS ............................................................................................. 16 Notulensi Hasil Diskusi........................................................................................... 21 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 22

3|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kawasan di Indonesia, muncul kawasan yang tidak teratur, terdapat kawasan yang produktivitas ekonominya menurun, adanya kawasan yang terdegradasi lingkungannya akibat layanan prasarana sarana tidak memadai, bahkan beberapa warisan budaya perkotaan (urban heritage) menjadi rusak, dan tidak sedikit kawasan yang nilai lokasinya menurun. Muncul pula kawasan yang kepemilikan tanah menjadi tidak jelas dan kepadatan fisiknya rendah. Kondisi di atas diperparah karena komitmen pemda yang rendah dalam menata kawasan tersebut. Dilihat dari tipenya, kawasan-kawasan tersebut dapat berupa kota warisan budaya (heritage town), kota lama (old town), kawasan strategis berpotensi ekonomi, permukiman kumuh, dan atau kawasan/permukiman yang vitalitasnya tidak berkembang (stagnant). Agar vitalitas kawasan-kawasan tersebut tidak terus merosot, maka perlu direvitalisasi yang melibatkan intervensi pemerintah, peranserta masyarakat dan swasta dari segi keruangan (setting) kawasan sehingga kawasan tersebut akan lebih terintegrasi dalam satu kesatuan yang utuh dengan sistem kota, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya revitalisasi kawasan diharapkan dapat memecahkan permasalahan

perkotaan,

diantaranya

meningkatnya

vitalitas

kawasan

perkotaan, berkurangnya kantong-kantong kawasan kumuh, meningkatnya pelayanan jaringan sarana dan prasarana, dan meningkatkan nilai lokasi kawasan. 1.2. Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mengetahui konsep urban revitalization secara umum dan praktiknya di Indonesia. 1.3. Manfaat Penulisan Hasil dari penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Dari penulisan makalah ini diharapkan membuka wawasan bagi siapa saja yang membaca dan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam bagi penyusun.

4|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

1.4. Sistematika Penulisan Metode penulisan dalam laporan ini terbagi menjadi 4 (empat) bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II PEMBAHASAN Berisi mengenai tinjauan kebijakan revitalisasi kawasan perkotaan, landasan teori, dll BAB III NOTULENSI Berisi notulensi presentasi dan diskusi dengan beberapa pertanyaan dari rekan di kelas. BAB IV PENUTUP Dalam bab ini berisi lesson learned dan rekomendasi dari materi yang dibahas

5|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Tinjauan Kebijakan Urban Revitalization Urban revitalization atau revitalisasi kawasan perkotaan diatur dalam beberapa kebijakan, yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan, Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, dan UndangUndang No. 11 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya (UUCB). Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan merupakan acuan yang digunakan dalam revitalisasi suatu kawasan. Kebijakan ini berisi tahapan-tahapan dan pedoman revitalisasi kawasan. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung merupakan dasaran dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2010, dan diterangkan bahwa pemanfaatan gedung ada kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, dijelaskan bahwasannya salah satu konten dari penyusunan dokumen RTBL meliputi kegiatan revitalisasi. Pada Undang-Undang No. 11 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya (UUCB), dijelaskan mengenai revitalisasi situs cagar budaya. 2.2. Definisi Urban Revitalization Revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai lahan atau kawasan melalui pembangunan kembali dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya. Pelestarian adalah kegiatan perawatan, pemugaran, serta

pemeliharaan

bangunan

gedung

dan

lingkungannya

untuk

mengembalikan keandalan bangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan menurut periode yang dikehendaki. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan). Revitalisasi merupakan

serangkaian

upaya menghidupkan

kembali

kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai – nilai vitalitas yang strategis

6|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

dan signifikan dari kawasan yang mempunyai potensi atau mengendalikan kawasan yang cenderung kacau. (Departemen Kimpraswil, 2002) Revitalisasi merupakan pemberdayaan daerah dalam usaha menghidupkan kembali aktivitas perkotaan dan vitalitas kawasan untuk mewujudkan kawasan layak huni (livable), mempunyai daya saing pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, berkeadilan sosial, berwawasan budaya serta terintegrasi dalam kesatuan sistem kota. (Antariksa, 2009) 2.3. Latar Belakang Revitalisasi Revitalisasi kawasan perlu dilakukan mengingat adanya isu dan permasalahan antara lain: 1) Isu a. Kemerosotan vitalitas/produktivitas kawasan terbangun perkotaan. b. Pentingnya peningkatan ekonomi lokal dalam pembangunan kota dan pembangunan nasional. c.

Pemberdayaan pasar dan masyarakat (market & community enablement).

d. Degradasi kualitas lingkungan kawasan. e. Pentingnya kebhinnekaan budaya terbangun bagi persatuan dan kesatuan bangsa. f.

Meningkatnya peran pemangku kepentingan.

g. Pergeseran peran dan tanggung jawab pusat ke daerah. 2) Permasalahan Pembangunan Kawasan Terbangun a. Penurunan vitalitas ekonomi kawasan terbangun. b. Kantong kumuh yang terisolir (enclave). c.

Prasarana sarana kurang memadai.

d. Degradasi kualitas lingkungan (environmental quality). e. Bentuk dan ruang kota dan tradisi lokal rusak. f.

Tradisi sosial dan budaya setempat dan kesadaran publik pudar.

g. Manajemen kawasan yang terabaikan. h. Kurangnya kompetensi dan komitmen Pemda dalam mengembangkan kawasan perkotaan.

7|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

2.4. Tujuan Revitalisasi Tujuan dari revitalisasi kota adalah meningkatkan vitalitas kawasan terbangun melalui intervensi perkotaan yang mampu menciptakan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan sistem kota, layak huni, berkeadilan sosial, berwawasan budaya dan lingkungan. 2.5. Sasaran Revitalisasi 1) Meningkatnya stabilitas ekonomi kawasan melalui intervensi. 2) Mengembangkan penciptaan iklim yang kondusif bagi kontinuitas dan kepastian usaha 3) Meningkatnya nilai properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor eksternal yang menghambat sebuah kawasan sehingga nilai properti kawasan sesuai dengan nilai pasar dan kondusif bagi investasi jangka panjang. 4) Terintegrasinya kantong-kantong kawasan kumuh yang terisolir dengan sistem kota dari segi spasial, prasarana, sarana serta kegiatan ekonomi, sosial dan budaya. 5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana lingkungan seperti jalan dan jembatan, air bersih, drainase, sanitasi dan persampahan, serta sarana kawasan seperti pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi informal dan formal, fasilitas sosial dan budaya, dan sarana transportasi. 6) Meningkatnya kelengkapan fasilitas kenyamanan (amenity) kawasan guna mencegah proses kerusakan ekologi lingkungan. 7) Terciptanya pelestarian aset warisan budaya perkotaan dengan mencegah terjadinya "perusakan diri-sendiri“ (self- destruction) dan "perusakan akibat kreasi baru" (creative-destruction), melestarikan tipe dan bentuk kawasan, serta mendorong kesinambungan dan tumbuhnya tradisi sosial dan budaya lokal. 8) Penguatan kelembagaan yang mampu mengelola, memelihara dan merawat kawasan revitalisasi.

8|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

9) Penguatan kelembagaan yang meliputi pengembangan SDM, kelembagaan dan peraturan/ ketentuan perundang-undangan. 10) Membangun kesadaran dan meningkatkan kompetensi Pemda agar tidak hanya fokus membangun kawasan baru. 2.6. Manfaat Revitalisasi 1) Urban Living Quality 2) Sustainable Urban Form and Structure

3) Asset Improvement 4) Economic (social/culture) Development

2.7. Pendekatan Revitalisasi Pendekatan dalam revitalisasi kawasan perkotaan terdiri dari 3 (tiga) pendekatan utama, yaitu intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi, dan revitalisasi sosial atau institusional. Intervensi fisik yaitu mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, reklame, dan ruang terbuka kawasan (urban realm). Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya

9|Manajemen

Kota

Urban Revitalization

dengan visual kawasan, khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini perlu dilakukan. Pendekatan rehabilitasi ekonomi yaitu revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal (local economic development), sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan kota (P. Hall/U. Pfeiffer, 2001). Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi dan sosial (vitalitas baru). Pendekatan revitalisasi sosial atau institusional yaitu keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik, bukan hanya tempat yang indah. Maksutnya, kegiatan-kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyakarat. Sudah menjadi sebuah tuntutan yang logis, bahwa kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri, dan hal inipun perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.

10 | M a n a j e m e n

Kota

Urban Revitalization

2.8. Tahapan Revitalisasi Gambar. Tahapan Revitalisasi

Sumber: Pedoman Revitalisasi Kawasan (Peraturan Menteri PU No. 18 Tahun 2010

Menurut gambaran tahapan di atas, terdapat 2 (dua) jenis kawasan yang cocok direvitalisasi yaitu kawasan atau permukiman yang vitalitasnya menurun (decline) dan kawasan atau permukiman yang vitalitasnya akan menurun (stagnant). Kawasan yang vitalitasnya menurun yaitu berupa heritage town, kota tua (old town), kawasan strategis berpotensi ekonomi, dan permukiman kumuh. Sementara, kawasan yang vitalitasnya akan menurun yaitu kawasan atau perumahan baru yang stagnan. Pada tahapan tersebut dijelaskan bahwa salah satu penyebab dari suatu kawasan harus direvitalisasi adalah adanya degradasi lingkungan di kawasan tersebut. Pihak-pihak yang terlibat dalam urban settlement atau revitalisasi kawasan perkotaan ini adalah intervensi pemerintah, keterlibatan swasta dan masyarakat. Peran pemerintah dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan perkotaan adalah secara umum dititikberatkan kepada fungsi penyusunan pedoman,

11 | M a n a j e m e n

Kota

Urban Revitalization

penyusunan kebijakan dan program, diseminasi dan pelatihan di tingkat pusat, penyediaan rencana tindak baik berupa rencana tindak perencanaan maupun dana stimulan, koordinasi dan supervisi serta evaluasi kebijakan, strategi dan manfaat di tingkat nasional. Peran pemerintah provinsi dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan perkotaan adalah Tugas pemerintah provinsi meliputi penyusunan usulan program ke pusat, diseminasi dan pelatihan di tingkat provinsi, penyiapan sharing dana provinsi, pelaksanaan kegiatan fisik, pelaksanaan koordinasi dan supervisi di tingkat provinsi, rencana tindak ke kabupaten/kota, pemantauan dan evaluasi program dan manfaat di tingkat provinsi. Peran pemerintah kota atau kabupaten dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan perkotaan adalah melakukan identifikasi dan penyusunan kegiatan revitalisasi kawasan ke tingkat provinsi dan pusat, diseminasi dan sosialisasi kepada masyarakat, penyiapan lahan, koordinasi dan supervisi terhadap proses perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan, penyiapan sharing pendanaan, pembentukan organisasi pengelolaan kawasan, dan penyusunan Perda/ SK Kepala Daerah dan sebagainya. Dunia usaha atau masyarakat penghuni kawasan berpartisipasi dalam bidang penyediaan lahan, proses perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan kawasan. Menurut

Antariksa

(2009)

terdapat

beberapa

hambatan

dalam

pelaksanaan revitalisasi kawasan perkotaan, yaitu: 

Ketidakserasian pendapat antara pihak pemerintah dan pihak pemilik bangunan. Hal ini lebih disebabkan karena pihak pemilik bangunan sering tidak mempunyai dana untuk pemeliharaan bangunan, sementara pihak pemerintah belum mampu untuk memberikan subsidi kepada para pemilik



bangunan Di lapangan seringkali didapati ketidaksesuaian antara harapan dan keinginan masyarakat. Pengaruh pendidikan, latar belakang budaya, dan kesadaran akan pemahaman akan kearifan lokal yang dapat dijadikan aset pemerintah setempat menjadikan sebuah hambatan

12 | M a n a j e m e n 

Kota

Urban Revitalization

Mempertahankan budaya dalam sebuah kawasan dengan segala kearifannya yang akan direvetalisasi belum tentu dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Gambar. Sebelum dilakukan revitalisasi (lokasi : Kawasan Museum Goedang Ransoem, Sawahlunto)

Gambar. Setelah dilakukan revitalisasi (lokasi : Kawasan Museum Goedang Ransoem, Sawahlunto)

2.9.

Konsep Penataan dan Revitalisasi Kawasan 

 





People and Building (Sprio Kostof) Content (Man & Society ) And Container (Shell, Network, Nature) (Constaninos Doxiadis) Place (Space With Human Value) And Space (Artefact Value) (R. Trancyk) Pembangunan Kawasan dan Sejarah Undang Undang Republik Indonesia no 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

2.10. Penetapan Kriteria Revitalisasi Menurut Martokusumo (2008) penetapan kriteria revitalisasi kawasan dapat dilakukan dengan menelaah penyebab penurunan kinerja kawasan. Dimensi penurunan kinerja sebuah kawasan kota dapat mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Struktur/fisik: penurunan fisik terjadi karena faktor waktu/usia, cuaca, gempa bumi, polusi kendaraan ataupun akibat mekanisme perawaran yang buruk,

13 | M a n a j e m e n

Kota

Urban Revitalization

b. Fungsi: pada umumnya diakibatkan oleh faktor internal dan eksternal kawasan. Faktor internal disebabkan bangunan karena tidak mampu kagi mendukung secara teknis/fungsional kebutuhan yang ada, sedangkan eksternal

kawasan

mengakibatkan

perlunya

modifikasi

ataupun

penambahan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kinerja bangunan. c. Aspek legal dan institusi/kelembagaan: keduanya berkaitan secara langsung dengan dimensi fungsional dan fisik. Artinya secara fungsi, fisik, dan citra dapat juga disebabkan oleh kebijakan pembangunan yang tidak tepat ataupun penerapan pemintakan kawasan yang tidak tepat. d. Citra: umumnya citra bangunan dan lingkungan berkaitan dengan persepsi publik. e. Lokasi: degaradasi bangunan dan lingkungan dari segi lokasi umumnya diakibatkan karena adanya perubahan pola distribusi dan konsumsi barang serta perubahan sistem aksesibilitas dalam skala luas. f. Finansial/ekonomi. 2.11. Esensi Revitalisasi, Peremajaan, dan Rehabilitasi Revitalisasi pada galibnya dilakukan pada daerah yang mengalami penurunan aktifita...


Similar Free PDFs