MANAJEMEN RISIKO PT. ANEKA TAMBANG TBK (ANTM) PDF

Title MANAJEMEN RISIKO PT. ANEKA TAMBANG TBK (ANTM)
Author A. Octavianus Lau...
Pages 10
File Size 473.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 224
Total Views 599

Summary

MANAJEMEN RISIKO PT. ANEKA TAMBANG TBK (ANTM) ANDI OCTAVIANUS LAUWRENS NIM: 202001040017 PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIKA ATMA JAYA 1. PENDAHULUAN PT. Aneka Tambang Tbk. dengan kode saham ANTM didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Bila kita menjumlahkannya hingga tahun ini, maka PT. Aneka Tambang te...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MANAJEMEN RISIKO PT. ANEKA TAMBANG TBK (ANTM) Andi Octavianus Lauwrens

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

2014 Ikht isar Kinerja Performance Highlight s 102,13% dari t arget from t arget Product ion of F… leli nazirah ASX:AT M Ensuring Successful Delivery of Our Commit ment IDX:ANT M leli nazirah PT. T IMAH Rini Anggraini

MANAJEMEN RISIKO PT. ANEKA TAMBANG TBK (ANTM)

ANDI OCTAVIANUS LAUWRENS NIM: 202001040017

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIKA ATMA JAYA

1. PENDAHULUAN PT. Aneka Tambang Tbk. dengan kode saham ANTM didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Bila kita menjumlahkannya hingga tahun ini, maka PT. Aneka Tambang telah memasuki usia yang ke-52 tahun. Seperti kita ketahui bersama, visi dari ANTM 2030, “Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan integrasi usaha berbasis sumber daya alam”. Hal tersebut menunjukkan keinginan mendalam dari ANTM untuk menjadi sebuah perusahaan terpadu dan terdepan dalam program hilirisasi yang berkelas dunia. ANTM sendiri siap dalam mendukung cita-cita holding, yaitu masuk kelompok perusahaan Fortune 500 atau perusahaan kelas dunia. Mewujudukan cita-cita sebuah perusahaan tentunya bukanlah sebuah hal yang mudah, tentu terdapat banyak tantangan dan rintangan yang sudah siap menanti. Perusahaan tidak boleh mengabaikan atau meremehkan hal-hal tersebut, dikarenakan faktor-faktor yang ada akan menjadi risiko untuk perusahaan. Maka, perusahaan sudah seharusnya melaksanakan manajemen risiko dengan sebaik mungkin untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Penulis melihat ANTM terus melaksanakan komitmennya untuk mengelola semua risiko secara efektif dan efisien serta memastikan kesinambungan dan pertumbuhan bisnis inti perusahaan yang berkelanjutan dengan cara melaksanakan pengelolaan risiko secara proaktif, berfokus pada risiko yang terpenting dan memberikan perhatian terhadap alokasi modal dalam proses pengendalian. Pengelolaan risiko pun telah dilakukan oleh perusahaan secara terkoordinasi dan terintegrasi. Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis tertarik membahas permasalahan terkait manajemen risiko dari ANTM. Pada kesempatan ini, penulis akan membahas terkait prinsip-prinsip dari Manajemen Risiko perusahaan, pelaksanaan dari prinsipprinsip tersebut oleh perusahaan hingga yang terakhir memberikan penilaian dan rekomendasi kepada perusahaan terhadap pelaksanaan Manajemen Risiko oleh perusahaan. 2. METODE PENELITIAN Penulis pada makalah kali ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu annual report (laporan tahunan) PT. Aneka Tambang Tbk. Tahun 2019 sebagai dasar atau acuan dalam melakukan penulisan makalah ini. 3. PEMBAHASAN MASALAH 3.1 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN RISIKO Sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini, seluruh perusahaan telah diwajibkan untuk membentuk dan melaksanakan manajemen risiko dengan sebaik mungkin. ANTM melaksanakan kebijakan manajemen risiko bertujuan memastikan bahwa semua level manajemen perusahaan selalu mempertimbangkan aspek pengelolaan risiko dalam menjalankan proses pengambilan keputusan. Kebijakan manajemen risiko bertujuan untuk meningkatkan budaya sadar risiko dengan menetapkan tahapan-tahapan proses standar pengelolaan risiko yang berlaku di Perusahaan.

Informasi yang penulis dapatkan dari annual report PT. Aneka Tambang Tbk., Kebijakan Manajemen Risiko ANTM telah mengadopsi standar ISO 31000 yang terdiri dari Prinsip Manajemen Risiko, Kerangka Kerja Manajemen Risiko dan Proses Manajemen Risiko dan telah selaras dengan Pedoman Strategis Manajemen Risiko Holding Industri Pertambangan Tahun 2019. Dalam penyusunan Peran dan Tanggung Jawab Divisi Risk Management ANTM, penulis turut membandingkan dan menemukan jika perusahaan telah menyusun rancangan-rancangan yang telah dibuat selaras dengan prinsip-prinsip berdasarkan ISO 31000:2018, antara lain terdiri dari:  Integrated Prinsip ISO 31000:2018 yang pertama adalah Integrated. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Integrated Principle dalam bentuk menyusun strategi, kebijakan dan program pengelolaan risiko Perusahaan guna mengendalikan dan memastikan kesinambungan operasi dan bisnis Perusahaan di masa depan.  Structured and Comprehensive Prinsip ISO 31000:2018 yang kedua adalah Structured and Comprehensive. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Structured and Comprehensive Principle dalam bentuk melakukan supervisi dan mengkoordinasi proses Risk & Control Self-Assessment (RCSA) terhadap seluruh kegiatan operasional Perusahaan di lingkungan Kantor Pusat/Unit/Unit Bisnis dan seluruh proyek atau inisiatif strategis. Proses RCSA dilakukan terhadap Anak Perusahaan dan Unit Pendukung jika ada permintaan dari manajemen Perusahaan.  Customized Prinsip ISO 31000:2018 yang ketiga adalah Customized. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Customized Principle dalam bentuk melakukan proses Loss Event Management (LEM) yang berupa pengumpulan data dan evaluasi terhadap kejadian yang menimbulkan kerugian finansial dan nonfinansial serta langkah-langkah tindak lanjut yang diperlukan.  Inclusive Prinsip ISO 31000:2018 yang keempat adalah Inclusive. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Inclusive Principle dalam bentuk mengelola Key Risk Indicator (KRI) sebagai early warning untuk mengantisipasi terjadinya risiko yang dapat berpengaruh pada pencapaian tujuan strategis Perusahaan.  Dynamic Prinsip ISO 31000:2018 yang kelima adalah Dynamic. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Dynamic Principle dalam bentuk melakukan kajiankajian khusus untuk inisiatif strategis/proyek baru sesuai dengan permintaan manajemen untuk menunjang pengambilan keputusan.  Best Available Information Prinsip ISO 31000:2018 yang keenam adalah Best Available Information. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Best Available Information Principle dalam bentuk memberikan pertimbangan/masukan untuk faktor risiko strategis dan operasional jangka panjang maupun jangka pendek dalam penyusunan management policy Perusahaan.  Human and Cultural Factors Prinsip ISO 31000:2018 yang ketujuh adalah Human and Cultural Factors. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Human and Cultural Factors Principle dalam bentuk memastikan penyusunan RKAP di setiap Unit/Unit



Bisnis, Divisi, Proyek Pengembangan dan Anak Perusahaan telah mempertimbangkan faktor risiko. Continual Improvement Prinsip ISO 31000:2018 yang terakhir adalah Continual Improvement. PT. Aneka Tambang Tbk. mengejawantahkan Continual Improvement Principle dalam bentuk Mengelola risiko terhadap potensi bencana yang dapat mengganggu keberlanjutan bisnis perusahaan melalui konsep Business Continuity Management.

Penulis akan mencoba membahas hal apa saja yang sudah dilaksanakan perusahaan terhadap Prinsip-prinsip Manajemen Risiko di Part 3.3 PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN. 3.3 PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Sesuai prinsip Manajemen Risiko yang pertama (Integrated) dalam mewujudkan visi dan misi ANTM dalam mengelola risiko yang kemungkinan dapat terjadi, penulis melihat perusahaan telah menyusun berbagai strategi. Berikut beberapa strategi ANTM untuk mewujudkan visi dan misi sesuai dengan prinsip-prinsip ISO 31000:2018 yang penulis dapat jabarkan:  Peningkatan Komitmen Pimpinan dalam penerapan Manajemen Risiko  Pengembangan Kompetensi secara Berkelanjutan  Pengembangan Budaya Sadar Risiko “Risk is Everybody’s Business”  Menjalin Koordinasi dengan Berbagai Pihak dalam Pengelolaan Risiko  Pengkomunikasian Kebijakan dan Konsultasi Praktik Manajemen Risiko dengan Stakeholder  Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Berbasis Risiko Pada strategi perusahaan yang pertama, yaitu Peningkatan Komitmen Pimpinan dalam penerapan Manajemen Risiko. Maka, ANTM membentuk sebuah Divisi Manajemen Risiko yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan terhadap Manajemen Risiko Perusahaan. Divisi Risk Management ini langsung berada di bawah Direktur Utama berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 2239.K/0251/DAT/2019 tanggal 29 November 2019 tentang Susunan Organisasi Kantor Pusat ANTAM. Dengan dibentuknya Divisi Risk Management seperti di atas, maka pengelolaan risiko di Divisi Kantor Pusat/Unit/Unit Bisnis dan Proyek Pengembangan akan dilaksanakan oleh Divisi Risk Management dan dibantu Risk Unit Coordinator dan Risk Officer. Berdasarkan annual report perusahaan per 31 Desember 2019, Divisi Risk Management terpantau sebanyak delapan personil. Sedangkan untuk divisi yang mengawasi pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko Perusahaan akan dilakukan oleh Divisi Internal Audit dan Komite Manajemen Risiko Perusahaan yang telah ditunjuk. Salah satu strategi memitigasi risiko perusahaan adalah pengembangan kompetensi para insan perusahaan sendiri dan pengembangan budaya sadar akan adanya risiko. Sebagaimana dalam Kode Etik seorang akuntan, terlebih profesi Risk Management, mereka perlu menjaga unit kompetensinya dan meningkatkan budaya sadar akan risiko. Terlebih perekonomian global, dinamika politik dalam negeri dan kondisi pasar yang semakin kompleks dan dinamis dan tidak menutup kemungkinan

bermunculan kompetitor-kompetitor dari luar negeri maupun dalam negeri yang mampu lebih efisien dan efektif dari ANTM. Berdasarkan informasi dari annual report ANTM, dalam rangka menyiapkan berbagai kebutuhan yang akan menjadi tugas manajemen risiko, perusahaan terlebih dahulu berupaya meningkatkan kualitas dan kompetensi personil dari Divisi Risk Management. Pada tahun 2019, personil Manajemen Risiko telah mengikuti berbagai program pengembangan kapabilitas dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, antara lain:  Enterprise Risk Management Training & Certification  Business Continuity Management Certified Professional Setelah mengembangkan unit kompetensi insan ANTM, perusahaan turut mengembangkan sistem Manajemen Risiko untuk membantu Divisi melaksanakan tugas-tugasnya dan tercapainya visi dan misi Manajemen Risiko perusahaan. Sistem yang dibentuk perusahaan adalah ANTAM Risk Management System (ARMS). Untuk mendukung strategi perusahaan yang keempat, yaitu Pengkomunikasian Kebijakan dan Konsultasi Praktik Manajemen Risiko dengan Stakeholder, ARM System ini dirancang untuk membantu perusahaan dalam melakukan proses pengelolaan risiko dan membantu komunikasi secara efektif kepada semua Stakeholder risiko Perusahaan. Dengan adanya alur informasi dan komunikasi seperti ini akan sangat bermanfaat dan membantu perusahaan dalam proses identifikasi, penilaian dan respon risiko perusahaan. Selain memudahkan pekerjaan Manajemen Risiko untuk mengelola risiko dan mengkomunikasikan risiko tersebut, informasi yang dihasilkan melalui ARM System pun dapat digunakan Divisi Internal Audit dalam membantu pelaksanaan proses audit berdasarkan IFRS Standard atau berbasiskan risiko (Risk Based Audit). ARM System ini memiliki dampak positif untuk perusahaan seperti mata rantai dan saling terkait. Penulis melihat dengan adanya pengembangan ARM System ini, perusahaan telah memenuhi prinsip Manajemen Risiko kedua, yaitu Structured and Comprehensive; prinsip ketiga, yaitu Customized; prinsip keempat, yaitu Inclusive dan prinsip kelima, yaitu Dynamic. Hal ini dikarenakan ruang lingkup dari ARM System mencakup empat hal pokok, yaitu 1. RCSA (Risk and Control Self-Assessment) RCSA meliputi:  Identifikasi dan assessment risiko korporat secara sistematis dan periodik berdasarkan pada aktivitas/proses bisnis  Dilakukan secara terintegrasi berbasis pada teknologi informasi  Analisa kajian risiko untuk kondisi/kasus. 2. KRI (Key Risk Indicator) KRI meliputi:  Sebagai early warning system suatu kondisi yang mengarah pada limit tertentu  Terukur, dapat ditelusuri dengan mudah dan mengarah pada penyebab risiko yang dapat dikontrol oleh perusahaan  Di update secara continue sesuai karakteristik indikator

3. LEM (Loss Event Management) LEM meliputi:  Inventarisasi data kerugian (financial and non financial) audited  Analisa kondisi dan upaya yang telah dilakukan perusahaan  Knowledge management antar fungsi dan level manajemen 4. Kajian Risiko Kajian Risiko meliputi:  Penyusunan analisis risiko berdasarkan permintaan dari User (Divisi, Unit/Unit Bisnis)  Analisis risiko dalam pengambilan keputusan terkait aksi korporasi atau inisiatif strategi perusahaan Strategi perusahaan yang keenam adalah Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Berbasis Risiko. Maka dari itu, kinerja dari Divisi Risk Management akan diukur dan dinilai setiap tahunnya dari pencapaian Key Performance Indicator (KPI). Beberapa Indikator Utama yang dilihat dan dihitung dalam KPI Divisi Risk Management, antara lain:  Implementasi Risk Based Budgeting  Risk Maturity Index  Risk & Portfolio Analysis  Reviu Management Policy  Inisiasi Business Continuity Management Berdasarkan realisasi kinerja yang telah dilaksanakan Divisi, rata-rata pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Divisi Risk Management pada tahun 2019 memperoleh persentase sebesar 108,17%. Prinsip Manajemen Risiko keenam, yaitu Best Available Information turut diterapkan ANTM dengan cara Divisi Risk Management memetakan seluruh risiko-risiko perusahaan yang dapat berpengaruh secara signifikan. Demikian penjabaran risiko perusahaan melalui pendekatan Bottom Up dan Top Down: 1. Strategic Risk  Ketidaksesuaian deliverable proyek pembangunan Pabrik Feni Halmahera Timur, Pembangkit Tenaga Listrik & Infrastruktur Pendukung  Risk Treatment yang perusahaan dapat lakukan adalah melakukan evaluasi dan monitoring serta memberikan early warning terkait adanya wanprestasi.  Adanya ketidakpastian yang tinggi atas kelayakan proyek SGAR  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah dengan mengoptimalkan cost parameter, melakukan penjajakan kembali dengan mitra startegis dan percepatan pembebasan lahan.  Tidak tercapainya target Laba Anak Perusahaan, Laba Entitas Asosiasi, dan Rugi Ventura  Risk Treatment yang perusahaan dapat lakukan adalah meningkatkan koordinasi, memastikan kualitas produk, peningkatan produksi, penjualan, kestabilan dan kontinuitas operasi, mencari business partner, melakukan efisiensi dan mencari pendapatan lain melalui alternative market.  Keberlangsungan portofolio bisnis penambangan emas  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah melakukan koordinasi dan komunikasi



terkait UU dengan stakeholder, melakukan review dan evaluasi, melakukan pemodelan geologi dan melakukan kerja sama dalam negeri dan luar negeri. Belum optimalnya arah kerja sama untuk menghasilkan nilai tambah bagi ANTAM  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah mencari partner yang strategis.

2. Operational Risk  Tidak tercapainya target produksi FeNi dan Bijih Nikel  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah melakukan preventive maintenance dan proses monitoring, mencari alternative bahan baku, memastikan terlaksananya rencana investasi, meningkatkan koordinasi dan pengawasan serta mempercepat pengurusan yang berkaitan dengan perizinan.  Tidak tercapainya target produksi Bijih Nikel  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah preventive maintenance dan proses monitoring, bekerja sama dengan Divisi Human Capital Management dan P3FH, melakukan koordinasi dengan Unit Geomin dan Technology Development, optimasi cadangan dan mengoptimalkan koordinasi dan monitoring.  Tidak tercapainya target produksi Bauksit  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah mengantisipasi air limpasan dan penambahan umur sediment pond dan meningkatkan koordinasi dan komunikasi.  Tidak tercapainya target produksi emas  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah meningkatkan front, penyusunan jadwal preventive maintenance dan manajemen spare part/spare unit pada kritikal mesin.  Tidak tercapainya target penjualan bijih nikel dan bijih bauksit  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah memperbaiki metode sampling, melakukan treatment dan menyelesaikan kelengkapan pengajuan Surat Penetapan Ekspor.  Tidak tercapainya target laba UBPP Logam Mulia  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah melakukan evaluasi rutin, mengefisiensikan produksi, menyediakan spare part dan memastikan pelaksanaan investasi.  Kenaikan biaya operasional Bijih Nikel, FeNi, dan Emas  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah mencari supplier lokal dan melakukan negosiasi serta melakukan proses pengadaan baru atau kontrak. 3. Liquidity Risk and Operational Risk  Penurunan Cash Flow ANTM  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah memaksimalkan cost reduction program, mengklasifikasi penggunaan dana, melakukan kerja sama distribusi atau channeling, memastikan seluruh pengeluaran tidak melebihi anggaran, pembayaran kewajiban tepat waktu dan melakukan review dan evaluasi. 4. Compliance Risk  Terjadinya permasalahan terkait Izin Usaha Pertambangan ANTAM  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah melakukan update ke Dinas terkait, menempuh jalur hukum untuk mempertahankan batas IUP, menjaga hubungan dengan stakeholder dan menjajaki peluang kerja sama.

5. Compliance Risk and Operational Risk  Tidak terpenuhinya kepatuhan terhadap regulasi  Risk Treatment yang dapat dilaksanakan adalah melakukan koordinasi terkait AMDAL, membentuk fungsi khusus untuk proses pengurusan ijin dan memastikan proses perpanjangan perijinan. ANTM turut menerapkan Prinsip ketujuh dari Human and Cultural Factors, mengingat kemungkinan adanya risiko-risiko berkaitan human behavior and culture pada setiap level. Pelaksanaan dari prinsip ketujuh ini dengan melakukan inisiasi penerapan Business Continuity Management, yaitu menyusun draft Kebijakan Business Continuity Management yang merupakan tahapan dalam membangun peningkatan ketahanan dan keberlanjutan Perusahaan. Kebijakan BCM merupakan acuan bagi penyusunan Business Continuity Plan (BCP). Pengembangan BCP akan disusun sesuai dengan proses bisnis dan karakteristik di setiap Unit, Unit Bisnis dan Kantor Pusat. Penerapan BCM di Perusahaan berfokus pada keselamatan pegawai, meminimalisir kerugian dan keberlanjutan kegiatan operasional utama Perusahaan. Perusahaan menyadari pentingnya melakukan integrasi BCM dengan aktivitas bisnis di lingkungan Kantor Pusat/Unit/Unit Bisnis untuk meminimalisir dampak dan kerugian Perusahaan dari business disruptions dan risiko-risiko lainnya. Prinsip Risk Management yang terakhir atau kedelapan adalah Continual Improvement. ANTM menyusun Grand Design Risk Based Budgeting (RBB) sebagai respon atas beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi perusahaan selama ini dan dalam rangka menerapkan prinsip kedelapan Risk Management tersebut. RBB ini dibentuk untuk menjawab berbagai permasalahan seperti sering dilakukannya revisi anggaran pada awal atau tengah tahun berjalan, implementasi mitigasi risiko yang masih kurang optimal, dan potensi tidak selarasnya Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). 4. PENILAIAN DAN REKOMENDASI Penulis menilai komitmen dan kesadaran ANTM sangat tinggi terhadap penerapan Manajemen Risiko. Hal tersebut terlihat dari upaya perusahaan dalam mematuhi prinsip Risk Management pertama, yaitu menyusun strategi, kebijakan dan program Risk Management dengan cara membentuk Divisi Risk Management yang bertugaskan untuk mengelola risiko perusahaan. Sertifikasi kompetensi maupun seminar-seminar yang diberikan ke Divisi Risk Management turut memberikan nilai tambah perusahaan di mata penulis. Berhubung perusahaan telah sadar akan risiko atau budaya risiko, maka langkah perusahaan selanjutnya memberkali para insannya, terlebih personil Divisi Risk Management dengan kompetensi mengenai Manajemen Risiko. Namun, dalam annual report perusahaan tahun 2019 hanya melampirkan dua kegiatan berupa seminar/workshop/training berkaitan Manajemen Risiko dengan peserta pada kegiatan pertama sebanyak 35 peserta dan kegiatan kedua sebanyak 4

peserta. Rekomendasi penulis adalah perusahaan kiranya dapat menginvestasikan para insannya untuk lebih terlibat aktif dalam mengikuti seminar atau sertifikasi yang berkaitan dengan Manajemen Risiko, terlebih risiko bersifat dinamis dan semakin ke depan semakin kompleks. ANTM turut menilai pula kinerja dari Divisi Risk Management. Berdasarkan perolehan nilai yang ada, penulis menilai dan dapat berkata cukup memuaskan dan berhasil....


Similar Free PDFs