Title | Manajemen Proyek Procurement dalam Pengadaan Barang Dan Jasa menggunakan aplikasi E-procurement |
---|---|
Author | Iwan Krisnadi |
Pages | 8 |
File Size | 287.6 KB |
File Type | |
Total Downloads | 239 |
Total Views | 301 |
Manajemen Proyek Procurement dalam Pengadaan Barang Dan Jasa menggunakan aplikasi E-procurement Alqardio Fristly , Iwan Krisnadi Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia [email protected] abstrak- Tahun 1970-an, perusahaan cenderung menilai bahwa bagian pengadaan memiliki peran pasif dalam orga...
Manajemen Proyek Procurement dalam Pengadaan Barang Dan Jasa menggunakan aplikasi E-procurement Alqardio Fristly , Iwan Krisnadi Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia [email protected] abstrak- Tahun 1970-an, perusahaan cenderung menilai bahwa bagian pengadaan memiliki peran pasif dalam organisasi bisnis, dan pada dasarnya adalah kegiatan administratif dan tidak memiliki banyak muatan strategis Dalam Manajemen Pengadaan terdapat sebuah aplikasi pendukung proses administrasi, aplikasi tersebut disebut E – Procurement. E – Procurement merupakan sebuah aplikasi Internet untuk keperluan proses pengadaan. Dengan Internet perusahaan bisa mengirim Request For Quotation dan Purchase Order ke supplier, melakukan lelang secara elecktronik (online) membagi informasi-informasi yang kritis, dan sebagainya. E-procurement atau disebut juga sebagai Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) merupakan sistem pengadaan barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik seperti internet atau jaringan komputer. Dengan adanya e-procurement, proses pengadaan barang/jasa menjadi lebih efektif, terbuka, bersaing, adil akuntabel, meningkatkan transparansi, juga memberikan efisiensi yaitu dalam hal harga yang lebih rendah, biaya transaksi yang lebih murah, layanan publik yang lebih baik, dan siklus pengadaan yang lebih pendek. Dalam prakteknya, e-procurement mengurangi penggunaan kertas, menghemat waktu dan mengurangi penggunaan tenaga kerja dalam prosesnya. Memang dibutuhkan investasi untuk menjalankan e-procurement. Akan memberikan profit jika diaplikasikan dengan benar dan menjalankan prinsipprinsip e-procurement. 1.
Pendahuluan
kontribusi yang cukup berarti bagi peningkatan
Tahun 1970-an, perusahaan cenderung menilai bahwa
keuntungan (profit) sebuah perusahaan.
bagian pengadaan memiliki peran pasif dalam
Tujuan Bagian Pengadaan yaitu menyediakan barang
organisasi bisnis, dan pada dasarnya adalah kegiatan
maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas,
administratif dan tidak memiliki banyak muatan
dan
strategis. Tahun 1980-an pandangan tersebut mulai
pengadaan tidak terbatas hanya pada kegiatan rutin
berubah. Hal ini didorong oleh persaingan yang
pembelian. Secara strategis dapat menciptakan
semakin ketat sehingga pelaku bisnis mulai sadar
keunggulan dari segi ongkos (dengan mendapatkan
bahwa efisiensi dan value creation tidak hanya perlu
sumber-sumber bahan baku, komponen, dll dengan
dilakukan di bagian produksi, namun juga di bagian
harga yang murah). Bagian pengadaan juga berperan
bagian lain termasuk salah satunya bagian pengadaan.
mendapatkan
Bagian pengadaan sangat relevan terutama di berbagai
komponen
perusahaan manufaktur dimana persentasi ongkos-
jembatan dalam membina supplier-supplier yang ada
ongkos material bisa mencapai antara 40% – 70% dari
dengan berbagai program peningkatan kualitas.
ongkos sebuah produk akhir. Menunjukkan bahwa
Bagian
efisiensi di bagian pengadaan bisa memberikan
menciptakan keunggulan dari segi waktu. Untuk
terkirim
tepat
waktu,
sumber-sumber yang
pengadaan
berkualitas
juga
tugas-tugas
bahan
baku
dan/atau
dituntut
bagian
dan
menjadi
untuk
bisa
mendukung keunggulan dari segi waktu, bagian
efektif. E-procurement mengurangi prosesproses yang
pengadaan tentunya bisa memilih supplier yang
tidak diperlukan dalam sebuah proses bisnis. Dalam
memiliki kemampuan untuk mengirim barang dalam
prakteknya, E-procurement mengurangi penggunaan
waktu yang lebih pendek tanpa harus mengorbankan
kertas,
kualitas dan meningkatkan harga.
penggunaan tenaga kerja dalam prosesnya.
Dalam Manajemen Pengadaan terdapat sebuah
2.2.
aplikasi pendukung proses administrasi, aplikasi
Permintaan penawaran adalah proses bisnis di mana
tersebut disebut E – Procurement. E – Procurement
perusahaan atau entitas publik meminta penawaran
merupakan sebuah aplikasi Internet untuk keperluan
dari pemasok untuk pembelian produk atau layanan
proses pengadaan. Dengan Internet perusahaan bisa
tertentu. RfQ secara umum memiliki arti yang sama
mengirim RFQ dan PO ke supplier, melakukan lelang
dengan Call for bid dan Invitation for bid. RfQ
secara elecktronik (online) membagi informasi-
biasanya melibatkan lebih dari harga per item.
informasi yang kritis, dan sebagainya.
2.3.
2.
Dasar Teori.
B2B adalah situasi di mana satu bisnis melakukan
2.1.
E-Procurement
transaksi komersial dengan yang lain. Ini biasanya
2.1.1
Menurut Wu et al (2007), electronic
terjadi ketika, Sebuah bisnis mencari bahan untuk
procurement (e-procurement) didefinisikan sebagai
proses produksi mereka untuk output. Contoh:
penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah
Menyediakan bahan baku untuk perusahaan lain yang
business-to-business (B2B) bertransaksi pembelian
akan menghasilkan output.
untuk bahan/barang dan jasa.
2.4.
2.1.2
Menurut
Kalakota
et
al
(2001),
procurement adalah semua aktivitas yang melibatkan aktivitas mendapatkan barang meliputi pembelian, juga kegiatan logistic ke dalam seperti, transportasi barang masuk dan penyimpanan di gudang sebelum barang
tersebut
digunakan.
Procurement
atau
pengadaan barang tidak hanya terbatas pada aktivitas purchasing atau pembelian yang selama ini dipandang oleh sebagian banyak orang. Kalakota menyebutkan eprocurement merupakan proses pengadaan barang atau lelang dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk website. E-procurement merupakan sistem pengadaan barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik seperti
internet
atau
jaringan
komputer.
E-
procurement diterapkan dalam proses pembelian dan penjualan secara online supaya lebih efisien dan
menghemat
waktu
dan
mengurangi
RFQ (Request For Quotation)
B2B (Business to Business)
Project Procurement Management
Project Procurement Management mencakup prosesproses yang diperlukan untuk membeli atau memperoleh produk, jasa, yang dibutuhkan dari luar organisasi . 2.4.1.
Plan Procurement
Proses menentukan apa yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan bagaimana proses pengadaannya. Dalam perencaan ini harus diputuskan apa yang harus diambil dari luar, tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang harus dilakukan oleh distributor kelak
2.4.2.
Conduct Procurement
proses mendapatkan respon seller, memilih seller, dan pemberian kontrak. Dalam proses ini, tim akan menerima tawaran atau proposal yang kemudian akan menerapkan kriteria seleksi yang ditetapkan sebelumnya untuk memilih satu atau lebih seller yang memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan dan diterima sebagai seller.
2.4.4.
Close Procurement.
merupakan proses menyelesaikan setiap proyek pengadaan. Mendukung close project atau Phase project karena melibatkan verifikasi bahwa semua pekerjaan dan deliverable sudah diselesaikan.
3.
Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan jurnal ini diantaranya: 3.1. 2.4.3.
Control Procurement
Proses mengelola procurement relationship , monitoring contracts performance, dan membuat perubahan dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan.
Metode Studi Literatur
Bertujuan untuk mendapatkan teori dasar tentang halhal terkait permasalahan yang dibahas, baik melalui internet maupun buku referensi. 3.2.
Metode Pengumupulan dan Pengolahan
data Bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang manajemen e-procurement. 3.3.
Metode Analisis
Bertujuan untuk menganalisis bagaimana proyek dilaksanakan dari tahap awal hingga akir.
4.
Pembahasan
Dalam mengikuti pelelangan dengan system eprocurement,
perusahaan
jasa
dituntut
untuk
memahami tata cara pelelangan dengan eprocurement, dari
mulai
mencari
data
informasi
sampai
mendownload pengumuman pemenang lelang. Untuk mengetahui
tata
cara
pelelangan
dengan
e-
procurement, Pemerintah telah mengeluarkan Pepres no. 54 tahun 2010 yang di dalam Pepres tersebut menjelaskan tata cara dan aturan dalam melaksanakan lelang denga e-procurement. Pepres no. 54 tahun 2010 juga diperkuat oleh Surat Edaran Menteri PU no:13 Tahun 2011, tentang tata cara pelelangan dengan system e-procurement. Para pihak yang terlibat dalam e-procurement adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Unit
Layanan
Pengadaan
(ULP)/Pejabat
Pengadaan dan Penyedia barang/jasa. Aplikasi eprocurement wajib memenuhi unsur perlindungan hak
Gambar 4.1 Bagan alir e-procurement dengan metode
atas kekayaan intelektual dan kerahasiaan dalam
pasca kualifikasi.
pertukaran
dokumen
serta
tersedianya
sistem
keamanan dan penyimpanan dokumen elektronik yang menjamin dokumen elektronik tersebut hanya dapat dibaca pada waktu yang telah ditentukan. Eprocurement dilaksanakan dengan menggunakan sistem
pengadaan
secara
elektronik
yang
diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). ULP/pejabat pengadaan dapat menggunakan sistem pengadaan secara elektronik yang diselenggarakan oleh layanan pengadaan secara elektronik terdekat. Adapun tata cara pelelangan dengan sistem eprocurement ditunjukkan dengan metode pasca kualifakasi pada bagan alir sebagai berikut.
Gambar 4.2 Bagan alir e-procurement dengan metode
menjaga, merawat, dan memperbaiki sistem e-
pasca kualifikasi (lanjutan).
procurement.
c.
Pendaftaran
Proses pendaftaran lelang mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dalam sistem manual, panitia harus menyiapkan meja dan kursi khusus untuk menerima pendaftar, juga harus ada orang yang menjaga untuk menerima pendaftar, serta menyiapkan formulir pendaftaran
untuk
diisi
oleh
calon
penyedia
barang/jasa. Dari sisi penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan fotokopi SIUP dan membawa aslinya, juga menyiapkan surat kuasa yang bermaterai kalau yang mendaftar bukan direktur atau yang berada di dalam akte, dan persyaratan lainnya. Namun, dengan sistem e-proc, pendaftaran dilakukan secara online saja. Dari sisi panitia tidak melakukan apa-apa, cukup Gambar 4.3 Bagan alir e-procurement dengan metode
melihat layar monitor sekali-sekali untuk mengecek
pasca kualifikasi (lanjutan).
jumlah pendaftar, dan dari sisi peserta cukup login
Tahapan-tahapan manajamen proyek procurement
menggunakan username dan password yang telah
dalam pengadaan barang dan jasa menggunakan
dimiliki, membaca pengumuman lelang dan syarat-
aplikasi E-Procurement sebagai berikut:
syaratnya, kemudian mengklik tombol daftar pada
a.
lelang tersebut. Dengan mengklik tombol daftar, maka
Tahap Persiapan
Tahap ini khusus untuk Pejabat Pembuat Komitmen
secara otomatis sudah dilakukan penandatanganan
(PPK) dan Panitia. Pada tahapan ini, yang perlu
Pakta
diperhatikan adalah dokumen pemilihan.
pendaftaran, tidak perlu fotokopi SIUP, tidak perlu
b.
datang jauh-jauh kekantor pelaksana lelang, dan cukup
Lembaga Penyelenggara
Pelaksanaan
pengadaan
secara
elektronik
Integritas
juga.
Jadi
tidak
perlu
meja
dilakukan dari kantor penyedia masing-masing.
membutuhkan sebuah unit khusus di pemerintahan,
d.
unit tersebut bernama Layanan Pengadaan Secara
Pengumuman lelang e-procurement berbeda dengan
Elektronik disingkat LPSE. LPSE inilah yang
lelang konvensional. Beberapa lelang yang dilakukan
berfungsi sebagai penghubung antara PPK/Panitia
dengan sistem eprocurement selalu mengarahkan
dengan Penyedia Barang/Jasa melalui aplikasi e-
pembaca untuk membuka sebuah laman. Biasanya
procurement. LPSE bertugas untuk membangun
dimulai dengan http://lpse.xxxxxxxx.xxx.id
sistem eproc, memberikan username dan password
e.
kepada semua pihak yang terlibat, memberikan
(Aanwijzing) Dengan sistem e-procurement, tidak
pelatihan kepada semua pihak yang terlibat, serta
dilakukan tatap muka pada tahapan ini. Masing-
Proses Pengumuman
Rapat Penjelasan
masing pihak cukup berada di depan komputer
mereka.
Penjelasan,
pertanyaan
dan
jawaban
Setelah dikompres dan dienskripsi, maka seluruh
dilakukan secara online. Bentuknya mirip mengisi
dokumen
komentar pada facebook. Panitia dan seluruh
administrasi, teknis dan harga untuk sistem satu
pendaftar pada lelang tersebut bisa saling bertukar
sampul; dan dokumen administrasi dan teknis untuk
penjelasan, pertanyaan, dan jawaban. Dengan cara
dua sampul) akan menjadi 1 (satu) file saja. Inilah
seperti ini, tidak ada kontak fisik yang terjadi, dan
yang disebut dengan sistem satu file, dan ini yang
tidak ada emosi yang tertumpah. Tanya jawab
dikirim ke panitia untuk dilakukan evaluasi.
dilakukan sampai batas waktu Aanwijzing selesai.
g.
Apabila jadwalnya telah selesai, maka secara otomatis
Dalam sistem e-proc, tidak ada “kumpul-kumpul
penyedia tidak bisa mengirimkan pertanyaan lagi,
rekanan” pada satu tempat karena pada tahapan ini,
namun panitia masih punya waktu minimal 1 jam
yang dimaksud pembukaan artinya benar-benar hanya
untuk
yang
membuka dokumen yang telah dikirimkan oleh
diajukan pada akhir waktu. Tugas berikutnya bagi
peserta pengadaan. Seluruh file yang telah dikirimkan
panitia
dokumen
oleh peserta, hanya dapat dibuka pada waktu yang
pengadaan yang selanjutnya diunggah pada sistem
telah ditentukan, yaitu pada saat pembukaan dokumen.
LPSE.
Pembukaan filenya juga tidak bisa menggunakan
f.
aplikasi
menjawab
adalah
pertanyaan-pertanyaan
menyusun
adendum
Pemasukan Dokumen
yang
sudah
disiapkan
(dokumen
Pembukaan Dokumen
sembarangan,
melainkan
juga
harus
Di dalam sistem lelang konvensional, kita mengenal
menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Lembaga
sistem satu sampul, dua sampul, dan dua tahap. Untuk
Sandi Negara.
e-procurement dikenal yang namanya satu file dan dua
h.
file. Jika dulunya berupa sampul, sekarang berganti
evaluasi antara sistem konvensional dengan sistem e-
menjadi file. Dengan sistem ini, maka penyedia tidak
proc sama saja. Yaitu sama-sama memeriksa dokumen
perlu repot-repot menyiapkan dana untuk fotokopi
dari peserta meliputi dokumen administrasi, teknis,
semua dokumen pendukung kualifikasi (Akta, SIUP,
harga,
kontrak, dll) serta dokumen administrasi maupun
konvensional,
teknis. Seluruh dokumen yang sifatnya fisik, diganti
sedangkan pada sistem e-proc, panitia melihat layar
menjadi elektronik dalam format PDF atau JPEG. Dari
komputer.
semua dokumen itu, hanya 1 yang bentuknya masih
i.
harus secara fisik, yaitu
Pemenang
Evaluasi Tahapan
dan
kualifikasi. panitia
Bedanya, melihat
pada
dokumen
sistem fisik,
Usulan Calon Pemenang dan Penetapan
Jaminan Penawaran dan tidak dikirimkan ke panitia
Pada tahapan ini di dalam sistem pengadaan
pengadaan
LPSE
konvensional, ketua panitia akan membuat surat resmi
penyelenggara. Sistem e-proc telah menyediakan
yang ditujukan kepada PPK yang berisi permintaan
sebuah aplikasi khusus yang akan menggabungkan
penetapan pemenang dan 2 cadangan. Setelah itu PPK
seluruh file yang akan dikirim sekaligus melakukan
juga akan mengeluarkan surat resmi menjawab surat
enskripsi data agar aman dari “kejahilan” dunia maya.
dari ketua panitia yang berisi penetapan pemenang.
Aplikasi ini dibuat oleh Lembaga Sandi Negara dan
Pada sistem e-proc, seluruh kegiatan tadi dilaksanakan
dapat diunduh pada akun masing-masing penyedia.
hanya dengan klik pada tombol mouse dan sedikit
melainkan
dititipkan
ke
pengetikan pada keyboard. Ketua panitia mengklik
5.
pada nama peserta yang diusulkan sebagai pemenang,
E-procurement atau disebut juga sebagai Sistem
memberikan sedikit catatan untuk PPK kemudian
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) merupakan
mengklik tombol kirim ke PPK. Segera setelah itu,
sistem
PPK dapat login menggunakan username dan
menggunakan media elektronik seperti internet atau
password yang dimiliki kemudian membaca seluruh
jaringan komputer. Dengan adanya e-procurement,
tahapan yang telah dilakukan panitia termasuk semua
proses pengadaan barang/jasa menjadi lebih efektif,
Berita Acara yang telah diunggah
terbuka, bersaing, adil akuntabel, meningkatkan
j.
transparansi, juga memberikan efisiensi yaitu dalam
Pengumuman
Kesimpulan
pengadaan
barang
atau
jasa
dengan
Pada sistem konvensional, pengumuman dipas...